Sunteți pe pagina 1din 30

rikayuhelmi116

All Our Dreams Can Come True, If We Have The Courage


To Pursue Them ,.!!

Home

About

Dec9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


KLIEN PNEUMONIA
Posted on December 9, 2012 by rikayuhelmi116
Standard

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Medikal Bedah 1 ( KMB 1 ) ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang membantu
memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya ini, yaitu makalah Keperawatan
Medical Bedah 1 (KMB 1) ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Ns. Febbryanti, S.Kep
yang telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis
makalah ini. Atas bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Dan kami berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri
sendiri maupun yang membaca makalah ini.
Padang, 25 November 2012
Penulis

BAB I
LATAR BELAKANG

1. I.

LATAR BELAKANG

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1%
dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun sudah ada kemajuan dalam bidang antibiotic,
pneumonia tetap merupakan penyebab keatian keenam di Amerika Serikat.
Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan 5 tahun, pada usia dibawah 2 bulan
pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai
penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah kedalam.
Pada usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali/menit dan
pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun frekuensi pernafasan sebanyak 40 kali/menit.
Pneumonia berat ditandai dengan adanya gejala seperti anak tidak bisa minum atau menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang dan terdapat tarikan dinding dada kedalam dan suara
nafas bunyi krekels (suara nafas tambahan pada paru) saat inspirasi.
Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang
berusia kurang dari 2 bulan. Apabila anak diklasifikasikan menderita pneumonia berat di
puskesmas atau balai pengobatan, maka anak perlu segera dirujuk setelah diberi dosis pertama
antibiotik yang sesuai.
Munculnya orhanisme nosokomial, yang resisten terhadap antibiotic, ditemukannya organismorganisme baru (seperti Legionella), bertambahnya jumlah pejamu yang lemah daya tahan
tubuhnya dan adanya penyakit seperti AIDS semakin memperluas spectrum dan derajat
kemungkinan penyebab-penyebab pneumonia, dan ini juga menjelaskan mengapa pneumonia
masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok.

Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mererka masih
belum berkembang dengan baik. Pneumonia pada orang tua dan orang yang lemah akibat
penyakit kronik tertentu.
Pasien peminum alcohol, pasca bedah dan penderita penyakit pernapasan kronik atau infeksi
virus juga mudah terserang penyakit ini. Hamper 60% dari pasien-pasien yang kritis di ICU
dapat menderita pneumonia, dan setengah dari pasien-pasien tersebut

1. II. TUJUAN
2. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan
secara komprehensif terhadap klien pneumonia
1. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan pneumonia. maka
mahasiswa/i diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan pneumonia
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan pneumonia
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pneumonia
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pneumonia
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan pneumonia
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. I.

DEFENISI

Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian alveoli
dengan cairan. Penyebabnya karena agen infeksi, irirtan kimia dan terapi radiasi. bakterinya
bernama pneumococcal pneumonia.( Doenges, Marilynn E., 1999)

Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat
eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate, 1993).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi, disebut pneumonia.
(Sylvia)
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di
dalam alveoli. Hal ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi
yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrakialis adalah beberapa keadaan yang mengganggu
mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua,
trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yangmenjadi
patogen ketika memasuki saluran pernapasan.( Ngasriyal,Perawatan Anak Sakit, 1997)
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan
sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan dapat juga akibat
penyakit komplikasi. (A. Aziz Alimul : 2006).
Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan
paru oleh mikroorganisme (Elizabeth J. Corwin)
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi inflame dan terisi oleh cairan.
(wikipedia.com)
1. II.

ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:


v Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus aureus, streptococus,
aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat, setelah system pertahanan
v menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan.
v Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza, adenovirus,chicken-pox (cacar
air). Meskipun virus-virus ini menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini
dapat memicu pneumonia, terutama pada anak-anak.
v Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini berbeda dengan
pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang
belum ditemukan ini sering disebut pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang
segala jenis usia.
v Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans

III. MANIFESTASI KLINIS


Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum kehijauan atau kuning,
demam tinggi yang disertai dengan menggigil. Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti
pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama bernafas
dalam atau batuk.
Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala atau
mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa hilang nafsu makan,
kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi atau otot. Tidak jarang bentuk
penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain.
Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri perut dan diare,
pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya menyebabkan penurunan berat badan
dan berkeringat pada malam hari. Pada orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak
khas. Bayi dengan pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya
tidur atau kehilangan nafsu makan

1. IV. ANATOMI FISIOLOGI


Sistem organ yang terkait dengan penyakit ini adalah sistem pernafasan. Sistem pernafasan
terdiri dari :
1. Hidung Rongga hidung dilapisi oleh epitelium gergaris. Terdapat sejumlahkelenjar
sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Partikel-partikel debuyang kasar dapat disaring
oleh rambut-rambut yang terdapat dalamlubang hidung, sedangkan partikel yang halus
akan terjerat dalam lapisanmukus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar serosa.
Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior di dalam rongga hidung, dan kesuperior di
dalam sistem pernafasan di bagian bawah menuju ke faring.Dari sini lapisan mukus akan
tertekan atau dibatukkan keluar. Air untuk kelembaban diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan
panas yang disuplaike udara inspirasi berasal dari jaringan di bawahnya yang kaya
akan pembuluh darah. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedemikian rupasehingga bila udara
mencapai faring hampir bekas debu, bersuhumendekati suhu tubuh, dan kelembabannya
mencapai 100%.
1. Faring Terdapat di bawah dasar tengkorak di belakang rongga hidung danrongga mulut,
dan di depan ruas tulang leher
Merupakan pipa yang menghubungkan rongga mulut denganesofagus. Faring terbagi atas 3
bagian : nasofaring di belakang hidung,orofaring di belakang mulut, dan faring laringeal di
belakang laring.Rongga ini dilapisi oleh selaput lendir yang bersilia. Di bawa selaputlendir

terdapat jaringan kulit dan beberapa folikel getah bening.Kumpulan folikel getah bening ini
disebut adenoid. Adenoid akanmembesar bila terjadi infeksi pada faring
1. Laring Terletak di depan bagian terendah faring. Laring merupakanrangkaian cincin
tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan di sanaterdapat pita suara. Di antara pita
suara terdapat ruang berbentuk segitigayang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan
glotis. Pada waktumenelan, gerakan laring ke atas, penutupan glotis, dan fungsi
seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis yang berbentuk daun, berperananuntuk
mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus. Namun jika benda asing
masih mampu untuk melampaui glotis, makalaring yang mempunyai fungsi batuk akan
membantu menghalau bendadan sekret keluar dari saluran pernafasan.
2. Trakea dan cabang-cabangnya Panjangnya kurang lebih 9 centimeter. Trakea berawal
dari laringsampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima, trakea bercabangmenjadi
dua bronkus. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluhlingkaran tak lengkap
berupa cincin tulang rawan yang diikat bersamaoleh jaringan fibrosa. Letaknya tepat di
depan esofagus. Trakea dilapisioleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia.
Tempat percabangan bronkus disebut karina. Karina memiliki banyak saraf dandapat
menyebabkan spasme dan batuk yang kuat jika dirangsang. Struktur bronkus sama
dengan trakea. Bronkus-bronkus tersebut tidak simetris.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakankelanjutan dari trakea yang arahnya
hampir vertikal, sebaliknya bronkuskiri lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan
kelanjutan dari trakeadengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronkus kanan dan kiri
bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan
ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampaiakhirnya menjadi
bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yangtidak mengandung alveoli. Bronkiolus
terminalis memiliki garis tengahkurang lebih 1 mm. Bronkiolus dikelilingi oleh otot polos bukan
tulangrawan sehingga bentuknya dapat berubah. Setelah bronkiolus terminalisterdapat asinus
yang merupakan unit fungsional paru-paru, yaitu tempat pertukaran gas.
Asinus terdiri dari :
1) bronkiolus respiratorius
2) duktusalveolaris
3) sakus alveolaris terminalis, merupakan struktur akhir paru- paru. terdapat sekitar 23 kali
percabangan mulai dari trakea sampai sakusalveolaris terminalis. Alveoli terdiri dari satu lapis
tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan
udara.Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus dengan luas permukaan total
seluas sebuah lapangan tenis.
5.
Paru-paruMerupakan alat pernafasan utama. Paru-paru merupakan organ
yangelastis,berbentuk kerucut, dan letaknya di dalam rongga dada. Karena paru-paru saling
terpisah oleh mediastinum sentral yang di dalamnyaterdapat jantung dan beberapa pembuluh

darah besar. Setiap paru-parumemiliki apeks (puncak paru-paru) dan basis. Paru-paru ada dua.
Paru- paru kanan lebih besar dari pada paru-paru kiri. Paru-paru kanan dibagimenjadi tiga lobus
oleh fisura interlobaris, paru-paru kiri dibagi menjadidua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula.Paru-paru dilapisi suatu lapisan tipis membran serosa rangkap duayang mengandung
kolagen dan jaringan elastis yang disebut pleura
1. V. PATOFISIOLOGI
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme
dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada
sebagian besar kasus. Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab
yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.
1)

Virus

Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk kedalam paruparu bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung. setelah masuk virus
menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematian sel, sebagian virus
langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.
Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah
putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke
dalam alveoli.
Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke
dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ
lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh
rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan
komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus influensa,virus syccytial
respiratory(RSV),adenovirus dan metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan
pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko
terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).
2)

Bakteri

Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi
mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain
dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan
sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin
menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini

memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah
putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka
juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan
bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli
dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju
aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan
tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.
Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura)
menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling umum dari pneumoni
yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri
atipikal.Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu
atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah
atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih
sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari
bakteri yang lain.
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari
banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebutpneumococcus adalah bakteri
penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif
penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Gram negatif
penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram
negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk bkan demam, menggigil, dan mual umumnya
pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil, bakteri, dan cairan dari
sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen. Bakteri sering
berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau
bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian
tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru
dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab
paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri
gram negatif dan bakteri atipikal.
Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu atau
merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah atipikal
digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan
pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.
Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari
banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebutpneumococcus adalah bakteri
penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif
penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus.
Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa
dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus
influenzae,Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan Moraxella

catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru
jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang
menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan
Legionella pneumophila.
3)

Jamur

Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu
dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah
kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan
pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan
oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides
immitis.
Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis
paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya.
4)

Parasit

Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki
tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paruparu,biasanya melalui darah.
Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun
yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil
berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan
pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang
disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah
Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis. a adalah Toxoplasma
gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis.
1. VI.

VIRUS

WOC

BAKTERI

NIKROPLASMA

JAMUR

Masuk ke dalam saluran pernapasan

Paru paru

Bronkus alveoli

reseptor peradangan

Mengganggu kerja mikrofak

hipotalamus

infeksi

hipertermi

peradangan inflamasi

edema
dan elektrolit

keringat berlebih

resiko kekurangan cairan

dispnae difusi gangguan o2&co2

terganggu

produksi secret

kelelahan

batuk

nadi lemah
pertukaran

transportasi 02 menurun

jalan napas/
tidak efektif

gangguan
gas
(penekanan

diafragma)
gangguan pola napas
tekanan
abdomen

anoreksi

saraf pusat
nutrisi berkurang

1. VII.

KLASIFIKASI

peningkatan metabolism

resiko thdp ggn nutrisi

Secara Garis Besar Pneumonia Dapat Dibedakan Menjadi 3 Yaitu:


1. Aspirasi pneumonia
Terjadi apabila tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru- paru.pada bayi baru lahir,
biasanya tersedak karena air ketuban atau asi.
1. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri sepertistreptococcus pneumonia dan
haemophylus influenzae. Gejala akanmuncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul
mulai dari demam,batuk lalu sesak nafas.
1. Pneumonia akibat faktor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi.bila tidak segera dilakukan
pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan selanjutnya menjadi pneumonia.

1. VIII.

KOMPLIKASI

1. Gangguan pertukaran gas


2. Obstruksi jalan napas
3. Gagal pernapasan pleura effusion (bactery pneumonia)
1. IX.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses).
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.

7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

1. X.

PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan yang intensive bila terdapat virus pneumonia
2. Bila kondisi berat harus di rawat
3. Berikan oksigen, fisioterapi dada dan cairan intravena
4. Antibiotic sesuai dengan program
5. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

1. I.

PENGKAJIAN

2. Biodata
1. Identitas Klien, meliputi :
1. Nama/Nama panggilan
2. Tempat tgl lahir/usia
3. Jenis kelamin
4. A g a m a
5. Pendidikan
6. Alamat
7. Tgl/jam masuk
8. Tgl pengkajian

9. Diagnosa medic
10. Rencana terapi
1. Identitas Orang tua
1. Ayah
2. Ibu
1. Keluhan utama

sesak naps

1. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit sekarang, tanyakan :

Apakah masih ada batuk, berapa lama

Apakah masih ada panas badan

Apakah nyeri dada kalau batuk

Apakah ada riak kalau batuk

1. Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan :

Frekuensi ISPA

Riwauat Alergi

Kebiasaan merokok

Pengguaan obat-obatan

Imunisasi

Riwayat penyakit keturunan

1. Riwayat Keluarga, tannyakan:

Apakah ada keluarga yang menderita batuk

Apakah ada keluarga yang menderita alergi

Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru

1. Riwayat Lingkungan

Apakah rumah dekat dengan pabrik

Apakah banyak asap atau debu

Apakah ada keluarga yang merokok

1. Riwayat pekerjaan, tanyakan :

Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap

Apakah bekerja di pabrik

Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.

1. Pengkajian Fisik
1. Ispeksi:

Amati bentuk thorax

Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya

Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma, penggunaan otot
Bantu pernapasan

Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal

Gerakan dada

Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea

Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun

1. Palpasi

Gerakan pernapasan

Raba apakah dinding dada panas

Kaji vocal premitus

Penurunan ekspansi dada

1. Auskultasi

Adakah terdenganr stridor

Adakah terdengar wheezing

Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan

1. Perkusi

Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal

Hipersonor , adanya tahanan udara

Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura

Redup/Dullnes, adanya jaringan padat

Tympani, terisi udara.

1. Faktor Psikososial/Perkembangan
1. Usia, tingkat perkembangan.
2. Toleransi/kemampuan memahami tindakan.
3. Koping
4. Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua.
5. Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
1. Pengetahuan Keluarga, Psikososial
1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia.
2. Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan.
3. Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya.
4. Koping keluarga

5. Tingkat kecemasan
1. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
1. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
1. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)
1. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
1. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgi
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
1. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : sputum: merah muda, berkarat
perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun : Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
1. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar

1. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kroni
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah

1. II.

DIAGNOSA

2. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
6. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
7. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
8. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan, penurunan masukan oral.

III. INTERVENSI
A. Dx 1 : Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum, ditandai dengan:

Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.

Bunyi nafas tak normal.

Dispnea, sianosis

Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.

Tujuan : Jalan nafas efektif


Kriteria hasil :

Batuk teratasi

Nafas normal

Bunyi nafas bersih

Tidak terjadi Sianosis

Intervensi:

Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada


Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan.

Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafas.
Rasional: Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.

Ajarkan teknik batuk efektif

Rasional : Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankan jalan
nafas paten.

Penghisapan sesuai indikasi.

Rasional: Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yang
tidak mampu melakukan karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.

Berikan cairan sesuai kebetuhan.

Rasional: Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secret

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik.


Rasional: Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik
diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan

.
B. Dx 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen
darah, gangguan pengiriman oksigen, ditandai dengan:

Dispnea, sianosis

Takikardia

Gelisah/perubahan mental

Hipoksia

Tujuan : gangguan gas teratasi


Kriteria hasil :

Tidak nampak sianosis

Nafas normal

Tidak terjadi sesak

Tidak terjadi hipoksia

Klien tampak tenang

Intervensi

Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas

Rasional: Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan
status kesehatan umum.

Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)
atau sianosis sentral.

Rasional: sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil


namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan
hipoksemia sistemik.

Kaji status mental.

Rasional: gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau
penurunan oksigen serebral.

Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.
Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret
untuk memperbaiki ventilasi tak efektif.

Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.
Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pernapasan.

C. Dx 3 : Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :

Waktu perbaikan infeksi/kesembuhan cepat

Penularan penyakit ke orang lain tidak ada

Intervensi:

Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi


Rasional: selama awal periode ini, potensial untuk fatal dapat terjadi.

Tunjukkan teknik mencuci tangan yang baik


Rasional: efektif berarti menurun penyebaran/perubahan infeksi.

Batasi pengunjung sesuai indikasi.


Rasional: menurunkan penularan terhadap patogen infeksi lain

Potong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. Tingkatkan masukan


nutrisi adekuat.
Rasional: memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah

Kolaborasi untuk pemberian antibiotic.


Berikan antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah misal penicillin,
eritromisin, tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin.
Rasional: Obat digunakan untuk membunuh kebanyakan microbial pulmonia.

D. Dx 4 :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen ditandai dengan:

Dispnea

Takikardia

Sianosis

Tujuan : Intoleransi aktivitas teratasi


Kriteria hasil :

Nafas normal

Sianosis tidak terjadi

Irama jantung normal

Intervensi

Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas

Rasional: merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan.

Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.

Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.


Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.

Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan


Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.

E. Dx 5 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap ditandai


dengan:

Nyeri dada

Sakit kepala

Gelisah

Tujuan : Nyeri dapat teratasi


Kriteria hasil :
1)

Nyeri dada teratasi

2)

Sakit kepala terkontrol

3)

Tampak tenang

Intervensi:

Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk.


Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat
timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.

Pantau tanda vital

Rasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alas an lain
tanda perubahan tanda vital telah terlihat.

Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik


tenang/berbincangan.
Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.

Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat
keefektifan upaya batuk.

Kolaborasi : Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi


Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan
mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.

1. F. Dx 6 : Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses
inflamasi
Tujuan: Nutrisi tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :

Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan

Pasien mempertahankan meningkat BB

Intervensi :

Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah, misalnya: sputum, banyak nyeri.


Rasional: pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah

Jadwalkan atau pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.

Rasional: menurun efek manual yang berhubungan dengan penyakit ini

Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang)
makanan yang menarik oleh pasien.

Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk
kembali.

Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.

Rasional: adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya
tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap terapi.
1. G. Dx 7 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat banyak, nafas mulut, penurunan
masukan oral.
Tujuan : Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat
misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil.
Intervensi :

Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu demam memanjang, takikardia.
Rasional: peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkat laju metabolik dan
kehilangan cairan untuk evaporasi.

Kaji turgor kulit, kelembapan membran mukosa (bibir, lidah)


Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa
mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan.

Catat laporan mual/muntah

Rasional: adanya gejala ini menurunkan masukan oral

Pantau masukan dan keluaran catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan.
Ukur berat badan sesuai indikasi.

Rasional: memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan keseluruhan


penggantian.

Tekankan cairan sedikit 2400 mL/hari atau sesuai kondisi individual


Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.

Kolaborasi : Beri obat indikasi misalnya antipiretik, antimitik.

Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan

Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

Rasional: pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan


penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan
D. EVALUASI
1. Bersihan jalan nafas efektif ditandai dengan :
1. Batuk teratasi
2. Nafas normal
3. Bunyi nafas bersih
4. Tidak terjadi sianosis
5. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas ditandai dengan :
1. Tidak nampak sianosis
2. Nafas normal
3. Tidak terjadi sesak
4. Tidak terjadi hipoksia
5. Klien tampak tenang
6. Tidak ada resiko terhadap infeksi ditandai dengan :
1. Waktu perbaikan infeksi/kesembuhan cepat
2. Penularan penyakit ke orang lain tidak ada
7. Toleran terhadap aktivitas sehari-hari ditandai dengan :
1. Nafas normal

2. Sianosis tidak terjadi


3. Irama jantung normal
8. Nyeri (akut) teratasi ditandai dengan :
1. Nyeri dada teratasi
2. Sakit kepala terkontrol
3. Tampak tenang
9. Nutrisi adekuat ditandai dengan :
1. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
2. Pasien mempertahankan meningkat BB.
10. Tidak ada tanda kurang volume cairan ditandai dengan : pasien
menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter
individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda vital stabil.

DAFTAR PUSTAKA
Gabs, G. 2010. Askep Anak Pneumonia. (http://gardengab.com/, diakses tanggal 24 November
2012).
KTW. 2010. Suplementasi Zinc Menurunkan Kejadian Pneumonia Pada Anak-anak.
Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wardhani, W.A., dan Setiowulan, wiwiek Eds.. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Auscalapius.
Prasetya, Danzka. Askep Pneumonia. (http://wildanprasetya.blog.com/
Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8 , EGC , Jakarta
Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Luckmanns Sorensen (1996),
Baughman C Diane.2000,Keperawatan medical bedah, EGC, Jakrta
Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaandan
pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
Nanda. (2007). Diagnose Nanda: Nic dan Noc.
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Penyakit. Salemba
Medika. Jakarta.
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Salemba Medika. Jakarta.
About these ads

Share this:

Twitter

Facebook

Related
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LABIRINITIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA HEPAR
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN EFUSI PLEURA
Filed under Uncategorized | Leave a comment

Post navigation
Previous Post Next Post

Leave a Reply

Archives

December 2012

November 2012

October 2012

Meta

Register

Log in

Create a free website or blog at WordPress.com. | The Matala Theme.


Follow

Follow rikayuhelmi116

Get every new post delivered to your Inbox.


Join 1,944 other followers
Build a website with WordPress.com

S-ar putea să vă placă și