Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan faktor lingkungan penting yang mempunyai hubungan
timbal balik dengan makluk hidup di atasnya khususnya tanaman. Tanah yang
produktif harus dapat menyediakan lingkungan yang baik seperti udara dan
air bagi pertumbuhan akar tanaman disamping harus mampu menyediakan
unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor
lingkungan tersebut menyangkut berbagai sifat fisik tanah seperti
ketersediaan air, temperatur, aerasi dan struktur tanah yang baik.
Ekosistem tropika basah meliputi areal sekitar 1,5 milyar hektar lahan dengan
populasi manusia sekitar 2 milyar, yang tersebar dalam 60 negara. Dua puluh
lima persen areal tersebut terdapat di Asia.Indonesia merupakan bagian dari
ekosistem tropika basah yang tergolong sangat rentan terhadap degradasi
tanah jika pengelolaannya tidak tepat. Tanah-tanah lahan kering tropika basah
merupakan tanah yang rentan terhadap degradasi, selain disebabkan faktor
alami juga akibat campur tangan manusia. Umumnya faktor-faktor penyebab
degradasi tersebut baik secara alami maupun campur tangan manusia
menimbulkan kerusakan dan menurunnya produktivitas tanah. Polusi juga
turut menjadi penyebab degradasi tanah.
Masalah degradasi sifat-sifat tanah dirasakan makin begitu penting
belakangan ini. Degradasi tanah biasanya dievaluasi dari sifat fisik, biologi,
dan kimia tanah. Saat ini manusia mulai menyadari akan pentingnya tanah
bagi kehidupan. Maka dari itu sekarang mulai dikembangkan cara yang
efektif dalam pengelolaan tanah dan cara menanggulangi degradasi atau
kerusakan tanah akibat polusi, dll.
2. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
Mengetahui pengertian degradasi dan polusi tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
mineral.
Geogenik dan sejarah: tanah mempunyai informasi geologi dan
geomorfologi penting. Tanah juga menyimpan informasi yang
Lima faktor penyebab degradasi tanah akibat campur tangan manusia secara
langsung, yaitu : deforestasi, overgrazing, aktivitas pertanian, ekploitasi
berlebihan, serta aktivitas industri dan bioindustri. Sedangkan faktor penyebab
tanah terdegradasi dan rendahnya produktivitas, antara lain : deforestasi,
mekanisme dalam usaha tani, kebakaran, penggunaan bahan kimia pertanian,
dan penanaman secara monokultur. Faktor-faktor tersebut di Indonesia pada
umumnya terjadi secara simultan, sebab deforestasi umumnya adalah langkah
permulaan degradasi lahan, dan umumnya tergantung dari aktivitas berikutnya
apakah ditolerenkan, digunakan ladang atau perkebunan maka akan terjadi
pembakaran akibat campur tangan manusia yang tidak terkendali.
Tanah yang digunakan untuk pertanian mengalami penurunan kesuburannya
karena barbagai penyebab antara lain erosi, terpolusi, tidak seimbang unsur
hara dalam tanah, adanya ketergantungan tanah terhadap masukan aspek
pupuk, pestisida dan produksi tanaman lebih rendah. Penyebab degradasi
tanah-tanah di Indonesia (daerah tropika basah) umumnya disebabkan oleh
erosi air, tidak tepatnya pengelolaan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Faktor
degradasi tanah tergantung pada faktor lingkungan, relief tanah, iklim dan
system pertanian yang diterapkan.
Kerusakan tanah salah satunya terjadi sebagai dampak negatif pembangunan.
Dampak kerusakan tanah tersebut merupakan masalah bagi pembangunan
yang pada akhirnya kan mempengaruhi jalannya proses pembangunan itu
sendiri. Kerusakan tanah secara garis besar terjadi oleh pengaruh proses erosi,
penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta terakumulasinya zat pencemar
dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi diantaranya dipicu oleh adanya
pembangunan yang tidak memperhatikan segi lingkungan.
Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol
dan kurang memperhatikan unsur lingkungan guna mendukung jalannya
pembangunan.
Pembangunan
dalam
realitanya
sering
kali
lebih
atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kalengkaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
b.
Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang
merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari
proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke
dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang
memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas
hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin
berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut
secara
tertutup
dan
terbuka,
kemudian
dapat
diolah
sebagai
kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
mengalami degradasi tanah atau penurunan kapasitas tanah dan polusi tanah .
Yang mana sudah terlihat dari struktur tanah itu sendiri dari bentuknya terlihat
kering,keras,terbelah-belah ,tanaman yang berada ditanah tersebut mati tidak
bias tumbuh subur karena tanah tersebut telah mengalami penurunan kapasitas
tanah atau mengalami degradasi tanah dan berpolusi .
Ini adalah sample dari keadaan tanah yang telah kita amati
TANAH DI GEDUNG D3
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Tanah merupakan faktor lingkungan penting yang mempunyai hubungan
timbal balik dengan makluk hidup di atasnya.Degradasi tanah menurunkan
sifat-sifat tanah dan produktivitas tanah.Polusi tanah adalah salah satu faktor
yang menyebabkan degradasi tanah. Faktor degradasi tanah dapat terjadi
secara alami dan dipercepat akibat aktivitas manusia seperti deforestasi,
kebakaran hutan, tambang, dan perladangan berpindah. Degradasi dan polusi
tanah dapat diatanggulangi antara lain dengan cara reklamasi tanah,
rehabilitasi, dan penggunaan amelioran.
2. SARAN
Tanah sangat penting bagi kehidupan kita. Maka dari itu sudah seharusnya
kita menjaga dan mengelolanya dengan baik dan bijak, jangan sampai tanah
rusak akibat degradasi atau polusi apalagi karena ulah manusia.