Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENGELOLAAN KASUS
A. PENGKAJIAN (Sub Bab huruf kecil)
Mahasiswa/NIM
Tanggal
Jam
1. Identitas
a. Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Tgl. masuk RS
No. RM
Ruang
Diagnosis kerja/medis
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. D
61 tahun
Perempuan
Sleman
Kawin
Jawa
Islam
SLTA
Pensiunan
3 Januari 2012
01909xxx
J kamar 3
Fraktur intratrochanter femur next time tulis
:
:
:
:
:
:
Bpk. S
57 tahun
Suami
SLTA
Swasta
Sleman
a) Nama penyakit/waktu :
(1) Vertigo dengan hipertensi dan Vertigo HT kategori 2, riwayat gula
(2007)
(2) Stroke dan Obs. Paratesi Facial kategori 3 (2009)
(3) CVA NH hemiparestesia (S) kategori 3 (2011)
b) Upaya pengobatan :
(1) Infus asering
(2) Oksigen 3L/menit
c) Hasil : Penyakit kadang-kadang masih kambuh.
6) Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan dan obat.
b. Kesehatan Keluarga :
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki (meninggal)
= Ayah pasien (riwayat jantung/meninggal)
= Kakak laki-laki pasien (riwayat jantung, gagal ginjal, hipertensi, BPH)
= Hipertensi
= Perempuan
= Perempuan meninggal
= Adik nenek pasien (riwayat DM/meninggal)
= Pasien
Pasien mengatakan buang air besar 1x sehari yaitu tiap pagi hari, lancar
dan tidak menggunakan obat pencahar.
b) Buang air kecil (BAK)
Pasien mengatakan buang air kecil lancar, sering dan tidak ada keluhan.
2) Selama sakit
a) Buang air besar (BAB)
Pasien mengatakan hanya sekali BAB dari tanggal 3 9 januari 2012.
Selama sekian hari Feses hanya keluar sedikit, keras dan bulat-bulat
kecil.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan yaitu dengan minum
obat pencahar (Dulcolax) yang diberikan perawat. Dosis? Efek?
b) Buang air kecil (BAK)
Pasien mengatakan frekuensi BAK kurang lebih 5x dalam sehari,
jumlah sekitar 1000 cc, warna ada sedikit darah, alat bantu buang air
kecil adalah kateter kalau menggunakan kateter, tidak perlu
disebutkan brp kali/hari, ttp cukup volume dalam 24 jam, warna, dll.
c. Pola Aktifitas Istirahat-Tidur
1.
Sebelum sakit
Klien tidak banyak aktivitas. Aktivitas banyak dilakukan hanya untuk tiduran
dan menonton televisi. Kegiatan sehari-hari di bantu (awalan di hanya
dipisah jika menunjukkan tempat, missal di kelas, sedangkan lainnya harus
disambung seperti dibantu oleh orang lain (keluarganya).
Aktivitas
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Ket.
0
1
2
3
4
=
=
=
=
=
mandiri
dibantu sebagian
perlu bantuan orang lain
perlu bantuan orang lain dan alat
tergantung total
Pasien istirahat teratur, tidak ada keluhan untuk tidur dan istirahat.
2.
Selama sakit
Keadaan aktifitas
Kemampuan Perawatan
Diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
1)
Intelektual
a) Pengetahuan tentang penyakit yang diderita :
Pasien mengatakan sudah mengetahui penyakit yang diderita pasien
mengatakan bahwa ia sedang sakit.. sehingga memerlukan perawatan di
rumah sakit supaya . (versi pasien ditulis apa adanya).
b) Pengertian tentang perawatan, pencegahan penyakit yang diderita :
Pasien mengatakan sudah tahu tentang perawatan dan pencegahan
penyakit yang diderita. Ganti sudah tahu dengan keterangan pasien
mengatakan bahwa untuk merawat kondisinya, ia harus blablabla.
Sedangkan utk mencegah blablabla
f. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien sudah menopause.
g. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori (hindari penggunaan kata2 baik, normal, tidak
apa-apa karena kata2 tsb merupakan kesimpulan dan sangat subjective
1)
2)
3)
4)
5)
6)
1)
2)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran TB : 150 cm.
b. Pengukuran Vital Sign :
1) Tekanan darah
supine
2) Nadi
3) Suhu
4) Respirasi
: 22x/mnt, reguler
Kualitatif
2)
Kuantitatif
: composmentis
: E=4, V=5, M=6
d. Keadaan Umum:
Klien tampak sakit sedang, alasannya karena klien terlihat kesakitan, wajah
menyeringai, posisi berhati-hati, melindungi area yang sakit dan terpasang infus
asering 20 tts/m, di tangan sebelah kiri.
5. Pengkajian Fisik Merry, baca lagi PF yaaaaa, selalu, supaya lama-lama tdk
melenceng/menurun
a.
Kepala
Bentuk kepala bulat (simetris tidak?), kulit kepala sedikit kotor, rambut tebal
(kebersihan? Rontok? Warna? Bau?, dll).
b.
Mata
Konjungtiva merah, sklera putih, pupil isokor, reflek cahaya, lapang pandang,
dll.
c.
Telinga
Fungsi pendengaran baik, tidak ada alat bantu pendengaran kondisi pinna, dll.
d.
Hidung
Tidak ada secret, bersih.
e.
f.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
g.
Dada
Payudara
1) Inspeksi : payudara bersih dan tidak ada pembesaran.
2) Palpasi : tidak ada massa / tumor.
i.
Punggung
Tidak ada kelainan tulang belakang.
j.
Abdomen
1) Inspeksi : Warna kulit coklat, bentuk flat, simetris, tidak ada bekas
luka.
2) Auskultasi : peristaltic 15x/menit
3) Perkusi
masa.
4) Palpasi
k.
l.
Genetalia
Kebersihan kurang, agak berbau dan ada bercak-bercak putih.
m.
Ekstremitas :
1) Atas
a) tonus otot lemah
b) jari lengkap, tidak terjadi kelainan jari baik polidaktili maupun
sindaktili
2) Bawah
a)
b)
c)
d)
n. Integumen
1) turgor kulit elastis
2) terdapat luka post operasi di paha sebelah kanan (post operasi apa? Dari
awal kok tidak pernah disebutkan? Hari ke berapa setelah pengkajian?)
6. Rencana Pulang
a. Di tempat tinggalnya, pasien tinggal dengan anak dan suami
b. Keinginan tinggal setelah pulang : di rumah
c. Pelayanan kesehatan yang digunakan sebelumnya : Rumah Sakit
d. Kendaraaan yang digunakan saat pulang : Mobil
e. Bantuan yang diperlukan setelah pulang : tetap rutin untuk kontrol kesehatan
7. Diagnostik Test
a. Hasil pemeriksaan imejing tanggal 6 januari 2012
RO :
tampak defect post fractur sub trochanter femur dengan internal fiksasi
plates screm terpasang
b. Laboratorium
Jenis pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Harga normal
Hb
10,00 gr/dl
13,50 17,50
Hct
29,3 %
41,0 53,0
GDS
140
Amylase
65
Lipase
33
Natrium
114
Kalium
4,09
TSH
0,564
Tiroksin (T4)
16,12
NAMA
OBAT
INDIKASI
KONTRA
INDIKASI
EFEK SAMPING
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
Codiovan 80 Hipertensi
mg
Hamil
dan
kerusakan hati berat,
sirosis
kandung
empedu
dan
kolestasis
(terhentinya
aliran
empedu).
Anuria
(tidak
dibentuknya kemih
oleh
ginjal),
kerusakan
ginjal
berat.
Hipokalemia,
hiponatremia,
hiperkalsemia
refrakter
(tidak
mempan diobati) dan
gejala-gejala
hiperurisemia, pasien
dialisis.
- Menyusui.
Noperten
mg
NOPERTEN
tidak
boleh diberikan pada
orang yang sensitif
terhadap
lisinopril.Pada
penderita yang secara
5 NOPERTE
N adalah
penghamba
t
Angiotensi
n
Converting
Enzyme
yang
diindikasik
an untuk:
Pengobatan
hipertensi
tingkat
sedang
hingga
berat.Dapat
digunakan
sendiri atau
bersama
dengan
obat
antihiperten
si
lain.
Pengobatan
payah
jantung
kongestif
sebagai
terapi
tambahan
disamping
diuretik,dan
bila perlu
dengan
digitalis.
historis
dapat
menyebabkan
angioedema sebagai
akibat
pengobatan
sebelumnya dengan
obat
penghambat
Angiotensin
Converting Enzyme.
penderita
ini
dapat
timbul gejala hipotensi
pada
dosis
awal
NOPERTEN".
-Pada penderita payah
jantung kongestif dengan
tekanan darah normal
atau
rendah,karena
pemberian
NOPERTEN
dapat
menimbulkan penurunan
tekanan darah lebih
lanjut.
Bila hipotensi tersebut
menimbulkan
keluhan
perlu
dilakukan
pengurangan dosis atau
penghentian
NOPERTEN.
-Belum ada penelitian
penggunaan pada wanita
hamil dan anak-anak.
-Morbiditas
dan
mortalitas pada fetus dan
neonatus.
Pemakaian
penghambat ACE
kehamilan
menyebabkan
gangguan/kelainan
pada
fetus
neonatus,bahkan
obat
pada
dapat
organ
atau
dapat
menyebabkan kematian
fetus dan neonatus.
Apabila pada pemakaian
obat ini ternyata wanita
itu
hamil,maka
pemakaian obat harus
segera
dihentikan.
-Pada
kehamilan
trisemester II dan III
dapat
menimbulkan
antara
lain
hipotensi,hipoplasiatengkorak
neonatus,anuria,gagal
ginjal reversibel atau
irreversibel
dan
kematian.Juga
dapat
terjadi
oligohidramnion,deforma
si
kranio
fasial,perkembangan
retardasi,intrauteri,paten
duktus
arteriosus.
-Bayi dengan riwayat
dimana selama didalam
kandungan
ibunya
mendapat
pengobatan
penghambat ACE harus
diobservasi
intensif
tentang
kemungkinan
terjadinya
hipotensi,oliguria
dan
hiperkalemia.
-Hati-hati
pemberian
pada
ibu
menyusui.
-Bila diberikan bersama
diuretik,kadang terjadi
hipotensi berlebihan.
4
Farmasal
Untuk
Penderita
tukak - Agak sering terjadi: mual, muntah, sakit lambung
meringanka lambung
(iritasi saluran cerna)
n
rasa
Penderita
Aspirin dapat menginduksi
nyeri,
yang
bronkhospasm (asma alergi)
seperti pada
hipersensitif
Pada pemakaian lama dapat
sakit
terhadap
menimbulkan pendarahan
kepala,
salisilat,
lambung, tukak lambung, tinitus
sakit gigi,
dapat juga
dan ketulian.
sakit pada
hipersensitif
Telah dilaporkan kemungkinan
waktu
terhadap
hubungan penggunaan obat ini
menstruasi,
aspirin.
dengan sindrom Reye pada
sakit otot
Penderita
anak.
dan untuk
yang sedang
menurunka
terapi
n demam.
dengan
antikoagula
n.
Kehamilan
tiga bulan
terakhir
Penderita
hemofilia
dan
trombositop
menurut
petunjuk
dokter.
-Dianjurkan
membatasi
setelah
dua
hari
enia.
Penderita
alergi
(termasuk
asma)
Penderita
yang pemah
atau sering
mengalami
pendarahan
dibawah
kulit.
hari
nyeri
tidak
menghilang
menghubungi
agar
Puskesmas
dengan
dokter.
-Sebaiknya
obat
ini
bersamaan
dengan
makan
Simvastatin
Menurunka
n kolesterol
LDL dan
kolesterol
Penyakit hati aktif Nyeri perut, susah buang air besar, peregangan
atau
peningkatan perut, astenia (lemah/tidak bertenaga), sakit kepala,
transaminase serum miopati,
rabdomiolisis.
menetap yang tidak
Allupurinol
familial
homozygosa,
hipertrigliseridemia,
penyakit hati, banyak
mengkonsumsi alkohol.
Selama
pengobatan
dianjurkan
melakukan
pemeriksaan mata secara
berkala,
hentikan
pengobatan jika terjadi
kerusakan lensa mata.
Penggunaan pada wanita
hamil, hanya bila ada
pertimbangan
manfaat
dibandingkan risikonya.
Alopurinol
dapat
meningkatkan frekuensi
serangan artritis gout
akut sehingga sebaiknya
obat antiinflamasi atau
kolkisin
diberikan
bersama
pada
awal
terapi.
Hati-hati bila diberikan
bersama
dengan
vidarabin.
7
Metformin
Pengobatan
penderita
diabetes
yang baru
terdiagnosi
s
setelah
dewasa,
dengan atau
tanpa
kelebihan
berat badan
Penderita
kardiovaskular, gagal
ginjal, gagal hati,
dehidrasi
dan
peminum
alkohol,
koma
diabetik,
ketoasidosis, infark
miokardial, keadaan
penyakit kronik akut
yang
berkaitan
dengan
hipoksia
dan
bila
diet tidak
berhasil.
- Sebagai
kombinasi
terapi pada
penderita
yang tidak
responsif
therhadap
terapi
tunggal
sulfonilurea
baik primer
ataupun
sekunder.
- Sebagai
obat
pembantu
untuk
mengurangi
dosis
insulin
apabila
dibutuhkan.
jaringan,
keadaan
yang
berhubungan
dengan
asidosis
laktat seprti syok,
insufisiensi
pulmonar,
riwayat
asidosis laktat.
alkohol.
Terapi
metformin
jangka panjang, dapat
menyebabkan gangguan
absorpsi vitamin B12 dan
asam folat di saluran
cerna, oleh karena itu
perlu diperiksa kadar
vitamin
B12
dalam
serumnya tiap tahun.
- Meskipun metformin
tidak menimbulkan efek
samping embrionik pada
wanita
hamil
yang
mengalami
diabetes,
insulin
lebih
baik
daripada
zat
antihiperglikemik
oral
untuk
mengontrol
hiperglikemia
pada
kehamilan.
- Tidak dianjurkan untuk
diberikan pada wanita
menyusui.
Kemungkinan
terjadinya
interaksi
antara metformin dan
antikoagulan
tertentu,
dalam hal ini mungkin
diperlukan penyesuaian
dosis
antikoagulan.
- Perlu hati-hati untuk
Gliquidone
(a.c)
Untuk
pengobatan
diabetes
mellitus
yang tidak
tergantung
insulin
(NIDDM)
atau
diabetes
mellitus
tipe 2 dan
tidak
terkontrol
dengan
diet.
Diabetes
tergantung
insulin
(diabetes
mellitus tipe
1).
Koma,
prekoma
diabetes dan
ketidakseimb
angan
metabolik
yang ekstrim
dengan
tendensi ke
keadaan
asidosis.
Jangan
digunakan
pada pasien
diabetes yang
terkomplikasi
dengan
asidosis atau
ketosis,
maupun pada
kondisi stress
pasien-pasien
yang
tidak
mengkonsumsi
makanan
(terutama
pada
usia lanjut atau
yang kondisinya
lemah)
harus
diingatkan untuk
tidak
menggunakan
obat ini dengan
tujuan
mengurangi
risiko
reaksi
hipoglikemia.
Perhatian khusus
harus diberikan
jika
gliquidone
diberikan
bersamaan
dengan
pengobatan
lainnya, karena
interaksi dengan
sulfonilurea
of
surgery atau
infeksi akut.
Hi bone
Pencegahan
dan
pengobatan
osteoporosi
s
pada
wanita pra
dan pasca
menopause.
Memelihar
a kesehatan
tulang.
Gliquidone
tidak
boleh
digunakan
pada
masa
kehamilan
atau
masa
menyusui,
pada pasien
dengan gagal
fungsi
hati
atau
ginjal
yang
berat
dan porfiria.
umumnya
terjadi.
dapat
Efek
dari
gliquidone dapat
meningkat karena
kerja fisik.
Data
mengenai
pemberian pada
anak
tidak
tersedia.
Gliquidone
diekskresikan
melalui ASI.
10
I flex
hipoglikemia; edema
11
Amilodipine
Amlodipine
digunakan
untuk
pengobatan
hipertensi,
angina
stabil
kronik,
angina
vasospastik
(angina
prinzmetal
atau variant
angina).
Amlodipine
Amlodipine
tidak
boleh diberikan pada
pasien
yang
hipersensitif terhadap
amlodipine
dan
golongan
dihidropiridin
lainnya.
dapat
diberikan
sebagai
terapi
tunggal
ataupun
dikombinas
ikan
dengan
obat
antihiperten
si
dan
antiangina
lain.
12
Dexaflox
Infeksi
berat yang
disebabkan
oleh bakteri
Gram
negatif &
Gram
positif
patogen
yang rentan
terhadap
Pefloxacin.
Infeksi
saluran
kemih
&
kelamin.
13
Dramamine
Mencegah
tidak
diberikan
pada
ibu
menyusui.
Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien
anak belum jelas benar.
Hipersensitivitas
Gangguan
saluran
pencernaan,
gangguan
terhadap Quinolon.
neurologis,
reaksi
hipersensitifitas.
Kekurangan
Trombositopenia (pada dosis tinggi).
G6PD.
Anak berusia
kurang dari 15 tahun.
Wanita hamil dan
menyusui.
Mengantuk.
Penggunaan
dengan
&
menghilang
kan mabuk
perjalanan
&
mengobati
vertigo,
mual atau
muntah
akibat
terapi
eletrosyok,
anestesi &
pembedaha
n,
gangguan
labirintin,
mual akibat
radiasi &
sindroma
setelah
fenestrasi.
14
Narfoz 4 mg
Ondansetro Hipersensitif
n
terhadap
diindikasik Ondansetron.
an
untuk
menangani
mual dan
muntah
yang
antibiotik
dapat
menyebabkan
ototoksisitas.
Dapat
mengganggu
kemampuan
untuk
mengendarai
&
mengoperasikan mesin.
Kehamilan:
Pada hewan percobaan
Ondansetron
tidak
bersifat
teratogenik.Belum ada
percobaan
yang
dilakukan pada manusia.
Sama seperti obat-obat
diinduksi
oleh obat
kemoterapi
dan
radioterapi
sitotoksik.T
idak boleh
digunakan
pada
keadaan
mual dan
muntah
karena
sebablain.
Data
DS : Pasien mengatakan tidak
nafsu makan, mual dan
muntah
DO :
Masalah
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Penyebab
Mual dan muntah
(kurangnya intake
makanan/minuman)
Mual muntah
diagnose tersendiri
2
DS : pasien mengatakan lelah
pada saat latihan jalan, pasien
jarang melakukan aktivitas,
kalau di rumah pasien hanya
tiduran dan menonton
televisi.
DO :
- Nafas terengah-engah
- Banyak keringat
dingin, RR, nadi
Kelelahan
Peningkatan
kebutuhan energi :
status hipermetabolik
(data mana yg
menunjukkan status
ini?).
3
DS : Pasien mengatakan agak
sedikit sakit pada saat kaki
kanan digerakkan.
DO :
- Pasien bedrest parsial
- Kelemahan otot
- Kaki kanan folio dan
agak kaku
- Saat memindahkan
kaki kanan harus
dibantu
Gangguan mobilitas
fisik
Imobilisasi, post op
4
DS : Pasien mengatakan tidak
melakukan aktivitas
DO :
-
Imobilisasi
ADL di bantu
Syndrom Kurang
mandiri dalam merawat
diri: mandi, makan,
toileting, dressing
Kelemahan fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal :
9 januari 2012
No.
1
Diagnosa Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual dan muntah
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah
DO :
Makan hanya 4-5 sendok
Konjungtiva merah, sklera putih
Hb : 10,00 gr/dl
Imobilisasi
ADL di bantu
TT:
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Meery, untuk rencana intervensi, urutkan sesuai ONEK, dan pertimbangkan keberadaan keempat tipe intervensi tersebut
Nama Pasien
Ruangan
Waktu
Nama Mahasiswa
No
: Ny. D
: J
: 9 januari 2012 (pukul 16.30 WIB)
: Merry Vinny Karina
Diagnosa
Keperawatan & Data
Penunjung
Tindakan Keperawatan
Tujuan & Kriteria
Tindakan
Rasional
1
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
Mual dan muntah
1.
2.
3.
Mengidenti
fikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik.
Mengkaji
pemasukan makanan yang adekuat
(termasuk absorbsi dan
utilisasinya).
Jika
makanan yang disukai pasien dapat
dimasukkan dalam perencanaan
makan, kerjasama ini dapat
diupayakan setelah pulang.
Meningkat
kan rasa keterlibatannya;
memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami nutrisi
pasien.
Insulin
reguler memiliki awitan cepat dan
karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa
ke dalam sel.
5.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan
aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan
pasien dan identifikasikan aktivitas yang
menimbulkan kelelahan. E
2. Berikan aktivitas alternatif dengan periode
1. Pendidikan dapat memberikan
istirahat yang cukup/tanpa di ganggu. N
motivasi untuk meningkatkan tingkat
3. Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan
aktivitas meskipun pasien mungkin
tekanan darah sebelum/sesudah
melakukan aktivitas,
kalau di rumah pasien
hanya tiduran dan
menonton televisi.
DO :
- Nafas terengahengah
- Banyak keringat
dingin
3
Gangguan mobilitas
fisik b.d Imobilisasi,
post op
melakukan aktivitas. O
4. Diskusikan cara menghemat kalori selama
mandi, berpindah tempat dan sebagainya.
E
5. Tingkatkan pertisipasi pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
dengan yang dapat ditoleransi. E
sangat lemah.
2. Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3. Mengindikasikan tingkat aktivitas
yang dapat ditoleransi secara
fisiologis.
4. Pasien akan dapat melakukan lebih
banyak kegiatan dengan penurunan
kebutuhan akan energi pada setiap
kegiatan.
5. Meningkatkan kepercayaan diri/harga
diri yang positif sesuai tingkat
aktivita yang dapat ditoleransi pasien.
1. Mengidentifikasi kemungkinan
pilihan intervensi yang akan
dilakukan.
2. Mengidentifikasi batas-batas
intervensi yang akan dilakukan.
3. Perubahan posisi yang teratur
menyebabkan penyebaran terhadap
BB dan meningkatkan sirkulasi pada
seluruh bagian tubuh.
4. Mempertahankan fungsi sendi
normal.
5. Mencegah deformitas dan
dibantu
kontraktur sendi.
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien
: Ny. D
Ruang
:J
Diagnosis Medis
: Diabetes Mellitus
Diagnosa
keperawatan
No
1
Konjungtiva
merah, sklera putih
Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d
Peningkatan kebutuhan
energi : status
hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan
lelah pada saat latihan
jalan, pasien jarang
melakukan aktivitas,
kalau di rumah pasien
hanya tiduran dan
Tgl / Jam
9 januari
2012/hari
I
Jam 14.30
Jam 15.00
Jam 15.30
Jam 16.00
Jam 16.30
Jam 18.00
Jam 21.00
Perkembangan
I:
Mengukur suhu
Suhu 37,2 0C
2. Memandikan pasien ditempat tidur
Pasien sudah mandi
3.
M
emberikan makanan tambahan
Pasien sudah makan
4.
M
embantu menyuapi pasien
Pasien makan 4-5 sendok, merasa
mual dan muntah
5. Memberikan obat oral
Narfoz 4 mg 1 tablet
6. Mengukur tanda-tanda vital
Nadi 80x/menit, RR 22x/menit, TD
160/80 mmHg
E:
DS : Pasien mengatakan masih
berkeringatan dan masih mual dan
muntah
DO : Keringat dingin banyak, masih mual
dan muntah, pasien bedrest parsial
ttd
menonton televisi.
DO :
- Nafas terengahengah
- Banyak keringat
dingin
Gangguan mobilitas
fisik b.d Imobilisasi,
post op
DS : Pasien
mengatakan agak
sedikit sakit pada saat
kaki kanan digerakkan.
DO :
- Pasien bedrest
parsial
- Kelemahan otot
- Kaki kanan
folio dan agak
kaku
- Saat
memindahkan
kaki kanan
harus dibantu
Kurang mandiri dalam
merawat diri b.d
Kelemahan fisik
DS : Pasien
mengatakan tidak
melakukan aktivitas
DO :
-
Imobilisasi
ADL di bantu
10 januari
2012/hari
II
Jam 07.00
S : Pasien mengatakan masih mual dan
muntah
O : Pasien mual dan muntah
A : Dx I nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual daan muntah
P : lanjutkan intervensi
Konjungtiva
merah, sklera putih
Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d
Peningkatan kebutuhan
energi : status
hipermetabolik.
DS : pasien mengatakan
lelah pada saat latihan
jalan, pasien jarang
melakukan aktivitas,
kalau di rumah pasien
Jam 07.15
hanya tiduran dan
menonton televisi.
Jam 07.30
DO :
- Nafas terengahengah
- Banyak keringat Jam 07.45
dingin
Gangguan mobilitas
fisik b.d Imobilisasi,
post op
DS : Pasien
mengatakan agak
sedikit sakit pada saat
kaki kanan digerakkan.
DO :
- Pasien bedrest
parsial
- Kelemahan otot
- Kaki kanan
folio dan agak
kaku
Saat
memindahkan
kaki kanan
harus dibantu
Imobilisasi
ADL di bantu
RR 22x/menit
Jam 11.00
Nadi 85x/menit
Suhu 36,8 0C
Merawat luka pasien
Luka sudah mulai kering, tidak ada
pus
Memberikan obat oral
Narfoz 4 mg 1 tablet
8. Menghidangkan makan bubur biasa
kepada pasien dan membantu menyuapi
Jam 12.00
pasien
Makan hanya habis 4-5 sendok
9. Memberikan motivasi saat makan kepada
pasien
Pasien senang diberikan motivasi
dengan mengajak berbicara saat
makan
10. Memberikan obat oral
Metformin 1 tablet
Jam 14.00
Alofurmol 1 tablet
11. Mengukur tanda-tanda vital
TD 150/100 mmhg
RR 20x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu 370C
11 januari
2012/hari
III
Jam 07.00
E:
DS : Pasien mengatakan sudah tidak
berkeringatan, sudah tidak mual dan
muntah, sedikit demi sedikit belajar
duduk dan jalan
DO : pasien sudah tidak berkeringat, tidak
mual dan muntah, belajar jalan dengan
fisioterapi, luka post op kering
P : intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan masih sedikit pusing
saat mulai latihan berjalan
O : Pasien sering duduk dan tiduran
A : Dx II kelelahan b.d peningkatan
kebutuhan energi : status hipermetabolik
P : lanjutkan intervensi
DS : Pasien
mengatakan tidak nafsu
makan, mual dan
muntah
DO :
-
Konjungtiva
merah, sklera putih
Hb : 10,00 gr/dl
Kelelahan b.d
Peningkatan kebutuhan
energi : status
hipermetabolik.
Jam 07.15
DS : pasien mengatakan
Jam 07.30
lelah pada saat latihan
jalan, pasien jarang
melakukan aktivitas,
Jam 07.45
kalau di rumah pasien
hanya tiduran dan
menonton televisi.
DO :
- Nafas terengahengah
- Banyak keringat
dingin
4
Gangguan mobilitas
fisik b.d Imobilisasi,
post op
Jam 08.00
DS : Pasien
mengatakan agak
sedikit sakit pada saat
kaki kanan digerakkan.
DO :
- Pasien bedrest
parsial
Jam 10.30
Jam 11.00
Kelemahan otot
Kaki kanan
folio dan agak
kaku
Saat
memindahkan
kaki kanan
harus dibantu
5.
6.
Jam 12.00
Imobilisasi
ADL di bantu
Jam 14.00
BAB III
PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pembahasan yang membandingkan antara teori dan hasil praktik pada kasus
kelolaan, berdasarkan medis maupun penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
pasien di ruang J rumah sakit Bethesda.
A. Persiapan
Mahasiswa melakukan persiapan sebelum melakukan pengkajian dalam mengumpulkan data
yang ada di ruang J.
Persiapan mahasiswa terdiri dari Laporan Pendahuluan yang dibuat terlebih dahulu sebelum
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, karena melalui laporan pendahuluan ini
mahasiswa dapat memiliki pedoman untuk melakukan asuhan keperawatan kepada pasien
secara tepat. Kemudian mahasiswa juga melakukan pengkajian terhadap pasien berdasarkan
checklist yang diberikan dari institusi.
B. Pengkajian
Mahasiswa mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan pasien dengan cara
observasi, pemeriksaan fisik, wawancara langsung dengan pasien dan keluarga dan dari studi
dokumentasi data yang dikumpulkan secara komprehensip / menyeluruh meliputi aspek bio,
psiko, social dan spiritual. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa data sehingga
ditemukan masalah keperawatan pasien.
Masalah yang timbul setelah dilakukan pengkajian keperawatan selama 3 hari terhadap
pasien adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kelelahan, gangguan mobilitas fisik dan
kurang mandiri dalam merawat diri.
C. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain : menentukan prioritas masalah dan menentukan
rencana tindakan ditambah dengan rasional.
D. Pelaksanaan
Setelah dibuat perencanaan yang telah ditentukan, selanjutnya diimplementasikan terhadap
pasien asuhan mahasiswa.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari kepada Ny. D di ruang J rumah sakit
Bethesda, saya sebagai mahasiswa menemukan bahwa pada laporan pendahuluan yang saya
buat, saya menemukan bahwa penyembuhan luka akibat fraktur pada penderita DM itu susah
sembuh, tetapi pada pasien kelolaan saya, pasien dapat memanagemen dan mencegah DM
dengan baik dengan pola hidup yang baik, luka cepat sembuh dan tidak ada pus.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. D mulai tanggal 9 januari 2012 11
januari 2012, masalah nutrisi sudah teratasi, masih sering lelah, sudah bisa mobilisasi
sedikit demi sedikit dan juga bisa sedikit demi sedikit merawat diri. Sudah diberikan
penyuluhan agar pasien dalam aktivitasnya sehari-hari, bisa banyak melakukan
aktivitas yang ringan agar tidak terjadi gangguan mobilitas, banyak beristirahat dan
mengatur pola makan dengan benar.
Masalah keperawatan yang teratasi yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual dan muntah.
Masalah yang tidak teratasi atau hanya teratasi sebagian yaitu Kelelahan b.d
peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik, gangguan mobilitas fisik b.d
imobilisasi ; post op, kurang mandiri dalam merawat diri b.d kelemahan fisik.
B. Saran
1.
dengan target sistem yang belum tercapai, agar target yang diinginkan bisa
tercapai dan melakukan lebih banyak perasat.
2.