Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA karna
berkat dan rahmatNYAlah kami dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa
ini dengan judul Asuhan Keperawatan Kepada Klien Halusinasi Pendengaran di Ruang
Murai Rumah Sakit Jiwa Soeprapto Bengkulu
Dalam penyusunan makalah ini masiih banyak terdapat kekurangan-kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan mamsukan atau sanggahan yang sifatnya membangun
dalam penyempurnaan makalah ini.
Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini kami tujukan kepada:
1. Bapak dr.H.Mucthar, selaku kepala RSJKO Bengkulu yang telah
membarikan izin kepada kami untuk praktek disini.
2. Bapak Adriansyah ssos,MM selaku kepala prodi D III keperawatan UNRAS
Argamakmur.
3. Bapak Danirul Sanadi dan Astan Fahliwi selaku CI pembimbing RSJKO
Bengkulu.
4. Bapak Edwin Junaidi dan Ibu Koryani selaku dosen pembimbing dari
pendidikan.
5. Serta teman-teman seperjuangan yang mendukung dalam penyusunan
makalah ini.
Sebagai harapan akhir kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada penyusun.
Penyusun
Kelompok I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I RUANG MURAI
LISNAWATI JUMIARTA SIANTURI
SEPTIANI
AGUSTINA
ZAKIA SOSIANA
KHERYA
YULIESTI EKA FITRI
KIKI EFYANI
YANTORI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Jiwa yang sehat adalah keadaan di mana struktur kepribadian
individu relatif stabil dan berinteraksi dengan lingkungan serta mampu
menyanggah atau menahan stress yang berasal dari lingkungan dengan
kapasitas (marmor jeanetta,1980:519)
Sedangkan gangguan jiwa adalah sindrom perilaku
psikologik seseorang yang secara teknik cukup bermakna dan secara
berkaitan dengan segala sesuatu tentang penderitaan) ;distress
hendaya(impairment/distability) didalam suatu atau lebih fungsi
penting dari manusia negatif ( RTA ) ( Realiti Testing Ability )
atau
khas
dan
yang
Bab V
BAB II
LANDASAN TEORI
I.Masalah utama
Halusinasi
II.Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
- halusinasi adalah tanggapan / persepsi panca indra tanpa
rangsangan dari ( external ), dapat berupa halusinasi dengar,
penciuman, raba, penglihatan, dan pengecapan. ( Maramis,
1998 ).
- Halusinasi merupakan pengindraan tanpa rangsangan external
dimana pasien merasakan halusinasi suatu yang amat nyata
untuk saat tertentu. ( Lubis, 1993 ).
B. Gambaran klinis dan Diagnosa
1. Halusinasi berhubungan dengan salah satu panca indra tertentu
yang khas seperti :
- halusinasi pendengaran ( audiotorik )
- halusinasi penglihatan ( visual )
- halusinasi perabaan ( taktil )
- halusinasi pengecapan ( gustatorik )
- halusinasi penciuman ( olpaktorik )
Lamanya situasi saat terjadinya, arti halusinasi sering terjadi dalam
beberapa indra secara multipel dan sering berhubungan dengan
gangguan waham dan penilaian yang salah.
2. Halusinasi merupakan gejala psikotrik
- halusinasi visual, olfaktorik dan gustatorik paling sering
ditemukan pada gangguan organik. ( Epilepsi temporalis )
- halusinasi taktil berupa kutu yang diatas / dibawah kulit sering
dijumpai pada intoksikasi, kokain, putus alkohol dan hipnotika,
sedatif. Halusinasi yang dapat timbul pada saat pasien tidur
( hipnogokik ) / saat terbangun dari tidur ( hipnoporapik )
dianggap tidak patologik.
Halusinasi merupakan gejala beberapa gangguan psikiatrik, seperti
- schizopremia
- gangguan schizopeniform
- psikosis reaktif sejenak
gangguan schizoid
- maniak
- depresi psikotik
- gangguan psikotik yang disengaja
C. Tingkat Intensitas halusinasi / fase-fase halusinasi
1. Tahap I : Menenangkan ( ansietas tingkat sedang )
- Bersifat menyenangkan
- Karakteristik
- Mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa
b
Ersalah dan takut.
- Individu tahu bahwa pikiran / sensori tersebut dapat
dikendalikan bila ansietasnya bisa diatasi.
- Perilaku yang teramati
- Tertawa yang tidak sesuai
- Menggerakkan bibir tanpa bersuara
- Gerakan amat cepat dan respon verbal lambat
- Diam dan dipenuhi dengan hal yang mengasyikkan
2. Tahap II : Menyalahkan ( ansietas tingkat berat )
- Bersifat menjijikkan
- Karakteristik
- pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan
- kehilangan kendali dan menjauhkan diri dari sumber yang
dipersepsikan
- sering merasa malu karena pengalaman sensorinya dan
menarik diri dari orang lain ( non psikotik )
- Perilaku yang teramati
- peningkatan sistem syaraf otonom yang menunjukkan ansietas
- penyempitan kemampuan kosentrasi
- dapat kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dan realita.
3. Tahap III : Mengendalikan ( tingkat berat )
- karakteristik :
- halusinasi lebih menonjol
- klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya pada halusinasinya
- Perilaku yang teramati
- halusinasinya memberi kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Tahap IV : menaklukan ( tingkat panik )
- Sifat : Halusinasi menjadi lebih rumit terkait dengan delusi.
- Karakteristik
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan
pengalaman
Perilaku cocok
Hubungan sosial
Dinamis
Mal adaptif
Kadangkadang proses
pikiran
terganggu
Emosi labil
Perilaku tidak
biasa
Menarik diri
Gabungan
proses pikir /
waham
Halusinasi /
ilusi
Perilaku yang
tidak
terorganisasi
Isolasi sosial
F. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi
1. perkembangan sosial
pengalaman mempengaruhi perkembangan seseorang. Contoh
kebanyakan walaupun bagian dari individu sangat sulit untuk
mengontrol emosinya.dan itu semua menggambarkan dirinya.
2. biologis
implikasi bahwa faktor lingkungan sangat mempengaruhi status
emosi seseorang
3. psikologis
ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi emosi
4. stress yang menumpuk.
G. Faktor presipitasi
Sosial budaya ( stress, kecemasan, penurunan stabilitas,
keluarga, perpisahan dengan orang lain )
Faktor biokimia ( dopamin, norepineprin, kalekolamin, zat
halusinogenik )
Faktor psikologi ( kecemasan ekstrim yang memanjang )
H. Pengkajian
Fisik
TD meningkat
nyata
BAB III
GAMBARAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.S.DENGAN
GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG MURAI
RUMAH SAKIT JIWA KETERGANTUNGAN OBAT SOEPRAPTO
BENGKULU
A. PENGKAJIAN
Ruang rawat
Tanggal rawat
Tanggal pengkajian
:
:
:
1. IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status perkawinan
Pekerjaan
Agama
Murai
28-01-2008
: Tn.S
: 38 Tahun
: Laki-laki
: kawin
: Pedagang
: Islam
Keterangan :
Klien adalah anak kedua dari 5 bersaudara, memiliki 3 saudara laki-l
aki dan 2 orang perempuan. Klien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak.1 perempuan dan 1 laki-laki.
2. Konsep diri
a. gambaran diri
Klien tidak suka dengan lehernya, klien mengatakan minder
dengan luka pada lehernya.
Mk : Harga diri rendah
b. identitas
Klien tamat STM, bekerja sebagai wiraswasta, klien sudah
menikah dan memiliki 2 orang anak, klien adalah seorang laki-laki
berumur 38 tahun. Klien mengaku anak kedua dari 5 bersaudara.
Klien merasa puas dengan jenis kelaminnya.
c. peran
klien tinggal bersama bibinya,di curup. Sementara istri dan kedua
anaknya tinggal dipariaman
d. ideal diri
klien berharap agar cepat sembuh dan pulang agar bisa berkumpul
kembali bersama keluarganya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti bagi klien adalah istri, bibi, dan anakanaknya serta keluarganya.
b. Klien pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan,yaitu
pemuda pancasila
c. Klien sulit berhubungan dengan orang lain karena selalu ada
bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk pulang, berbisnis,
bersama jin.
MK : Kerusakan interaksi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan kenyakinan
Klien beragama islam dan klien mengatakan percaya kepada Allah
SWT.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan tidak pernah melakukan ibadah.
VI. Status mental
1. penampilan
klien berpakaian rapi, rmbut tidak acak-acakan, gigi dan kuku
kurang bersih, dan pakaian sering ganti.
2. pembicaraan
klien berbicara cepat, klien koopeatif berbicara sesuia dengan apa
yang ditanyakan.
3. aktivitas motorik
klien tampak bersemangat
4. alam perasaan
B.
MASALAH KEPERAWATAN
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
b. Kerusakan interaksi sosial.
c. Isolasi Sosial : menarik diri.
d. Koping individu Inefektif.
e. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain.
f. Gangguan konsep diri : HDR
g. Kurang kemampuan merawat diri.
h. Regiment Therapeutik keluarga inefefktif.
i. Gangguan aktifitas motorik.
C.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
a) Resiko menciderai orang lain berhubungan dengan halusinasi
pendengaran.
b) Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri.
c) Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan
gangguan konsep diri.
d) Gangguan konsep diri berhubungan dengan koping individu
inefektif.
e) Gangguan aktifitas motorik berhubungan dengan kerusakan
interaksi sosial : menarik diri.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan pelaksanaan asuhan kesehatan pada tuan S dengan
masalah utama : perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran selama
4 hari di ruang Murai Rumah Sakit Jiwa Ketergantungan Obat Bengkulu,
yang penulis temukan diisi :
A. Pengkajian.
Dalam melakukan pengkajian atau pengumpulan data, penulis
mendapatkan data tersebut dari klien, status klien dan keluarga klien.
Predisposisi
Klien dengan kepribadian yang tertutup atau introvert mudah
tersinggung, suka memendam masalah, tidak mau menceritakan
kepada oran lain. Kebiasaan keluarga yang sering memcahkan
masalah tanpa musyawarah dan mengambil keputusan sendiri
B. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa yang penulis temukan dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap tuan S selama 4 hari di ruang Murai Rumah Sakit
Jiwa ketergantungan Obat Bengkulu yaitu :
1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
2. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri.
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
C. Perencanaan.
Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan penulis berdasarkan
teori yang ada dan tidak mendapatkan hambatan yang berarti. Dari
masalah yang muncul dalam melaksanakan asuhan keperawatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan asuhan keperawatan hjiwa pada
tuan .S. dengan perubahan persepsi sensori : Halusinasi yang di
rawat di rumah sakit jiwa ketergantungan obat Bengkulu penulis
dapat menggambarkan sebagai berikut :
1. Dengan
melakukan
pengkajian
yang
baik
menggunakan langkah-langkah yang digambarkan
pada teori maka kelengkapan dan data yang mutlak di
perlukan sebelum melakukan asuhan keperawatan jiwa
yang dilaksanakan secara komprehensif yang meliputi
biopsikososial dan spiritual karena dengan data yang
lengkap diharapkan pelaksanaan asuhan perawatan
jiwa dapat dilaksanakan secara optimal.pada
pengkajian yang dilakukan penulis,kasus yang di
temukan dari tinjauan adalah klien sering mendengar
suara jin yang menyuruh dia pulang dan kembali
berdagang,dan hal itu membuat klien marah dan
jengkel,klienpernah ingin membunuh bibikny saat
mendengar bisikan,klien sering menyendiri diam, tidak
bergaul,jika ada masalah klien tidak mau bercerita,
merasa malu dan tidak mau bergabung dengan
kelompok atau orang lain. Dari pengkajian di atas
maka klien termasuk perubahan persepsi sensori :
Halusinasi yang di rawat di rung murai
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari
kasus di atas adalah :
halusinasi
B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan hasil asuhan keperawatan jiwa telah
dilaksanakan terhadap tuan .S. dengan perubahan persepsi sensori
: Halusinasi , kami sedikit dapat memberikan beberapa saran
yang dapat di pertimbangkan dan berguna bagi kita semua yaitu :
1. Untuk klien
No
Dx
Hari / tanggal
IMPLEMENTASI
Evaluasi
A : Hubungan
saling
percaya
terjalin
dengan baik
P : Pertahankan
TUK I
lanjutkan ke
TuK II
29-januari-08 Selamat pagi pak?
bagaimana kabarnya hari ini ?
apakah bapak masih ingat
dengan kami ? oy pak apakah
masih ada yang mau bapak
ceritakan..ttg hal-hal yang
membuat bapak di bawa
kasini mungkin sekarang
bapak sudah ingat..oy pak
sesuai dengan janji kita
kemaren hari ini kita akan
mengenali halusinasi yang
bapak alami.
S : selamat pagi
juga..saya
masih ingat
dengan
kalian..klien
bercerita
kalau dia
sering di
datangi oleh
jin yang
menyuruh
dia pulang
dan
berdagang..s
ura itu
membuat
saya jengkel
dan kesal
Suara itu
sering sekali
datang
bahkan
setiap hari
O :-semua
pertanyaan di
jawab
dengan baik
-klien
bercerita
dengan suara
pelan sambil
tersenyum..
A : TUK II
berhasil
P : Planing di
lanjutkan ke
TUK III
30-01-08
A : TUK III
belum
tercapai
P : Planning
diteruskan
31 januari-08
A : TUK II
Tercapai
B : Planning Di
lanjutkan