Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1; Kasus
Sepsis neonatal
2; Pengertian
Sepsis neonatorum/sepsis neonatus adalah infeksi bakteri pada aliran darah
bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Sepsis neonatal adalah sindrom
klinik penyakit sistemik, disertai bakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu
bulan pertama kehidupan. Angka kejadian sepsis neonatal adalah 1-10 per 1000
kelahiran hidup. Sepsis neonatal dapat terjadi secara dini, yaitu pada 5-7 hari
pertama dengan organisme penyebab didapat dari intrapartum atau melalui
saluran genital ibu. Sepsis neonatal dapat terjadi setelah bayi berumur 7 hari
atau lebih yang disebut sepsis lambat, yang mudah menjadi berat dan sering
menjadi meningitis (Pusponegoro, 2000).
3; Penyebab
d; Ibu demam pada masa peripartum atau ibu dengan infeksi, misalnya
e;
f;
g;
h;
i;
j;
k;
l;
m;
syok sepsis dengan angka kematian tinggi. Umumnya terjadi pada bayi
setelah berumur 7 hari atau lebih.
b; Sepsis lambat
Sepsis lambat mudah menjadi berat, sering menjadi meningitis. Bakteri
penyebab sepsis dan meningitis, termasuk yang timbul sesudah lahir yang
berasal dari saluran genital ibu, kontak antar manusia atau dari alat-alat
yang terkontaminasi. Pada bayi kurang bulan mempunyai resiko lebih
mudah terinfeksi yang disebabkan penyakit utama dan maturitas yang
imatur.
5; Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak spesifik dengan diagnosis banding
yang sangat luas, termasuk gangguan nafas, penyakit metabolik, penyakit
hematologik, penyakit susunan syaraf pusat, penyakit jantung, dan proses
penyakit infeksi lainnya (misalnya infeksi TORCH= toksoplasma, rubela,
sitomegalo virus dan herpes). Tanda dan gejala bayi yang menderita sepsis
yaitu:
a; Letargi, iritabel
b; Tampak sakit
c; Kulit berubah warna keabu-abuan, gangguan perfusi, sianosis, pucat, kulit
termasuk sarung tangan, masker, baju, kacamata debu. Tangan dan kulit
yang terkena darah atau cairan pada tubuh lainnya segera dicuci.
b; Pengobatan: penisilin (biasanya ampicillin 100 mg/kg/24 jam intravena
tiap 12 jam, apabila terjadi meningitis untuk umur 0-7 hari 100-200
mg.kg/24 jam intravena/intramuskular tiap 12 jam, umur >7 hari 200-300
mg/kg/24 jam intravena/intramuskular tiap 6-8 jam, maksimum 400
mg/kg/24 jam.
Pada sepsis nosokomial, diberikan vankomisin dengan dosis tergantung
umur dan berat badan:
1; <1,2 kg umur 0-4 minggu: 15 mg/kg/kali tiap 24 jam
2; 1,2-2 kg umur 0-7 hari: 15 mg/kg/kali tiap 12 sampai 18 jam
3; 1,2-2 kg umur >7 hari: 15 mg/kg/kali tiap 8-12 jam
4; >2 kg umur 0-7 hari: 15 mg/kg/kali tiap 12 jam
5; >2 kg umur >7 hari: 15 mg/kg/kali tiap 8 jam ditambah aminoglikosid
7; a. Pohon masalah
proses persalinan
Selaput ketuban pecah
Mikroorganisme mencapai
cairan amnion
Sepsis
khorioamnionistis
Vasodilatasi pembuluh darah gangguan
Lingkungan
perfusi
jaringan
hipertermi
diaporesis
resiko
ketidakseimbangan
volume cairan
takipnea
gangguan
pemenuhan
O2
Hipertermi/hipotermi
Gangguan termoregulasi
Gangguan gastrointestinal
(toleransi minum yang buruk,
Muntah, diare)
Riwayat Kesehatan
katarak
congenital,
ikterik
pada
sclera,
konjungtiva
otot,
kekuatan
simetris/asimetris.
otot,
apakah
kaku,
apakah
lemah,
10; Kulit
Apakah ada pustule, abrasi, ruam dan petekie.
Pemeriksaan Spesifik
a; Apsgar Score
Frekuensi kardiovaskuler
b; Apakah ada takikardi, bradikardi, normal
c; Sistem Neurologis
8; Diagnosis Keperawatan
a; Gangguan pemenuhan O2 b.d terganggunya suplai oksigen ke dalam
b;
c;
d;
e;
jaringan
Gangguan perfusi jaringan b.d vasodilatasi pembuluh darah
Defisit volume cairan dan elektrolit b.d gangguan gastrointestinal ditandai
dengan peningkatan pengeluaran
Gangguan termoregulasi b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit
Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh
ditandai dengan diaphoresis
No Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
1.
Gangguan pemenuhan O2 1; Pertahankan jalan nafas
b.d terganggunya suplai
oksigen ke dalam
jaringan
krekels, mengi
4; Catat adanya sianosis
5; Sering ubah posisi
6; Kolaborasi pemberian suplemen oksigen sesuai
2.
Gangguan perfusi
jaringan b.d vasodilatasi
pembuluh darah
3.
dengan peningkatan
pengeluaran
4.
dilakukan
Gangguan termoregulasi 1; Pantau suhu pasien (derajat dan pola),
b.d peningkatan tingkat
metabolisme penyakit
5.
Resiko
ketidakseimbangan
volume cairan b.d
kulit,