Sunteți pe pagina 1din 13

http://download-my-ebook.blogspot.

com
Askep Hemoroid

Hemoroid
1. Pengertian
Hemoroid dalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan
keluhan dan gejala gejala.
Varises atau perikosa : mekarnya pembuluh darah atau pena (pleksus
hemoroidalis) sering terjadi pada usia 25 tahun sekitar 15 %.

2. Etiologi
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.
Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
o

Hepar sirosis hepatis


Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena
ke hepar sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk
kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis .

Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis

Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan


vena sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus
tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.

2. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor


penyebab timbulnya hemoroid.
Faktor faktor yang mungkin berperan :
o

Keturunan atau heriditer


Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh
darah, dan bukan hemoroidnya.

Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga
darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di
pleksus hemoroidalis.

Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat


antara lain :

Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk


dimana gaya grapitasi akan mempengaruhi timbulnya
hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah.

Gangguan devekasi miksi.

Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.

Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya


hemoroid yitu :
1. Adanya tomur intra abdpomen
2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan
hormonal
3. Mengedan sewaktu partus.

Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan .


Akan timbul bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasipikasi, yaitu :
1. Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media
2. Hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior.

HEMOROID INTERNA

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena
tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :

Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus
dan hanya daatdi temukan dengan proktoskopi.

Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk
dengan sendirinya.

Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus di dorong.

Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul
trombus yang di ikuti infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus,
sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang
menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena
muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda
banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi.
Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak
demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid.

HEMOROID EKSTERNA

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid


interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna
akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
o

Sering rasa sakit dan nyeri

Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf
pada kulit merupakan reseptor rasa sakit.
2. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau
lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.

4. Komplikasi

Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar.

Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan
terjadi trombosis.

Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman kumannya.

5. Penatalaksanaan Medis

1. Operasi herniadektomy
2. Non operatif
o

Untuk derajat I dan II


Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.

Obat obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB


dan untuk melunakan feces.

Anti biotik bila terjadi infeksi.

Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan varises


dengan harapan timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil
).

RubberBand Ligation yaitu mengikat hemoroid dengan


karet elastis kira kira I minggu, diharapkan terjadi
nekrosis.

Untuk derajat III dan IV


Dapat dilakuakan

Pembedahan

Dapat dilakukan pengikatan atau ligation

Dapat dilakukan rendam duduk

Dengan jalan suntikanSklerotika ujntuk mengontrol


pendarahan dan kolaps (keluar) hemoroid interna yang
kecil sampai sedang.

http://download-my-ebook.blogspot.com

Asuhan Keperawatan Pada pasien Dengan Hemoroid

PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada
benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
3. Riwayat penyakit
o

Riwayat penyakit sekarang


Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang
keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar
menetes.

Riwayat penyakit dahulu


Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya,
sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila
tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di
hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.

Riwayat penyakit keluarga


Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut

Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

PEMERIKSAAN FISIK
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.

1. Insfeksi
o

Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus

Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.

Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.

Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).

2. Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan
melakuakn rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus.
Apakah ada benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya
vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus menerus waktu BAB.
TUJUAN :
Terpenuhinyan kebutuhan nutrisi ditandai dengan tidak terdapat anemis,
perdarahan terhenti dan BB tidak turun.
INTERVENSI
o

Observasi tanda-tanda anemis


Rasionalisasi : Tanda tanda anemis diduga adanya kekurangan
zat besi (Hb turun)

Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan


Rasionalisasi : Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus
sehingga tidak terjadi perdarahan.

Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan


penyakitnya.
Rasionalisasi : Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan
pasien dalam meningkatkan keadaan penyakitnya.

Beri kompers es pada daerah terjadinya perdarahan


Rasionalisasi : Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis

perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan


yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara periodik.
o

Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter


Rasionalisasi : Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis
perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan
yang memerlukan penilayan terhadap respon obat tersebut secara
periodik.

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus,
yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah
anus
TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal
berkurang massa mengecil.
INTERVENSI :
o

Berikan randam duduk


Rasionalisasi : Menurunkan ketidak nyamanan lokal, menurunkan
edema dan meningkatkan penyembuhan.

Berikan pelicin pada saat mau BAB


Rasionalisasi : Membantu dalam melancarkan defikasi sehingga
tidak perlu mengedan.

Beri diet randah sisa


Rasionalisasi : Mengurangi rangsangan anus dan melemahkan
feses.

Anjurkan pasien agar jangan bannyak berdiri atau duduk ( harus


dalam keadaan seimbang).

Rasionalisasi : Gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya


hemoroid dan duduk dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
o

Observasi keluhan pasien


Rasionalisasi : Membantu mengevaluasi derajat ketidak nyamanan
dan ketidak efektifan tindakan atau menyatakan terjadinya
komplikasi.

Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan


dengan singkat
Rasionalisasi : Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam
keikut sertaan pasien untuk mencegah / mengurangi rasa nyeri.

Beri pasien suppositoria


Rasionalisasi : Dapat melunakan feces dan dapat mengurangi
pasien agar tidak mengejan saat defikasi.

3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang


keluar pada daerah eksternal.
TUJUAN :
Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak terjadi
gatal - gatal.
INTERVENSI :
o

Berikan sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi


dan sore hari. Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat
semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan
terjadinya penyembuhan prolaps.

Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus


Rasionalisasi : Peradangan pada anus menandakan adanya suatu
infeksi pada anus

Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga


kebersihanya
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang cara membersihkan anus
membantu keikutsertaan pasien dalam mempercepat
kesembuhanya.

POST OPERATIF
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan
adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
TUJUAN :
Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri, dan
pasien dapat melakukan aktivitasd ringan.
INTERVENSI :
o

Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.


Rasionalisasi : Dapat menurunkan tegangan abdomen dan
meningkatkan rasa kontrol.

ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik


Rasionalisasi : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama
penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Latihan jalan sedini mungkin


Rasionalisasi : Dapat menurunkan masalah yang terjadi karena
imobilisasi.

Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan


Rasionalisasi : Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau
terjadinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.

Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)


Rasionalisasi : Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan

memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada
sumbatan.
o

Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus


(guna cerobong anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang
terjadi didalam agar bisa keluar).
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat
membuat pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan
lukanya.

2. Resikol terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan


primer tidak adekuat.
TUJUAN :
Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang luka
mengering
INTERVENSI :
o

Observasi tanda vital tiap 4 jam


Rasionalisasi : Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang
berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas
tanda vital perlu di observasi secara lanjut.

Obserpasi balutan setiap 2 4 jam, periksa terhadap perdarahan


dan bau.
Rasionalisasi : Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan /
pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.

Ganti balutan dengan teknik aseptik


Rasionalisasi : Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas
infeksi atau kontaminasi silang.

Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi


Rasionalisasi : Untuk mengurangi / mencegah kontaminasi daerah
luka.

Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup


Rasionalisasi : Dapat mengurangi ransangan pada anus dan
mencegah mengedan pada waktu defikasi.

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang


perawatan dirumah.
TUJUAN :
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
INTERVENSI :
o

Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.


Rasionalisasi: Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan
pasien dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang
dianjurkan oleh ahli gizi.

Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien


menguilanginya
Rasionalisasi: Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien
dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses
perbaikan terhadap penyakitnya.

Berikan rendam duduk sesuai pesanan


Rasiopnalisasi: Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada
daerah anus (luka atau polaps).

Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya


setelah defekasi.
Rasionalisasi: Melindungi area anus terhadap kontaminasi kumankuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.

Berikan balutan
Rasionalisasi : Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.

Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.


Rasionalisasi : Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi
segera dapat mencegah progresi situasi serius.

Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan


pelunak feces dan makanan laksatif alami.
Rasionalisai : Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan
feces.

Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan


mengejan.
Rasionalisasi : Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak
perlu dan tegangan otot.

http://download-my-ebook.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. M.T. Dardjat, 1987. Kumpulan Kuliah ilmu Bedah Khusus. Penerbit Aksara
Medisina, Salemba Jakarta.
2. Syvia Anderson Price, 1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Susan Martin Tucker, 1998. Standar Perawatan Pasien, Edisi V Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Dr. Sumitro Arkanda, 1987. Ringkasan Ilmu Bedah, Penerbit Bina Aksara.
5. Purnawan Junadi, 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Penerbit
Media Aesculavius, Jakarta.
6. Doenges Moorhouse Geissle, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

S-ar putea să vă placă și