Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Modernisasi Ritel
Produk Pertanian tahun ajaran 2015
Disusun Oleh
150610130048
KELAS AGRIBISNIS B
Retailing adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau
jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi (bukan
penggunaan bisnis). Retail juga merupakan aktivitas bisnis yang melakukan
penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para
konsumen untuk penggunaan pribadi atau bersama. Penambahan Nilai: dalam hal
pelayanan, dalam hal format Ritel, misalnya penjualan online, direct sales. Para
peritel berupaya memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mencari
kesesuaian antara barang-barang yang dimilikinya dengan harga, tempat dan
waktu sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Ritel juga menyediakan pasar
bagi produsen untuk menjual produk-produk mereka.
Ritel modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual
berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,
hypermarket, ataupun grosir lainnya. Terdapat terminologi ritel modern yang
digunakan untuk menyederhanakan berbagai format toko swalayan ritel modern.
Format yang sekarang banyak ditemui antara lain seperti hypermarket,
supermarket, superstore, clubstore, convenience store, mini mart, dll.
Perbedaan dari jenis-jenis ritel modern tersebut dapat dilihat dari UU yang
menyatakan :
Hypermarket
Hypermarket merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari
18.000 meter persegi dengn kombinasi produk makanan 60-70% dan produkproduk umum 30-40%. Hypermarket merupakan salah satu betnuk
supermarket yang memiliki persediaan lebih sedikit dibanding supercenter,
yaitu lebih dari 25.000 item yang meliputi produk makanan, perkakas
(hardware), peralatan olahraga, furniture, perlengkapan rumah tangga,
computer, elektronik, dan sebagainya. Dengan demikikan hypermarket adalah
took eceran yang mengombinasikan pasar swalayan dan pemberi diskon lini
penuh.
Pasal 7 Huruf a (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013) dan Pasal 3 Ayat (3) Huruf a (Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern)
Hypermarket menjual secara eceran berbagai jenis barang konsumsi terutama
produk makanan dan/atau produk rumah tangga lainnya yang dapat berupa
bahan bangunan, furniture, dan elektronik.
Pasal 6 Huruf d (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013)
Luas lantai penjualan lebih dari 5000 m2.
Pasal 9 Ayat (2) Huruf i (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013)
Biaya administrasi pendaftaran barang hanya untuk barang baru dengan
besaran biaya paling banyak Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
untuk setiap jenis barang setiap gerai dengan biaya paling banyak Rp
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap jenis barang di semua gerai.
Pasal 3 Ayat (2) Huruf c Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007
Hypermarket, diatas 5.000 m2 (lima ribu meter per segi).
Supermarket
Luas kurang dari 1500-3000 m2. Jumlah barang terdiri dari 8000-12000.
Pasal 7 Huruf a (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013) dan Pasal 3 Ayat (3) Huruf a (Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern)
Supermarket menjual secara eceran berbagai jenis barang konsumsi terutama
produk makanan dan/atau produk rumah tangga lainnya yang dapat berupa
bahan bangunan, furniture, dan elektronik.
Pasal 6 Huruf b (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013)
Luas lantai penjualan lebih dari 400 m2.
Pasal 9 Ayat (2) Huruf i (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013)
Biaya administrasi pendaftaran barang hanya untuk barang baru dengan
besaran biaya paling banyak Rp 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) untuk
setiap jenis barang setiap gerai dengan biaya paling banyak Rp 10.000.000,(sepuluh juta rupiah) untuk setiap jenis barang di semua gerai.
Pasal 3 Ayat (2) Huruf b Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007
Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter per segi) sampai dengan 5.000 m 2
(lima ribu meter per segi)
Department Store
Pasal 7 Huruf b (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013) dan Pasal 3 Ayat (3) Huruf b (Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern)
Department store menjual secara eceran berbagai jenis barang konsumsi
terutama produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan berdasarkan
jenis kelamin dan/atau tingkat usia konsumen.
Pasal 6 Huruf c (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.70/M-DAG/PER/12/2013)
Luas lantai penjualan lebih dari 400 m2.
Pasal 3 Ayat (2) Huruf d Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007
Department Store, diatas 400 m2 (empat ratus meter persegi).
Supercenter
Supercenter adalah supermarket yang mempunyai luas lantai 3.000 sampai
10.000 meter persegi dengan variasi produk yang dijual, untuk makanan
sebanyak 30-40% dan produk-produk nonmakanan sebanyak 60-70%.
Supermarket jenis ini termasuk supermarket yang tumbuh dengan cepat.
Persediaan yang dimiliki berkisar antara 12.000-20.000 item. Supermarket
jenis ini memiliki kelebihan sebagai tempat belanja dalam satu atap (one stop
shopping) sehingga banyak pengunjungnya yang datang dari tempat jauh.
Convenience Store
Convenience store memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas. Luas
lantai ritel jenis ini berukuran kurang dari 350 meter persegi dan bisanya
didefinisikan sebagai pasar swalayan mini yang menjual hanya lini terbatas
dari berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang perpurannya relative tinggi.
Convenience store ditujukan kepada konsumen yang membutuhkanpembelian
dengan
cepat
tanpa
harus
mengeluarkanupaya
yang
besar
dalam