Sunteți pe pagina 1din 6

1

Relation of Pulmonary TB Patient's Family Support with Compliance


Motivations Drinking Anti TB Drugs (OAT) in the Work Area Health Center
Puri Mojokerto District
By:
Carsen Jilly Leo Evalistin
Abstract: The mycobacterium tubercolusis is very strong, so takes a long time to
treat it. A side from the tedium of having to take medication for a long time and
many kinds of tuberculosis drugs, a patient sometimes stopped taking medication
before the mass treatment have not finished. The pulmonary TB patient must have
to medicinize according to fomentation which have been specified and they must
have someone who directly supervise or monitor for the patient at making
treatment regulations. This reseacht aims to analyze the relationship of pulmonary
TB patient's family support with Compliance motivations drinking anti TB Drugs
(OAT). Beside, Correlation studies using the analytical method with a Cross
Sectional with amount of population counted 31 people, while taken responder
counted 29 selected responder use Purposive Sampling. The collecting data using
two questionnaire consisted of the family support's questionnaires given to TB
patient's family and motivation questionnaires drinking anti TB Drugs (OAT)
given to pulmonary TB patients. The results showed that there was no relationship
of pulmonary TB patient's family support with Compliance motivations drinking
anti TB Drugs (OAT) in the working area of Puri district health center Mojokerto.
The results of statistical tests by using the Spearman Rho test results is (0,069) >
(0.05). Family support not such a single factor influencing Patients motivation
of pulmonary TB because motivation of ekstrinsik (family support) there no
relation with compliance motivation drinking anti TB drugs to disease of
pulmonary TB. Patients motivation of pulmonary TB more influenced by
intrinsic factor like: age factor, education and work.
Keywords: Family Support, Motivation, Drugs, Pulmonary TB
PENDAHULUAN
Bakteri mycobacterium tubercolusis merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengobatinya, disamping rasa
bosan karena harus minum obat dalam waktu yang lama seseorang penderita
kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum massa pengobatan belum
selesai untuk itu, pasien TBC perlu mendapatkan pengawasan langsung agar
meminum obat secara teratur sampai sembuh (Nova, 2007).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan desember 2011 dengan
melihat kartu pengambilan obat, dari 10 responden TB paru yang selalu rutin
mengambil obat setiap minggunya sebanyak 8 responden (80%) dan yang tidak
rutin mengambil obat setiap minggu sebanyak 2 responden (20%).
Banyaknya macam-macam obat tuberculosis membuat penderita menjadi
jenuh untuk berobat. Jika kurangnya pengetahuan atau motivasi maka semakin
besar kemungkinan akan putus obat (Subijakto, 2011). Dukungan keluarga yang
kurang sangat mempengaruhi dalam proses penyembuhan pada penderita TB
paru, ini dikarenakan tidak ada seseorang yang peduli untuk selalu mengingatkan
ataupun membantu dalam proses pengobatan.
Jika seseorang mengetahui bahwa keteraturan perawatan dan pengobatan
sangat penting bagi kesembuhan, maka hal ini akan memotivasi penderita untuk
melakukan perawatan dan pengobatan secara teratur sesuai dengan ketentuan (Puji
Hastuti, 2010).
RUMUSAN MASALAH
Adakah hubungan dukungan keluarga pasien TB paru dengan motivasi
kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) di wilayah kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto tahun 2012?
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisa hubungan dukungan keluarga pasien TB paru dengan
motivasi kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) di wilayah kerja Puskesmas
Puri Kabupaten Mojokerto tahun 2012
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional (Notoatmodjo,
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien TB paru dan
keluarganya di wilayah kerja puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto dengan
jumlah populasi 31 penderita TB paru, dengan Purposive Sampling yang dibatasi
dengan kriteria: 1) pasien TB paru dan keluarganya bersedia sebagai responden.
2) Penderita TB paru yang tidak datang dalam pengobatan. 3) Keluarga yang

tinggal satu atap dengan penderita TB paru yang ditunjuk sebagai PMO. 4)
Penderita TB paru usia 15 dan 45 tahun.
Instrumen yang dipakai untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
pasien TB paru dengan motivasi kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) adalah
kuisioner dengan skala Likert (Nursalam, 2003). Kuisioner terdiri dari dua yaitu:
kuisioner dukungan keluarga untuk keluarga pasien TB paru dan kuisioner
motivasi untuk pasien TB paru.
Hasil dari kuisioner diukur menggunakan rumus P=f/N x100% (P =
prosentase; f = jumlah jawaban yang benar; N = jumlah skor maksimal), untuk
mengukur hubungan dukungan keluarga pasien TB paru dengan motivasi
kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) menggunakan uji Spearman Rho dengan
fasilitas program SPSS 16.0 dan kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi responden.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden (Keluarga) berdasarkan dukungan keluarga

No

Dukungan Keluarga

Frekuensi

Prosentase

Dukungan Baik

11

37,9%

Dukungan Cukup

13

44,8%

Dukungan Kurang

17,3%

Total

29

100%

Sumber: Data primer tahun 2012


Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar dari responden
(Keluarga) memberikan dukungan cukup kepada pasien TB paru (44,8%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden (Pasien TB Paru) berdasarkan motivasi penderita
TB paru

No

Motivasi

Frekuensi

Prosentase

Motivasi Tinggi

10

34,5%

Motivasi Sedang

11

37,9%

Motivasi Rendah

27,6%

Total

29

100%

Sumber: Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden (Pasien


TB Paru) memiliki motivasi sedang terhadap kepatuhan minum Obat Anti TBC
(OAT) (37,9%).
Tabel 4.8
Tabulasi silang dukungan keluarga dengan motivasi kepatuhan minum
Obat Anti TBC (OAT)

Motivasi
Dukungan

Tinggi

Keluarga

Sedang

Total

Rendah

Baik

54,5

27,3

18,2

11

100

Cukup

23,1

53,8

23,1

13

100

Kurang

20

20

60

100

10

34,5

11

37,9

27,6

29

100

Total

Sumber: Data primer tahun 2012


Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari 11 responden (Pasien TB
Paru) yang mendapat dukungan keluarga baik, sebagian besar memiliki motivasi
baik terhadap kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) yaitu

6 responden

(54,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil = 0,069. Nilai > ,
tingkat kemaknaan = 0,05 jadi H0 diterima, artinya tidak ada hubungan
dukungan keluarga pasien TB paru dengan motivasi minum Obat Anti TBC
(OAT) di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:


1. Dukungan keluarga pasien TB paru dalam menjalani pengobatan di wilayah
kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto, sebagian besar mendapatkan
dukungan cukup dari keluarga sebanyak 13 responden (44,8%).

2. Motivasi pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten


Mojokerto, sebagian besar memiliki motivasi sedang terhadap kepatuhan
minum Obat Anti TBC (OAT) yaitu sebanyak 11 responden (37,9%).
3. Tidak ada hubungan dukungan keluarga pasien TB paru dengan motivasi
minum Obat Anti TBC (OAT) di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten
Mojokerto. Hasil uji statistik didapatkan hasil = 0,069. Nilai > , tingkat
kemaknaan = 0,05 jadi H0 diterima.

SARAN
1. Bagi Responden
Untuk keluarga penderita TB paru hendaknya memberikan dukungan
terutama berupa informasi agar pasien TB paru dapat lebih termotivasi serta
mematuhi pengobatan secara teratur sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan
oleh petugas kesehatan.
Untuk pasien TB paru yang mempunyai motivasi yang kurang dapat lebih
bersemangat dan memahami tentang pentingnya pengobatan yang sedang
dijalaninya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar lebih memahami tentang dukungan keluarga pasien TB paru dan
motivasi kepatuhan minum Obat Anti TBC (OAT) serta mampu meningkatkan
motivasi penderita TB paru supaya patuh dalam menjalani pengobatannya dan
peneliti mampu mengetahui faktor lain dari motivasi kepatuhan pasien.

3. Bagi Petugas Kesehatan (Puskesmas Setempat)


Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama lebih sering
berkunjung ke rumah pasien TB paru agar pasien TB paru lebih termotivasi untuk
menjalani pengobatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Subijakto. 2011. Proposal Skripsi Tuberculosis Paru. (Internet) 11 April 2011.
Available from (http://subijakto25.blog.com/2011/04/11/proposal-skripsituberculosis-paru/) (Accesed 17 April 2011).
Puji Hastuti. 2010. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita
TB dalam menjalani program DOTS di puskesmas Puri Mojokerto. Stikes
Bina sehat ppni mojokerto.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

S-ar putea să vă placă și