Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu bangsa biasanya diukur dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
digunakan pada negara tersebut akan semakin terkenal pula dimata dunia, juga
semakin jauh dari ketertinggalan dengan negara-negara lain. Salahsatu kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat ditingkatkan untuk memajukan
pembangunan di negara tersebut yaitu dalam bidang pendidikan. Pendidikan
merupakan salah satu bidang pembangunan suatu bangsa dan negara yang perlu
diperhatikan, karena pendidikan adalah suatu tuntutan hidup manusia dalam proses
kedewasaan intelektual, moral, sosial sesuai kemampuan martabat masing-masing.
Manusia adalah makhluk didik, dan mendidik yang tertuju pada pendidikan didalam
keluarga, sekolah dan masyarakat yang kesemuanya saling terkait antara satu sama
lain, yakni bersama-sama dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam Undang- Undang RepublikIndonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional, bab II pasal 3, dirumuskan bahwa pendidikan berfunsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa,berakhlak mulia, berbudu pekerti luhur,
berkepribadian, berpikir maju, tangguh, cerdas, berilmu, terampil,kreatif, mandiri,
berdisiplin, beretos kerja, profesional, produktif, dan menjadi warga negara yang
demokratis, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani.
Surachmat (1979:1) menyatakan bahwa karya pendidikan yang akan
menolong kemanusiaan hari esok menentukantempatnya di dalam hari dunia esok.
1
pendidikan
materi
yang
menggunakan
LCD
proyektor
didepan
kelas
perlu penerapan metode mengajar yang tepat untuk dapat meningkatkan hasil
belajar siswa untuk lebih berpotensi dan kreatif.
Salah satu cara yang harus dilakukan untuk masalah di atas adalah
dengan penggunaan metode pembelajaran. Metode yang dapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah metode
Pengajaran
Berdasarkan
Masalah
(problem
based
instruction).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah yang akan dikaji
dibatasi pada penggunaan metode Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction) salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
TKJ 1 pada mata pelajaran melakukan instalasi software di SMK N 2
Manado.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, sehingga masalah
dirumuskan sebagai berikut :
Apakah dengan penggunaan model Pengajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
TKJ 1 pada mata pelajaran melakukan instalasi software di SMK N 2
Manado.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKJ 1 pada mata pelajaran
melakukan instalasi software di SMK N 2 Manado.
F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu:
a. Menjadi masukan bagi pihak sekolah dalam rangka pengembangan
kemampuan guru mengelola inteaksi belajar mengajar dan dapat menjadi
bahan masukan bagi praktisi di bidang pendidikan didalam menyusun
kurikulum.
b. Bagi para guru, hasil penelitian bias menjadi tolak ukur dan bahan
pertimbangan guna melakukan pembenahan serta koreksi diri sebagai
profesionalisme dalam pelaksanaan tugas profesinya.
c. Bagi penulis sebagai calon guru dapat menambah pengetahuan tentang
keterampilan mengajar guru dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Bagi siswa dapat menanamkan rasa percaya diri,konsentrasi dan semangat
belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
e. bagi pembaca, dapat dijadikan sumber informasi dalam pengembangan
kualitas belajar mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.KAJIAN TEORI
1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri manusia
setelah melakukan aktifitas belajar. Dalam hal ini seseorang dikatakan belajar jika ada
perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar disini merupakan suatu proses,
dimana guru melihat dan membimbing apa yang terjadi selama siswa mencari
pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut DR.O.hamalik (2003:14) mengartikan belajar itu adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, menurut pengertian ini belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukanlah suatu hasil. Kemudian skinner
dalam Dimyati (2002:9) menyatakan belajar adalah suatu prilaku pada saat orang
belajar maka responya menjadi baik sehingga dengan belajar maka orang akan
mengalami perubahan tingkah laku. Dan menurut winkel (1996:53) belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan,pemahaman,keterampilan dan nilai sikap.
Menurut Tyson dan Carol pembelajaran adalah sebuah cara dan sebuah proses
hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama sama aktif melakukan
kegiatan. Sehubungan dengan itu, Tson dan Carol menetapkan sebuah syarat apabila
interaksi antara personal (guru dan siswa) di dalam kelas terjadi dengan baik maka
kegiatan belajar akan terjadi (muhibbin syah). Dalam pengertian ini guru harus
berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik atau berkecenderungan
langsung mengubah tingkah laku siswanya. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,dan
mengena pada tujuan diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
adalah harus menguasai metode mengajar.
7
guru saat model tersebut diterapkan. Model pengajaran memiliki banyak kegunaan
menjangkau segala bidang pendidikan, mulai dari materi perencanaan dan kurikulum
hingga materi perancangan intruksional termasuk program-program multimedia
(Joyce,2009:16). Adapun soekamto mengemukakan bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajaran
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto,2009:22).
Oleh karena itu, model pembelajaran merupakan suatu tujuan yang telah
dirancang sebelumnya oleh para perancang atau para pengajar secara sistematis,
sehingga model pembelajaran memberikan arahan bagi guru untuk mengajar.
Model pembelajaran memiliki ciri ciri khusus, sehingga dapat dibedakan dengan
suatu strategi maupun metode. Berikut merupakan ciri-ciri dari model pembelajaran :
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (triyanto, 2009:23).
10
11
13
konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) yaitu bahwa
14
15
16
17
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action
Research). Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakterisitik yang sedikit
berbeda bila dibandingkan dengan penelitian formal lainnya.
Beberapa karakteristik penting tersebut diantaranya, seperti :
1. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti
dalam kehidupan profesi sehari hari.
2. Peneliti memberikan perlakuan atau treatmen yang berupa tindakan yang
terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan
kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
3. Langkah langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus
lingkaran atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun
kerja mandiri secara intensif.
B. Setting Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMK yang berjumlah 70 siswa
pada tahun pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari 35 siswa kelas X TKJ 1 dan 35
siswa kelas TKJ 2. Dan penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa siklus.
Sedangkan kelas yang dipilih sebagai kelas yang akan diteliti adalah kelas X TKJ 1
yang berjumlah 35 orang siswa.
20
C. Sasaran Penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X TKJ 1 agar mencapai standar kriteria ketuntasan minimum yaitu 75
khususnya pada mata pelajaran Instalasi software. Dengan kegiatan belajar yang
menggunakan model Problem Based Intruction (Pengajaran Berdasarkan Masalah),
yang dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk belajar memahami materi,
bekerja sama dalam kelompok kecil akan bisa saling memotivasi satu dengan yang
lain, mengembangkan kemampuan berpikir siswa, meningkatkan penyelidikan
autentik siswa, dan mencari pemecahan masalah untuk mengembangkan keterampilan
intelekutal sehingga menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model problem
based instruction (pengajaran berdasarkan masalah) dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa.
Metode Problem Based Instruction
Model pembelajaran Problem Based Instruction (Pengajaran Berdasarkan
Masalah) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
secara individu maupun kelompok untuk belajar mencari solusi, meningkatkan
konsentrasi, belajar bekerja sama, meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir lepas dalam mencari solusi atau jalan keluar
dari setiap masalah yang dihadapi atau didapatkan. Hal ini dilakukan dengan cara
guru memberikan pengajuan pertanyaan atau masalah yang dua duanya secara
social penting dan secara pribadi bermakna unutk siswa, agar supaya siswa saling
berbagi ilmu dalam hal mencari solusi untuk setiap masalah yang diperhadakan
dengan cara mereka berdiskusi maupun mencoba hal hal yang baru.
21
: menginstal software
: Instal software pada windows 7
: Cara instal software danaktivasi software
Mengamati setiap siswa yang berani mengambil langkah baru atau kreatif
untu mendapat jalan keluar dari masalah.
23
D. Refleksi
Menyampaikan hasil atau kesimpulan tentang tugas yang diberikan
dengan masalah yang sudah dihadapi dalam penyelesaian tugas yang
diberikan oleh guru, kemudian memberikan masukan mengenai apa yang
seharusnya tidak terjadi dan yang harus dirubah pada pertemuan berikut.
Jika diadakan tes dan hasil rata - rata kelas belum mencapai SKBM,
maka akan diadakan lagi PTK dengan metode problem based instruction
(pengajar berdasarkan masalah) dengan materi sesuai dengan materi yang
berjalan. Akan dilakukan terus menerus sampai hasil rata rata kelas
mencapai KKM.
24
hasil
test siswa, data tersebut untuk memastikan
keberhasilan penerapan metode Problem Based
Instruction (Pengajaran Berdasarkan Masalah)
dalam KBM.
F. Teknik Analisis Data
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik analisis presentase.
Rumus yang diugunakan adalah :
T P M=
JPKS
x 100
JKS
Keterangan :
TPM
JPKS
JKS
25