Sunteți pe pagina 1din 17

HUKUM INDONESIA

Kaidah Hukum
dan

Sanksi

-Maria Ulfah-

DEFINISI SANKSI + SANKSI HUKUM


Kekuasaan Kemampuan memaksakan kemauan sendiri
pada kemauan orang lain.
Sanksi
Akibat tertentu yang timbul dari perilaku manusia yang
dapat dikenakan kepada pelakunya, berkenaan dengan
keharusan untuk mematuhi kaidah perilaku.
Sanksi Hukum
Akibat hukum tertentu yang dapat dikenakan kepada
seseorang/ sekelompok orang berkenaan dengan
perbuatannya yang mematuhi/ tidak mematuhi kaidah
hukum. (Akibat yang diterapkan dari orang yang taat dan
tidak taat pada hukum.)

Apakah sanksi hanya ada pada


kaidah hukum?
Beberapa Sarjana Hukum berpendapat bahwa yang membedakan
kaidah hukum dari kaidah non-hukum adalah sanksinya. Thomas
Hobbes berpendapat bahwa hukum adalah peraturan-peraturan
perilaku manusia yang diperintahkan dan dipaksakan oleh
penguasa. Jadi menurut Hobbes inti dari hukum adalah sanksi.
Namun sesungguhnya semua kaidah meletakan kewajiban dan
menuntut kepatuhan. Hal tersebut diwujudkan melalui atau
dalam bentuk sanksinya. Sanksi non-hukum misalnya perasaan
menyesal atau bersalah, dan lain sebagainya.
Sanksi hukum terorganisasikan (oleh negara), sanksi non-hukum
tidak terorganisasikan, penerapannya tergantung pada
masyarakat.

KLASIFIKASI SANKSI
Berdasarkan hakikat substansi dari sanksi:
Sanksi Positif
Akibat bagi orang yang taat ialah sesuatu yang menyenangkan, sesuatu
yang menguntungkan.
Sanksi Negatif
Akibat bagi orang yang tidak taat ialah akibat yang tidak menyenangkan/
menderitakan/ merugikan.
Berdasarkan jenis kaidahnya:
Sanksi hukum
Sanksi yang terorganisasikan dan diterapkan atau ditegakkan oleh
masyarakat sebagai kesatuan yang terorganisasi (negara).
Sanksi non-hukum
Sanksi yang tidak terorganisasikan atau penerapan terjadi di akhirat/
masyarakat.

Imbalan, pujian
Sanksi Positif
Rasa senang,
ketentraman batin

Sifat memaksa
kaidah
Sanksi bidang
hukum administrasi
pencabutan izin
Sanksi
Negatif

Sanksi bidang
hukum perdata
membayar ganti rugi

Sanksi bidang
hukum pidana
penjara, denda

APAKAH SANKSI HUKUM


UNSUR ESENSIAL
DALAM kaidah HUKUM?
sanksi esensial

sanksi tidak esensial

SANKSI ESENSIAL
J.van Kan
Hukum itu bersifat memaksa.
Prof. Van der Pot
Sifat memaksa dari kaidah-kaidah hukum adalah pembeda
antara kaidah hukum dengan kaidah lainnya.
Snouck Hurgronje
Hukum adat adalah adat yang mempunyai sanksi hukum.
Thomas Hobbes
Hukum adalah peraturan-peraturan perilaku manusia yang
diperintahkan dan dipaksakan oleh penguasa.

Pendapat keempat tokoh di atas memperlihatkan


bahwa sifat memaksa (dalam wujud sanksi hukum)
adalah hal esensial dari kaidah hukum. Unsur esensial
yang dimaksud adalah unsur konstitutif unsur yang
menyebabkan sesuatu menjadi sesuatu.

Pemikiran bahwa sanksi adalah unsur esensial


dilatarbelakangi oleh alasan bahwa hukum berasal
dari kekuasaan yang tercermin dari sanksi.

Hukum tidak bergantung pada kekuasaan, sebaliknya


kekuasaan itu diciptakan oleh hukum dan mempunyai fungsi
mengabdi pada hukum. Jadi kekuasaan dan sanksi bukan
penyebab hukum ada, sebaliknya hukumlah yang
menciptakan sanksi. Artinya hukum yang menetapkan akibat
konkret apabila manusia tidak menaati hukum. Apabila
pemberian sanksi tersebut, tidak berdasar hukum maka
dinamakan main hakim sendiri.

Jadi pandangan mengenai sanksi esensial dapat disangkal


dengan alasan bahwa:
1. Kaidah memaksa tidak hanya kaidah hukum.
2. Semua kaidah juga memiliki sanksi yang bersifat
memaksa.
3. Tanpa sanksi, kaidah hukum tetap ada.

SANKSI TIDAK ESENSIAL

Sanksi hukum penting tetapi tidak esensial.

Eksistensi hukum tidak didasarkan pada adanya


sanksi.

Pandangan ini bisa dilihat dari 2 pandangan


yakni:
1. Analisis Normatif
2.Analisis Sosiologis

-ANALISIS NORMATIF1. Kalau mengidentikkan HUKUM = SANKSI maka berarti


mengidentikkan HUKUM = KEKUASAAN padahal HUKUM
KEKUASAAN.
Justice without might is helpless; might without justice is tyrannical.
Keadilan (hukum) tanpa kekuatan (kekuasaan) adalah tidak berdaya,
sebaliknya, kekuatan (kekuasaan) tanpa keadilan (hukum) adalah tirani.
-Blaise Pascal-

Kekuasaan tidak menciptakan hukum dan hukum tidak


sepenuhnya bergantung pada kekuasaan.
Kekuasaan diciptakan kaidah hukum dan memiliki fungsi
mengabdi pada hukum.
Sanksi adalah perwujudan dari kekuasaan dan sanksi hanya
bekerja bila ada kekuasaan di belakangnya.

2. Sanksi hukum memaksa orang berperilaku mentaati kaidah


hukum padahal bukan sanksi yang menentukan seseorang
taat atau tidak pada kaidah hukum, tetapi kehendak/
pilihan bebas manusia (free will) yang menentukannya.
Taat/ tidak taat dengan kaidah hukum : kehendak/ pilihan
bebas manusia.

Kaidah hukum tumbuh di masyarakat bertujuan untuk


memenuhi kebutuhan manusia atas ketertiban yang adil
dan keteraturan.
Konsekuensi dari kebutuhan tersebut dengan free will
manusia adalah sanksi hukum.
Jadi sanksi hukum hanya dimaksudkan untuk menghadapi
dan mempengaruhi kehendak/ pilihan bebas manusia
mengarahkan cara manusia berperilaku.

3. Adanya pertanyaan sebagai berikut:


Mana yang merupakan INDUK dan mana yang
merupakan ANAK antara kaidah hukum dan sanksi?
Kaidah hukum yang menciptakan sanksi hukum.
Keberadaan dan pelaksanaan sanksi hukum tergantung
dari kaidah hukum.
Dari tiga hal di atas, maka SANKSI TIDAK ESENSIAL.
Sanksi adalah unsur penting (unsur yang diperlukan)
untuk melaksanakan tujuan hukum yang efektif yakni
ketertiban dan keadilan.

Ketiga argumen tersebut diperkuat lagi oleh analisis


sosiologis.

-ANALISIS SOSIOLOGIS Pandangan ini melihat efektivitas dari kaidah hukum.


Kaidah hukum dikatakan efektif jika mampu mempengaruhi
perilaku manusia ke arah yang dikehendaki.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kaidah hukum
mempengaruhi perilaku manusia (warga masyarakat):
1. Penyampaian pesan kepada warga masyarakat yang
bersangkutan agar diterima serta dimengerti;
2. Isi pesan adalah sesuatu yang dapat dilaksanakan oleh warga
masyarakat;
3. Harus ada sesuatu yang dapat menumbuhkan disposisi
(dorongan, sikap, kecenderungan) pada warga masyarakat
untuk mematuhi kaidah hukum yang bersangkutan teori
kepatuhan hukum (C.J.M. Schuyt): teori paksa dan teori
konsensus.

Friedman berpendapat ada tiga kategori untuk mempengaruhi


perilaku manusia (warga masyarakat):
1. Sanksi negatif maupun positif;
2. Lingkungan sosial dan perilaku para elit;
3. Nilai-nilai internal.
Jadi sanksi hanya salah satu faktor yang mempengaruhi
efektivitas kaidah hukum karena ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas hukum seperti keenam hal yang telah
disebutkan di atas serta faktor-faktor sebagai berikut:
*karakteristik ancaman/ harapan dari sanksi;
*karakteristik manusia (warga masyarakat) yang terkena sanksi
faktor kecepatan penerapan sanksi;
*karakteristik perilaku yang harus dikendalikan;
*lingkungan sosial (pendidikan, sarana);
*internal kepentingan umum, moralitas, adil, percaya.

Berdasarkan pandangan analisa normatif dan


analisa sosiologis di atas,
maka dapat dikatakan bahwa:

SANKSI TIDAK ESENSIAL


yang esensial ialah:
kaidah hukumnya
masyarakat.

dan

kesadaran

hukum

Jadi sanksi tidak esensial, tetapi merupakan bagian


penting (hal yang diperlukan) dalam kaidah hukum
untuk mendorong orang menjadi taat.

SANKSI (e)

TAAT
HUKUM

KESADARAN HUKUM (i)

S-ar putea să vă placă și