Sunteți pe pagina 1din 5

A.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang lengkap adalah suatu hal yang penting. Penting
memperhatikan abnormalitas postur, deformitas, nyeri tekan, dan
spasme otot. Pada pemeriksaan neurologis harus diperhatikan :
Gangguan sensorik (hipesthesia atau hiperesthesia). Perlu
dibedakan gangguan saraf perifer dan segmental.
Gangguan motorik (pemeriksaan kekuatan otot, atrofi, fasikulasi,
dan spasme otot).
Perubahan refleks.
Pemeriksaan panggul dan rektum perlu dilakukan untuk menyingkirkan
adanya neoplasma dan infeksi di luar vertebra.
Pemeriksaan Fisik Radikulopati Servikal
Pada pemeriksaan radikulopati servikal, antara lain akan didapatkan :
1. Terbatasnya range of motion leher.
2. Nyeri akan bertambah berat dengan pergerakan (terutama
hiperekstensi).
3. Tes Lhermitte (Foramina Compression Test). Tes ini dilakukan
dengan menekan kepala pada posisi leher tegak lurus atau miring.
Peningkatan dan radiasi nyeri ke lengan setelah melakukan tes ini
mengindikasikan adanya penyempitan foramen intervertebralis
servikal, sehingga berkas serabut sensorik di foramen intervertebra
yang diduga terjepit, secara faktual dapat dibuktikan.

Lhermittes Test
4. Tes Distraksi
Tes ini dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri radikuler.
Pembuktian terhadap adanya penjepitan dapat diberikan dengan
tindakan yang mengurangi penjepitan itu, yakni dengan
mengangkat kepala pasien sejenak.

Distraction Test
Pemeriksaan Fisik Radikulopati Lumbar
1. Tes Lasegue (Straight Leg Raising Test)
Pemeriksaan dilakukan dengan cara :
a. Pasien yang sedang berbaring diluruskan (ekstensi) kedua
tungkainya.
b. Secara pasif, satu tungkai yang sakit diangkat lurus, lalu
dibengkokkan (fleksi) pada persendian panggulnya (sendi coxae),
sementara lutut ditahan agar tetap ekstensi.
c. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan lurus
(ekstensi).
d. Fleksi pada sendi panggul/coxae dengan lutut ekstensi akan
menyebabkan stretching nervus iskiadikus (saraf spinal L5-S1).
e. Pada keadaan normal, kita dapat mencapai sudut 70 derajat atau
lebih sebelum timbul rasa sakit dan tahanan.
f. Bila sudah timbul rasa sakit dan tahanan di sepanjang nervus
iskiadikus sebelum tungkai mencapai sudut 70 derajat, maka
disebut tanda Lasegue positif (pada radikulopati lumbal).
2. Modifikasi/Variasi Tes Lasegue (Bragards Sign, Sicards Sign, dan
Spurlings Sign)
Merupakan modifikasi dari tes Lasegue yang mana dilakukan tes
Lasuge disertai dengan dorsofleksi kaki (Bragards Sign) atau dengan
dorsofleksi ibu jari kaki (Sicards Sign). Dengan modifikasi ini,
stretching nervus iskiadikus di daerah tibial menjadi meningkat,
sehingga memperberat nyeri. Gabungan Bragards sign dan Sicards
sign disebut Spurlings sign.

Lasegues Sign (SLRs Test)

a) Bragards sign

b) Spurlings sign

3. Tes Lasegue Silang atau OConell Test


Tes ini sama dengan tes Lasegue, tetapi yang diangkat tungkai yang
sehat. Tes positif bila timbul nyeri radikuler pada tungkai yang sakit
(biasanya perlu sudut yang lebih besar untuk menimbulkan nyeri
radikuler dari tungkai yang sakit).
4. Nerve Pressure Sign
Pemeriksaan dilakukan dengan cara :
a. Lakukan seperti pada tes Lasegue (sampai pasien merasakan
adanya nyeri) kemudian lutut difleksikan hingga membentuk sudut
20 derajat.
b. Lalu, fleksikan sendi panggul/coxae dan tekan nervus tibialis pada
fossa poplitea hingga pasien mengeluh adanya nyeri.
c. Tes ini positif bila terdapat nyeri tajam pada daerah lumbal, bokong
sesisi, atau sepanjang nervus iskiadikus.
5. Naffziger Tests

Tes ini dilakukan dengan menekan kedua vena jugularis selama 2


menit. Tekanan harus dilakukan hingga pasien mengeluh adanya rasa
penuh di kepalanya. Kompresi vena jugularis juga dapat dilakukan
dengan sphygmomanometer cuff, dengan tekanan 40 mmHg selama
10 menit. Dengan penekanan tersebut, dapat mengakibatkan tekanan
intrakranial meningkat. Meningkatnya tekanan intrakranial atau
intraspinal, dapat menimbulkan nyeri radikular pada pasien dengan
space occupying lesion yang menekan radiks saraf. Pada pasien ruptur
diskus intervertebra, akan didapatkan nyeri radikular pada radiks saraf
yang bersangkutan.Pasien dapat diperiksa dalam keadaan berbaring
atau berdiri.
B. Pemeriksaan Penunjang Radikulopati
1. Radiografi atau Foto Polos Roentgen
Tujuan utama foto polos Roentgen adalah untuk mendeteksi adanya
kelainan structural.
2. MRI dan CT-Scan
MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang utama untuk
mendeteksi kelainan diskus intervertebra. MRI selain dapat
mengidentifikasi kompresi medulla spinalis dan radiks saraf, juga
dapat digunakan untuk mengetahui beratnya perubahan
degenerative pada diskus intervertebra. MRI memiliki
keunggulan dibandingkan dengan CT-Scan, yaitu adanya
potongan sagital dan dapat memberikan gambaran hubungan
diskus intervertebra dan radiks saraf yang jelas,sehingga MRI
merupakan prosedur skrining yang ideal untuk menyingkirkan
diagnose banding gangguan structural pada medulla spinalis dan
radiks saraf.
CT-Scan dapat memberikan gambaran struktur anatomi tulang
vertebra dengan baik, dan memberikan gambaran yang bagus
untuk herniasi diskus intervertebra. Namun demikian, sensitivitas
CT-Scan tanpa myelography dalam mendeteksi herniasi masih
kurang bila dibandingkan dengan MRI.
3. Myelography
Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomis yang detail,
terutama elemen osseus vertebra. Myelography merupakan proses
yang invasif, karena melibatkan penetrasi pada ruang
subarakhnoid. Secara umum myelogram dilakukan sebagai tes
preoperative dan seringkali dilakukan bersamaan dengan CT-Scan.

4. Nerve Conduction Study (NCS) dan Electromyography (EMG)


NCS dan EMG sangat membantu untuk membedakan asal nyeri
atau untuk menentukan keterlibatan saraf, apakah dari radiks,
pleksus saraf, atau saraf tunggal. Selain itu, pemeriksaan ini juga
membantu menentukan lokasi kompresi radiks saraf. Namun bila
diagnosis radikulopati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, maka
pemeriksaan elektrofisiologis tidak dianjurkan.
5. Laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor
rematoid, fosfatase alkali/asam, dan kalsium.
Urin analisis, berguna untuk penyakit nonspesifik seperti infeksi.

S-ar putea să vă placă și