Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
Kelompok II B
D-IV Keperawatan Tingkat II, Semester III
1.
P07120214011
2.
P07120214012
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KATA PENGANTAR
Segala Puja dan puji syukur kita haturkan Kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah memberikan kita berbagai macam nikmat terutama nikmat sehat dan sempat sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Dasar dan Konsep Asuhan
Keperawatan pada Anak dengan Pneumonia ini dapat diselesaikan dengan apa adanya
dan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doanya. Makalah ini mungkin
kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan
teman-teman untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi temanteman mahasiswa keperawatan dan semoga
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................1
10
Daftar Isi..........................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
I. Latar Belakang............................................................................................................4
II Rumusan Masalah ......................................................................................................4
11
III Tujuan.........................................................................................................................5
IV Manfaat.......................................................................................................................6
V Metode.......................................................................................................................6
Bab II Pembahasan
I. KONSEP TEORI PNEUMONIA
12
A. Definisi.. ........................................................................................7
B. Etilogi..................................................................................................................8
C. Klasifikasi.....................................................................................................................9
D. Cara Penularan.............................................................................................................11
13
E. Patofisiologi.................................................................................................................12
F. Pathway.......................................................................................................................14
G. Manifestasi Klinis........................................................................................................15
H. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................15
14
I. Komplikasi.....................................................................................................................16
J. Penatalaksanaan..........................................................................................................16
II.
15
1.
Pengkajian.......................................................................................................17
2.
Diagnosa Keperawatan...................................................................................20
3.
Perencanaan ...................................................................................................22
4.
Implementasi...................................................................................................33
5.
Evaluasi...........................................................................................................35
16
17
18
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru paru atau alveoli.
Terjadi pneumonia khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut
19
pada bronkus, sehingga disebut dengan broncho nomia. Gejala penyakit tersebut adalah
nafas yang cepat dan sesak karena paru paru meraang secara mendadak.
Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama
kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak anak banyak dari kematian ini
terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari
tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita
meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan
20
1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumonia, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di negara negara berkembang.
Pneumonia sering terjadi pada anank usia 2 bulan 5 tahun. Pada anak usia dibawah 2
bulan pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60x/menit juga
disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Pneumonia berat
ditandai dengan adanya gejala seperti anak tidak bisa minum atau menetek, selalu
21
memuntahkan semuanya, kejang dan terdapat tarikan dinding dada kedalam dan suara
nafas bunyi krekels (suara nafas tambahan pada paru) saat inspirasi. Kasus anak terjadi
pada saat anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang
dari 2 bulan. Apabila anak diklasifikasikan menderita pneumonia berat di puskesmas atau
balai pengobatan, maka anak perlu segera dirujuk setelah diberi dosis pertama antibiotik
yang sesuai.
22
II.
1.
a.
b.
c.
RUMUSAN MASALAH
Konsep Dasar Penyakit
Apa definisi pneumonia?
Bagaimana etiologi pneumonia?
Bagaimanakah klasifikasi dari pneumonia?
23
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
a.
24
b.
c.
d.
e.
III.
TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar penyakit pneumonia serta konsep asuhan
keperawatan pada pasien pneumonia?
25
2.
1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Tujuan Khusus
Konsep Dasar Penyakit
Mahasiswa mampu memahami definisi pneumonia dengan benar
Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi pneumonia
Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara penularan pneumonia
Mahasiswa mampu mengerti patofisiologi pneumonia
Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis pneumonia
Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
pneumonia
26
g)
h)
2)
a)
27
b)
c)
d)
e)
pneumonia
Mahasiswa mampu mengevaluasi yang dilakukan pada pasien pneumonia
IV.
MANFAAT PENULISAN
28
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, infomasi, dan
pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep dasar penyakit dan konsep dasar asuhan
keperawatan
pada
pasien
penyakit
pneumonia
serta
mampu
untuk
mengimplementasikannya.
V.
METODE PENULISAN
29
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode studi
pustaka dengan membaca dan menganalisis beberapa literatur dan metode penelususran IT
dengan mencari refrensi tambahan di internet sebagai materi penunjang.
30
I.
31
A. DEFINISI
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus paru.
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada
anak. (Suriani, 2006).
32
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru
(alveoli). (DEPKES. 2006)
Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus terisi dengan cairan, dengan atau tanpa
disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga interstisium. (H. Nabiel
Ridha,2014.)
33
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis
batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA)
semua
bentuk
pneumonia
baik
pneumonia
34
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas
cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam, sedangkan
napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu menit.Untuk balita
umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau lebih dalam satu menit,
balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50 kali atau lebih per menit, dan
umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali atau lebih per menit. (Depkes, 1991).
35
Jadi disini kelompok menyimpulkan bahwa pneumonia adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, yaitu pada bagian alveoli.
36
B. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : bakteri, virus,
mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa.
a. Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut.
37
diri
dan
menyebabkan
kerusakan.
Balita
yang
terinfeksi
38
39
pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan, parainfluenzae, influenzae
dan adenovirus. Virus non respirasik, bakteri enterik gram negatif, mikobakteria, coxiella,
pneumocytis carinii dan sejumlah jamur
Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada
balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar
pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi
40
terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan
kematian (Misnadiarly, 2008)
41
c. Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit
pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun
42
yang
disebabkan
oleh
protozoa
sering
disebut
pneumonia
43
44
C. KLASIFIKASI
Pneumonia berdasarkan umur
1. Kelompok umur < 2 bulan
a. Pneumonia berat
45
Bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu (jika sebelumnya
menyusu
dengan
baik),
kejang,
rasa
kantuk
yang
tidak
wajar
atau
sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38C atau lebih)
atau suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 C), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per
menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea,
distensi abdomen dan abdomen tegang.
46
b. Bukan pneumonia
47
Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak terdapat
tanda pneumonia seperti di atas.
48
Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak
dapat
minum,
adanya
penarikan
dinding
dada,
anak
kejang
dan
sulit
dibangunkan.
b. Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis
49
50
Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding
dada.
e. Pneumonia persisten
Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari
dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat
51
penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan (WHO,
2003).
52
53
54
2. Pneumonia atipikal, sering mengenai anak dan dewasa muda disebabkan oleh
mycoplasma, clamidia, dan coxlella.
3. Pneumonia karena virus, sering terjadi pada bayi dan anak.
4. Pneumonia karena jamur, sering disertai infeksi sekunder terutama pada orang dengan
daya tahan lemah dan pengobatannya lebih sulit.
55
56
D. CARA PENULARAN
Pneumonia ditularkan melalui percikan air ludah. Air ludah bisa berasal dari anak atau
orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam saluran
pernafasan mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang yang
sedang sakit. Penular biasanya lebih sering dari dari orang serumah, teman sepermainan,
atau teman
57
di sekolah. Faktor risiko penularan makin besar ketika bayi atau balita menderita
kekurangan gizi dan tidak mendapatkan ASI. Disamping itu tidak mendapatkan imunisasi,
58
kurang vitamin A, bayi terpapar asap rokok, asap dapur dan polusi lingkungan juga
meningkatkan faktor risiko menderita pneumonia. Bayi dan balita bisa dilindungi dari
pneumonia lewat imunisasi DPT, campak dan pneumokokus.
E. PATOFISIOLOGI
59
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang
60
didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organismeorganisme infeksius lainnya.
Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami
pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau
kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor
61
predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada
pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada
saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah
dan menyebabkan pneumonia virus.
Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang
normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah.
62
Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran
napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui
penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh:
varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi
melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia
generalisata.
63
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang
meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli
64
65
F. PATHWAY
66
67
G. MANIFESTASI KLINIS
1.
Biasanya didahului infeksi saluran pernafasan bagian atas. Suhu dapat naik secara
2.
3.
4.
5.
68
6.
a.
b.
c.
7.
8.
9.
10.
11.
Frekuensi napas :
Umur 1 - 5 tahun 40 x/mnt atau lebih.
Umur 2 bln-1 tahun 50 x/mnt atau lebih.
Umur < 2 bulan 60 x/mnt.
Nadi cepat dan bersambung.
Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.
Kadang-kadang terasa nyeri kepala dan abdomen.
Kadang-kadang muntah dan diare, anoreksia dan perut kembung.
Mulut, hidung dan kuku biasanya sianosis.
69
12.
13.
14.
H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
70
2.
3.
4.
5.
71
6.
7.
I.
KOMPLIKASI
72
Bila tidak ditangani secara tepat maka kemungkinan akan terjadi komplikasi sebagai
berikut :
1.
Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan
akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke
telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan
2.
73
3.
4.
5.
6.
7.
J.
Emfisema.
Meningitis.
Abses otak.
Endokarditis.
Osteomielitis
PENATALAKSANAAN
74
1.
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :
a. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
b. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
c. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk
2.
infeksi
pneumonia
mikroplasma.
Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda.
75
3.
Pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan dan yang adekuat jika terjadi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
hipoksemia.
Ekspektoron yang dapat dibantu dengan postural drainase
Rehidrasi yang cukup dan adekuat
Latihan nafas dalam dan batuk efektif sangat membantu
Isolasi pernafasan sesuai dengan kebutuhan
Diet tinggi kalori dan tinggi protein
Terapi lain sesuai dengan komplikasi
76
77
A.
PENGKAJIAN
1. Usia
a.
b.
c.
d.
e.
78
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
: Sesak napas.
79
anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk. Timbul
batuk, sesak, nafsu makan menurun.
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batukbatuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak
masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
80
81
82
83
84
85
Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang pernah disampaikan biasanya sesaat akibat
penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada otak. Pada saat di rawat anak tampak bingung
kalau ditanya tentang hal hal baru disampaikan.
7. Pola persepsi diri konsep diri
Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kuraf bersahabat, tidak suka bermain,
ketakutan terhadap orang lain meningkat.
8. Pola peran hubungan
86
Anak tampak malas kalau diajak bicara baik dengan teman sebaya maupun yang lebih
besar, anak lebih banyak diam dan selalu bersama denganorang terdekat orangtua.
87
Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah mengalami
pubertas mungkin terjadi gangguan menstruasi pada wanita tetapi bersifat sementara dan
biasanya penundaaan.
10. Pola toleransi stress koping
Aktifitas yang sering tampak saat menghadapi stres adalah anak sering menangis, kalau
sudah remaja saat sakit yang dominan adalah mudah tersinggung dan suka marah.
11. Pola nilai keyakinan
88
Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan untuk mendapat sumber
kesembuhan dari Tuhan.
f. Pemeriksaan Fisik
1. Status penampilan kesehatan : lemah
2. Tingkat kesadaran kesehatan : kesadaran normal, letragi, strupor, koma, apatis
3.
89
a.
b.
c.
4.
5.
90
Kulit :
a. Warna : Pucat sampai sianosis
b. Suhu
Pada hipertermi kulit terbakar panas akan tetapi setelah hipertermi terasa kulit anak
akan teraba dingin
Turgor : menurun pada dehidrasi
91
6.
Data yang paling menonjol pada pemeriksaan fisik adalah pada Thorax dan paru paru
92
1.
Inspeksi : Frekuensi irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain : takipnea,
dispnea progesif, pernafasan dangkal, pektus ekskavatum (dada corong), paktus
2.
3.
terkena.
Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan pada paru, normalnya timpani (terisi udara)
resonansi.
93
4.
-
94
3) Radiologi, abnormalitas yang disebabkan adanya radang atau cairan ditandai dengan
konsolidasi dan kelainan bisa satu lobus atau lebih dan atau sebagian dari lobus.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipneu, demam
95
C.
Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Intervensi
96
Ketidakefektifa
NOC
Airway suction
n bersihan jalan
a.
napas
Status : Ventilation
kebutuhan
b.
tracheal suctioning
Respiratory
Respiratory
a.
b.
Pastikan
oral/
Auskultasi
97
Kriteria Hasil :
dan
a.
suctioning
kan
Mendemonstrasi
batuk
efektif
dan
c.
sesudah
Informasik
keluarga
dyspneu
suctioning
(mampu
tentang
98
mengeluarkan
sputum,
d.
Minta
sebelum
lips)
dilakukan
b.
Menunjukkan
e.
O2
suction
Berikan
dengan
99
(klien
tidak
tercekik,
irama
frekuensi
dalam
merasa
menggunakan nasal
napas,
untuk memfasilitasi
pernapasan
rentang
normal,
suction nasotrakeal
f.Gunakan
alat
abnormal)
melakukan
100
c.
Mampu
mengidentifikasi
mencegah
faktor
tindakan
dan
yang
g.
pasien
Anjurkan
untuk
nafas
dalam
setelah
kateter dikeluarkan
101
dari nasotrakeal
h.
Monitor
status
oksigen
pasien
i. Ajarkan keluarga
bagaimana
cara
102
melakukan suction
j. Hentikan suction
dan berikan oksigen
apabila
pasien
menunjukkan
bradikardi,
103
peningkatan
saturasi O2, dll.
Airway
Management
a.
Buka jalan
104
napas,
gunakan
Posisikan
untuk
memaksimalkan
105
ventilasi
c.
Identifikas
i pasien perlunya
pemasangan
alat
Lakukan
106
Keluarkan
suara
107
Berikan
bronkodilator
bila
perlu
h.
Atur
108
Diagnosa
Intervensi
109
x
2
Keperawatan
Ketidakefektifa
NOC
n pola napas
a.
NIC
Respiratory
Airway
Status : Ventilation
Management
b.
a.
Respiratory
Buka
jalan
napas,
c.
gunakan
teknik
110
a.
b.
Mendemonstrasik
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
111
(mampu
mengeluarkan
c.
Identifika
si pasien perlunya
pemasangan
pursed lips)
b.
d.
Menunjukkan
alat
Lakukan
fisioterapi
dada
112
(klien
tidak
tercekik,
irama
frekuensi
dalam
tidak
merasa
pernapasan
rentang
ada
abnormal)
napas,
suara
normal,
napas
jika perlu
e.
secret
Keluarkan
dengan
113
c.
Tanda-tanda vital
suara tambahan
dalam
rentang
g.
(tekanan
pernapasan)
darah,
normal
nadi,
Berikan
bronkodilator bila
perlu
h.
Atur
114
mengoptimalkan
keseimbangan
i. Monitor respirasi
dan
status
O2
Oxygen Therapy
j. Bersihkan mulut,
115
Pertahank
jalan
napas
yang paten
l. Atur
peralatan
116
oksigenasi
m.
Monitor
aliran oksigen
n.
Observasi
adanya tanda-tanda
hipoventilasi
117
o.
Monitor
adanya kecemasan
pasien
terhadap
oksigenasi
Vital
118
SignMonitoring
a.
TD,
Monitor
nadi,
suhu,
dan RR
b.
Auskultas
i TD pada kedua
119
lengan
dan
bandingkan
c.
TD,
Monitor
nadi,
RR,
sebelum,
selama,
dan
setelah
120
aktivitas
d.
Monitor
frekuensi
dan
irama pernapasan
e.
Monitor
suara paru
121
f.Monitor
pola
pernapasan
abnormal
g.
Monitor
122
h.
Monitor
sianosis perifer
i. Identifikasi
penyebab
dari
perubahan
vital
sign
123
Diagnosa
x
3
Keperawatan
Kekurangan
Hasil
NOC
volume cairan
a.
Fluid Balance
management
b.
Hydration
a.
Timban
c.
Nutritional
popok/
Intervensi
Fluid
124
pembalut
Intake
diperlukan
b.
jika
Pertaha
Kriteria Hasil :
nkan
catatan
a.
Mempertahank
intake
dan
output
yang
125
akurat
c.
normal
r status hidrasi
b.
Tekanan darah,
Monito
(kelembaban
membrane
batas normal
mukosa,
nadi
126
c.
Tidak
tanda-tanda
ada
dehidrasi.
adekuat, tekanan
darah
ortostatik), jika
baik,
diperlukan
membrane
d.
Monito
r vital sign
127
berlebihan
e.
Monito
masukan
makanan
cairan
dan
hitung
intake
kalori harian
128
f.Kolaborasi
pemberian
cairan IV
g.
Monito
r status nutrisi
h.
Berikan
129
cairan IV pada
suhu ruangan
i. Dorong
masukan oral
j. Berikan
penggantian
130
nasogastrik
sesuai output
k.
Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien makan
131
l. Tawarkan
snack (jus buah,
buah segar)
m.
Kolabo
rasi
dengan
132
dokter
Hipovolemia
Management
a.
Monito
r status cairan
133
termasuk intake
dan
output
cairan
b.
Monito
r tingkat Hb dan
hematokrit
134
c.
Monito
r tanda vital
d.
Monito
r respons pasien
terhadap
penambahan
135
cairan
e.
Monito
r berat badan
f.Dorong pasien
untuk
menambah
136
intake oral
g.
Pember
ian cairan IV
h.
Monito
r adanya tanda
dan
gejala
137
kelebihan
volume cairan
i. Monitor
adanya
tanda
gagal ginjal
Dx
Diagnosa
Intervensi
138
Keperawatan
Intoleransi
Hasil
NOC :
Aktivitas
a.
NIC :
Energy
Activity Therapy
conservation
a.
b.
asikan
Activity
Kolabor
dengan
tolerance
Tenaga
c.
Rehabilitasi
Self care
139
Medik
dalam
Kriteria Hasil :
merencanakan
a.
program
terapi
Berpartisipasi
dalam
yang tepat
aktivitas
fisik
tanpa
b.
disertai
peningkatan
klien
Bantu
untuk
140
mengidentifikasi
RR
aktivitas
b.
mampu dilakukan
Mampu
melakukan
yang
c.
Bantu
untuk
memilih
aktivitas
141
c.
konsisten
yang
sesuai
normal
kemampuan fisik,
d.
psikologi
Energy psikomotor
sosial
e.
d.
dengan
dan
Bantu
142
Level kelemahan
untuk
f.
mendapatkan alat
Mampu
berpindah
dengan
atau
tanpa
bantuan
aktifias
bantuan alat
krek
g.
e.
Bantu
143
Status kardiopulmunari
untuk
adekuat
mengidentifikasi
h.
aktivitas
disukai
i.
Status
f.Bantu
respirasi
yang
untuk
klien
membuat
144
pertukaran
gas
ventilasi adekuat
dan
jadwal
latihan
diwaktu luang
g.
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
145
kekurangan
dalam beraktifitas
h.
Sediaka
penguatan
146
i. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon
147
fisik,
emosi,
sosial
dan
spiritual
Dx
5
Diagnosa
Keperawatan
Defisiensi
Intervensi
NIC :
148
Pengetahuan
a.
Knowledge
disease process
b.
Knowledge
health behavior
Teaching
disease Process
:
a.
Berika
penilaian
tentang tingkat
Kriteria Hasil :
pengetahuan
149
pasien
dan
menyatakan
keluarga tentang
pemahaman
tentang
proses penyakit
penyakit,
kondisi,
yang spesifik
b.
Jelaska
pengobatan
patofisiologi
150
b.
keluarga
Pasien
dan
mampu
hal
melaksanakan prosedur
ini berhubungan
dengan anatomi
benar
dan
dengan
fisiologi,
cara
151
mampu
menjelaskan
yang tepat
kembali
apa
c.
yang
Gamba
dijelaskan perawatn/tim
kesehatan lainnya
gejala
yang
biasa
muncul
pada
penyakit,
152
dengan
cara
yang tepat
d.
Gamba
rkan
proses
penyakit,
dengan
cara
153
yang tepat
e.
Identifi
kasi
kemungkinan
penyebab,
dengan
cara
154
yang tepat
f.Sediakan
informasi pada
pasien
dan
keluarga tentang
kondisi, dengan
155
cara tepat
g.
Hindar
i jaminan yang
kosong
h. Sediakan bagi
keluarga
atau
156
SO
informasi
tentang
kemajuan
pasien
dengan
157
bersama
anggota
keluarga
tim
dan
medis
mengenai
peubahan gaya
158
hidup
yang
mungkin
diperlukan
untuk mencegah
komplikasi
di
159
terapi
160
atau
penanganan
k.
pasien
Dukung
untuk
mengeksplorasi
atau
161
mendapatkan
second opinion
dengan
cara
162
k. Rujuk pasien
pada grup atau
agresi
di
komunitas
lokal,
dengan
163
l. Instruksikan
pasien
mengenai tanda
dan gejala untuk
melaporkan
pada
pemberi
164
perawatan
kesehatan,
dengan
cara
yang tepat
D.
IMPLEMENTASI
165
1.
Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan pemberian asuhan keperawatan yang
166
dilakukan secara nyata untuk membantu klien mencapai tujuan pada rencana tindakan yang
telah dibuat. (Nursalam, 2001 ; 63, dikutip dari Lyer, et.al, 1996)
167
168
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. (Nursalam, 2001 ; 63).
Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu persiapan,
perencanaan dan dokumentasi.
a.
169
1)
2)
3)
4)
5)
170
6)
b.
1)
171
2)
3)
172
c.
Fase dokumentasi
Merupakan suatu pencatatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah
173
2)
3)
EVALUASI
174
175
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien. (Nursalam, 2001 ; 71, dikutip dari Griffith dan Christensen, 1986)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan :
176
a.
b.
177
c.
178
a.
Proses (Formatif)
Hasil (Sumatif)
179
Adalah evaluasi yang dapat dilihat pada perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir tindakan perawatan klien.
(Nursalam, 2001 ; 74, dikutip dari Iyer et. al, 1996)
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
a.
180
b.
c.
d.
e.
181
182
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus terisi dengan cairan, dengan
183
atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga interstisium.
(H. Nabiel Ridha,2014.) Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri,
yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat
ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan
Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA)
semua
bentuk
pneumonia
baik
184
pneumonia
185
186
atau orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam
saluran pernafasan mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang
yang sedang sakit. Penular biasanya lebih sering dari dari orang serumah, teman
sepermainan, atau teman di sekolah. Faktor risiko penularan makin besar ketika bayi
atau balita menderita kekurangan gizi dan tidak mendapatkan ASI. Disamping itu tidak
187
mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A, bayi terpapar asap rokok, asap dapur dan
polusi lingkungan juga meningkatkan faktor risiko menderita pneumonia. Bayi dan
balita bisa dilindungi dari pneumonia lewat imunisasi DPT, campak dan pneumokokus.
188
B.
SARAN
Orang tua wajib membawa anaknya ke puskemas ataupun tempat pelayanan
kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi. Selain itu orang tua harus menjaga
lingkungan sang anak agar terhindar dari asap rokok, polusi dll. Jaga juga kebersihan
tubuh sang anak untuk mencegah terjangkit atau terpapar bakteri.
189
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba medika
Ridha, H. Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
190
Amin HN, Hardhi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC Jilid 3. Yogyakarta : Mediaction
Anonim.
Bab
II
Tinjauan
Pustaka.
(Online).
Available.
191
192