Sunteți pe pagina 1din 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI M.

DENGAN KASUS KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR


DI RUANG PERAWATAN BAYI (TERATAI) RSUD ULIN
BANJARMASIN
Dosen Pembimbing: Ns. Evi Marlinda, S.Kep

Disusun oleh:
SUHARDI
PO7120002069

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU
TAHUN 2005
PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama

: By. M

Umur

: 5 hari

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

:-

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan

:-

Tanggal masuk rumah sakit : 27 November 2004


Tanggal pengkajian

: 1 Desember 2004

Diagnosa medis

: Riwayat persalinan dengan kala II lama, kejang setelah lahir


dan asfiksia berat.

Identitas penanggung jawab


Nama

: Tn. Gufron

Umur

: 35 tahun

Jenis kelamin

: laki-laki

Pekerjaan

: PNS

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan ayah

: SLTA

Pendidikan ibu

:SLTA

Hubungan dengan klien

: Ayah klien

2. Riwayat Penyakit
a.

Keluhan utama

Keluhan saat masuk rumah sakit


klien mengalami perdarahan saat persalinan, apgar skor 3-5-7, klien mengalami
kejang.

Keluhan saat pengkajian


Klien sering kejang, suhu tubuh aksila 38,8oC, refleks isap tidak ada, menangis
lemah.

b. Riwayat penyakit sekarang


Tanggal 27 November 2004 pukul 16.00 ibu klien memasuki persalinan kala II, posisi
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul, sampai dengan pukul 21.00 malam
persalinan tidak mengalami kemajuan, pukul 21.30 dilakukan sectio cesaria, bayi lahir
pada pukul 21.40. berat badan waktu lahir 3150 gram, apgar skor 3.5-7. bayi terihat
kejang, terdapat lesi dan memar pada sekitar atas kepala.
c.

Riwayat penyakit dahulu


-

d. Riwayat penyakit keluarga


Ibu klien tidak menderita DM, HT, ataupun hepatitis. Kakek dan nenek klien tidak ada
yang menderita HT, DM, ataupun hepatitis.

3. Riwayat Kesehatan
a.

Riwayat persalinan dan kelahiran


1. Prenatal
Jumlah kunjungan bidan 4 kali, HPHT lupa, kenaikan berat badan 11 kg selama
hamil. Komplikasi kehamilan tidak ada, komplikasi obat tidak ada, tidak ada riwayat
hospitalisasi sebelumnya, golongan darah O.
2. Intranatal
Lama persalinan 5 jam komplikasi persalinan kala II laama
3. Post natal

b. Riwayat sosial
1. Yang mengasuh

: perawatan

dalam inkubator
2. Hubungan dengan anggota keluarga

: baik

3. Hubungan dengan teman sebaya

: -

4. Pembawaan secara umum

: -

5. Lingkungan rumah
c.

: -

Riwayat tumbuh kembang


1. Kemandirian dalam bergaul
2. Motorik halus

: :

belum

belum

belum

muncul
3. Motorik kasar
muncul
4. Kognitif dan bahasa
muncul
d. Riwayat imunisasi
4. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran

: Somnolen

Vital sign

: Hearth rate 110 kali/menit, respirasi 32 kali/menit, suhu tubuh pada


Aksila 38,2oC.

G.C.S
2. Kepala

: membuka mata: 2, motorik terbaik: 4, verbal terbaik: 2 (total: 8).

Bentuk simetris, terdapat lesi dan memar pada kulit kepala, rambut ada, distribusi
merata.
3. Mata
Bentuk mata dalam batas normal, sklera mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil mata kanan dan kiri isokor, gerakan bola mata dalam batas normal, refleks kornea
ada.
4. Hidung
Bentuk dalam batas normal, tidak ada keluar cairan atau sekret.
5. Telinga
Struktur telinga kiri dan kanan dalam batas normal. Tidak ada keluar cairan, darah,
ataupun sekret dari lubang telinga.
6. Mulut
Terpasang oral gastro tube, rongga mulut bersih, tidak terdapat peradangan pada mukosa
bibir dan mulut.
7. Leher
Bentuk dalam batas normal, tidak ada pembesaran kelenjar limfe atau tiroid.
8. Dada
Bentuk simetris, A:Pencernaan terhadap tranversal 1:1. pergerakan dada saat bernafas
kiri dan kanan simetris, tidak terdengar bunyi nafas tambahan.
9. Jantung
Jantung berada di sebelah kiri, denyut jantung 110 kali/menit, tidak terdapat palpitasi.
10. Abdomen
Keadaan permukaan perut baik, tidak terdapat massa atau perbesaran abdomen.bunyi
peristaltik tidak terdengar.
11. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, struktur lengkap, tidak terdapat kelainan bentuk kelamin.
12. Ekstremitas
Atas:
Bentuk dalam batas normal, skala kekuatan otot 4/4 tonus otot ada, ada terdapat gerakan
kejang.

Bawah:
Bentuk dalam batas normal, skala kekuatan otot 4/4 tonus otot ada, ada terdapat gerakan
kejang.

13. Kulit
Warna kulit sawo matang, terdapat lesi dan memar pada kulit kepala,turgor kulit baik ,
kembali dalam 2 detik.

5. Kebutuhan Fisik Dan Psikologis


1. Nutrisi
Jenis nutrisi PASI (Lactogen), frekuensi pemberian 10-15 cc/2 jam.
2. Eliminasi
Frekuensi BAB 1-2 kali/hari, konsistensi cair, warna kuning. Frekuensi BAK 2-4
kali/hari.
3. Personal hygiene
Diseka 2 kali/hari. Oral hygiene 2 kali/hari.
4. Istirahat dan tidur
Waktu tidur 20-22 jam/hari, klien berada dalam inkubator dengan kesadaran somnolen.
5. Aktivitas
Pergerakan ekstremitas atas dan bawah ada, bayi sering mengalami kejang. Bila terjaga
bayi sering menangis.
6. Psikososial
6. Kebutuhan Spritual
-

7. Data Penunjang
-

ANALISA DATA
No

Data

Etiologi

Masalah

DS

DO

Sekresi orofaringeal

Risiko

Bun

ketidakefektifan

bersihan jalan nafas.

yi nafas tambahan tidak


terdengar.
-

Perg
erakan

dinding

dada

kanan dan kiri simetris.

DS

Frek

uensi nafas 32 kali/menit.


Klie

Ketidakmampuan

menghisap

DO

tidak

mampu

menghisap.

Ketidakefektifan
dan

ketidakmampuan

Refl
eks rooting tidak ada.

pemberian

pola

makanan

bayi.

mengkoordinasi
menghisap-menelan.

Terp
asang OGT.

Resi
du kurang lebih 1-4 cc/2
jam.

DS

Bayi
gelisah
perubahan

DO

bila

terjadi

Transisi

lingkungan

Ketidakefektifan

ekstrauterus neonatus

termoregulasi suhu.

Kerentanan

bayi,

Risiko terhadap infeksi.

kurangnya

flora

suhu

tubuhnya.
-

Suh
u aksila pada pukul 08.00
38,2oC.

Suh
u aksila pada pukul 09.00
36oC.

Suh
u aksila pada pukul 10.00
37oC

DS

DO

Luk
a tali pusat tertutup kasa

normal,

dan

steril.

terbuka (tali pusat).

luka

Tida
k

terdapat

tanda

peradangan tali pusat.

Daftar Masalah
1. Risiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi orofaringeal
(tanggal muncul masalah 1 Januari 2005).
2. Ketidakefektifan pola pemberian makanan bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
menghisap dan ketidamampuan mengkoordinasikan menghisap-menelan (tanggal muncul
masalah 1 Januari 2005).
3. Ketidakefektifan termoregulasi suhu behubungan dengan transisi lingkungan ekstrauterus
(tanggal muncul masalah 1 Januari 2005).
4. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan kerentanan bayi, kurangnya flora normal, dan
luka terbuka (tanggal muncul masalah 1 Januari 2005).

RENCANA KEPERAWATAN
No
1

Diagnosa Keperawatan
Risiko
ketidakefektifan

Tujuan, Kriteria Hasil


Setelah perawatan selama 6 jam

bersihan

jalan

diharapkan jalan nafas tetap efektif,

berhubungan

dengan

nafas
sekresi

orofaringeal, ditandai dengan:


tambahan

dinding dada kanan dan kiri.

Perger
dan kiri simetris.
Freku
ensi nafas 32 kali/menit.

tepat dapat membantu mencegah

Isap sekresi dan jalan

2.

nafas sesuai kebutuhan.


3.

Berikan

lingkungan

yang lembab.

sekret jalan nafas.


3.

4.

Observasi

tanda-tanda

aspirasi.

untuk mengental.
4.

terdengar bunyi nafas tambahan.


Menunjukk
an

peningkatan

Lingkungan
lembab mengurangi risiko sekret

Tidak

Pengisapan
membantu pengurangan penumpukan

dapat

dibuang/dikurangi.
-

2.

Sekret
orofaring

akan dinding dada kanan

yang

masuknya sekret ke laring.


Mempertah

Rasional
Posisi

1.

mencegah aspirasi.

ankan kesimetrisan pernafasan

tidak

terdengar.

untuk

dengan kriteria:

Bunyi
nafas

Intervensi
Posisikan

1.

Deteksi

dini

mencegah komplikasi yang lebih


5.

pernafasan

Berikan

kunjungan

oksigen sesuai pesanan.

parah.
5.

(normal 40-60 kali/menit).

Tunjungan
oksigen

membantu

memenuhi

distribusi oksigen ke saluran trakea.

Ketidakefektifan

pola

Setelah perawatan selama 6 jam

pemberian

bayi

diharapkan bayi dapat menerima

makanan

berhubungan

dengan

ketidakmampuan
dan

menghisap

masukan nutrisi, dengan kriteria:


-

ketidamampuan

2.

Menerima
muntah.

pola

Berikan
spesifik

pemberian

1.

untuk

intervensi
meningkatkan

Tingkatkan

Mempermudah
dan

sebagai

pedoman

dalam

pemberian perawatan.
2.

pemberian makanan.

3.
Residu

Kaji

makanan bayi dan kebutuhan nutrisi.

masukan nutrisi dan tidak terjadi

mengkoordinasikan menghisapmenelan, ditandai dengan:

1.

Membantu
menunjang penumpukan kebutuhan

tidur

nutrisi.

dan

kurangi pemakaian energi yang tidak

3.

Mengurangi

Klien

lambung minimal (kurang dari 2

tidak mampu menghisap.


-

Reflek

defisit energi dan risiko hipoglikemia

cc).

serta asidosis.

s rooting tidak ada.


-

perlu.

Menunjukk
an perkembangan dalam refleks

Terpas

rooting.

ang OGT.
-

Resid
u kurang lebih 1-4 cc/2

jam.
Ketidakefektifan termoregulasi

Setelah perawatan selama 6 jam

suhu

diharapkan

behubungan

dengan

suhu

tubuh

dapat

transisi lingkungan ekstrauterus,

dipertahankan dalam batas normal,

ditandai dengan:

dengan kriteria:

Bayi
gelisah

bila

terjadi

perubahan suhu tubuhnya.


-

1.

Pantau suhu bayi setiap


1 jam.

2.

Kurangi atau hilangkan


kehilangan

3.

2.

panas

bayi.

Suhu tubuh

3.
Kaji

terhadap

tanda

dapat
4.

4.
Suhu

aksila pada pukul 09.00


o

36 C.
-

Jelaskan

adanya

Agar orang tua

tua

mengerti dan tidak cemas terhadap

perubahan yang berhubungan dengan

perubahan suhu tubuh yang terjadi

usia

pada bayinya.

yang

pada

mempengaruhi

termoregulasi.
Suhu

mengindikasikan

sepsis.

aksila pada pukul 08.00


-

Fluktuasi panas
tubuh yang cenderung meningkat

Suhu
38,2oC.

Membantu
mempertahankan suhu tuuh normal.

sepsis.

37,6oC.

Untuk
mngetahui fluktuasi suhu.

sumber-sumber

melalui aksila berkisar 36,5 -

1.

5.

5.

Rawat

aksila pada pukul 10.00

inkubator/alternatif

37oC

rumah.

perawatan

untuk

di

mencegah

di

lingkungan

perubahan
yang

suhu tubuh bayi.

suhu

memperngaruhi

Risiko

terhadap

berhubungan
kerentanan

bayi,

infeksi

Setelah perawatan selama 6 jam

dengan

diharapkan

kurangnya

flora normal, dan luka terbuka,

tidak

terjadi,

dengan kriteria:
Luka pada
tali pusat kering.

Luka
tali pusat tertutup

kasa

steril.

1.

tindakan.
2. Lakukan

ditandai dengan:

infeksi

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah

Mengurangi resiko infeksi nasokomial


parasat

dengan

teknik

kepada bayi.

aseptic.

2.

3. Batasi kontak langsung dengan bayi.


Tidak

terdapat kemerahan ataupun pus


pada sekitar tali pusat.

Melindungi bayi dari infeksi.

4. Observasi tanda-tanda infeksi.


5. Kulit dan tali pusat dirawat dan

3.

dibersihkan.

Meminimalkan terjadinya infeksi.

Tidak

4.

terdapat tanda peradangan

Mengetahui adanya indikasi infeksi.

tali pusat.

5.
Potensial entri organisme ke dalam tubuh.

CATATAN KEPERAWATAN
No.
1

Hari/tanggal
Rabu, 1-12-04

No. Diagnosa
Keperawatan

No. I

Catatan Keperawatan
1.

Pukul 08.30

Evaluasi

Memberikan

posisi

ekstensi kepala, selama kurang lebih 30 menit selama terjadi


penurunan frekuensi pernafasan, kemudian mengembalikan
pada posisi semula setelah frekuensi nafas meningkat.
2.

Melakukan

pernafsan.
-

Gerakan
dinding dada saat bernafas simetris.

agak kental, jumlah kurang lebih 1 cc.


3.

tidak

menunjukkan penurunan frekuensi

pengisapan

(suction) sekret pada pukul 09.00, warna putih, konsistensi

Bayi

Tidak

secret

orofaringeal saat disuction.


Mengontrol jumlah air

pada reservoir tabung oksigen. Jumlah air 15 cc, kanula tempat

Bunyi
tambahan tidak terdengar.

nafas

kelaurnya oksigen terasa lembab.


4.

A
Tanda-tanda

aspirasi

(kulit kebiruan, penurunan frekuensi pernafasan) tidak muncul.


5.

Frekuensi nafas
46 kali/menit.

Masalah tidak muncul.

Memberikan oksigen

1.

liter/menit.

Posisikan
untuk mencegah aspirasi.

2.

Isap

sekresi

dan jalan nafas sesuai kebutuhan.


3.

Berikan
lingkungan yang lembab.

4.

Observasi
tanda-tanda aspirasi.

5.
2

Rabu, 1-12-04

No. II

1.

Pukul 09.00

Mengkaji pola pemberian makanan bayi, hasil:

bayi diberikan PASI setiap 2 jam, sebelumnya dilakukan


suction pada lambung untuk mengisap residu.
2.

Memasag OGT pada pukul 09.00.

3.

Memberikan ketenangan ruangan bayi (inkubator).

Berikan
kunjungan oksigen sesuai pesanan.
Bayi
menunjukkan

toleransi

masukan

Bayi

dapat

PASI.
-

menerima masukan nutrisi 60 cc


PASI/24 jam
A

Refleks
roooting belum muncul.

Residu 20 cc/24
jam.

Masalah teratasi sebagian.


1.

Berikan
spesifik

untuk

intervensi
meningkatkan

pemberian makanan.
2.

Tingkatkan

tidur

dan

kurangi pemakaian energi yang tidak


perlu.
3

Rabu, 1-12-04

No. III

1.

Pukul 09.30

Memantau suhu tubuh melalui aksila per 1 jam

dari pukul 08.00-14.00. Hasil:

perilaku gelisah akibt peningkatan

Pukul 08.00 suhu 38,2 C

Pukul 09.00 suhu 36oC

suhu tubuh.
-

Pukul 10.00 suhu 37 C

Pukul 11.00 suhu 38oC

Pukul 12.00 suhu 38 C

aksila 37,2 C.
Masalah teratasi sebagian.
1.

Pukul 14.00 suhu 38 C

2.

Mengatur suhu inkubator sesuai berat badan bayi

Kurangi atau hilangkan


sumber-sumber

(berat 3210, suhu inkubator 32 C).

kehilangan

panas

terhadap

tanda

bayi.

Tanda-tanda sepsis (peningkatan suhu, terdapatnya

3.

pus pada luka tali pusat) tidak ada.


4.

Pantau suhu bayi setiap


1 jam.

3.

Suhu tubuh bayi pada


o

Pukul 13.00 suhu 38oC


2.

Bayi tidak menunjukkan

Kaji
sepsis.

Menjelaskan pada ayah bayi bahw perubahan suhu


tubuh pada bayi setelah lahir adalah hal yang sering terjadi

Rabu, 1-12-04

No. IV

pada bayi baru lahir.


1.
Memantau tanda-tanda infeksi, hasil: drainase

bayi terlihat tenang.

purulen tidak ada, peningkatan warna pada daerah tali pusat

Tidak ada kemerahan

Pukul 08.00

pada sekitar tali pusat.

tidak ada.

2.

Mencuci tangan desinfeksi setiap kali memegeng


bayi, mengontrol kebersihan inkubator, mengganti setiap popok

pakaian bayi yang kotor.

Tidak
purulen.

Masalah tidak ada.

ada

drainase

3.

1.

Meminimalkan perawat yang masuk ke ruangan

Cuci

tangan

sebelum

dan

sesudah tindakan.

(maksimal 2 orang), mengatur suhu ruangan 25oC.


2.

Lakukan parasat dengan teknik


aseptic.

3.

Batasi kontak langsung dengan


bayi.

4.

Observasi tanda-tanda infeksi.

5.

Kulit dan tali pusat dirawat dan


dibersihkan.

Kamis, 2-12-04

No. I

1.

Pukul 08.00

Memberikan posisi ekstensi kepala, selama kurang lebih

30 menit selama terjadi penurunan frekuensi pernafasan,


kemudian mengembalikan pada posisi semula setelah frekuensi

Melakukan pengisapan (suction) sekret pada pukul 09.00,

Mengontrol jumlah air pada reservoir tabung oksigen.

pernafasan) tidak muncul.


5.

Memberikan oksigen liter/menit.

secret

Bunyi nafas tambahan


tidak terdengar.

lembab.
Tanda-tanda aspirasi (kulit kebiruan, penurunan frekuensi

Tidak
orofaringeal saat disuction.

Jumlah air 15 cc, kanula tempat keluarnya oksigen terasa


4.

Gerakan dinding dada


saat bernafas simetris.

hasil: tidak ada secret pada suction.


3.

menunjukkan

penurunan frekuensi pernafsan.

nafas meningkat.
2.

Bayi

A
P

Frekuensi

nafas

32

kali/menit.
Masalah tidak muncul.
1.

Posisikan

untuk

mencegah

aspirasi.
2.

Isap sekresi dan jalan nafas


sesuai kebutuhan.

3.

Berikan
lembab.

lingkungan

yang

4.

Observasi tanda-tanda aspirasi.

5.

Berikan

kunjungan

oksigen

sesuai pesanan.
6

Kamis, 2-12-04

No. II

1.

Pukul 08.30

Mengkaji pola pemberian makanan bayi, hasil: bayi

diberikan PASI setiap 2 jam, sebelumnya dilakukan suction


pada lambung untuk mengisap residu.
2.

Bayi
menunjukkan

Memberikan ketenangan ruangan bayi (inkubator).

toleransi

masukan

Bayi

dapat

PASI.
-

menerima masukan nutrisi 40 cc


PASI/24 jam
A

Refleks
roooting belum muncul.

Residu 12 cc/24
jam.

Masalah teratasi sebagian.


1.

Berikan
spesifik

untuk

intervensi
meningkatkan

pemberian makanan.
2.

Tingkatkan

tidur

dan

kurangi pemakaian energi yang tidak


perlu.
7

Kamis, 2-12-04
Pukul 09.00

No. III

1.

Memantau suhu tubuh melalui aksila per 1 jam dari pukul

08.00-14.00. Hasil:

Bayi tidak menunjukkan


perilaku gelisah akibt peningkatan

Pukul 08.00 suhu 37,2 C


Pukul 09.00 suhu 37oC
o

suhu tubuh.
O

Pukul 10.00 suhu 37 C

Pukul 11.00 suhu 37oC

Suhu tubuh bayi pada


o

aksila 37,2 C.
Masalah teratasi sebagian.

Pukul 12.00 suhu 37oC

1.

Pantau suhu bayi setiap 1 jam.

Pukul 13.00 suhu 38oC

2.

Kurangi atau hilangkan sumber-

Pukul 14.00 suhu 38 C


2.

sumber kehilangan panas bayi.

Mengatur suhu inkubator sesuai berat badan bayi (berat

3.

Kaji terhadap tanda sepsis.

3210, suhu inkubator 32 C).

Kamis, 2-12-04

No. IV

3.

Tanda-tanda sepsis (peningkatan suhu, terdapatnya pus

1.

pada luka tali pusat) tidak ada.


Memantau tanda-tanda infeksi, hasil: drainase purulen

bayi terlihat tenang.

tidak ada, peningkatan warna pada daerah tali pusat tidak ada.

Tidak ada kemerahan

Pukul 09.30
2.

Mencuci tangan desinfeksi setiap kali memegeng bayi,

pada sekitar tali pusat.

mengontrol kebersihan inkubator, mengganti setiap popok


pakaian bayi yang kotor.

3.

Meminimalkan perawat yang masuk ke ruangan (maksimal

A
P

ada

drainase

purulen.
Masalah tidak ada.
1.

2 orang), mengatur suhu ruangan 25oC.

Tidak

Cuci

tangan

sebelum

dan

sesudah tindakan.
2.

Lakukan parasat dengan teknik


aseptic.

3.

Batasi kontak langsung dengan


bayi.

4.

Observasi tanda-tanda infeksi.

5.

Kulit dan tali pusat dirawat dan


dibersihkan.

Jumat, 3-12-04
Pukul 08.00

No. I

1.

Memberikan posisi ekstensi kepala, selama kurang lebih

30 menit selama terjadi penurunan frekuensi pernafasan,


kemudian mengembalikan pada posisi semula setelah frekuensi
nafas meningkat.

Bayi

menunjukkan

penurunan frekuensi pernafsan.


O

Gerakan dinding dada


saat bernafas simetris.

2.

Melakukan pengisapan (suction) sekret pada pukul 09.00,

hasil: tidak ada secret pada suction.


3.

Mengontrol jumlah air pada reservoir tabung oksigen.

pernafasan) tidak muncul.


5.

Bunyi nafas tambahan


tidak terdengar.

lembab.
Tanda-tanda aspirasi (kulit kebiruan, penurunan frekuensi

secret

orofaringeal saat disuction.

Jumlah air 15 cc, kanula tempat keluarnya oksigen terasa


4.

Tidak

A
P

Memberikan oksigen liter/menit.

Frekuensi

nafas

32

kali/menit.
Masalah tidak muncul.
1.

Posisikan

untuk

mencegah

aspirasi.
2.

Isap sekresi dan jalan nafas


sesuai kebutuhan.

3.

Berikan

lingkungan

yang

lembab.
4.

Observasi tanda-tanda aspirasi.

5.

Berikan

kunjungan

oksigen

sesuai pesanan.
10

Jumat, 3-12-04

No. II

1.

Pukul 08.30

Mengkaji pola pemberian makanan bayi, hasil: bayi

diberikan PASI setiap 2 jam, sebelumnya dilakukan suction


pada lambung untuk mengisap residu.
2.

Bayi
menunjukkan

Memberikan ketenangan ruangan bayi (inkubator).

toleransi

masukan

Bayi

dapat

PASI.
-

menerima masukan nutrisi 40 cc


PASI/24 jam
A

Refleks
roooting belum muncul.

Residu 12 cc/24
jam.

Masalah teratasi sebagian.


1.

Berikan
spesifik

untuk

intervensi
meningkatkan

pemberian makanan.
2.

Tingkatkan

tidur

dan

kurangi pemakaian energi yang tidak


perlu.
11

Jumat, 3-12-04

No. III

1.

Pukul 09.00

Memantau suhu tubuh melalui aksila per 1 jam dari

Bayi tidak menunjukkan

pukul 08.00-14.00. Hasil:

perilaku gelisah akibt peningkatan

Pukul 08.00 suhu 37,2oC

suhu tubuh.

Pukul 09.00 suhu 37 C

Pukul 10.00 suhu 37oC

Pukul 11.00 suhu 37oC

Pukul 12.00 suhu 37oC


o

Pukul 13.00 suhu 38 C


2.

Pukul 14.00 suhu 38oC

3.

Mengatur suhu inkubator sesuai berat badan bayi

Suhu tubuh bayi pada


aksila 37,2oC.

Masalah teratasi sebagian.


1.

Pantau suhu bayi setiap 1 jam.

2.

Kurangi atau hilangkan sumbersumber kehilangan panas bayi.

3.

Kaji terhadap tanda sepsis.

(berat 3210, suhu inkubator 32 C).

12

Jumat, 3-12-04

No. IV

4.

Tanda-tanda sepsis (peningkatan suhu, terdapatnya pus

1.

pada luka tali pusat) tidak ada.


Memantau tanda-tanda infeksi, hasil: drainase purulen

Bayi terlihat tenang.

tidak ada, peningkatan warna pada daerah tali pusat tidak ada.

Tidak ada kemerahan

Pukul 09.30
2.

Mencuci tangan desinfeksi setiap kali memegeng bayi,

pada sekitar tali pusat.

mengontrol kebersihan inkubator, mengganti setiap popok


pakaian bayi yang kotor.

3.

Meminimalkan perawat yang masuk ke ruangan (maksimal

A
P

Tidak
purulen.

Masalah tidak ada.

ada

drainase

2 orang), mengatur suhu ruangan 25oC.

1.

Cuci

tangan

sebelum

dan

sesudah tindakan.
2.

Lakukan parasat dengan teknik


aseptic.

3.

Batasi kontak langsung dengan


bayi.

4.

Observasi tanda-tanda infeksi.

5.

Kulit dan tali pusat dirawat dan


dibersihkan.

CATATAN PERKEMBANGAN
No.
1

Hari/Tanggal
Kamis, 2-12-04
Pukul 08.00

No. Diagnosa
Keperawatan
No. I

Catatan Perkembangan
S

Bayi tidak menunjukkan penurunan frekuensi pernafasan.

Gerakan dinding dada saat bernafas simetris.

Tidak secret orofaringeal saat disuction.

Bunyi nafas tambahan tidak terdengar.

Frekuensi nafas 46 kali/menit.

Masalah tidak muncul.

Teruskan intervensi

Memposisikan untuk mencegah aspirasi.

Mengisap sekresi dan jalan nafas sesuai kebutuhan.

Memberikan lingkungan yang lembab.

Mengobservasi tanda-tanda aspirasi.

Memberikan kunjungan oksigen sesuai pesanan.

E
R
2

Kamis, 2-12-04

NO. II

Pukul 08.15

Bayi tidak menunjukkan penurunan frekuensi pernafasan.

Bayi menunjukkan toleransi masukan PASI.

Bayi dapat menerima masukan nutrisi 60 cc PASI/24 jam

Refleks roooting belum muncul.

Residu 20 cc/24 jam.

Masalah teratasi sebagian.

Teruskan intervensi

Memberikan intervensi spesifik untuk meningkatkan pemberian


makanan.

Kamis, 2-12-04
Pukul 08.30

NO. III

Meningkatkan tidur dan kurangi pemakaian energi yang tidak perlu.

Bayi menunjukkan toleransi masukan PASI.

Bayi tidak menunjukkan perilaku gelisah akibt peningkatan suhu tubuh.

Suhu tubuh bayi pada aksila 37,2oC.

Masalah teratasi sebagian.

Teruskan intervensi

Memantau suhu bayi setiap 1 jam.

Mengurangi atau hilangkan sumber-sumber kehilangan panas bayi.

Kamis, 2-12-04

NO.IV

Pukul 08.45

Jumat, 3-12-04
Pukul 08.00

No. I

Mengkaji terhadap tanda sepsis.

Bayi tidak menunjukkan perilaku gelisah akibt peningkatan suhu tubuh.

R
S

Bayi terlihat tenang.

Tidak ada kemerahan pada sekitar tali pusat.

Tidak ada drainase purulen.

Masalah tidak ada.

Teruskan intervensi

Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

Melakukan parasat dengan teknik aseptic.

Membatasi kontak langsung dengan bayi.

Mengobservasi tanda-tanda infeksi.

Merawat dan membersihkan kulit dan tali pusat.

Bayi terlihat tenang.

R
S

Bayi tidak menunjukkan penurunan frekuensi pernafasan.

Gerakan dinding dada saat bernafas simetris.

Tidak secret orofaringeal saat disuction.

Bunyi nafas tambahan tidak terdengar.

Frekuensi nafas 46 kali/menit.

Masalah tidak muncul.

Teruskan intervensi

Memposisikan untuk mencegah aspirasi.

Mengisap sekresi dan jalan nafas sesuai kebutuhan.

Memberikan lingkungan yang lembab.

Mengobservasi tanda-tanda aspirasi.

Jumat, 3-12-04

NO. II

Pukul 08.15

Memberikan kunjungan oksigen sesuai pesanan.

Bayi tidak menunjukkan penurunan frekuensi pernafasan.

R
S

Bayi menunjukkan toleransi masukan PASI.

Bayi dapat menerima masukan nutrisi 60 cc PASI/24 jam

Refleks roooting belum muncul.

Residu 20 cc/24 jam.

Masalah teratasi sebagian.

Teruskan intervensi

Memberikan intervensi spesifik untuk meningkatkan pemberian


makanan.

Jumat, 3-12-04

NO. III

Pukul 08.30

Jumat, 3-12-04
Pukul 08.45

NO.IV

Meningkatkan tidur dan kurangi pemakaian energi yang tidak perlu.

Bayi menunjukkan toleransi masukan PASI.

Bayi tidak menunjukkan perilaku gelisah akibt peningkatan suhu tubuh.

Suhu tubuh bayi pada aksila 37,2oC.

Masalah teratasi sebagian.

Teruskan intervensi

Memantau suhu bayi setiap 1 jam.

Mengurangi atau hilangkan sumber-sumber kehilangan panas bayi.

Mengkaji terhadap tanda sepsis.

Bayi tidak menunjukkan perilaku gelisah akibt peningkatan suhu tubuh.

R
S

Bayi terlihat tenang.

Tidak ada kemerahan pada sekitar tali pusat.

Tidak ada drainase purulen.

Masalah tidak ada.

Teruskan intervensi

Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

Melakukan parasat dengan teknik aseptic.

Membatasi kontak langsung dengan bayi.

Mengobservasi tanda-tanda infeksi.

Merawat dan membersihkan kulit dan tali pusat.

Bayi terlihat tenang.

S-ar putea să vă placă și