Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Sindrom putus
kumpulan
obat
gejala dan
manifestasi
iritabilitas
autonom,sistem
tergantung
pada
tanda
putus
sistem
saraf
respiratorik
pada
bayi
lahir
obat,dengan
pusat,
serta
masing-masing
baru
karakteristik
gangguan
sistem
obat
merupakan
sistem
gastrointestinal
penyebab.
Penegakan
laksana
yang
diberikan
dapat
mencapai
tujuan
yaitu
sindrom
yang
terjadi
akibat
penggunaan
narkotika,
merupakan
kependekan
dari
NARKOTIKA,
meningkatkan
suasana
hati:
gembira,
santai,
(efek
depresi
napas
dan
antitusif);
pada
awalnya
miotik);
menunjukkan
perkembangan
toleransi
dan
penyakit
lain
seperti
sepsis,
hipokalsemia
dan
hipoglikemi.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
pada
bayi
baru
lahir
merupakan
Sama
seperti
membran
yang
lain,
obat
lipofilik
yang
umumnya
digunakan
untuk cesarean
dilihat
pada
pemilihan
antikoagulan
pada
plasenta
polar),
oleh
berbanding
itu
tidak
dapat
warfarin
yang
teratogenik.
3. Protein transpor
Dalam beberapa dekade terakhir ini, jumlah transpor
protein
banyak diidentifikasi.
Page | 4
pelepasan
dan
re-uptake
beberapa
Page | 5
2.4.Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada sindrom putus obat pada bayi baru
lahir mengenai multisistem dan bervariasi tergantung pada obat
yang digunakan ibu. Sistem organ yang paling sering terlibat
adalah sistem saraf pusat (irritabilitas, tangisan melengking/high
pitched cry, hiperaktif refleks, hipertonus otot, tremor, kejang
umum, dan gangguan tidur), sistem gastrointestinal (gangguan
makan, muntah, diare, dan dehidrasi), sistem autonom (takikardi,
instabilitas
suhu,
dan
berkeringat)
serta
sistem
respiratorik
(takipnea, apnea, bersin). Gejala dan tanda klinis putus obat pada
umumnya timbul pada 48-72 jam pertama, namun dapat timbul
lambat pada usia empat minggu. Gejala subakut dapat bertahan
sampai dengan enam bulan. Kapan manifestasi klinis timbul
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis obat, dosis, frekuensi
penggunaan,waktu terakhir kali ibu menggunakan obat-obatan,
metabolisme dan ekskresi metabolit aktif obat dalam tubuh bayi,
serta kapan terakhir kali bayi terpapar obat saat intrauterin.
Bayi yang mengalami paparan obat terakhir kali lebih atau
sama dengan satu minggu sebelum dilahirkan memiliki risiko
mengalami gejala putus obat yang relatif lebih rendah. Penggunaan
beberapa obat (polydrugs) menimbulkan manifestasi yang lebih
berat.
Beberapa kondisi ibu dan bayi dapat meningkatkan faktor
risiko terjadi sindrom putus obat pada bayi baru lahir diantaranya,
riwayat sosial-ekonomi rendah, riwayat perawatan antenatal yang
Page | 6
korioamnionitis,
riwayat
partus
prematur,
berkala
serta
menentukan
pemberian
terapi
Page | 7
Page | 8
Page | 9
2.5.Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus dengan kecurigaan kuat terjadi putus obat pada
bayi baru lahir, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang
diantaranya pemeriksaan urin bayi baru lahir. Pemeriksaan urin ini
paling sering dilakukan tetapi memiliki potensi hasil positif palsu
yang tinggi karena hasil positif hanya didapatkan pada bayi dengan
paparan obat yang paling baru, selain itu hasil negatif palsu
seringkali
didapatkan
bila
ibu
berhenti
mengkonsumsi
obat
yang
lebih
mudah
dan
sensitif dibandingkan
Page | 10
2.6.Penatalaksanaan
Secara umum, pengobatan untuk putus obat pada bayi baru
lahir
terdiri
dari
medikamentosa.
pengobatan
Tata
laksana
suportif
awal
dan
harus
pengobatan
dimulai
dengan
Meredupkan
pencahayaan
ruang
rawat
bayi
fase
akut
tanpa
perlu
menambahkan
memenuhi
Kebutuhan
kalori
kebutuhan
ditambahkan
kalori
tambahan.
karena
terdapat
obat.
Tujuan
pemberian
terapi
untuk
menghilangkan
pengobatan.
Penurunan
dosis
obat
(weaning)dilakukan
Page | 12
2.1.Prognosis
Prognosis bayi dengan sindrom putus obat tergantung pada
obat penyebabnya. Secara umum pada beberapa kepustakaan
Page | 13
transmisi
saraf,
dan
perubahan
formasi
otak
secara
mengenai
follow-up
jangka
panjang
terhadap
dengan
tepat
serta
ditunjang
dengan
lingkungan
pengasuhan yang positif. Maka bayi baru lahir dari ibu dengan
riwayat penggunaan obat terlarang harus diketahui agar dapat
diterapi dengan tepat serta di follow-up dengan baik sehingga
dapat menurunkan risiko efek jangka panjang yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
Page | 14
BAB III
KESIMPULAN
Page | 15
DAFTAR PUSTAKA
syndrome.
Diunduh
dari
Page | 16