Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan umum program kesehatan jiwa yang mencakup dalam tri upaya bina
jiwa adalah untuk meningkatkan upaya kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga memungkinkan perkembangan masyarakat melalui upaya
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional di dasarkan pada
ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respon psiko-sosial yang maladaptif yang di sebabkan oleh gangguan biopsiko-social, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperwatan jiwa
(komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui
pendekatan
proses
keperawatan
untuk
meningkatkan,
mencegah,
halusinasi. Dilaporkan pula bahwa pada tahun 2007 dinyatakan bahwa dari 9245
klien yang dirawat terdapat 4430 orang (49%) yang mengalami halusinasi.
Melihat kenyataan diatas, maka perlu diadakan upaya dalam mengatasi
gangguan jiwa. Khususnya gangguan jiwa skizofrenia pada klien dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi. Individu atau klien yang mengalami
halusinasi membutuhkan perawatan intensif, karena bila keadaan dibiarkan maka
akan berkembang menjadi lebih berat sehingga membahayakan diri klien, orang
lain dan lingkungan. Untuk itulah peranan perawat Sangat dibutuhkan dalam
melakukan perawatan yang optimal, untuk mengembalikan kepercayaan diri klien
dan klien dapat mandiri sehingga dapat diterimah baik oleh keluarga dan
lingkungannya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis ingin mengembangkan
dan menetapkan ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny R DENGAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah penulis dapat
memberikan Asuhan Keperawatan secara komprehensif pada klien Ny R
dengan masalah Utama Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran
di Ruang perawatan kenanga Rumah Sakit Dadi Makassar.
2. Tujuan Khusus
Diperoleh pengalaman nyata dalam :
a. Melakukan pengkajian keperawatan dengan benar pada klien Ny R
dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan dengan benar pada klien NyR
dengan Perubahan Persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
c. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan dengan tepat pada
klien
NyR
Pendengaran.
dengan
Perubahan
Persepsi
Sensori
Halusinasi
4. Bagi Mahasiswa/Penulis
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di
Akademi Keperawatan.
b. Menambah pengetahuan penulis dalam melakukan Asuhan Keperawatan
pada klien dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
D. Metode penulisan
1. Tempat dan Waktu
Dilaksanakan di ruangan kenanga RSKD Dadi Makassar pada tanggal 05 Juli
s/d 07 Juli 2012.Penulis menulis dan mengutip dari beberapa buku terutama
yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Studi Kasus
Studi kasus dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian
data, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi melalui teknik :
a. Wawancara
Penulis mendapatkan data-data melalui wawancara kepada klien dan
tenaga kesehatan lainnya untuk memperoleh data-data yang akurat atau
secara langsung dengan klien
b. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung kepada klien untuk memperoleh
gambaran mengenai situasi pelaksanaan perawatan dengan segala
kegiatannya.
c. Diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien, penulis menkonsultasikan dengan pembimbing
atau tenaga kesehatan yang terkait.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu dengan melihat atau membaca status atau catatan medik klien untuk
mengetahui riwayat pengobatan dan perawatan klien.
E. Sistematika penulisan
Penulisan studi kasus di bagi dalam lima Bab, dimana setiap bab akan diuraikan
kedalam sub dan bab dengan menyusun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan tentang skizofrenia, etiologi, manifestasi
klinik dan konsep keperawatan serta proses keperawatan.
BAB III : Tinjauan kasus
Dalam bab ini dipaparkan mengenai asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian data, rencana tindakan keperawatan, pelaksanaan
tindakan keperawatan, evaluasi tindakan keperawatan, serta catatan
tindakan keperawatan dengan menggunakan soap.
BAB IV : Pembahasan
Dalam bab ini baertujuan menemukan kesenjangan antara teori dan
fakta yang ada.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini terdiri dari, kesimpulan dan saran, daftar pustaka,
lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertain skizofrenia
Schizofrenia terdiri atas dua kata yaitu Schizo adalah kepribadian yang
retak, terpecah belah atau bercabang dan frenia yaitu Jiwa. Jadi Schizofrenia
yaitu jiwa yang retak atau terpecah belah ( Maramis, 1999 )
Schizofrenia merupakan suatu bentuk Psikosa yang sering dijumpai dimanamana Sejak dahulu. Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab
musababnya Sangat kurang.
Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan
dasar pada kepribadian, distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai
perasaaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya,
waham yang kadang-kadang anneh, gangguan persepsi efek abnormal yang
terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya. (Arief Mansjoer, dkk, 2002)
Sesuai dengan konsep dasar medis. Schizofrenia paranoid yaitu adanya
kecurigaan yang eksterm terhadap orang lain dengan halusinasi dan waham
kejar atau kebesaran, halusinasi atau waham harus menonjol halusinasi atau
suara yang mengancam atau meminta berupa bunyi peluit mendengung atau
tawa.
Bleuler
menganggap
bahwa
gejala-gejala
primer
merupakan
2. Etiologi
Adapun penyebab munculnya schizofrenia, yaitu :
1)
Keturunan
Dapat dipastikan bahwa ada faktor keturunan yang juga menentukan
timbulnya schizofrenia. Hal ini dibuktikan dengan penelitian tentang
keluarga penderita schizofrenia dan terutama anak-anak satu telur.
2)
Endokrin
Schizofrenia mungkin disebabkan oleh gangguan endokrin. Berhubung
dengan sering timbulnya schizofrenia pada waktu pubertas, waktu
kehamilan atau puerperenium dan waktu klimakterium.
3)
Metabolisme
Schizofrenia disebabkan oleh suatu gangguan metabolisme karena
penderita dengan skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat. Ujung
extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun.
4)
3. Pembagian Schizofrenia
a.
Schizofrenia Paranoid
1. Ciri-ciri utamanya adalah waham yang sistematis atau halusinasi
pendengaran.
2. Individu ini dapat penuh curiga, argumentatif, kasar dan agresif
3. Perilaku kurang regresif, kerusakan sosial lebih sedikit dan
prognosisnya lebih baik di banding jenis-jenis lain.
b.
Schizofrenia hebefrenik
1.
2.
3.
4.
c.
Schizofrenia Katatonik
1.
2.
3.
d.
e.
Schizofrenia Residu
1. Ciri-ciri utamanya adalah tidak adanya gejala akut saat ini melainkan
terjadi dimasa lalu.
2. Dapat terjadi gejala-gejala negatif, seperti isolasi sosial yang nyata,
menarik diri dan gangguan fungsi peran
4. Gejala-Gejala schizofrenia.
Menurut Bleuler dalam Maramis, ( 2004 ) bahwa gejala-gejala schizofrenia
dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Gejala Primer
1. Gangguan proses pikir pada schizofrenia inti gangguan memang
terdapat pada proses pikir, yang terganggu terutama asosiasi. Kadangkadang suatu idea belum selesai diutarakan sudah timbul idea lain atau
terdapat pemindahan maksud
2. Gangguan Afek atau emosi
Gangguan ini pada schizofrenia mungkin berupa :
-
3. Gangguan Kemauan.
Mereka tidak bisa mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam
suatu keadaan mereka selalu memberikan alasan meskipun alasan itu
tidak jelas atau tepat.
4. Gejala Psikomotor
Penderita dalam keadaan Katatonik menunjukkan hiperkinesa, ia terus
bergerak dan sangat gelisah.
b.
Gejala Sekunder
1. Waham
Waham biasa tidak logis sama sekali tanpa penyebab apa-apa dari luar.
2. Halusinasi
Pada schizofrenia timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini
merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain.
5. Terapi
a.
Farmakoterapi.
b.
c.
d.
6. Halusinasi
a.
Definisi Halusinasi
Berdasarkan definisi yang dapat dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Halusinasi
merupakan
pengalaman
c. Penyebab Halusinasi
Faktor penyebab yang mungkin mengakibatkan perubahan persepsi
sensori : halusinasi adalah aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya
(Stuart and Sundeen, 1998 dikutip oleh Hamid, 2005) yaitu :
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan saraf pusat dapat
menimbulkan gangguan halusinasi seperti hambatan perkembangan
otak khususnya korteks prontal, temporal, dan limbik. Gejala yang
mungkin terjadi adalah dalam belajar, daya ingat dan mungkin muncul
perilaku menarik diri atau kekerasan
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh, dan lingkungan sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi terjadinya
halusinasi dimana terjadi konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan) kemiskinan, kehidupan yang terisolasi disertai
stress yang menumpuk.
d. Tanda dan Gejala Halusinasi
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengar suara-suara, melihat, mengecap, menghirup
dan merasakan sesuatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata
5. Tidak memusatkan perhatian dan konsenntrasi
6. Pembicaraan kacau dan tidak masuk akal
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
9. Sulit membuat keputusan, ketakutan
Fase Kedua
Comdemming (ansietas berat), halusinasi menjadi menjijikan
Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang dipersepsikan, klien mungkin mengalami
dipermalukan oleh pengalama sensori dan menarik diri dari orang lain,
psikotik ringan.
Perilaku klien : Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom
akibat ansietas seperti peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan
tekanan
darah.
Rentang
perhatian
menyempit,
asyik
dengan
Respon Maladaptif
- Perilaku logis
- Persepsi akurat
terganggu (ilusi)
- Emosi konsisten
- Perilaku sesuai
- Hubungan sosial
harmonis
- Emosi
berlebihan/kurang
- Gangguan proses
pikir, waham
- Halusinasi
- Perubahan proses
- Perilaku tidak
sesuai/tidak biasanya
emosi
- Perilaku tidak
- Menarik diri
terorganisir
- Isolasi sosial
Pengkajian
Pengkajian adalah awal dari dasar dalam proses keperawatan dalam
keseluruhan (Keliat, 1998) yang meliputi :
a.
Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pendukung terjadi perubahan persepsi sensori halusinasi
yaitu :
1)
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau susunan saraf pusat
dapat menimbulkan perubahan persepsi sensori : Halusinasi khususnya
daerah kortek, frontal, temporal dan limbik.
2)
Psikologis
Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi respon psikologi
individu adalah penolakan dan kekerasan dalam kehidupan baik dalam
keluarga maupun masyarakat.
3)
Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya seperti kemiskinan konflik sosial budaya
(peperangan, kerusuhan) kehidupan yang terisolasi disertai stress yang
menumpuk.
b.
Faktor Presipitasi
Faktor pemicu atau penyebab terjadinya perubahan persepsi sensori :
Halusinasi, umumnya muncul gejala klien mengalami hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, yang disertai perasaan tidak berguna, putus
asa dan tidak berdaya.
c.
Mekanisme Koping
Mekanisme Koping yang sering dipakai pada klien dengan
perubahan persepsi sensori : Halusinasi adalah proyeksi untuk mengurangi
perasaan cemas. Karena klien mengalami berduka disfungsional sehingga
terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah yang mengakibatkan klien
menarik diri dari lingkungan sehingga menyebabkan klien berhalusinasi
sehingga dapat berisiko perilaku kekerasan dan perilaku menarik diri
mengakibatkan klien defisit perawatan diri sehingga terjadilah gangguan
pemeliharaan kesehatan.
Pohon masalah
(Efek) Risiko Perilaku Kekerasan
(CP)..
Gangguan Pemenuhan
Kesehatan
Perubahan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan masalah utama
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran, yaitu :
1.
2.
3.
4.
3.
dapat
dukungan
keluarga
dalam
mengontol
halusinasinya
5) Klien dapat memenfaatkan obat dengan baik
c. Intervensi
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya : dengan menggunakan
komunikasi terapeutik, beri salam, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan pertemuan, tunjukkan rasa empati, buat kontak yang
jelas.
2) Beri
kesempatan
pada
klien
untuk
perasaannya.
TUK II : Klien dapat mengenal halusinasinya
Intervensi :
1) Lakukan kontak sering dan singkat
mengungkapkan
halusinasi secara
bertahap.
5) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih.
Evaluasi dan beri pujian jika berhasil
6) Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
c) Cara
merawat
anggota
keluarga
yang
halusinasi
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
2) Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku
menarik diri
3) Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
4) Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
5) Klien dapat dukungan keluarga dalam berhubungan dengan
orang lain
c. Intervensi
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan sikap terbuka dan
empati, sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan pertemuan, buat kontak dengan jelas.
TUK II : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan
perilaku manarik diri
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri
4) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
TUK III : Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan
dengan orang lain
Intervensi :
1) Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
a) Mendapat teman
b) Mengungkapkan perasaan
c) Membantu pemecahan masalah
2) Dorong klien menyebutkan kembali manfaat berhubungan
dengan orang lain
3) Beri pujian terhadap kemampuan klien
TUK IV : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
bertahap
Intervensi :
1) Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan
orang lain
2) Klien dapat mendemonstrasikan hubungan social secara
bertahap antara :
a) Klien Perawat
b) K-P-Perawat lain
c) K-P-Klien lain
d) Klien kelompok
e) Klien keluarga
3) Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang
lain
4) Beri pujian positif atas keberhasilan yang telah dicapai klien
5) Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan anggota
keluarga
TUK V : Klien dapat dukungan keluarga dalam berhubungan
dengan orang lain
Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengemukakan perawatanya tentang
keluarga
Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya dalam
mempertahankan kebersihan diri
b.
Tujuan Khusus
1. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
2. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan
perawat
3. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
c.
Intervensi
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya : dengan komunikasi
terapeutik, beri salam, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
pertemuan, tunjukkan rasa empati, buat kontak yang jelas.
TUK II : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan
diri
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
IV. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan
yang telah dibuat dan telah diimplementasikan.
V. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP :
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru.
P : Perencanaan atau tidak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien.
Rencana tindakan lanjut dapat berupa :
1.
: Bangsal Kenari
Tanggal Pengkajian
: 16 Juli 2009
Tanggal Masuk
: 20 Oktober 2008
No. RM
: 027778
DX Medik
: Skizofrenia Paranoid
B. PENGKAJIAN
I. BIODATA
a. Identitas Klien :
Nama
: Tn A
Umur
: 29 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Bugis
Pendidikan
: Pelayaran
Pekerjaan
: Pelaut
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Bone
: Ny B
Umur
: 50 tahun
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Bone
7. ALASAN MASUK
Klien masuk RS. Dadi Makassar Sejak Tanggal 20 Oktober 2008 dengan
keluhan dari rumah sering mengamuk, memecahkan TV, membanting barangbarang yang ada dalam rumah, sering keluar dari rumah dalam keadaan
telanjang dan sering pergi ke sawah bermalam pada malam hari dan sering
mendengar suara-suara yang dimulai pada tanggal 25 Februari 1995.
Keluhan Utama pada saat dikaji :
Saat
dikaji
klien
mengatakan
sering
mendengar
suara-suara
yang
menyuruhnya pergi sholat, suara yang klien dengar adalah suara laki-laki dan
suara itu muncul 5 kali dalam sehari yaitu pada waktu subuh, dzuhur, ashar,
magrib dan isya. Suara yang klien dengar adalah suara yang mengatakan
waktunya untuk sholat.
8. FAKTOR PREDISPOSISI
1.
2.
3.
2.
3.
4.
Klien
mengatakan
sering
mendengar
suara
yang
Masalah keperawatan :
-
9. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N
: 80 x/i
: 36,5C
: 24 x/i
2.
Ukur
BB : 50 Kg
TB : 167 Cm
Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan
10. PSIKOSOSIAL
1)
Genogram
?
5
0
29
Ket. :
2
8
2
2
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
?
GI
---
: Tinggal serumah
: Meninggal dunia
: Kakek dan nenek klien dari ibu sudah meninggal karena factor usia,
sedangkan dari bapak, nenek klien masih hidup.
G II
: ibu klien anak terakhir dari delapan bersaudara, sedangkan bapak anak
kedelapan dari sembilan bersaudara.
G III
: Klien anak pertama dari empat bersaudara dan saat ini klien berada di
RS.Dadi Makassar karena mengalami gangguan jiwa.
2.
Konsep Diri
1)
Citra tubuh :
Klien
mengatakan
3)
Peran
Ideal diri
Harga diri
Masalah keperawatan :
(HDR)
3.
Hubungan sosial
a.
b.
Klien mengatakan
kegiatan kelompok yang sering diikuti dilingkungan tempat klien
tinggal adalah gotong royong. Dan saat klien dirawat di RS.Dadi
kegiatan kelompok yang sering diikutinya adalah terapi agama dan
terapi musik.
c.
4.
Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya Kepada Allah SWT dan yakin
bahwa penyakit yang dideritanya adalah kehendak Tuhan.
2.
Kegiatan Ibadan
Klien selama dirumah jarang sholat dan setelah dirawat di RS.Dadi
klien mengatakan rajin sholat lima waktu.
Penampilan
Klien rapi dalam berpakaian, kuku bersih dan pendek, menggunakan
sandal, gigi klien kotor.
2.
Pembicaraan
Klien menjawab pertanyaan dengan singkat, Kadang-kadang terdiam dan
hanya tersenyum, Namun klien terkadang apatis (acuh tak acuh)
3.
Aktivitas Motorik
Agitasi : gerakan yang menunjukkan kegelisahan
Klien mengatakan Sangat gelisah jika berada
dalam ruangan.
4.
Alam Perasaan
Klien mengatakan Sangat Bangga mempunyai keluarga yang masih mau
membantu dan merawat klien selama klien
5.
Afek
Sesuai dengan stimulus yang ada. Klien mengatakan kalau melihat hal-hal
yang menyedihkan klien biasa menangis begitupun sebaliknya.
6.
7.
Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya pergi
sholat, suara itu muncul 5 kali dalam sehari yaitu pada saat subuh, dzuhur,
ashar, magrib, dan isya.kalau suara itu muncul klien melakukan atau
mencari kesibukan dalam ruangan.suara itu kadang membuat klien
jengkel.
8.
Proses Pikir
Sirkumstansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan
pembicaraan
Klien
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
9.
Isi Pikir
Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha untuk
menghilangkannya.
Klien mendigar suara-suara yang menyuruhnya
10.
Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang. Klien dapat
mengenali bahwa ini adalah RS jiwa.
11.
Memori
Daya ingat jangka panjang : Klien masih ingat
12.
13.
Kemampuan Penilaian
Tingkat kemampuan klien masih baik, artinya klien masih mampu
menerapkan cuci tangan sebelum makan dan mandi pakai sabun.
14.
Makan
Frekuensi makan 3 x sehari : Pagi : Jam 05.00
diberikan
orang lain
2.
BAB / BAK
-
3.
Mandi
Frekuensi mandi 2 x sehari ( pagi dan sore ) memakai sabun.
4.
Istirahat tidur
-
Tidur siang
Tidur pagi
5.
:14.00-15.30
: 10.00-10.30
Berpakaian
Klien
berpakaian
sederhana
dan
tidak
mengguanakan aksesoris
Klien ganti baju 3 x seminggu
6.
Pengguanaan obat
Klien minum obat 3 x dalam sehari
Trexypenidil 2 x 1
Haloperidol 2 x 1
Clorhfromesin 0, 0, 1
Klien mampu minum obat sendiri.
7.
Pelayanan kesehatan
Klien dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
8.
9.
:Klien
adalah
: Skizofrenia
1)
2)
3)
4)
5)
6)
DO
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Tabel 1
Analisa Data
No
1 DS :
Analisa Data
Klien
mengatakan
Masalah
sering Risiko mencederai diri
untuk sholat
DO :
-
Klien
nampak
diam
dan
Perubahan
tersenyum sendiri
sensori
Halusinasi
pendengaran
DS :
Klien
persepsi
mengatakan
sering
DO :
Klien
nampak
diam
tersenyum sendiri
DS :
Klien
mengatakan
malu
mengatakan
bahwa
Klien
ditanya
menjawab
orang lain
DS :
5
DO :
mengatakan
malu
mengatakan
bahwa
POHON MASALAH
Efek
Core problem
Etiologi
Perubahan persepsi
sensori : Halusinasi
pendengaran
Kerusakan interaksi sosial :
Dfisit
Menarik diri
Perawatan Diri :
Gosok gigi
No
DX Kep
Dx
I Risiko
Intervensi
Rasional
TUM :
14 Juli
mencede Klien
2008
rai
tidak
sendiri
sendiri
orang
lain
orang
dan
b/d TUK 1 :
halusina
Klien
si
1.1 Ekspresi
dapat
wajah
Hubungan saling
bersahabat,
dengan menggunakan
percaya
membina
menunjukkan rasa
komunikasi terapeutik :
dasar keterbukaan
pendeng
hubungan saling
senang,
aran
percaya
berjabat
verbal.
mau
ada
tangan,
menjawab
dengan
sebagai
selanjutnya.
pada
dan
dasar
dengan
perawat,
klien
disukai klien.
mau
- Jelaskan
tujuan
sikap
mengutarakan
masalah
apa adanya.
yang
dihadapi.
TUK 2 :
Klien
2.1.1
dapat 2.1
Klien dapat
Adakan
kontak
mengenal
menyebutkan
bertahap.
waktu
kosong
halusinasinya
waktu, isi,
bagi
klien
frekwensi
sehingga
dapat
timbulnya
mengurangi
halusinasi.
frekwensi
halusinasi.
2.1.2
Observasi
laku
klien
terkait
tingkah Halusinasi
dengan dipertahankan
tanpa
harus
dahulu
memandang
intervensi efektif.
kekiri/kekanan/kedepan
seolah-olah ada teman bicara.
2.1.3
Bantu
klien sangat
mengenal halusinasinya :
-
Jika
menentukan
yang
sedang
menentukan
klien keefektifan
halusinasi, tindakan
apa
yang
dikatakan
-
Katakan
bahwa perawat
tidak
mendengarnya
nada
bersahabat
menuduh
menghakimi)
(dengan
tanpa
atau
yang
Katakan
bahwa perawat
Upaya
untuk
halusinasi,
Situasi yang
penting dilakukan
menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi.
agar
Waktu
dan
halusinasi
frekwensi tidak
Klien dapat
mengontrol
menyebutkan
halusinasinya
tindakan yang
Upaya
untuk
mengontrol
3.1.1
Identifikasi
halusinasinya.
biasanya
dilakukan
untuk
halusinasi
mengembalika
lain)
(tidur,
halusinasinya.
3.2
3.1.2
Klien dapat
Diskusikan
cara risiko
baru
menyebutkan
memutuskan/mengontrol
cara baru.
timbulnya halusinasi :
-
kekerasan
Menemui
orang
lain
(perawat/teman/anggota
keluarga) untuk bercakapcakap
atau
mengatakan
Memintal
keluarga/teman/perawat,
menyapa
jika
tampak
bicara sendiri.
TUK 4 :
3.1.3
Klien
dapat 4.1
dukungan
dari
klien
dapat
memilih
cara
keluarga dalam
mengatasi
mengontrol
halusinasi seperti
halusinasinya.
yang
4.2
dan
melatih
memutuskan
cara diskusi
halusinasi dapat
secara bertahap.
yang
dilakukan
klien
menampakan
telah 4.1.1
Beri
kesempatan suatu
tanda
didiskusikan
dengan klien.
Klien
dapat
melaksanakan
Anjurkan
mengikuti
dipilih
mengendalikan
halusinasinya.
klien
terapi
Aktivitas
aktivitas munculnya
stimulasi persepsi.
4.1.3
Anjurkan
klien
untuk Mempercepat
Klien
penyembuhan
dapat
klien
Diskusikan
dengan
aktivitas
kelompok.
berkunjung/pada
kunjungan rumah) :
saat
4.4
Klien
dapat
dukungan
dari
keluarga
dalam
Gejala
halusinasi
yang
dialami klien
-
mengontrol
halusinasinya.
memutus halusinasi
-
Cara
merawat
anggota
biarkan
sendiri,
Beri
informasi
waktu
1. Keluarga
dapat
dapat
menyebutkan
dan
pengertian,
obat
baik.
memanfaatkan
dengan
bantuan
tanda
risiko
jika
mencederai diminum.
orang lain.
Dorong
klien
untuk
mengendlikan
halusinasi.
bila
berhubungan
yang
orang lain.
4.1.6
klien
dengan
perasaan
manfaat efektif
kesembuhan klien
kemampuan
mengungkapkan
klien halusinasi.
perasaan
CATATAN PERKEMBANGAN
Table 3
Catatan perkembangan
masalah
NO
DX
I
Hari/Tgl JAM
Kamis,
16 Juli
2009
IMPLEMENTASI
EVALUASI
10.00 TUK I :
Jam 12.00
suster
- Klien
menyebut
nama
perawat
- Klien
mampu
mampu
memperkenalkan
dipanggil A
mengatakan
setuju
untuk
kontrak waktu
Tanya
nama
lengkap
klien
dan
nama O :
Kalau boleh tahu nama Bapak siapa dan senang - Klien mau menyebutkan namanya
dipanggil siapa?
10.20 -
mau
duduk
dengan perawat
berdampingan
tercapai
berkomunikasi :
Jika Bapak tidak keberatan bagaimana kalau kita P : Pertahankan TUK 1 dan Lanjutkan
berbincang-bincang sekarang mengenai masalah
yang Bapak alami dirumah sehingga Bapak
dibawah kesini, menurut Bapak dimana tempat yang
paling
cocok
untuk
berbincang-bincang?
Memberi
mengungkapkan
kesempatan
klien
perasaannya
dan
untuk
perawat
Mengakhiri
interaksi
sementara
dan
TUK 2
Jam 16.00
mengatakan
suara
yang
kemarin ) Bapak sebagaimana janji kita kemarin - Klien mengatakan suara itu muncul 5
maka saat ini kita akan lanjutkan bincang-bincang
kita dengan topik mengenal halusinasi
14.10 - Mengobservasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya
14.15 - Membantu klien mengenal halusinasinya :
Bapak bagaimana kalau kita bercakap-cakap
mampu
tersenyum
kepada
perawat
Jam 10.00
2009
- Klien
mengatakan
mendengar
menutup
tangannya.
suara-suara
telinga
kalu
dia
itu, klien
dengan
kedua
Kalau Bapak mendengar suara-suara yang sering - Klien tampak bersahabat dengan
bapak dengar, ada 4 cara yang harus Bapak lakukan
-
perawat
Klien
dapat
mendengar kamu.
menyebutkan
Mencari kesibukan
satu
menghardik
cara
menjawab
cara
yaitu
dan
mengontrol
dengan
cara
Topik
Bagaimana
kalau
berbincang-bincang
sebentar
bagaimana
TUK 5
Jumat,
17 Juli
benar
2009
14.00 a. Mendiskusikan
Jam 15.00
dengan
klien
tentang
dosis, S :
dalam sehari.
- Klien mengatakan kalau minum obat,
obatnya.
Bapak
ini?
Kalo
diminum
minum obat
a.
Ibu