Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
E
DENGAN HIPERTERMI BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT SLE
Disusun oleh :
1. Ayu Nunik Wulandari
2. Fatimah Bintang
3. Ratnawati Dewi Purwanti
(2520142528)
(2520142539)
(2520142552)
2C
Nn. E usia 16 tahun datang ke UGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan
kulit memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya kecil setelah 1 minggu
bertambah besar, demam, nyeri dan terasa kaku seluruh persendian terutama pada
pagi hari dan kurang nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh ruam pada
pipi dengan terbatas tegas, peradangan pada siku, lesi berskuama pada daerah
leher, malaise. Tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20x/menit, nadi
90x/menit, suhu 38,5C, HB 11gr/dl, WBC 15.000/mm3.
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang
normalnya (NANDA).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan
mekanisme termorgulasi (Ensiklopedia Keperawatan).
Jadi, hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yg meningkat di
atas rentang normalnya karena faktor eksternal atau akibat
kehilangan mekanisme termorgulasi.
B. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu
sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat
berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin
polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit.
Faktor penyebab :
1. Dehidrasi
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
4. Pakaian yang tidak layak
5. Kecepatan metabolisme meningkat
6. Pengobatan atau anesthesia
7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8. Aktivitas yang berlebihan
C. Tanda dan Gejala
1. Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
2. Kulit kemerahan
3. Takikardi
4. Saat disentuh tangan terasa hangat
D. Patofisiologi
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan
berasal baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen
dalam
proses
metabolisme
di
hipotalamus
anterior
mempengaruhi
mempertahankan
fungsi
keseimbangan
hipotalamus
termoregulasi
anterior
dan
dalam
akhirnya
I. Rencana Keperawatan
Intervensi
1. Monitor TTV.
Rasional
1. Untuk mengetahui
perubahan keadaan suhu
tubuh pasien.
2. Dengan vasodilatasi dapat
meningkatkan penguapan
yang mempercepat
FORMAT PENGKAJIAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Nama mahasiswa
Tempat Praktik
: .
Waktu Praktik
: .
: Nn. E
Umur
: 16 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: -
Lama bekerja
: -
Tanggal masuk RS
: 30 November 2015
: 1 Desember 2015
Sumber informasi
Riwayat Penyakit
Keluhan utama saat masuk RS :
Pasien mengeluhkan merasa tidak nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi
dan leher, awalnya kecil setelah 1 minggu bertambah besar, demam, nyeri dan
terasa kaku pada seluruh persendian terutama pada pagi hari. Serta nafsu makan
berkurang.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kulit memerah pada daerah pipi dan leher, demam, nyeri, terasa kaku pada
seluruh persendian, serta nafsu makan berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit.
Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang
telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus
kelolaan.
Masalah atau Dx medis pada saat MRS :
SLE
Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD :
1.
2.
3.
4.
INFUS RL 20 tpm
Ranitidine 2 x
Cefotaxim 2 x 750 Mg
Dexametason 1 ampul
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian Pola Gordon (bandingkan kondisi saat klien di rumah/sebelum
masuk RS dan saat klien dirawat di RS).
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
(Pengetahuan tentang penyakit/perawatan)
Pasien mengetahui tentang penyakitnya.
2. Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS
a. Intake makanan
SMRS : pasien biasanya makan 3x sehari nasi dan sayur, makan habis 1
porsi.
MRS : nafsu makan pasien berkurang, makan 2x sehari. Setiap kali
makan habis porsi.
b. Intake cairan
SMRS : pasien biasanya minum habis 8 gelas perhari, air putih.
MRS : pasien minum habis 6 gelas perhari, air putih dan teh hangat.
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
SMRS : pasien biasanya BAB 1x sehari pada pagi hari. Konsistensi lunak
& berwarna kuning.
MRS : pasien belum BAB sejak kemarin.
b. Buang air kecil
SMRS : pasien biasanya BAK 6-7x sehari, kuning jernih.
1: alat Bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Oksigenasi
: pasien biasa tidur 8-10 jam perhari, tidur siang & tidur malam.
MRS
6. Pola perceptual
-
Penglihatan :
pengelihatan normal, diameter pupil 3, sklera ikterik, konjungtiva anemis,
pupil isokor
Pendengaran :
Tidak ada gangguan pada pendengaran pasien ( pendengarannya bagus ).
Pengecap :
Mukosa bibir lembab.
Pasien cemas dengan rasa sakitnya. Merasa malu dan tidak percaya diri karena
terdapat kemerahan pada pipi dan lehernya.
Pemeriksaan Fisik
TD : 110/80mmHg
P : 20x/menit
N : 90x/menit
S : 38,5C
BB : 48kg
TB : 150cm
Abdomen
I
: suara redup
: tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan pada bagian perut.
Perkemihan
Tidak terasa sakit saat BAK.
Inguinal
Ekstremitas bawah
Terapi obat :
1.
2.
3.
4.
5.
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxim 2 X 750 Mg
Ranitidine 2x
Paracetamol 500mg
Dexametason 1ampl
N
O
1
Data subjektif
Pasien mengeluh merasa
tidak nyaman dengan kulit
Data objektif
Ruam pada pipi dengan
terbatas tegas
dan leher.
leher
Malaise
TTV
TD : 110/80 mmHg
R : 20x/menit
N : 90x/menit
S
: 38,5C
HB = 11gr/dl
WBC = 15.000/mm3
ANALISA DATA
TGL
Selasa,
DATA
DS : Pasien mengeluh demam.
1 Desember 2015
DO :
1.
2.
3.
4.
TD : 110/80mmHg
R : 20x/menit
N : 90x/menit
S : 38,5C
ETIOLOGI
Penyakit SLE
PROBLEM
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran
normal.
Kep/Masalah
Tujuan
Kolaborasi
Hipertermi
Intervensi
Rasional
1. Monitor
1. Untuk
penyakit SLE.
tindakan
DS : Pasien
keperawatan
perubahan
mengeluh demam.
selama 3x24jam,
keadaan
DO :
hipertermi
suhu
TD :
penyakit
110/80mmHg
dapat
teratasi
R : 20x/menit
dengan
kriteria
N : 90x/menit
hasil :
S : 38,5C
TTV.
IMPLEMENTASI
b.d
SLE
1. Suhu
dari 38,5C
ke 37C.
2. TD : 120/80
mmHg.
3. R
01/12/15
08.40
08.30
1. S : -
1. Memonitor
TTV.
( ayu
24x/menit.
4. N
:
120/80mm
Hg
R
2. Berikan
24x/menit
N
:
kompres
2. Dengan
vasodilatasi
2. 09.30
Memberikan
dapat
kompres
meningkatka
hangat.
yang
mempercepa
t penurunan
90x/menit
S : 37,8C
( ayu )
2. 09.40
( ratna
S : Pasien
n penguapan
:
O:
TD:
tubuh
pasien.
hangat.
turun
mengetahui
EVALUASI
)
mengatakan
demam
90x/menit.
suhu tubuh.
sudah
3. Berikan obat
berkurang.
O:
paracetamol
500 mg.
3. Untuk
menurunkan
suhu tubuh.
3. 12.00
Memberikan
( ratn
obat
a)
paracetamol
500 mg
3. 12.00
S:O : Badan
tidak
terasa
panas saat
disentuh.
( binta
ng )
TINDAKAN KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan:
Hari/ tanggal
WAKTU
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Shift
S : Pasien mengatakan demam sudah
berkurang.
O:
TD : 120/90 mmHg
R : 24x/menit
N : 90x/menit
S : 37,8C
Badan tidak terasa panas saat disentuh.
A : masalah keperawatan teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Kolaborasi dengan tim medis lain
( ratna )