Sunteți pe pagina 1din 7

KONSTRUKSI

Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa


bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik
digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan
tersebut antara lain bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta
api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan
pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi
dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan,
persiapan, pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan/perombakan bangunan.

konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang


meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana
sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain
yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan, itulah sebabnya ada
bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam


proyek dapat
diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan
dalam 5M
(manpower, material, mechines, money and method).
Manajemen konstruksi merupakan bagian dari keilmuan teknik sipil yang
memfokuskan diri pada pengelolaan proyek konstruksi untuk mewujudkan
konsep dan desain teknis yang dihasilkan oleh bagian lain dari keilmuan teknik
sipil. Manajemen kontruksi betujuan untuk membangun fasilitas fisik yang
terbangun atau infrastruktur yang sangat diperlukan untuk mendukung
kehidupan manusia.
Manjemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspekaspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga
dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan
konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek
pembangunan.
Manajemen konstruksi yang selama ini digunakan oleh kalangan luas adalah
padanan dari istilah bahasa Inggris construction management yang berarti
pengelolaan pembangunan sesuatu bangunan.

LPJK adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, yaitu Lembaga yang


melaksanakan
pengembangan jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (3)
Undang Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
2 LPJK Nasional adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional yang
berkedudukan di ibu kota Negara.
3 LPJK Daerah adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah yang
berkedudukan di ibu kota Propinsi.

Usaha jasa konstruksi adalah usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi
mencakup jenis usaha, bentuk usaha, klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa
konstruksi.
Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang
berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau
pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau
bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan
bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat
pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta
kelestarian lingkungan hidup.

Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu


orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata
cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya
batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan
bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja /
buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling,
pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Perusahaan perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal
sedangkan pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan
perseorangan.
Pengertian perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola,
dan dikendalikan oleh satu orang pemilik.
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha hukum yang hanya
dimiliki oleh satu orang dan menanggung seluruh resiko secara pribadi.
Manajeman perusahaan dikelola pemilik yang berfungsi sebagai direktur atau
manajer atau bahkan sekaligus pelaksana harian di perusahaan tersebut. Pemilik
merupakan aktor utama dalam mengambil setiap kebijakaan dan keputusan
perusahaan. Kemudian juga dalam hal pengelolaan aktivitas perusahaan sehari-

hari, termasuk melakukan hubungan dengan para pihak yang berkepentingan


terhadap perusahaan.

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan
dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan
utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan
dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan
utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
di mana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.
Badan usaha adalah suatu kesatuan organisasi dan ekonomis yang mempunyai
tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada
masyarakat. Atau definisi lain dari badan usaha yaitu merupakan kesatuan
yuridis, teknis dan ekonomis yang mempunyai tujuan untuk mencari laba atau
keuntungan.
Bentuk usaha yang ada di Indonesia banyak sekali. Namun yang lebih sering di
jumpai adalah bentuk usaha seperti pedagang dan PT. Pedagang itu seperti
pedagang asongan yang sering kita jumpai di dalam bus ataupun di tepi jalan
dekat lampu merah dan terminal, pegadang kaki lima yang berada di suatu
mkawasan pasar, pedagang klontongan yang berada di mana-mana dengan
menjual berbagai keperluan sehari-hari. Sedangan untuk PT biasanya berada di
dalam suatu kawasan yang cukup luas dimana isi nya penuh dengan deretan PT.
Namun selain dari itu juga terdapat beberapa macam bentuk badan usaha
seperti :
Perusahaan Perseorangan
Firma (fa)
Perseroan Komanditer (CV) Commanditaire Vennootschap
Perseroan Terbatas (PT)
Koperasi
BUMN
BUMS
YAYASAN

Kegagalan Bangunan
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 1
ayat 6 bahwa yang dimaksud dengan kegagalan bangunan adalah keadaan
bangunan yang setelah diserah-terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna
jasa menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi
atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia
dan/atau pengguna jasa.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pasal 34 mendefinisikan kegagalan bangunan
adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik keseluruhan maupun
sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan Penyedia dan/atau Pengguna
setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi (FHO, Final Hand Over)
kegagalan bangunan terjadi pada saat bangunan sudah diserahterimakan,
namun masih dalam masa pemeliharaan atau masih dalam tanggung jawab
pelaksana konstruks
Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik
secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan, atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi.
Kegagalan bangunan menurut UU No.18 tahun 1999 pasal 1 ayat 6
adalahkeadaan bangunan, yang setelah diserah terimakan oleh
penyedia jasa kepadapengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara

keseluruhan maupun sebagiandan/atau tidak sesuai dengan ketentuan


yang tercantum dalam kontrak kerjakonstruksi atau pemanfaatannya yang
menyimpang sebagai akibat kesalahan penyediajasa dan/atau pengguna jasa.
Menurut PP no. 29 tahun 2000 pasal 34, Kegagalan Bangunan
merupakankeadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan
maupun sebagiandari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan atau keselamatanumum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan
atau Pengguna Jasa setelahpenyerahan akhir pekerjaan konstruksi

Kegagalan Konstruksi
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi, Pasal 31 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kegagalan
konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat dari kesalahan dari pengguna
jasa atau penyedia jasa
Kegagalan konstruksi adalah kegagalan yang terjadi pada masa berlangsungnya
kegiatan konstruksi di lapangan,

Pasal 26, ayat.1, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena
kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti
menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas
konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan
ganti rugi. Ayat.2, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena
kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian
bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
Pasal 27, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan kerena
kesalahan pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal ini terbukti
menimbulkan kerugian pada pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggung
jawab dan dikenakan ganti rugi.

Apabila terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi/kegagalan bangunan, maka:


a. Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak
memenuhi ketentuan keteknikan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai
kontrak.

b. Barang siapa yang melakukan melakukan pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan


pekerjaan konstruksi konstruksi yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang ditetapkan
dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 5% (lima persen) dari nilai kontrak.
c. Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dengan sengaja sengaja memberi memberi kesempatan kesempatan kepada
orang lain yang melaksanakan melaksanakan
pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan
dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 10% (sepuluh sepuluh persen) dari nilai kontrak kontrak.

a. Terjadi karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi : wajib


bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti
rugi
b. Terjadi Terjadi karena kesalahan kesalahan pelaksana pelaksana konstruksi
konstruksi : wajib bertanggung bertanggung
jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi
c. Terjadi karena kesalahan pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan
dan menimbulkan kerugian pihak lain: wajib bertanggung jawab dan
dikenai ganti rugi
d. Ketentuan mengenai j g an ka waktu dan penilai ahli, tangg g un jawab
pengguna jasa dan penyedia jasa diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah

S-ar putea să vă placă și