Sunteți pe pagina 1din 6

BAB I

PENDAHULUAN
Bedah atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan
dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Operasi
merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Pembedahan merupakan suatu
tindakan yang dilakukan di ruang operasi rumah sakitdengan prosedur yang sudah ditetapkan.
(Syamsuhidajat, 2005).
Operasi adalah kegiatan yang memerlukan perhatian ekstra namun tidak jarang operasi
berlangsung dengan lancar dan sukses namun pasca operasi terjadi infeksi pada jahitan atau luka
tersebut terbuka kembali.luka terbuka ataupun infeksi luka pasca operasi merupakan masalah bagi
ahli bedah. hal ini dapat menyebabkan infeksi dan justru membuat kesembuhan pasien semakin
tertunda.Infeksi yang terjadi banyak disebabkan karena adanya kontaminasi kuman dari dalam
penderita atau hewan (endogen) dan ada yang berasal dari luar (eksogen), untuk itu perlu
dipehatikan dalam pemilihan jenis bandage (perban) maupun cara pemakaiannya, namun dari
yang dijelaskan diatas, yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan operasi dimana semua
membutuhkan kerapihan, dan ketelitian, serta kondisi steril agar waktu opeasi semua bejalan
lancar.
Berdasarkan latar belakang diatas, pada praktikum kali ini akan dijelaskan
bagaimana persiapan operasi dilakukan dan bagaimana cara perawatan luka paska operasi dengan
teknik bandage yang baik dan benar agar kondisi pasien dapat terkontrol dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Hewan Sebelum Operasi
1. Hewan tidak dibei makan 6-12 jam dan tidak diberi minum 2-6 jm sebelum operasi
2. Beberapa hari sebelum operasi hewan dimandikan (terutama bila bulunya kotor), dikeringkan
(dilap dengan handuk kering dan pengeing bulu), kemudian dilakukan pencukuran bulu.
Cara pencukuran bulu:
a. Bulu dibasahi sabun
b. Pencukuran bulu dilakukan searah dengan rebah bulu
c. Setelah dicukur, daerah yang akan dioperasi dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air,
kemudian dikeringkan (dilap dengan handuk kering)
3. Untuk memudahkan pencukuran bisa dilakukan pengekangan sebelum dilakukan pencukuran
menggunakan Acepromazine (0,005-0,025 ml/kg BB IM), yang berefek setelah 20-30 menit
sejak penyuntikan.
4. Lakukan pengosongan urin (menggunakan kateter) dan feses (dengan enema).
5. Hewan diberi premedikasi Atropin Sulfat 0,025% dosis 0,04 mg/kg BB, diinjeksikan
subkutan. Tunggu selama 10-15 menit untuk menunggu onset kerja obat tersebut, apabila sudah
ada pengaruhnya, maka mukosa mulut tampak mengering. Kemudian suntikkan campuran
xylazine 2% dosis 2mg/kg dan ketamin 10% dosis 15 mg/kg secara intamuskuler sesuai dengan
dosis. (Hendro, 2014)
2.2 Persiapan Operator
Penggunaan penutup kepala, masker, baju operasi, penutup spatu, sarung tangan.
Cuci tangan dengan menggunakan chlorhexidine, tetapi jika alergi dapat menggunakan
povidone iodine.

Kedua tangan dicuci selama 2-3 menit, sebelum menggunakan gloves tangan harus
dibersihkan dengan tissue antiseptic terlebih dahulu.
Pemasangan baju operasi dibantu oleh asisten
Pemasangan sarung tangan dilakukan dengan beberapa teknik :
gloves teknik dimana tangan tidak bersentuhan secara lansung dengan gloves.
Open teknik dimana tangan langsung bersentuhan dengan gloves
Asisten teknik, dilakukan dengan bantuan asisten.
Penggunaan peralatan operasi yang sudah steril yang disiapkan oleh operator yang steril.
Saat melakukan operasi tangan tidak boleh menyentuh bagian tubuh yang lain untuk
menghindari kontaminasi.
Hal lain yang harus dihindari yaitu melepaskan blade menggunakan tangan tapi dengan
needle holder.
2.3 Persiapan Alat Operasi Sebelum Operasi
Pengemasan dan penyimpanan peralatan operasi bedah.
Untuk mengetahui apakah peralatan sudah steril atau belum digunakan chemical indicator
strip.
Disimpan dalam plastic, disegel dan diberi label atau tanda untuk mempermudah.
Disimpan dalam lemari khusus. Penyimpanan dilakukan selama 6-8 minggu.
Sterilisasi dilakukan dengan cara alat-alat tersebut dimasukan kedalam autoclaving pada suhu
121 0C selama 20 menit.
2.4 Penyiapan Alat Sebelum Digunakan
buka segel, kemudian alat diletakan di atas meja peralatan.
proses pembukaan dilakukan langsung oleh operator.
Operator menyusun peralatan operasi dimeja operasi sesuai urutan :
1 Needle holder
1 Pinset
1 Allis tissue forceps
1 mayo scissor
1 gunting kasa
4 towel klem
4 artery forceps
1 scalpel
Jarum
Kasa steril
Benang non-absorbable
Monofilament
Multifilament
Natural atau synthetic
2.5 Pengertian Bandaging
Tindakan pembalutan pada luka pasca operasi atau luka karena traumatik. Dimana tujuan
dari bandaging adalah untuk membatasi gerak pada hewan untuk menyentuh atau menggores
bagian luka. (R.L.Walton. 1994)
Tujuan bandaging adalah :
Sebuah perban dalam bentuk yang paling sederhana adalah strip kain yang digunakan
untuk menutup dan mengikat luka. Dalam bidang kedokteran hewan telah disempurnakan dan
dielaborasi cara bandaging yang benar yang menggunakan gips, sling, dan splints untuk
menyembuhkan segala macam luka pasca operasi.
Fungsi dari bandaging adalah :
- Untuk melindungi luka dari bakteri lingkungan
- Untuk menyerap sekresi luka

Untuk mengeringkan luka


Untuk memberikan tekanan yang membantu mencegah pembengkakan atau perdarahan
(R.L.Walton. 1994)

2.6 Alat, Bahan dan Perlengkapan yang di Butuhkan


Alat yang dibutuhkan :
Beberapa bahan yang diperlukan untuk menempatkan perban. Bahan-bahan ini diantaranya
adalah :
pita perekat
Kasa
Cotton Padding
Pita elastikon
Pad steril (jika ada luka terbuka) (R.L.Walton. 1994)
Dapat dilihat empat fungsi penyembuhan dengan menggunakan perban yang mungkin
dibutuhkan lebih dari strip sederhana untuk mencegah bakteri, menyerap sekresi, memberikan
tekanan, dan mengeringkan luka. Perban yang menutupi luka terbuka memiliki tiga lapisan:
1. Lapisan primer (kontak)
2. Lapisan sekunder (menengah)
3. Lapisan tersier (luar) (R.L.Walton. 1994)

Macam macam perban yang umum digunakan dalam bandaging adalah sebagai berikut:
A. perekat tape
B. kasa
C. kapas cor padding
D. Elastikon tape
E. pad steril.(R.L.Walton. 1994)
2.7 Teknik Bandaging
Pembalut lebih sulit untuk diterapkan pada kucing daripada anjing dan, sekali diterapkan,
lebih sulit untuk tetap di tempat. Kucing yang merasa terganggu dengan pemasangan bandage
dapat diberikan obat tranquilisation atau penenang supaya bandage tidak mudah untuk terlepas.
Ketika kucing dapat mencakar daerah yang diperban maka dapat dilakukan balutan pada kaki
kucing atau kliping kuku. (Swaim.1997)

Bandaging kaki : Untuk membalut kaki, tempatkan beberapa kain kassa steril di atas luka.
Masukkan bola kapas di antara jari kaki dan tahan di tempat dengan pita perekat yang mengitari
bagian bawah kaki dan kembali di bagian atas sampai kaki yang pas dibungkus.(Swaim.1997)

Bandaging abdomen: perban ini digunakan untuk melindungi kulit perut, panggul atau
untuk mencegah cakaran atau goresan kucing pada daerah tersebut. Hal ini dibuat dengan
mengambil potongan persegi panjang dan memotong sisi - sisinya untuk membuat simpul. Dengan
meletakan perban pada bagian dorsal kemudian disimpul pada bagian ventral. (Swaim.1997)

Bandaging mata :Tempatkan kasa steril persegi di atas mata yang luka kemudian perban
dibalutkan di sekitar kepala yang kemudian dibalut lagi dengan perekat. Pembalutan tidak
dianjurkan untuk tidak terlalu ketat dan bagian telinga tidak boleh ikut terbalut supaya telinga
dapat bebas bergerak.(Swaim.1997)

Elizabeth collar :adalah untuk mencegah si kucing agar tidak menjilat atau menggigit,
atau juga mencakar bagian tubuhnya yang terluka dan dalam masa penyembuhan. Perangka medis
ini didesian secara khusus agar kucing tetap dapat makan dan minum, dan hanya membatasi gerak
mulutnya agar tidak dapat menjilati tubuhnya atau lehernya, atau mencegah kakinya untuk
mencakar bagian leher dan kepala yang sedang terluka. Sebenarnya E-Collar ini tidak hanya
digunakan oleh kucing saja, melainkan juga digunakan oleh hewan-hewan lain, seperti anjing,
yang dalam masa penyembuhan. Meskipun desainnya sudah dibuat sedemikian rupa, tetapi ada
beberapa hewan yang tidak mau makan kalah kepalanya masih terhalang perangkat ini. Maka,
tetap mesti dilepaskan sementara waktu selama makan dan minum.(Swaim.1997)

BAB III
PENUTUP
Persiapan operasi adalah prosedur penting yang harus disiapkan agar saat operasi tidak ada
sesuatu yang miss dan operasi bisa dijalankan dengan lancar. Persiapan operasi ini meliputi daari
persiapan hewa, alat, dan juga operator. Bandage adalah salah satu cara perawatan luka post
operatif dimana tujuan nya adalah untuk membatasi gerak pada hewan untuk menyentuh atau
menggores bagian luka. Tujuan lain dari bandaging adalah untuk melindungi luka dari bakteri
lingkungan, untuk menyerap sekresi luka, untuk mengeringkan luka dan untuk memberikan

tekanan yang membantu mencegah pembengkakan atau perdarahan. Perhatikan cara dan jenis
bandage yang digunakan karena hal tersebut turut serta menjadi faktor yang mempercepat
kesembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro Boimau, 2014. Posedur Operasi. Universitas Nusa Cendana. Kupang
Hidayat, Musrifatul. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Marzoeki, Djohansyah. 1994. Ilmu Bedah Luka dan Perawatannya. Surabaya : Airlangga
University Press.
R.L.Walton. 1994. Perawatan Luka Penderita Perlukaan Ganda. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat R, de Jong W., 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Swaim SF, Henderson RA. 1997.Small Animal Wound.Management. 2nd ed. Baltimore,
Williams and Wilkins, , pp 87-144.

S-ar putea să vă placă și