Sunteți pe pagina 1din 14
A. Definis ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HEPATITIS Oleh: Nurlaila, S.Kep, Ns Hepatitis adalah suatu peradangan hati yang disebabkan oleh Karena virus diantaranya hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan hepatitis B (HEY) atau hepatitis non —A dan non-B, (A. Aziz Alimul Hidayat, 2006 : 33). Hepatitis virus adalah infeksi hati yang dapat disebabkan oleh 2 macam virus, yaitu virus hepatitis A penyebab dari hepatitis infeksiosa atau epidemik dan virus hepatitis B penyebab dari hepatitis serum atau ikterus. serum homologik, (Staf Pengajar, 2005 : 523). Hepatitis adalah suatu peradangan hati yang disebabkan oleh Karena virus diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E yang merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan Klinis, biokimia serta seluler yang khas, (Ngastiah, 2005). Dari beberapa_pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus disertai nekrosis dan Klinis, biokimia serta seluler yang khas. . Etiologi 1. Hepatitis A Terinfeksi Hepatitis A biasanya dari orang dekat atau konsumsi makanan dan minuman yang mengandung VHA (Virus Hepatitis A), Biasanya yang paling sering adalah buah-buahan dan sayuran yang masih —mentah sehingga terkontaminasi Hepatitis ‘A. Lingkungan yang tidak higienis juga sangat_—_berpengaruh. Kelompok yang rawan terinfeksi Hepatitis A adalah pecandu narkoba, penderita kronis hati yang berkepanjangan, dan peneliti yang bekerja. di laboratorium. Asia Tenggara termasuk —_wilayah berisiko tinggi. Sedangkan di AS 1/3 penduduk pernah terinfeksi virus hepatitis A, termasuk anak- anak di pusat penitipan anak yang tertular lewat alat makan yang dipakai bersama, 2. Hepatitis B Penyebab Hepatitis bisa melalui bermacam-macam media atau cara, Bisa lewat barang yang tercemar VHB sesudah digunakan para carrier positif atau penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak sckali pakai, pisau cukur, jarum tato, jarum tusuk kuping, sikat gigi, bahkan jarum bor gigi, Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, seperti karbon fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri moderen, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Obat- obatan jenis tersebut adalah obat- obatan yang dapat merusak hati (iver). Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit—_penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati, Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun - racun lain, Karena virus ini menular melalui darah maka disebut virus blood- bome. Selain diatas, penyebab tertulamya Hepatitis B sebagai berikut : a, Berhubungan seksual tanpa kondom atau _berciuman dengan penderita. b, _Berbagi jarum suntik dengan orang yang tertular Hepatitis B. c. Bayi yang baru lahir tertular dari ibu penderita Hepatitis B, 3. Hepatitis C Penyebaran penyakit Hepatitis C ini terjadi_melalui cairan tubuh khususnya darah baik transfusi _ataupun pemakaian obat bius dengan suntikan, Dalam perkembangan penyakit Hepatitis C, hati penderita akan mengalami sirosis (pengerasan hati) yang kemudian akan berlanjut menjadi kanker hati melalui (hepatoselulerkarsinoma). Penyakit Hepatitis C tahap lanjut, resiko terjadinya kematian sangat besar. Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan_pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, sisir, koin kerokan, alat cukur atau alat manicure). Resiko _terinfeksi Hepatitis. C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu asangan, {(http://smpn1 Imedan. wordpress.co 1/2008/06/02/hepatitis/). 2. Patofisiologi Inflamasi_ yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat- obatan dan bahan-bahan kimia, Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik Karena memiliki_ suplai darah sendiri, ering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel_hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar Klien yang mengalami sembuh dengan fungsi_hepar normal, (Khalimatus Lubis, 2008 ). Inflamasi pada hepar karena hepatitis invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati, Timbulnya ikterus arena kerusakan sel parenkim hati, Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli_— empedu intrahepatik, maka _terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati, Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya _billirubin tidak sempurna_—_dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah Konjugasi mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, Konjugasi dan ekskresi bilirubin. Tinja mengandung _sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam emi, menimbulkan bilirubin urine dan sehingga kemih berwama gelap. . Manifestasi Klinis 1. Masa tunas. Virus A : 15 - 45 hari (rata- rata 25 hari) Virus B : 40 - 180 hari (rata- rata 75 hari) Virus non A dan non B : 15 - 150 hari (rata-rata 50 hari) 2. Fase Pre Ikterik. Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2- 7 hari, Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit, Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39°C berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal - gatal mencolok pada hepatitis virus 3. Fase Tkterik. Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwama —pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. 4, Fase penyembuhan. Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa sear kembali, ‘namun lemas dan lekas capai, . Penatalaksanaan 1. Hepatitis A Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul, Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas. Bagi penderita tidak ada pengobatan secara khusus pada Hepatitis A. Penderita harus beristirahat total ( 1 — 4 minggu) dan disarankan untuk memenuhi nutrisi tubuh bisa dengan cara mengkonsumsi vitamin, sehingga mereka tidak mendapat kerusakan hati yang terus Menghindari kontak badan dengan nonpenderita dan diberi makanan -menerus. cukup protein, tapi rendah lemak. Ketika menjadi enggan makanan, mereka bisa diberikan snack-snack atau makananringan untuk beberapa — waktu—_pengganti makanan berat yang dapat membuat mereka menjadi sakit, Makanan yang mudah dicera merupakan makanan paling aman. Pada umumnya, penderita biasanya lebih tidak memilih-milih makanan pada pagi hari daripada di siang hari, 2. Hepatitis B Radang hati penyakit yang sangat mudah menular sehingga penderita harus benar-benar diasingkan selama taraf penyakit masih —aktif. Penyakit ini sembuh setelah 6-8 minggu, akan dapat —_kambuh apabila merupakan umumnya akan namun kembali penderita langsung —melakukan —_aktivitas berat. Penderita Hepatitis harus istirahat di tempat tidur selama masih ada gejala-gejala penyakit ini. Makanannya. harus mengandung banyak protein dan hidrat arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda berikan untuk penderita Hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak bergajih, ayam, ikan, kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan buah-buahan apa saja_kecuali alpukat, Penderita juga sebaiknya diberi vitamin B kompleks untuk menolong mengembalikan nafsu makannya yang sudah hilang, dan menolong menyembuhkan hati. Penderita harus berhati-hati untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat. 3. Hepatitis C Hepatitis C tetap bisa disembuhkan dengan kombinasi pegylated interferon dan ribavirin. Dokter biasanya memberikannya seminggu tiga kali selama enam bulan, Setelah enam bulan diobati, menurut ahli_ AS, © 40% menunjukkan perbaikan kadar ALT alanine aminitransferase). Namun dari tersebut, 60% kambuh setelah —_pemberian (serum angka kembali interferon dihentikan, Jadi, hanya sekitar 10 ~ 15% yang benar-benar dikatakan sembuh, Sayangnya, teknik pengobatan ini berpotensi ‘memindahkan penyakit dari hati ke Sebagai pegylated dompet _penderita, gambaran, —_harga interferon dan ribavirin sekitar Rp 8 — 10 juta per bulan, Sementara pengobatan butuh waktu enam bulan untuk genotipe 2 dan 3, dan satu tahun untuk genotipe 1b. Di Indonesia, paling banyak tipe 1b, sedang di Afrika tipe 4, F. Pemeriksaan Penunjang 1. Bila dijumpai Hb rendah, anemi normokrom normositer hipokrom mikrositer atau hipokrom makrositer. Anemia bisa akibat hiposplenisme dengan leucopenia dan trombositopenia. Kolesterol darah yang. selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik. Laboratorium bilirubin, transaminase dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif. 2. Kadar albumin _yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan tanda kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi. 3. Pemeriksaan CHE (kolinesterase) _penting dalam menilai_ kemampuan sel hati, bila terjadi kerusakan sel hati CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal. Nilai CHE yang bertahan di bawah nilai normal ‘mempunyai prognosis yang buruk. }. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet. Dalam ensepalopati_ kadar Na Kurang dari 4 ~— meq/l menunjukan — kemungkinan telah terjadi_—_sindrom hepatorenal. . Pemeriksaan marker seologi pertanda virus seperti HBsAg / HBsAb, HBeAg / HBeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam menentukkan etiologi sirosis hepatis. Pemeriksaan AFP ( alfa. fetoprotein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi _transformasi kearah keganasan, nilai AFP yang terus.—menaik mempunyai nilai diagnostic untuk — suatu hepatoma/ kanker hati primer, Nilai AFP > 500 — 1000 mempunyai nilai diagnostic suatu kanker hati primer. a, Radiologi dengan barium swallow dapat dilihat adanya_varises esophagus untuk konfirmasi _hipertensi portal, Dengan esofagoskopoi dapat dilihat adanya varises esophagus sebagai komplikasi sirosis hepatis/ hipertensi porta. Pada saat ini pemeriksaan USG sudah mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaan rutin pada penyakit hati, yang dilihat pinggir hati, permukaan, pembesaran, ‘homogenitasa, ascites, splenomegali, gambaran vena hepatica, vena porta, pelebaran saluran empedu/ IHBD. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah pemeriksaan —cairan ascites dengan melakukan —_pungsi ascites. Bisa dijumpai tanda — tanda infeksi (peritonitis bacterial spontan), sel tumor dan perdarahan dan eksudat, dilakukan_ pemeriksaan kadar protein, amylase dan lipase. G, ASUHAN KEPERAWATAN 1. Fokus Pengkajian ay Aktivitas/istirahat Gejala: _kelemahan, keletihan , terlalu lemah, Tanda letargi, penurunan tonus otot. Sirkulasi Gejala hipotensi, pengisian kapiler terlambat, pucat, sianosis, keringat dingin, disritmia, bunyi jantung ekstra, peningkatan tekanan vena jugularis, vena abdomen distensi, Eliminasi Gejala_: Flatus Tanda 2 Distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, _asites). Penurunan ——adanya bising usu. Feces wama tanah iat, melena, Urine gelap, pekat. Makanan/ cairan Gejala —: Anoreksia, tidak toleran tethadap makanan/ tak dapat mencerna, mual/ muntah, Tanda: penurunan berat badan atau peningkatan (cairan), edema umun pada jaringan, kulit kering, turgor buruk, ikterik, napas berbau/ _fetor Hepatikus, perdarahan gusi. ‘Neurosensori Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian, penurunan mental. Tanda: Perubahan mental, bingung, halusinasi, koma, bicara lamba) tak —_jelas, ensefalopati hepatic, Nyeri / kenyamanan Gejala: Nyeri tekan abdomen’ nyeri abdomen kuadran kanan jangka Panjang/ atas, pruritus, neuritis penyalahgunaan, perifer. penyakit hati alcohol. Tanda: Perilaku Riwayat penyakit berhati —hati/ distraksi, empedu, hepatitis, . Pernafasan terpajan pada toksin ; Gejala : Dispnea. perdarahan GI atas ; Tanda Takipnea, perdarahan _varises. pemafasan _dangkal, esophagus ; penggunaan bunyi nafas tambahan. obat yang Ekspansiparu_terbatas mempengaruhi — fungsi (asites), Hipoksia. hati. . Keamanan 2. Diagnosa Keperawatan Gejala_: Pruritus a. Pola nafas tidak efektif Tanda: Demam (lebih berhubungan dengan umum pada sirosis pengumpulan —_cairan alkoholik), Ikterik, intra abdomen (asites). ekimosis, ptekie, b. Kelebihan volume angioma spider, eritema cairan dari kebutuhan palmar. tubuh —_berhubungan Seksualitas dengan gangguan Gejala — Gangguan metabolisme regulasi. ‘menstruasi, impotent. ¢. Perubahan nutrisi Tanda: Atrofi testis, kurang dari_kebutuhan ginekomastia, berhubungan dengan Kehilangan —_rambut diet yang tidak adekuat. (dada, bawah lengan, 4. Kurang pengetahuan pubis). tentang kondisi, Penyuluhan a prognosis, dan pembelajaran kebutuhan pengobatan Gejala:-Riwayat berhubungan dengan penggunaan alcohol. kurangnya informasi. e. Cemas —_ berhubungan menunjukan —terjadi dengan _perubahan komplikasi lingkungan 3) Kaji tingkat (Hospitalisasi) kesadaran Rasional: perubahan 3. Fokus intervensi mental dapat a. Pola nafas tidak efektif menunjukan berhubungan dengan hiposekmia dan gagal pengumpulan —_cairan pemafasan, yang intra abdomen (asites). sering disertai koma Kriteria Hasil: hepatik. Menunjukkan pola 4) Berikan posisi nafas efektif, semifowler dibuktikan dengan Rasional status pernapasan yang memudahkan tidak berbahaya: pemafasan dengan ventilasi dan status menurunkan tanda vital. diafragma dan Intervensi : meminimalkan 1) Awasi frekwensi dan ukuran aspirasi secret kedalaman —_upaya 5) Dorong pasien untuk pernapasan nafas dalam Rasional : pernafasan Rasional : membantu dangkal mungkin ada ekspansi paru dan hubungannya dengan metabolisasi secret. hipoksia atau b. Kelebihan volume akumulasi dalam cairan dari kebutuhan abdomen tubuh —_berhubungan 2) Auskultasi —bunyi dengan gangguan nafas catat adanya mekanisme pengaturan, mengi atau ronkhi Kriteria. Hasil Rasional : kelebihan volume 10 cairan dapat di kurangi yang di_buktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam basa dan __indikator hidrasi yang adekuat, Intervensi Pemantauan cairan 1) Ukur masukan dan pengeluaran cairan, catat_keseimbangan positif. Rasional: menunjukan status volume sirkulasi, terjadinya perpindahan cairan, dan respon tethadap terapi 2) Timbang erat badan setiap hari dan catat peningkatan 0,5 kg/ hari. Rasional peningkatan berat badan dapat ‘menunjukan adanya retensi cairan lanjut. 3) Ukur lingkar abdomen Rasional: akumulasi cairan diakibatkan oleh kehilangan protein _plasma/ cairan kedalam area peritoneal. 4) Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi Rasional : natrium mungkin — dibatasi untuk meminimalkan retensi cairan dalam area ekstravaskuler. 5) Beri obat sesuai indikasi Rasional: __obat digunakan untuk mengontrol edema dan asites . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diet yang tidak adekuat. Kriteria Hasil : status gizi (asupan makanan dan cairan). Tujuan : menunjukan peningkatan status gizi (asupan makanan, cairan dan zat gizi ). Yang rt dibuktikan dengan kriteri hail menyatakan keinginan untuk mengikuti program iif, toleransi tethadap iit yang diberikan. Intervensi_: pengelolaan nutrisi, 1) Kaji status nutrisi klien serta intake dan outputnya. Rasional : sebagai perbandingan dalam ‘menentukan perubahan —nutrisi klien selama sakit. 2) Timbang berat badan setiap hari, Rasional : untuk mengetahui perkembangan nutrisi Klien selama sakit. 3) Observasi dan catat respon terhadap dit yang diberikan, Rasional : untuk menilai _toleransi Klien terhadap dit yang diberikan, 4) Sesudah — dehidrasi, anjurkan untuk tetap meminum ASI. Rasional ; pemberian ASI dapat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan. 5) Berikan lingkungan yang menyenangkan selama makan, Rasional : —nafsu makan —_ terangsang pada situasi yang rileks dan menyenangkan, ©) Anjurkan untuk memberikan makanan _sedikit tetapi sering. Rasional : pemberian makan sedikit tapi sering tidak akan menekan —_gastrik sehingga mengurangi perasaan mual dan muntah, 4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. 12 Kriteria Hasil, =: 3) Berikan _penjelasan pengetahuan, Tujuan : setiap akan pengetahuan tentang melakukan prosedur pengobatan dan tindakan penyakitnya, Yang keperawatan, dibuktikan dengan Rasional : berbagai riteri hasil : keluarga tingkat —_bantuan pasien mampu mungkin diperlukan menjelaskan —_kembali berdasarkan tentang materi yang kebutuhan, diberikan. fe. Cemas —_berhubungan Intervensi : pengajaran dengan _perubahan proses penyakit dan Tingkungan pengobatan (Hospitalisasi) 1) Kaji tingkat Kriteria Hasil : stresor pengetahuan keluarga yang membebani tentang penyakit dan individu. Tujuan perawatan anaknya. meminimalkan Rasional : untuk kekhawatiran, ketakutan, menentukan berprasangka atau resah intervensi _secara gelisah_ yang. dikaitkan tepat dengan masalah dengan sumber yang yang ada. dapat di identifikasi 2) Berikan —_penjelasan Intervensi : tentang penyakit dan 1) Kontrol tingkat kondisi anaknya. kecemasan pasien Rasional : Rasional : untuk menurunkan rasa menghilangkan atau takut dan cemas ‘mengurangi tethadap _—Kondisi peraszan khawatir anaknya. dan tegang dari suatu suber. B 2) 3) 4) 5) Kontrol implus. Rasional : untuk menghindari prilaku kompulsif atau implusif. Berikan ketrampilan interaksi sosial Rasional : agar dapat melakukan interaksi yang efektif. Bantu koping individu Rasional : untuk mengatasi _stresor yang — membebani pasien, Berikan lingkungan yang menyenangkan selama makan, Rasional : napsu makan — terangsang pada situasi yang rileks dan menyenangkan, DAFTAR PUSTAKA Carpenito, LJ. (2000), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Conwin, J. E. (2000). Buku Saku Patofisiologi, Alin Bahasa Braham U. Jakarta: EGC. Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alin Bahasa I Made Kariasa Ni Made Sumarwati, Jakarta: EGC. Negastiah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. NANDA. — (2006). Panduan Diagnosa _ Keperawatan. Alih Bahasa Budi Santoso. Jakarta: EGC. Wilkinson, J.M. (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC 14

S-ar putea să vă placă și