Tn. D, 26 tahun, yang beralamat di Wonodri, Krajan, Semarang, pada tanggal
2 Juni 2013 klien menguap dan tiba-tiba terjadi dislokasi mandibula. Klien sedang berada di kereta api menuju Cengkareng. Di Cengkareng klien tidak memeriksakannya ke RS. Klien kembali ke Semarang dan mencoba pengobatan alternatif tetapi tidak dapat mereposisi dislokasi mandibula. 12 Juni 2013 klien berobat ke poli gigi RST Bhakti Wira Tamtama Semarang. Klien sudah dilakukan 5 kali reposisi secara manual. Tetapi tidak dapat dilakukan. Karena klien kesakitan, maka klien diberi advice untuk opnam untuk melakukan reposisi di ruang IBS. Tanda-tanda vital menunjukkan nadi: 98 x/menit, suhu: 36.8
C, RR: 22
x/menit, TD: 110/70 mmHg. Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit
jantung, DM, dan hipertensi. Jumlah gigi masih lengkap, belum ada gigi yang tanggal. Klien tampak tidak dapat menutup mulutnya. Klien menyatakan nyeri terasa di sekitar rahang bawah dengan skala nyeri 6. Nyeri datang tibatiba, hilang timbul, dan terasa tajam. Gigi terlihat bersih, tidak ada karang gigi dan lubang gigi. Gigi berwarna putih. Lidah terlihat bersih. Tidak ada sariawan pada mukosa bibir.