Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama
: Ny. M
b. Umur
: 50 th
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Agama
: Islam
e. Status Perkawinan
: Kawin
f. Suku Bangsa
: Indonesia
g. Pendidikan
: SMA
h. Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
i. Tgl masuk RS
: 01 Januari 2012
j. No. Register
: 15665
2. Penanggung Jawab
a. Nama
: Tn. F
b. Umur
: 52 th
c. Pekerjaan
: Wiraswasta
d. Alamat
: Makassar
3. Keluhan utama
Klien mengalami penglihatan kabur. Klien mengalami penglihatan kabur,
kesulitan melihat dari jarak jauh ataupun dekat.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing dan penglihatannya
kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien
merasa silau saat melihat cahaya. Klien juga mengalami kesulitan melihat
pada jarak jauh atau dekat, pandangan ganda, susah melihat pada malam hari.
Setelah dilakukan pengkajian pupil berwarna putih dan ada dilatasi pupil,
nucleus pada lensa menjadi coklat kuning, lensa menjadi opak, retina sulit
dilihat, terdapat gangguan keseimbangan pada susunan sel lensa oleh factor
fisik dan kimiawi sehingga kejernihan lensa berkurang.klien disarankan oleh
dokter untuk dilakukan tindakan pembedahan atau dikoreksi dengan dilator
pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas
sehari-hari.klien jg mengalami hiperglikemia karena panyakit diabetes yang
dideritanya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus, didiagnosis sejak kurang
lebih 1 tahun yang lalu.
k. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Melitus /gejalagejala yang sama seperti yang diderita oleh pasien saat ini.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Keuarga klien takut akan penyakit yang diderita klien, dan berharap agar bisa
cepat sembuh.
Penggunaan tembakau (bungkus/hari, pipa, cerutu, berapa lama, kapan berheti)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
k)
l)
m)
n)
mukus
Auskulktasi : pernafasan stridor (ngorok)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : peristaltik usus
Palpasi : tidak ada benjolan atau massa, tidak ada ascites
Ekstremitas
Ekstremitas atas : pergerakan normal
Ekstremitas bawah : pergerakan normal
ROM :
Kekuatan otot : penurunan kekuatan tonus otot
Neurologis
Kesadaran (GCS) :
Status mental : penurunan kesadaran
Motorik : kejang
Sensorik : gangguan pada sistem penglihatan,mata kabur ,pengelihatan
silau dan gangguanpendengaran
Refleks fisiologis : mengalami penurunan terhadap respon stimulus
Analisa Data
No
1
Data
DS:
-klien
Etiologi
perdarahan
mengatakan
penglihatannya
pusing
kabur,
dan okuler(dikoreksi
mengatakan
Masalah
intra Resiko tinggi terhadap
bahwa
dokter
cidera
dilihat
DS:
bedah
infeksi
-Hiperglikemia
DS:
-klien
mengatakan
penglihatan kabur.
-Klien
mengatakan
sensori
organ persepsi(penglihatan)
indra penglihatan
mengalami
Diagnosa
Tujuan
Resio
tinggi Setelah
cidera
dilakukan
perubahan
berhubungan
intervesi
dengan
selama
hidup
perdarahan
3x24
intra okuler
diharapkan
pembatasan
perdrahan
dan
diperlukan
1.
diatasi
cedera.
Membantu
tentang
nyeri, sama
untuk aktivitas,
Diskusikan apa1.
untuk pasca
jam menurunka
Rasional
penampilan
dalam
yang
dan
2.
Menurunkan stres
dari balutan mata
pada
area
2.
Batasi aktivitas
pengikisan/menurunka
seperti megerakkan
n TIO
kepala
tiba-tiba,
menggaruk
mata,
membongkok
3.
Dorong napas
dalam batuk untuk
bershan
nafas3.
Batuk meningkatkan
berihan paru
TIO
4.
Pertahankan
perlindungan mata
sesuai indikasi
5.
Minta
4.
pasien
untuk membedakan
Digunaknuntuk
melindungi
dari
cedera
dan
menurunkan gerakan
antara
mata
ketidakyamanan 5.
Ketidak
dan
nyeri
tajam
mata mungkin
amanan
karena
selidiki
nyeri
akut
kegelisaan,disorien
tasi,
balutan
terjadi
karena
berikan
obat
sesuai indikasi
antiemetik contoh
proklorprazin
mual, muntah dapat
meningkatkan
TIO,
memerlukan tindakan
segera untuk mencega
cedera okuler
diberikan
asetazolamid(diom
menurun
terjadi
ox)
untuk
TIO
bila
peningkatan,
membatasi
kerja
nyamanan
ringan,
mencega
gelisah
analgesik contoh
empirin
untuk
yang
dapat
mempengaruhi TIO
dengam
kodein,
asetaminofen(tynol
2
Resiko
tinggi Setelah
)
Meningkat Mandiri
terhadap
dilakukan
kan
1.
Diskusikan1.
infeksi
intervesi
penyembuha
berhubungan
selama
pentingnya
Menurunkan jumlah
bakteri pada tangan,
jam waktu
bebas
diharapkan
drainase
factor
purulen dan2.
resiko
eritema
infeksi
tehnik dan
aseptic
resiko
bakteri
kontaminasi
dapat
membersihkan
diatasi
atau
bola
ganti
balutan
dan
masukkan
kontak
lensa
bila3.
Mencegah
menggunakan
kontaminasi
dan
3.
Tekankan
kerusakan sisi operasi
pentingnya untuk
tidak
menyentuh
atau
menggarut
4.
yang
di
mata
4.
hari
setelah
operasi
prosedur
dan
Obserpasi tanda
memerlukan
upaya
terjadinya infeksi
intervensi yang tepat
contah kemerahan,
kelopak
mata
bengkak, drainase
purulen.
sediakan
Kolaborasi:
1.
Berikan
obat
yang
topical
digunakan
sevara
profilaksis,
sesuai indikasi
subkunjungival)
mungkin
ditambahkan
pada
mengalami
implantasi.
Digunakan
untuk
menurunkan
implamasi
Gangguan
Setelah
sensori
dilakukan
steroid
Dapat Mandiri
meningkatka 1.
Tentukann1.
persepsi(pengli intervesi
n ketajaman ketajaman
hatan)
selama
penglihatan
berhubungan
3x24
dengan
diharapkan
gangguan
gangguan
penerimaan
sensori/status
organ
sensori
persepsi
indra dapat
penglihatan
diatasi
penglihatan,
kebutuhan individu
dan pilihan intervensi
catat bervariasi
sebab
mata terlibat
penglihatan
terjadi
potensi
bahaya dalam
laju
lingkunga
yang
berbeda
mata
diperbaiki
perprosedur.
memberikan
peningkatan
kenyamanan
dan
kekeluargaan,
menurunkan
2.
cemas
terhadap operasi
3.
terbangun
dan
lingkungan,stap,
lingkungan
tak
orang lain di area
dikenal
dan
nya
mengalami tetbatasan
penglihatan
dapat
mengakibatkan
bingung pada orang
3.
Menurunkan
jatuh
bila
kenal
ukuran
sampai benar-benar
4.
senbuh
dari
anastesia
Memberikan
rangsangan
sensori
menurunkan
bingung
4.
Pendekatan dari
5.
sisi
yang
tak
dioperasi , bicara,
dan
menyentuh
sering,
dorong
orang
terdekat
tinggal
dengan
pasien
Gangguan
penglihatan atau iritasi
dapat berakhir
1-2
tetapi
secara
bertahap
menurunkan
dengan
penggunaan.
atau Iritasi
local
harus
obat
sementara
6.
perubahan ketajaman
dan
persepsi
kedalaman
dapat
menyebabkan bingung
penglihatan
atau
meningkatkan
resiko
untuk
dan
buta
Diagnose Keperawatan
1.
Resiko
tinggi
berhubungan
Implementasi
Evaluasi
dengan Mandiri :
dikoreksi
sudah
2.
dikoreksi,tetapi
balutan mata
Membatasi
klien
aktivitas
aktivitas
dibatasi,seperti
masih
terlalu
membongkok
A:
Masalah
teratasi
Mendorong napas dalam
sebagian,aktivitas
klien
batuk untuk bershan nafas
masih
dibatasi
untuk
berihan paru
4.
Mempertahankan melindungi mata pasca
3.
indikasi
P: Intervensi dilanjutkan
Meminta pasien untuk
1.
Batasi aktivitas klien
membedakan
antara
seperti megerakkan kepala
ketidakyamanan dan nyeri
tiba-tiba, menggaruk mata,
mata tajam tiba-tiba, selidiki
membongkok
kegelisaan,disorientasi,
2.
Mempertahankan
gangguan balutan
Kolaborasi:
indikasi
3.
Meminta pasien untuk
1. Memberikan obat sesuai
membedakan
antara
indikasi
antiemetik
contoh ketidakyamanan dan nyeri
proklorprazin
asetazolamid(diomox)
2.
Jam 12.00wib
infeksi
dengan
berhubungan Mandiri
bedah1.
pengangkatan katarak
tangan
dengan
pengangkatan
katarak
Menggunakan
atau
baik
terjadinya
terjadi
4.
Mengobserpasi
terjadinya
infeksi
berhubungan
gangguan
atau
subkunjungival)
Steroid
sensori Jam 08.00 wib
persepsi(penglihatan)
Mandiri
dengan
1.
bengkak,
antibiotik(topical,
perenteral,
Gangguan
mata
drainase purulen
3.
dapat
melihat
sembuh
dari
anastesia
Pendekatan dari sisi yang
tak dioperasi , bicara, dan
menyentuh sering, dorong
orang
5.
tinggal
dengan pasien
Memperhatikan tentang
suram
6.
terdekat
atau
penglihatan
kacamata
katarakyang
tujuannya