Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Logo
kabupaten
SOP
No. Dokum
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
: SOP/ADMEN/MMD
: 00
: 25 Pebruari 2016
: 1/ 2
Puskesmas
Rendang
Ni L Km Trisnahari,SKM,M.Kes
NIP. 197507231997032004
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Referensi
Penutup
kesimpulan
suasana keakraban.
6. Penyajian hasil survei oleh kader
selaku tim pelaksana MMD.
7. Perumusan dan penentuan prioritas
masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah kesehatan dan
hasil SMD dilanjutkan dengan
rekomendasi teknis dari petugas
kesehatan di desa / bidan di desa.
8. Menggali dan menemu-kenali
potensi yang ada di masyarakat
untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
9. Penyusunan
rencana
kerja
penanggulangan masalah kesehatan
yang dipimpin oleh kepala desa.
10. Penyimpulan hasil MMD berupa
penegasan tentang rencana kerja
oleh Kepala Desa.
11. Penutup.
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
8. Dokumen terkait
No. Dokumentasi
POLI GIGI
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
: SOP/ADMEN
: 00
: 04 Januari 2016
: 1/ 2
Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Susut I
Puskesmas Susut I
Dr. Ni Nyoman Kurniawati
NIP. 198406092010012008
1.
Pengertian
2. Tujuan
a. 3.
Kebijakan
b. 4.
Referensi
1. Lemari Obat
2. Kertas Perkamen
3. Martil
4. Lumpang
5. Alkohol 70 %
6. Kapas
7. Obat-obatan
8. Plastik Klip
9. Spidol
10. Buku Register Harian
11. Buku Register Bulanan
5. 6. Langkah- Langkah
Menerima resep obat.
Memberikan nomor pada resep.
3. Mengambilkan obat sesuai dengan
resep.
4. Menyiapkan Kertas perkamen.
5. Memasukan obat kedalam martil
lalu menumbuk obat sampai halus.
6. Membagi obat sesuai dengan dosis.
7. Membungkus obat dan memasukan
obat kedalam plastic klip.
8. Memberikan etiket sesuai dengan
resep dan mencocokan dengan
Bagan Alir
Pasien
membawa
resep
Resep diterima
dan diskrining
oleh Apoteker /
AA
membawa
diserahkan
Pasien menerima obat
beserta pemberian
kesimpulan informasi obat
Penutup
nomor pasien.
9. Memberikan
penjelasan
pada
pasien tentang cara minum obat
sesuai dengan dosis.
10.Menanyakan kembali pada pasien
apakah sudah mengerti tentang
cara meminum obat.
11.Mencatat resep ke dalam register
harian.
12.Mencatat resep obat dari register
harian ke register bulanan.
13.Membersihkan lumping/ Martil
dengan alcohol.
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
Pencatatan ke
buku register
No. Dokumentasi
:
SOP/ADMIN/APOTIK
No Revisi
: 00
Tanggal Terbit
: 04 Januari 2016
Halaman
: 1/ 2
Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Susut I
Puskesmas Susut I
Dr. Ni Nyoman Kurniawati
NIP. 198406092010012008
3.
Pengertian
4. Tujuan
a. 3.
Kebijakan
b. 4.
Referensi
Lemari obat
Obat-Obatan
Plastik Klip
Etiket obat
Spidol
Buku Register Harian
Buku Register Bulanan
6. 6. Langkah- Langkah
1. Menerima Resep obat.
2. Memberikan Nomor pada resep
3. Mengambilkan obat sesuai dengan
resep
4. Memberikan etiket sesuai dengan
dosis.
5. Menanyakan kepada dokter apabila
obat tidak ada atau tulisan kurang
jelas.
6. Memberikan obat kepada pasien
sesuai dengan nomor resep sambil
menjelaskan pada pasien tentang
Bagan Alir
Pasien
membawa
resep
membawa
Resep diterima
dan diskrining
oleh Apoteker /
AA
Memberi nomor pada
resep
Pengambilan obat di lemari
obat, Diberi etiket, control
lagi dan obat siap
9. Dokumen terkait
I. ANAMNESA
1. Menanyakan dan mencocokkan identitas penderita dengan data yang
terdapat pada kertas status, identitas tersebut meliputi :
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Jantung
Kencing manis
Darah tinggi
Kehamilan (pada wanita)
Kebiasaan individu
Alergi
Komplikasi yang pernah dialami pada riwayat pengobatan lalu
Asma
TBC(paru)
HIV/AIDS
Kapan dirasakan
Sifat (akut,kronis )
Tempat (lokal,menyebar )
Sudah diobati/belum
II. PEMERIKSAAN
EKSTRA ORAL :
Pipi : dilihat, diraba ada kelainan/tidak
Bibir : dilihat, diraba ada kelainan/tidak
III. DIAGNOSA
Ditetapkan dengan mempertimbangkan anamnesa, pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang (bila ada) yang diperoleh dari penderita.
III. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Ekstra Oral
Melihat pipi dan bibir apakah ada pembengkaan bentuknya simetris atau
tidak, apakah ada celah bibir.
Bila ada pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan
menekan pipi secara lembut untuk merasakan adanya benjolan/ pembengkaan
dan menilai apakah keras, lunak, ada fluktuasi atau tidak.
Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik bibir
bawah kearah bawah dan memeriksa bibir atas dengan menariknya ke atas
untuk melihat apakah ada perubahan warna, benjolan, pembengkaan.
Menekan dengan lembut bibir untuk merasakan apakah keras, lunak atau ada
fluktuasi.
Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara
meraba menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan lembut
menyusuri dari belakang telinga ke submandibula sampai arah depan/dagu
untuk menemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
Palpasi
Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada
bagian mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2
kali, bila gigi bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset
kemudian menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah
atau keluar nanah.
Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya
apakah gusi bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan
melihat ekspresi pasien).
Test vitalitas
Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di
letakan di kavitas)
Test open buur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang
negatif)
Perkusi
Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita.
Druk
Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca
mulut di atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahanlahan untuk mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (Bila gigi
lawan tidak cukup ditekan dengan pangkal kaca mulut).
Pemeriksaan sulkus gingiva
Gunakan probe periodontal standar WHO menyusuri sulkus gingiva tanpa
tekanan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya keradangan
dan/atau kerusakan jaringan penyangga pada gigi tersebut.
Pemeriksaan Penunjang
Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu
menentukan kondisi di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan
klinis.
IV. DIAGNOSA
Ditegakkan berdasarkan:
Anamnesa
Keluhan Utama
Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan Penunjang lainnya
V. RENCANA PERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain dan memasukkan jarum
sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali
jarum.
8. Untuk menganastesi gusi bagian lingual/palatal, lidokain disuntikkan ke gusi
sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut atau pada percabangan saraf dan
melakukan aspirasi apabila keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain
dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikan lidokain 0,5-1
cc. Mencabut kembali jarum
9. Membuang spuit pada safety box dengan cara ujung jarum masuk lebih
dulu.
10. Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan rasa tebal dengan
menanyakan pada pasien apakah sudah terasa tebal dan bagaimana perasaan
pasien apakah terasa mata berkunang-kunang atau pusing. Bila sudah terasa
tebal maka langsung dilakukan pencabutan.
11. Melakukan pemisahan gigi dan gusi dengan memakai bein dengan posisi
bein mesio bukal / disto bucal gigi yang bersangkutan, dengan gerakan bein
apikal ke coronal (dari bawah ke atas) sampai gigi goyang.
12. Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi sampai
dengan cervical gigi / bifurkasi gigi.
13. Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigi anterior) memutar gigi searah
sambil ditarik keluar.
14. Pada gigi yang mempunyai lebih akar menggerak-gerakkan gigi ke arah
bukal dan lingual/palatinal supaya gigi terlepas dan menarik gigi keluar.
15. Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian menetesi tampon
dengan betadine di atas cucing meletakkan tampon pada luka bekas
pencabutan dan meminta pasien untuk menggigit tampon kuat-kuat.
16. Membuang sampah medis kapas betadine, tampon yang digunakan selama
tindakan dan gigi yang sudah dicabut ke dalam tempat sampah medis.
17. Melepaskan sarung tangan dan dimasukkan dalam tempat sampah medis
kemudian mencuci tangan memakai sabun.
18. Memberikan instruksi post-ekstraksi kepada pasien/pengantar.
19. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.
Pastikan bahwa gigi molar pertama permanen yang dimaksud bebas karies.
Blokir saliva dengan cotton roll.
Olesi gigi dengan cairan etsa asam dan ditunggu beberapa saat.
Bilas gigi dengan air sampai dengan cairan etsa asam seluruhnya terbilas.
IV. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Ekstra Oral
Melihat pipi dan bibir apakah ada pembengkaan bentuknya simetris atau
tidak, apakah ada celah bibir.
Bila ada pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan
menekan pipi secara lembut untuk merasakan adanya benjolan/ pembengkaan
dan menilai apakah keras, lunak, ada fluktuasi atau tidak.
Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik bibir
bawah kearah bawah dan memeriksa bibir atas dengan menariknya ke atas
untuk melihat apakah ada perubahan warna, benjolan, pembengkaan.
Menekan dengan lembut bibir untuk merasakan apakah keras, lunak atau ada
fluktuasi.
Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara
meraba menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan lembut
menyusuri dari belakang telinga ke submandibula sampai arah depan/dagu
untuk menemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening.
Palpasi
Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset pada
bagian mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar dan dalam 2
kali, bila gigi bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut goyang.
Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset
kemudian menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah berdarah
atau keluar nanah.
Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya
apakah gusi bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri (dengan
melihat ekspresi pasien).
Tes vitalitas
Test dingin (menggunakan kapas yang telah disemprot chlor-ethil dan di
letakan di kavitas)
Test open buur (di lakukan bila tes dingin dan sonde memberikan hasil yang
negatif)
Perkusi
Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut untuk
mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita.
Druk
Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal kaca
mulut di atas mahkota gigi kemudian penderita di minta menggigit perlahanlahan untuk mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita (Bila gigi
lawan tidak cukup ditekan dengan pangkal kaca mulut).
Pemeriksaan Penunjang
Melakukan rujukan pemeriksaan foto rontgenologis untuk membantu
menentukan kondisi di dalam rahang yang tidak terpantau pada pemeriksaan
klinis, adanya kelainan benih gigi atau adanya kekurangan tempat.
VI. DIAGNOSA
Ditegakkan berdasarkan:
Anamnesa
Keluhan Utama
Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan Penunjang lainnya
Pulpitis
Pulpitis
Pulpitis
Pulpitis
lidocaine).
3. Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan tindakan (bolehkah saya
mulai sekarang ?).
4. Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan alat tindakan pencabutan gigi
sulung yang sudah disterilkan.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan memakai sarung tangan steril.
6. Tindakan anastesi, bila sudah goyang menggunakan Chlor Ethyl dan belum
goyang menggunakan lidocain.
Bila menggunakan Chlor Ethyl :
1. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan
betadine.
2. Mengolesi gusi pada daerah gigi yang akan dicabut dengan gerakan searah
1 kali.
3. Mengambil kapas 2 buah gulungan dengan pinset, kemudian kapas
dipegang dengan tangan kiri.
4. Memegang Tabung Chlor Ethyl dengan tangan kanan kemudian ujungnya
didekatkan pada kapas dengan jarak 1 cm kemudian menyemprot kapas
dengan Chlor Ethyl, tunggu sampai kapas berbuih.
5. Meminta pasien membuka mulut kemudian meletakkan kapas sambil di
tekan pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi yang akan dicabut.
Bila menggunakan anastesi lidokain komp 2 % :
1. Mempersiapkan lidokain ampul dan mematahkan ujung ampul
menggunakan menggunakan tangan pada leher ampul.
2. Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan memindahkan lidokain
ke dalam spuit dengan cara menghisap isi ampul sampai habis dan menutup
kembali spuit.
3. Membuang botol ke tempat sampah medis.
4. Membuang udara dalam spuit dengan cara memposisikan spuit dengan
ujung jarum menghadap ke atas, kemudian ketuk perlahan syringe. Kemudian
dorong pompa perlahan-lahan sampai udara tidak tampak lagi dan cairan
keluar sedikit di ujung jarum.
5. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya dengan
betadine.
6. Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan gerakan searah 1 kali.
7. Untuk menganastesi gusi bagian bukal, lidokain di suntikkan ke gusi di
sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut dan melakukan aspirasi, apabila
keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain dan memasukkan jarum
sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali
jarum.
8. Untuk menganastesi gusi bagian lingual/palatal, lidokain disuntikkan ke gusi
sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut atau pada percabangan saraf dan
melakukan aspirasi apabila keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain
dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikan lidokain 0,5-1
VII. PENGOBATAN
Peresepan obat diberikan berdasar pada prinsip-prinsip medikasi yang
rasional dan proporsional.
Mencatat pengobatan pada kartu status penderita.
VIII. KONSELING
1. Menjelaskan kepada pasien/pengantar setelah pencabutan untuk:
a. Menggigit tampon 1 jam, boleh meludah tapi tampon tidak dibuang/tetap
digigit.
b. Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah karena bisa menyebabkan
infeksi
c. Tidak menghisap-hisap karena bisa menyebabkan infeksi
d. Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama 24 jam,
e. Menghindari perdarahan dan infeksi
f. Mengajukan kepada pasien/pengantar untuk menjaga kebersihan mulut
dengan cara menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan
memperagakan cara menyikat gigi yang benar