Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
MATA KULIAH
DISUSUN OLEH:
OLEH
KELOMPOK XII
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Diabetes mellitus ( DM ) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Diabetes mellitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketidakadaan
absolute insulin. Penyakit ini disebut DM dependent insulin ( IDDM ). Sebelumnya
dikenal sebagai diabetes juvenile. Pengidap penyakit ini harus mendapat insulin
pengganti. DM tipe I biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia
kurang dari 30 tahunnamun juga dapat terjadi pada semua usia. Seseorang
dengan IDDM seringkali mengalami tanda-tanda perubahanpada kadar glukosa
darah dan cenderung untuk ketosis.
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Dahulu awalnya dikenal sebagai maturitas diabetes NIDDM. Terjadi pada
semua golongan usia lebih sering terjadi pada seseorang yang lebih tua dan
mempunyai kelebihan berat badan. Itu dihubungkan dengan kekurangan produksi
insulin yang absolute. NIDDM dikatakan resisten terhadap ketosis dan seringkali
dapat dikendalikan dengan diet sendiri.
3. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Diabetes jenis ini terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
DM. sekitar 50 % wanita mengidap kelainan ini akan kembali ke status non
diabetes setelah kehamilan berakhir namun resiko mengalami diabetes tipe II
pada waktu mendatang lebih besar daripada normal.
Diabetes gestasional dapat menimbulkan efek negative pada kehamilan
dengan meningkatkan resiko mall formasi congenital, lahir mati dan bayi
bertubuh besar yang dapat menimbulkan masalah pada persalinan.
2
C. ETIOLOGI
Secara umum diabetes mellitus disebabkan oleh :
a. Akibat inadekuat pembentukan pembentukan dan penggunaan insulin
b. Resistensi insulin
c. Melalui genetic
Factor resiko yang dapat menyebabkan diabetes mellitus adalah :
DM tipe I
Faktor genetik
Faktor imunologi
Factor lingkungan
DM tipe II
Usia
Obesitas
Riwayat keluarga dengan DM tipe II
Kebiasaan diet
Kurang berolahraga
Stress
Hormonal
DM gestasional ( GDM )
Penyebab diabetes ini dianggap berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energy
dan kadar estrogen dan hormone pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama
kehamilan.
PATOFISIOLOGI
Multifactor
(genetic, resistensi insulin,lingkungan, imunologi dll)
Defisiensi insulin
Glukogen
Glukoneogenesis
Lemak
Ketogenesis
Ketonemia
Mual muntah PH
protein
BUN
nitrogenurine
hiperglikemia
glycosuria
osmotic dieresis
dehidrasi
hemokonsentrasi
makrovaskuler
Koma
kematian
badan-badan keton
mengendap dalam
pembuluh darah
kekurangan volume
cairan
trombosis
aterosklerosis
jantung
Infark
serebral ekstremitas
stroke
miokard
kerusakan integritas kulit
gangren
kurang pengetahuan
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus adalah sebagai berikut :
1. Poliuri
2. Polidipsi
3. Polifagia
4. Berat badan menurun
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
6. lemas, lekas lelah, tenaga kurang
7. Mata kabur
8. Gatal, kesemutan
9. Impotensi pada pria, serta pruritus vulva pada vagina
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Glukosa dalam urine diperiksa dengan : Reduksi urine ( benedict ) atau dengan BRI set.
Glukosuria renal dapat terjadi pada kehamilan karena penurunan ambang renal dan
glikosa, terutama setelah kehamilan 16 minggu.
Glukosa dalam darah : kadar glukosa darah puasa lebih dari 130 mg, kadar gula darah 2
jam setelah makan ( post pranial ) lebih 170 mg disertai glukosuria pada saat yang sama.
Tes toleransi glukosa
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes
yang
dideritanya,
ia
akan
terhindar
dari
hyperglikemia
atau
hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Pada penderita
dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis untuk selamanya.
Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus :
1. Perencanaan makanan ( meal planning )
2. Latihan jasmani
3. Obat berkhasiat hipoglikemik
4. Pemantauan
5. Terapi (jika diperlukan)
6. Pendidikan
G. KOMPLIKASI
A. Akut
Hypoglikemia
5
Ketoasidosis
Diabetik
B. Kronik
Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh
darah tepi, pembuluh darah otak.
Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati
diabetik.
Neuropati diabetic
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Klien mengeluh sering lapar
Klien mengeluh mual dan muntah
Klien mengeluh lukanya tidak sembuh
Klien mengatakan tidak paham tentang penyakitnya
Klien sering bertanya
Dehidrasi
Turgor kulit jelek
BB menurun
Klien tampak lemah
Klien tampak tidak banyak bergerak
2. Klasifikasi data
Data subjektif :
Klien mengeluh sering lapar
Klien mengeluh mual dan muntah
Klien mengatakan tidak paham tentang penyakitnya
Klien mengeluh lukanya tidak sembuh
Data objektif :
BB menurun
Klien tampak lemah
Klien tampak tidak berdaya
Klien sering bertanya
Dehidrasi
Turgor kulit jelek
3. Analisa data
NO Symptom
1
Ds : klien mengeluh mual dan
muntah
Do :
Etiologi
Defisiensi insulin
Penurunan, pemakaian glukosa
oleh sel
Dehidrasi
Turgor kulit jelek
Klien tampak lemah
Problem
Kekurangan
volume cairan
Hyperglikemia
Osmotik diuresis
sering lapar
Glukogen meningkat
Nutrisi
kurang
dari kebutuhan
Glukoneogenesis
tidak
berdaya
Kerusakan
integritas kulit
Ekstremitas
Gangren
Kurang
pengetahuan
Ds :Do : -
Kurang pengtahuan
Hiperglikemia
Badan-badan keton mengendap
dalam pembuluh darah
Resiko
infeksi
tinggi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
penurunan masukan oral.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ganggren.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : klien akan menunjukan hydrasi adekuat dengan criteria :
Turgor kulit baik
Dehidrasi hilang/berkurang
Volume cairan yang edekuat
Intervensi
1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
Rasional : hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia .
2. Pantau suhu, warna kulit, atau kelembabannya
Rasional : demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari
dehidrasi.
3. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa
Rasional : merupakan indicator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine
Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
5. Pantau pemeriksaan laboraturium seperti hemotokrik (Ht)
Rasional : mengkaji tingkat hidrasi dan seringkali meningkat akibat
hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis osmotic.
Diagnosa 2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral.
1. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam
Rasional : membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang mentaati aturan diet.
4. Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk
memahami nutrisi pasien.
6. Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.
Diagnosa 3
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ganggren .
Tujuan : kerusakan integritas kulit dapat berkurang/teratasi dengan criteria :
Luka dapat sembuh/berkurang
Klien tidak tampak lemah
Intervensi
1. Kaji area dan kulit sekitar luka
Rasional : sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya.
2. Lindungi permukaan yang sehat dengan mengoleskan cairan copolymer skin sealant dan
masase dengan lembut kulit yang kasar.
Rasional : copolymer skin sealant untuk mencegah infeksi pada kulit yang sehat masase
Diagnosa 4
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada
luka.
Rasional : pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC,
1997.
2. Doenges,
Marilyn
E, Rencana Asuhan
Keperawatan
Pedoman
untuk
Perencanaan
dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati,
Jakarta : EGC, 1999.
3. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
4. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC, 2002.
5. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
6. Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2002
12
13