Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO, uretritis gonokokus dan non gonokokus merupakan masalah
kesehatan lingkungan yang sangat penting. Penyakit ini ditransmisikan terutama malalui
hubungan seksual dengan partner yang terinfeksi. Penyakit ini juga dapat menular melalui
cairan tubuh yang terinfeksi sehingga ibu dapat menularkan infeksi ini ke bayinya selama
persalinan. Penyakit ini dapat mengenai pria dan wanita, serta lebih mudah menyebar pada
individu yang memiliki banyak partner seksual (Talhari, et al., 1997).
Neisseria gonorhoeae merupakan penyebab gonore, salah satu penyakit menular
seksual yang terbanyak. Sekitar 62 juta kasus gonore terdiagnosa pada 1995. Waktu
inkubasinya sekitar 2-5 hari. Penyakit ini menimbulkan gejala disuria, gatal pada uretra, dan
secret uretra purulen. Namun pada sebagian besar kasus, terutama pada wanita, penyakit ini
asimtomatik (Talhari, et al., 1997).
Non-gonococcal urethritis (NGU) adalah satu di antara penyakit menular seksual
yang umum ditemukan. Diperkirakan sekitar 89 pasien dengan infeksi Clamydia, dan 170
juta dengan infeksi Trichomonas pada 1995. NGU dapat disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit, dan jamur (Talhari, et al., 1997).
Uretritis gonokokus dan non gonokokus memiliki gejala klinis yang hampir sama, sedangkan
penanganan yang diperlukannya cukup berbeda. Oleh karena itu, diagnosisnya perlu
dibedakan baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dengan
penegakan diagnosis yang tepat, terapi dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga
mengurangi timbulnya komplikasi penyakit dan tingkat penyebarannya di masyarakat.
1.2 Rumusan masalah
1) Bagaimana devinisi dari penyakit gonorhe?
2) Bagaimana etiologi dari gonorhe?
3) Bagaimana patofisiologi dari gonorhe?
4) Bagaimana manifestasi klinis gonorhe
5) Bagaimana penatalaksanaan dari gonorhe?
2)
3)
4)
5)
6)
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Kencing
Inggris:
gonorrhea
atau
gonorrhoea)
adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi
selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi
(Wikipedia).
Gonorhea adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhea yang pada
umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga secara langsung dengan
eksudat yang infektif. (Dr.Soedarto, Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia,1990,Hal.74)
2.2 ETIOLOGI
Gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis
diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 1,6 mikro. Bakteri gonokokkus tidak tahan
terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini bersifat
tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2 dalam pertumbuhannya di
atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui
transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering
dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 35-37C dan pH 7,2-7,6 untuk pertumbuhan
yang optimal. Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan type
3 dan 4 tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat virulen dan terdapat
pada permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili dan bersifat non-virulen. Pili
akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.
2.3 PATOFISIOLOGI
NEISSERIA GONORHOE
Kontak seksual (anus, orogenitalis, genital)
Faring
Uretra &
konjungtiva
(saluran anus & neonates)
Infeksi
(prostal, vesdeferens, vesikula seminalis, epididimis, testis)
(kelenjar skene, bartholn, endometrium, tuba valopi, dan ovarium)
Inflamasi jaringan
Perubahan status
kesehatan
Lesi gatal gatal
pendidikan
Perasaan malu
Isolasi sosial
2)
3)
Dikombinasikan dengan
1)
2)
3)
b. Untuk daerah dengan insidens galur neisseria gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP)
rendah, pulihan utama adalah penisilin G prokain akua 4,8 juta unit + 1 gram probenesid.
Obat lain yang dapat dipakai antara lain :
1)
2)
c. Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat diberikan salah satu obat dibawah ini .
1)
2)
3)
4)
*dikontra indikasi untuk wanita hamil, menyusui, dan anak-anak berusia kurang dari 12
tahun.
Nonmedikamentosa
a. Memeberikan pendidikan kesehatan pada pasien dengan menjelaskan tentang :
1)
2)
3)
4)
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak ddapat
dihindarkan
5)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian klien penderita gonorhoe dapat ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Keluhan utama
2. Biasanya nyeri (saat kencing).
3. Pemeriksaan fisik
a. Pengkajian Persistem
Sistem integumen
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
Sistem perkemihan
Biasanya pasien mengalami disuria dan kadang kadang ujung uretra disertai darah.
Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi
4. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan eliminasi
Kaji frekuensi, warna, dan bau urin (isak)
Kebutuhan aktivitas
Klien dengan Gonorhoe biasanya aktivitasnya sering tergangu.
5. Pengkajian psikososial dan spiritual
Psikologis : biasanya pasien merasa gelisah dan distres adanya ketakutan.
Sosial : biasanya pasien merasa kesepian dan takut ditolak dalam pergaulan
Spiritual : bagaimana ibadah pasien selama sakit.
B. ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1.
inflamasi jaringan
Nyeri
(+)
DS : -klien menyatakan merasa
penolakan diri.
Isolasi sosial
atau marah.
DS : - klien menyatakan tidak
kurang pengetahuan
DO : -
dari penyakit
Risiko penularan
C. DIAGNOSA
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.
2. Isolasi sosial yang berhubungan dengan rasa takut akan penolakan diri.
3. Risiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang sifat menular dari
penyakit.
D. PERENCANAAN / INTERVENSI
No
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
keperawatan
Nyeri
Tujuan :
1.Mengidentifikasika
berhubungan
Setelah dilakukan
perhatikan lokasi
n kebutuhan untuk
dengan
tindakan
inflamasi
keperawatan selama
tanda perkembangan
jaringan.
2. Dorong
komplikasi
berkurang/hilang.
pengungkapan
2. Mengurangi rasa
Kriteria Hasil :
perasaan.
- Merintih dan
3. Berikan tindakan
sehingga mengurangi
terengah-engah (-)
-Gelisah dan
kenyamanan misal :
persepsi akan
perubahan posisi
tubuh.
3. Meningkatkan
4. Dorong penggunaan
relaksasi/
menurunkan tegangan
memejamkan mata
(-)
bimbingan imajinasi,
otot.
visualisasi latihan
4. Memfokuskan
nafas dalam.
kembali perhatian,
5. Kolaborasi dengan
meningkatkan rasa
pemberian analgesik.
meningkatkan
kemampuan koping.
5. Mempercepat
Isolasi sosial
Tujuan :
1. Anjurkan pasien
proses penyembuhan.
1. Membantu pasien
yang
Setelah dilakukan
menemukan
berhubungan
tindakan
kesenangan dan
dengan rasa
keperawatan selama
2. Anjurkan pasien
makna beraktivitas.
takut akan
penolakan
dapat dapat
2. Memberikan pasien
diri.
mengekspresikan
menolaknya.
kesempatan untuk
kesedihannya.
membina hubungan
Kriteria Hasil :
Klien dapat
berbagai perasaan.
menerima perubahan
3
Risiko
pada dirinya
Tujuan :
Berikan pendidikan
penularan
Setelah dilakukan
berhubungan
tindakan
dengan menjelaskan
penularan
dengan
keperawatan selama
kurang
tentang:
- 1. Bahaya penyakit
pengetahuan
meminimalkan
tentang sifat
terjadinya penularan
menular dari
penyakit.
lain.
menular
- 2. Pentingnya
memenuhi pengobatan
yang diberikan
- 3. Jelaskan cara
penularan PMS dan
perlunya untuk setia
pada pasangan.
- 4. Hindari hubungan
meminimalkan
penularan
penyakitnya.
seksual sebelum
sembuh dan
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Melakukan apa yang harus dilakukan pada saat itu sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Dan mencatat setiap tidakan yang dilakukan pada pasien.
F. EVALUASI
1. Nyeri terkontrol
2. Penerimaan diri sesuai situasi, menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri
yang negatif.
3. Klien dapat meminimalkan penularan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Lachlan, MC. 1987. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran:
Yogyakarta.
Natadidjaja, hendarto. 1990. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta.
Prof. DR. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.
Wikinson, Judith M. 2006. Buku saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Penerbit buku
kedokteran
EGC.http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-
dengan-gonorrhea/