Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ISMAIL SALIM
030.10.137
RSUD BEKASI
2016
DEFINISI
Terdapat :
- penyempitan
-
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
Etiologi
Spondilitis TB disebabkan oleh
bakteri:
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium bovis
Patogenesis Tuberculosis
M.Tb masuk-> makrofag alveolus fagosit TB. Bila makrofag
tidak dapat menghancurkan Tb-> Tb bereplikasi di makrofag->
makrofag lisis-> fokus primer Ghon.
Imunitas seluler terbentuk-> Tuberkel
Patogenesis
Inhalasi
basil TB
Alveolus
Basil TB
berkembang biak
Resolu
si
Kalsifika
si
Fagositosis oleh
makrofag
Destruksi basil
TB
Destruksi
makrofag
Pembentukan
tuberkel
Perkejua
n
Peca
h
Lesi sekunder
paru
Kelenjar Limfe
Penyebaran
hematogen
Lesi di hepar,
lien ,
ginjal,TULANG,
otak, dll
Penyebaran ke Vertebra
Mekanisme
Gambaran
Radiologis
Peridiskal
Menyebar melalui
arteri
Melibatkan batas 2
vertebra yang
berdekatan. Diskus
intervertebralis akan
menyempit
Central
Infeksi menyebar
sepanjang plexus
Batson
Melibatkan bagian
tengah dari salah
satu vertebra,
proksimal dan diskus
intervertebralis intak.
Anterior marginal
Perluasan abses
melalui ligament
longitudinal anterior
dan periosteum
1.Stadium implantasi
2.Stadium destruksi awal
3.Stadium destruksi lanjut
4.Stadium gangguan neurologis
5.Stadium deformitas residual
1.Stadium implantasi
Manifestasi Klinis
Nyeri punggung
Deformitas tulang belakang (kifosis)
Defisit neurologis (paraplegia, paresis, impaired sensation)
Cold abscess
Nyeri tekan
Spasme otot
Gerakan spinal yang terbatas
Gejala umum ( demam, keringat malam, penurunan berat
badan, lemah, cepat lelah)
PEMERIKSAAN FISIK
Look
Inspeksi pada pasien spondilitis kelihatan
lemah, pucat, terdapat benjolan di
punggung (gibbus) ,dan tulang belakang
terlihat bentuk kifosis (membungkuk)
Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area
tulang yang mengalami infeksi
Move
Motorik:
C-5: Fleksi dari sendi siku
C-6: Ekstensi dari pergelangan tangan
C-7: Ekstensi dari sendi siku
C-8: Fleksi dari distal phalang middle
finger (jari tengah)
T-1: Abduksi dari jari kelingking tangan
L-2: Fleksi dari sendi pinggul
L-3: Ekstensi dari sendi lutut
L-4: Dorsofleksi dari sendi ankle
L-5: Ekstensi dari ibu jari kaki
S-1: Fleksi dari telapak kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
1. Laju Endap Darah (LED)
2. Tuberculin skin test / Mantoux test
3. Pewarnaan Ziehl-Nielsen, Media
Loweinstein-Jensen
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Gold Standard
CT scan - guided
needle
biopsy
Radiologi
X Ray
Signs of infection with lytic lucencies in
anterior portion of vertebrae
Radiographs: Erosions
Radiographs: Endplate
Destruction
Radiographs: Osteosclerosis
Features on CT Scan
Soft tissue findings
abscess with calcification is diagnostic
of spinal TB; CT is excellent modality to
visualize soft tissue calcifications
-
CT : Calcification
Noncontrast axial CT
Large psoas abscess with central calcification;
these features are highly diagnostic of spinal TB
Noncontrast axial CT
Extensive vertebral body destruction causing
bony fragments
MRI : Features
Features
Differential Diagnosis
KOMPLIKASI
Complication
PENATALAKSANAAN
TUJUAN
1.Eradikasi infeksi
2 .Menghentikan/memperbaiki deformitas kifosis
3. Mencegah/mengobati defisit neurologis
Prinsip Pengobatan
1. Pemberian obat antituberkulosis (OAT).
2. Dekompresi medulla spinalis.
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi.
4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone
graft).
1.Terapi konservatif
a. Tirah baring (bed rest).
b. Memberi korset yang mencegah gerakan
vertebra/ membatasi gerak vertebra.
Terapi OAT
Spondilitis tuberkulosa kategori 1
1. Fase terapi intensif/ inisial kombinasi OAT:
2RHEZ
2. Fase terapi lanjutan kombinasi OAT: 7RH
2. Terapi operatif
A. Tanpa komplikasi neurologis
A. Kerusakan tulang progresif meskipun terapi OAT
B. Kegagalan dalam terapi konservatif.
C.Evakuasi abses paravertebral
D.Alasan teknik: ketidakstabilan tulang belakang, kifosis.
E. Pencegahan kifosis parah pada anak-anak
F. Large paraspinal abscess
B. Dengan komplikasi
neurologis
Prosedur Bedah
(Jutte et all, 2006)
Prognosis
TERIMA KASIH
Asegmen S4-5
Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis, dan lebih
C dari separuh otot kunci* di bawah segmen lesi neurologis setidaknya
memiliki kekuatan motorik di bawah 3