Sunteți pe pagina 1din 12

JEMBATAN WHEATSTONE

Gambaran secara umum Modul Jembatan Wheatstone ini adalah menentukan nilai suatu
hambatan dengan cara melakukan perbandingan dengan hambatan lain yang sudah diketahui
nilainya. Selain memberikan pemahaman metoda Jembatan Wheatstone, diharapkan modul ini
juga memberikan kepada penggunanya tentang rangkaian seri dan paralel pada suatu rangkaian
listrik serta hal-hal yang berhubungan dengan rangkaian dan hambatan listrik.
TEORI DASAR

1. Hambatan listrik digunakan untuk mengatur besarnya arus listrik dalam suatu
rangkaian. Jika hambatan listrik dilalui arus listrik akan terjadi perubahan energi
listrik menjadi energi kalor, dan hal ini merupakan prinsip kerja, misalkan kompor
dan setrika listrik.
Hambatan listrik dari suatu pengantar (konduktor) adalah perbandingan dari beda
potensial antara ujung konduktor dengan arus listrik yang melaluinya. Oleh
karena itu salah satu cara untuk mengukur besar hambatan listrik dari konduktor
adalah mengukur beda potensial dari ujung-ujungnya dengan voltmeter dan juga
mengukur arus listrik yang melaluinya dengan amperemeter.
Untuk pengukuran hambatan listrik dengan voltmeter dan amperemeter dapat
digunakan rangkaian- rangkaian seperti pada gambar 1a atau gambar 1b.

Pada gambar 1a amperemeter A mengukur arus iR yang melalui hambatan R, tetapi


voltmeter V menunjukkan pembacaan beda potensial Vac dan bukan beda potensial
Vbc yaitu beda potensial yang sebenarnya dari ujung-ujung hambatan R.
Cara pengukuran hambatan R dengan rangkaian gambar 1a hanya akan
memberikan nilai R yang sebenarnya yaitu perbandingan dari Vac dan iR jika
hambatan dalam dari amperemeter RA sama dengan nol.

Jika, RA 0 yang diperoleh dari hasil bagi Vac dan iR harus dikoreksi.
Pada rangkaian gambar 1b voltmeter V menunjukkan pembacaan beda potensial
Vab dari ujung-ujung R, tetapi amperemeter A menunjukkan pembacaan arus i
dimana i = iR + iV yaitu ir arus yang melalui R dan iV arus yang melalui voltmeter V.
Nilai R yang sebenarnya adalah Vab dibagi dengan iR tetapi karena yang
ditunjukkan oleh amperemeter ialah i, nilai R yang diperoleh dari pembacaan
pada voltmeter V dan amperemeter A harus dikoreksi untuk memperoleh nilai R
yang sebenarnya.
2. Cara lain untuk mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah
metoda "Jembatan Wheatstone". Mengukur besarnya hambatan listrik yang belum
diketahui dengan metoda "Jembatan Wheatstone" pada dasarnya ialah
membandingkan besar hambatan yang belum diketahui dengan besar hambatan
listrik yang sudah diketahui nilainya. Gambar 2 menunjukkan prinsip dari
rangkaian listrik Jembatan Wheatstone.

Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
Setelah S ditutup, dalam rangkaian akan ada arus listrik. Jika jarum dari
galvanometer G mengalami penyimpangan berarti ada arus listrik yang melalui
galvanometer G, berarti juga antara titik C dan titik D ada beda potensial.
Dengan mengubah-ubah besarnya hambatanRb, R1 dan juga R2, dapat diusahakan
sehingga galvanometer G tidak dilalui arus lagi, yang berarti potensial titik C dan
titik D sama. Karena itu arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya i1. Demikian
juga arus yang melalui Rb dan X sama misalnya i2.
Dengan menggunakan hukum Ohm, dapat diperoleh nilai dari X yang dinyatakan
dengan R1, R2 dan Rb sebagai berikut :

Untuk menyederhanakan rangkaian dan mempermudah pengukuran hambatan R1


dan hambatan R2 antara A dan B dapat digantikan dengan kawat lurus yang serba
sama dan panjangnya L.
Untuk menambah ketelitian pengukuran pada rangkaian dapat ditambahkan
komutator K yang dapat digunakan untuk membalikkan arah arus dalam
rangkaian. Pada kawat hambatan dapat digeser-geserkan kontak geser C untuk
mengubah-ubah besarnya hambatan RAC dan RCB.

Dengan mengeser-geserkan kontak geser C pada kawat hambatan AB atau dengan


mengubah-ubah Rb, dapat dicapai keadaan hingga potensial titik C sama dengan
potensial titik D, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh tidak menyimpangnya
jarum dari galvanometer G. Jika hal ini telah dicapai, maka X dapat dinyatakan
dengan persamaan :

Dengan mengukur panjang L1 (panjang kawat AC) dan L2 = L - L1 (panjang kawat


CB) maka jika R telah diketahui besarnya hambatan X dapat dihitung dengan
persamaan (2)
Sumber :
http://lfd.fmipa.itb.ac.id/artikel/modul_interaktif/modul_2_f/teori.html

JEMBATAN KELVIN

Jembatan Kelvin (Kelvin Double Bridge)


Rangkaian Jembatan | Tidak ada Komentar
Jembatan Kelvin (Kelvin Double Bridge) merupakan metode yang digunakan dalam
pengukuran tahanan. Sering juga disebut dengan Jembatan Thompson. Ditemukan dan
dikembangkan oleh William Thompson. Prinsip kerjanya pada dasarnya serupa dengan
Jembatan Wheatstone yaitu dengan prinsip keseimbangan dalam rangkaian. Jembatan ini
digunakan untuk pengukuran tahanan-tahanan dengan nilai rendah.

PRINSIP KERJA KELVIN DOUBLE BRIDGE


Prinsip kerja Jembatan Kelvin (Kelvin Double Bridge) pada dasarnya sama dengan
Jembatan Wheatstone dan merupakan hasil modifikasi dari Jembatan Wheatstone.
Dengan menggunakan jembatan ini tahanan dari kawat penghubung dan tahanan kontak
pada jepitan dibuat tidak berpengaruh. Kawat penghubung/jepitan yang digunakan dalam
pengukuran diketahui juga memiliki tahanan tersendiri, sehingga ketika melakukan
pengukuran tahanan, tahanan kawat penghubung yang seharusnya tidak termasuk dalam
pengukuran juga ikut termasuk dalam pengukuran yang dilakukan.
Baca juga : Jembatan Wheatstone (Wheatstone Bridge)
Perhatikan gambar berikut :

r
R3
adalah
RX adalah tahanan yang belum diketahui

adalah tahanan
tahanan

kontak

penghubung
standard

Pada gambar diatas terdapat tiga buah titik yaitu titk a, b dan c.
Ketika Galvanometer (G) dihubungkan dengan titik a, maka tahanan yang belum
diketahui (diukur) atau RX akan lebih besar dari tahanan yang sebenarnya.
Ketika Galvanometer (G) dihubungkan dengan titik c, maka tahanan standard (R 3) akan
lebih besar dan tahanan yang belum diketahui (Rx) akan lebih kecil ketika diukur.
Sedangkan ketika Galvanometer (G) dihubungkan dengan titik b yang terletak antara titik
a dan c sehingga b membagi r menjadi rasio r1 dan r2 maka akan menimbulkan persamaan
:

dari persamaan diatas kita juga dapat menuliskan :

dimana

maka :

dan

Dalam keadaan seimbang dan memperhitungkan tahanan kontak maka pada rangkaian
jembatan akan terbentuk persamaan :

Persamaan terakhir merupakan persamaan pada Jembatan Wheatstone.

Untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada jembatan wheatstone maka


ditambahkan 2 buah tahanan pada rangkaian kelvin double bridge sehingga rangakaian
jembatan akan menjadi seperti berikut :

Pada umumnya rangkaian Jembatan Kelvin


Double Bridge dapat pula digambarkan sebagai berikut :

Mengapa disebut jembatan ganda


atau double bridge?
Hal ini dikarenakan terdapat rangkaian jembatan dibagian dalam jembatan yang
dihubungkan oleh Galvanometer (G).
Jika pada Jembatan Wheatstone menggunakan 4 buah tahanan, pada Jembatan Kelvin
menggunakan 7 buah tahanan. Dengan menggunakan variasi dari Jembatan Wheatstone
dan 7 buah tahanan, Jembatan Kelvin dapat melakukan pengukuran tahanan yang lebih
teliti dan dapat mengukur hingga < 1 .
Pada umumnya Jembatan Kelvin digunakan untuk pengukuran tahanan penghantar
(konduktor) listrik, pengukuran tahanan elektroda pembumian (grounding), pengkuran
tahanan lilitan (winding) transformator dan lain-lainnya.
SUMBER : http://www.alfianelectro.com/prinsip-jembatan-kelvin-double-bridge/

JEMBATAN WIEN

Jembatan Wien dikemukakan di sini bukan hanya untuk pemakaiannya sebagai jembatan
arus bolak-balik guna mengukur frekuensi, tetapi juga untuk berbagai rangkaian
bermanfaat lainnya. Sebagai contoh, sebuah jembatan Wien kita temukan di dalam alat
penganalisa distorsi harmonik (harmonic distortion Analyzer), di mana dia digunakan
sebagai saringan pencatat (notch filter) yang membedakan terhadap satu frekuensi
tertentu. Pemakaian jembatan Wien juga terdapat di dalam osilator audio dan frekuensi
tinggi (high frequency, HF) sebagai elemen pengukur frekuensi (frequency determining
element). Namun dalam bab ini, jembatan Wien dibahas dalam bentuk dasarnya yang
direncanakan untuk mengukur frekuensi.

Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah
kombinasi paralel RC dalam lengan di sebelahnya. ( Lihat Gambar )
Impedansi lengan 1 adalah Z1 = R1 j/wC1. Admitansi lengan 3 adalah Y3 = 1/R3
+jwC3. Dengan menggunakan persamaan dasar untuk kesetimbangan jembatan dan
memasukkan nilai-nilai yang tepat diperoleh:
R2 = ( R1 - ( j/wC1 ) ) R4 ( 1/R3 + jwC3 )
Dengan menguraikan bentuk ini diperoleh
R2 = R1R4/R3 + ( JwC3R1R4 ) - jR4/wC1R3 + R4C3/C1
Dengan menyamakan bagian-bagian nyata diperoleh
R2 = R1R4/R3 + R4C3/C1
yang berubah menjadi
R2/R4 = R1/R3 + C3/C1

Dengan menyamakan bagian-bagian khayal diperoleh


wC3R1R3 = R4/wC1R1
di mana w = 2pf, dan penyelesaian bagi f diperoleh
f = 1 / 2p ( C1C3R1R3 )^1/2
Perhatikan bahwa kedua persyaratan bagi kesetimbangan jembatan sekarang
menghasilkan sebuah persamaan yang menentukan perbandingan tahanan R2/R4 yang
diperlukan, dan sebuah persamaan lain yang menentukan frekuensi tegangan yang
dimasukkan. Dengan perkataan lain, jika kita memenuhi persamaan :
R2/R4 = R1/R3 = C3/C1
menghidupkan (mengeksitasi) jembatan dengan suatu frekuensi yang diberikan oleh
persamaan
f = 1 / 2p ( C1C3R1R3 )^1/2
Maka jembatan tersebut akan setimbang. Dalam kebanyakan rangkaian jembatan Wien,
komponen-komponen dipilih sedemikian sehingga R1 = R3 dan C1 = C3. Ini
menyederhanakan persamaan kesetimbangan menjadi R1/R4 = 2 dan persamaan
frekwensinya menjadi
f = 1/ 2pRC
Yang merupakan pernyataan umum bagi frekuensi jembatan Wien. Dalam sebuah
jembatan praktis, kapasitor C1 dan C3 adalah kapasitor-kapasitor tetap, dan tahanan R1
dan R2 adalah tahanan variabel yang dikontrol oleh sebuah poros bersama. Dengan
menetapkan bahwa sekarang R2 = 2R4, jembatan dapat digunakan sebagai alat pengukur
frekuensi yang disetimbangkan oleh satu pengontrol tunggal. Pengontrol ini dapat
dikalibrasi langsung dalam frekuensi.
Karena sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang (kecuali
bentuk gelombang tegangan yang dimasukkan adalah sinus murni). Karena jembatan
tidak setimbang untuk setiap harmonik yang terdapat di dalam tegangan yang
dimasukkan, harmonik-harmonik ini kadang-kadang akan menghasilkan suatu tegangan
keluar yang menutupi titik setimbang yang benar.
SUMBER : http://www.sentra-edukasi.com/2009/08/materi-elektro-jembatanwien.html#.VzHSgkeUIms

SUBSTISUSI

PENGUKURAN RESISTANSI
Pengukuan resistansi dapat dilakukan dengan mudah, namun kelemahannya
adalah kurang akurat. Pengukuran resistansi yang lebih baik dapat dilakukan
dengan cara:
1. Metode ammeter dan voltmeter
2. Jembatan Wheatstone
3. Jembatan Kelvin
Metode Ammeter dan Voltmeter
Salah satu cara untuk mengukur resistansi menggunakan metode ammeter dan
voltmeter adl dengan rangkaian sbb.

Voltmeter dihubung paralel dengan beban


Menggunakan rangkaian di atas, maka nilai resistansi dapat diperoleh dengan
rumusan:

E
R = I + Iv

Oleh karena besarnya R sama dengan E/I, maka adanya I v menimbulkan eror
pada perhitungan besarnya R. Namun jika I >>> I v, maka eror ini dapat
1

diabaikan. Rangkaian yang pertama ini akan mengukur besarnya scr akurat jika
R mempunyai nilai yang jauh lebih kecil drpd resistansi voltmeter, sehingga I v
<<< I dan

R= E E
I + Iv I
Cara lain utk mengukur resistansi adalah menggunakan rangkaian berikut.

Voltmeter dihubung paralel dengan sumber tegangan


Menggunakan rangkaian di atas, maka nilai resistansi dapat diperoleh dengan
rumusan:

R=

E+E
I

Oleh karena besarnya R sama dengan E/I, maka adanya E A menimbulkan eror
pada perhitungan besarnya R. Namun jika E >>> E A, maka eror ini dapat
diabaikan. Rangkaian yang kedua ini akan mengukur besarnya scr akurat jika R
mempunyai nilai yang jauh lebih besar drpd resistansi ammeter, sehingga E A
<<< E dan

R=

E+E
A

E
I

Metode Substitusi
Pengukuran resistansi dengan metode subtitusi dilakukan dengan cara yg
diilustrasikan dengan dua gambar berikut.

Pengukuran resistansi dengan metode subtitusi


Pada gambar (a), sebuah resistor yg tdk diketahui besarnya dihubung seri
dengan ammeter, lalu dicatat penunjukkan skala ammeter yang ditunjuk.
Kemudian resistor yg tdk diketahui besarnya tadi diganti dgn suatu variable
resistor presisi (decade resistor box) seperti pd gambar (b). Awalnya variable
resistor hrs berada pd posisi nilai tertinggi, lalu diatur sdmk shg ammeter
menunjuk pd skala yg sama spt yg ditunjuk pd saat digunakan gambar (a). Maka
dgn dmk besarnya resistansi dapat diketahui yaitu sama dgn besarnya resistansi
yg ditunjuk oleh variable resistor.

S-ar putea să vă placă și