Sunteți pe pagina 1din 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42
minggu, dan berat lahir 2500 gram- 4000 gram. (Bobak, 2000).
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (Siti Maemunah,
2005).
B. Ciri ciri bayi baru lahir
1. Berat badan 2500 gram- 4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Lingkar lengan 11-22 cm
6. Nadi 120-160 x/m
7. Pernapasan 40-60 x/m
8. Rambut lanugo tidak telihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
C. Adatapsi Fisiologis BBL
1. Perubahan metabolisme
Dalam waktu 2 jam setelah lahir terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah energi pad jaringan pertama setelah lahir diambil dari
metabolisme asam lemak.
2. Termoregulasi
Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga
mereka dapat mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Pada saat
bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut
kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih
dingin. Bayi baru lahir/neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga
cara, yaitu menggigil, aktivitas volunter otot, dan termogenesis yang
bukan melalui mekanisme menggigil. Mekanisme menggigil saja tidak
efisien dan bayi cukup bulan tidak mampu menghasilkan panas dengan
cara ini. Aktivitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya
terbatas, bahkan untuk bayi cukup bulan dengan kekuatan otot cukup kuat
untuk tetap berada dalam posisi fleksi. Termogenesis non-menggigil
mengacu pada penggunaan lemak cokelat untuk produksi panas. Timbunan
lemak cokelat terdapat pada dan di sekitar tulang belakang, klavukula dan

sternum,

ginjal,

serta

pembuluh

darah

utama.

Jumlah

lemak

cokelatbtergantung pada usia kehamilan dan menurun pada bayi baru lahir
yang mengalami hambatan pertumbuhan. Produksi panas melalui
penggunaan cadangan lemak cokelat dimulai saat rangsangan dingin
memicu aktivitas hipotalamus. Pesan kimiawi akan dikirimkan ke sel-sel
lemak cokelat. Sel-sel ini menghasilkan energi yang akan mengubah
3.

lemak menjadi energi panas.


Sistem Ginjal
Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, muatannya
terbilang kecil hingga setelah kelahiran. urine bayi encer, berwarna
kekuning-kuningan, dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan
oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam dan akan hilang
setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan warna
merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi
glomerulus rendah dan kemampuan reabsorpsi tubular terbatas. Bayi tidak
mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan,
dan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi atau rendah
dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih
secara refleks. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam, dan

akan semakin sering dengan banyaknya cairan yang masuk.


4. Sistem Gastrointestinal
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan
orang dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu basah.
Gigi tertanam di dalam gusi dan sekresi ptyalin sedikit. Sebelum lahir,janin
cukup bulan akan mulai mengisap dan menelan reflek muntah dan batuk
yang matur sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir kemampuan bayi
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas
hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering

oleh bayi sendiri sangat penting,contohnya memberikan ASI sesuai


keinginan bayi ( ASI on demand).
5. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan
mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberi
kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
a) Perlindungan oleh membran mukosa
b) Fungsi saringan saluran nafas
c) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir
dengan kekebalan pasif mendapat antibody dari tubuh ibunya. Reaksi
antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai
awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan system kekebalan tubuh.
6. Sistem Muskuloskeletal
Otot bayi berkembang engan sempurna karena hipertropi, bukan hiperplasi.
Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk memudahkan
pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan esensi osifikasi
untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses pembentukan selama
persalinan. Proses ini selesai dalam waktu beberapa hari setelah lahir.
Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior
tetap terbuka hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan
tekanan hidrasi dan intra cranium yang dilakukan dengan memalpasi
tegangan fontanel.
D. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
E. Pemeriksaan penunjang
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.00024.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)

2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)


3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan
fenil ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan
12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
F. Konsep dasar keperawatan
1. Pengkajian
a) Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
b) Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat
sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer
mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi,
TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik) Tali
pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tandatanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam
pada hari ke 2 atau ke 3.
c) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam
setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10
popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai
48 jam kelahiran.
d) Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung
adalah normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e) Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm, fontanel anterior dan posterior lunak dan
datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari,

Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena


mata boneka sering ada. Bagian telinga atas sejajar dengan bagian
dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah menunjukan
abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman
palmar dan babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro
unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),
gerakan bergulung sementara mungkin terlihat. Tidak adanya
kegugupan,letargi, hipotonia dan parese.
f) Pernapasan
Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron
dari dada dan abdomen (inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan
dada dan abdomen menunjukan distress pernapasan) pernapasan
dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi
interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan
aspirasi)
g) Keamanan
Warna kulit: akrosianosis mungkin ada, kemerahan atau area ekomotik
dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal
sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran. Sefalohematoma
tampak sehari setelah kelahiran. Ekstremitas: gerakan rentang sendi
normal kesegala arah, gerakan menunduk ringan atau rotasi medial dari
ekstremitas bawah,tonus otot baik.
h) Seksualitas
Genitalia wanita: Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas
berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke
glan).
2. Diagnosa keperawatan

a) Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar


rahim
b) Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa 1: Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi
lingkungan luar rahim
Itervensi:
a) Kaji suhu tubuh bayi (suhu tubuh normal 36,5C- 37,5C)
b) Pakaikan baju dan popok serta dibedong untuk bayi (agar memberikan
rasa yang aman dan mencegah agar bayi tidak kedinginan)
c) Anjurkan kepada Ibu untuk sering mendekap bayinya (dekapan ibu
membuat bayi lebih nyaman)
Diagnosa 2: kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang bayi baru lahir
Intervensi:
a) Kaji tingkat pengetahuan ibu (untuk mengetahui sejauh mana ibu
menegtahui tentang informasi bayi baru lahir)
b) Jelaskan tentang perawatan bayi baru lahir (agar ibu pasien mengetahui
informasi tentang bayi baru lahir)
c) Anjurkan ibu untuk merawat bayi baru lahir dengan baik dan benar (agar
ibu tidak lagi bingung dalam merawat bayi baru lahir)
4. Implementasi keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat 2004). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahayabahaya fisik dan perlindungan pada klien. Teknik komunikasi kemampuan
dalam prosedur klien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua
jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan kolaborasi. Sebagai profesi
perawat

mempunyai

kewenangan

dalam

tanggung

jawab

dalam

menentukan komponan pada tahap asuhan keperawatan.


Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar

praktek American Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan


institusi perawatan kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi di impelementasikan bila
perawat bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang
lain dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk
mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas
yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang
tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi
dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang kasus
klien. Dokumen klien merupakan bukti tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh perawat
dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi
dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapi yang
diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift. Rekam medis
klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis
tersebut diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik,
catatan perawatan memberikan bukti tindakan perawat.
Perawat harus melindungi catatan tersebut dari pembaca yang
tidak berhak seperti pengunjung. Tanda tangan perawat di
akhiri catatan perawat merupakan akuntabilitas terhadap isi
catatan. Mengubah dokumen legal tersebut merupakan suatu
kejahatan adalah tidak bisa di teruma untuk menghapus tulisan
pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan tinta atau
lainnya.
5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap

intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang


tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakantindakan keperawatan pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada
saat memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi
dan analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan
tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Di samping
itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang
mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan
tercapai, tidak tercapai atau tercapai sebagian.

BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada pengkajian dan data yang penulis peroleh bahwa bayi Ny. V lahir
tanggal 31-2-2016 jam 13.00 WIB, dan bayi baru dipindahkan ke ruang
perawatan bersama dengan ibunya. Berdasarkan data-data yang ada, tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek atau kenyataan, sehingga
didapatkan suatu diagnosa bayi baru lahir dengan masa transisi. Dalam teori
dijelaskan bahwa bayi dalam masa transisi masih sangat perlu mendapatkan
perawatan yang lebih intensif. Bayi masih membutuhkan perlindungan dari
lingkungan sekelilingnya yang hangat untuk mencegah agar bayi tidak
hipotermi. Dan sangat dianjurkan ibu unutk segera memeluk bayinya, dengan
demikian bayi akan memperoleh kehangatan yang alami dari tubuh ibu.
Dengan demikian proses asuhan kebidanan dengan melakukan rawat gabung
dapat dijalankan sesuai dengan teori. Dan dalam memberikan asuhan petugas
selalu menerapkan komunikasi terapeutik sehingga klien sangat kooperatif oleh
semua tindakan dan anjuran petugas.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut teori diagnosa yang didapatkan adalah:
1. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar
rahim
2. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Sedangkan hasil yang diapatkan selama praktek adalah:
1. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar
rahim
2. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan pengalaman
ibu selama perawatan bagi bayi
Di bagian diagnosa penulis tidak menemukan perbedaan antara teori dan
yang penulis temukan saat di lapangan.
C. Intervensi keperawatan

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan


temuan pada langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus
berdasarkan pertimbangan yang tepat menjadi pengetahuan teori terbaru,
evidenced based care, serta divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan pasien. Untuk menghindari perencanaan
asuhan yang tidak terarah, maka dibuat terlebih dahulu pola pikir sebagai
berikut.
Diagnosa I:
a) Kaji suhu tubuh bayi (suhu tubuh normal 36,5C- 37,5C)
b) Pakaikan baju dan popok serta dibedong untuk bayi (agar memberikan
rasa yang aman dan mencegah agar bayi tidak kedinginan)
c) Anjurkan kepada Ibu untuk sering mendekap bayinya (dekapan ibu
membuat bayi lebih nyaman)
Diagnosa II
a) Kaji tingkat pengetahuan ibu (untuk mengetahui sejauh mana ibu
menegtahui tentang informasi bayi baru lahir)
b) Jelaskan tentang perawatan bayi baru lahir (agar ibu pasien mengetahui
informasi tentang bayi baru lahir)
c) Anjurkan ibu untuk merawat bayi baru lahir dengan baik dan benar
(agar ibu tidak lagi bingung dalam merawat bayi baru lahir)
Dari tinjauan teori dan tinjaun kasus tidak ada perbedaan intervensi yang
direncanakan oleh penulis.

D. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu pada rencana tindakan yang telah
disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu menjaga suhu tubuh
bayi agar tetap hangat, melakukan kontak dini ibu dengan bayi dengan
mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera
mungkin, melakukan observasi eliminasi alut dan uri dalam 24 jam, melakukan
observasi TTV, melakukan perawatan tali pusat, mengajarkan cara menyusui
yang benar dan memberikan motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin, memandikan bayi dengan air hangat menggunakan sabun
bayi dan shampo khusus bayi, mengganti pekaian bayi.
E. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap intervensi
keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai

serta

kemampuan

keperawatan pada kriteria hasil.

dalam

menghubungkan

tindakan-tindakan

Daftar Pustaka
Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC. 2010

LAPORAN STASE KEPERAWATAN MATERNITAS


DENGAN BAYI BARU LAHIR
DI PAVILIUN MARIA RS.RK.CHARITAS
PALEMBANG

DISUSUN OLEH :
Sandy Ayu Prahartiwi
1535044

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2016

S-ar putea să vă placă și