Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding abdomen atau vagina. Penyebab dilakukan SC
adalah placenta previa, panggul sempit, disproporsi sefalopelvik, ruptur uteri
mengancam, partus lama.
Di Rumah Sakit SC akan merupakan cara persalinan yang terpilih, Nextbitt
(1962) melaporkan 65% dari semua placenta previa diselesaikan dengan SC. Di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara 1971-1975 SC dilakukan pada 90% dari
semua kasus placenta previa yang kebanyakan terdiri dari kasus yang tidak terdafta r
bahwa janin atau kelainan tidak boleh merupakan halangan untuk melakukan SC
demi keselamatan ibu. Tetapi gawat ibu mungkin terpaksa menunda SC sampai
keadaan
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Post operasi SC
a. Sirkulasi : kehilangan darah selama prosedur pembedahan (600-800cc).
b. Integritas ego : dapat menunjukkan stabilitas emosi dari kegembiraan,
ketakutan serta menarik diri.
c. Eliminasi : kateter urinarius tetap terpasang, urin jernih, pucat.
d. Makanan atau cairan : status puasa dengan infus terpasang
e. Ketidaknyamanan : mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai
sumber seperti trauma bedah/insisi, lokasi nyeri dan intensitasnya,
distensi kandung kemih atau abdomen serta efek-efek anestesi
f. Neurosensori : kerusakan gerakkan dan sensasi dibawah tingkat anastesi
spinaepidural
g. Keamanan : balutan abdomen paten, nyeri tekan
h. Seksualitas : fundus uteri kontraksi kuat dan posisi setinggi pusat, aliran
lokea normal/banyak, baunya
i. TTV
j. Test diagnostik :
2. Post partum
Laktasi keadaan buah dada pada hari pertama sama dengan keadaan pada
kehamilan
B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d luka insisi
2. Gangguan keseimbangan cairan b.d status NPO
3. Gangguan perfusi jaringan b.d perdarahan
Obyektif : skala nyeri 0, ekspresi wajah tenang, TD 120/80 mmHg, S : 36,537,50C, RR 16-20 x/mnt
Intervensi
1. Kaji skala nyeri, lokasi dan intensitasnya
R/ Sebagai data dasar penyebab dan untuk intervensi selanjutnya
2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ Dapat memblok impuls nyeri ke korteks serebral
3. Beritahu pasien tentang tindakan mengurangi nyeri termasuk berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya serta bagaimana hasil akhir yang
diharapkan
R/ Nyeri akan bertambah buruk bila disebabkan oleh kecemasan, rasa takut
dan tidak efektif penggunaan obat-obatan.
4. Bantu merubah posisi semi Fowler, balut bagian insisi kemudian lakukan
kompres dingin dan masage
R/ Tindakan bantuan ini mengurangi stress/kegelisahan, meningkatkan
perasaan hati dan mengurangi nyeri
5. Kolaborasi pemberian analgesik
R/ Analgesik dapat memblok impuls nyeri
Diagnosa 2
Goal
Obyektif : turgor kulit baik, mukosa membran lembab, produksi urin >
30ml/jam, TD : 120/80 mmHg, S : 36,5-37,50C, RR 16-20 x/mnt
Intervensi
2. Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim dan
perkembangan strategi koping yang baru
R/ Memfasilitas adaptasi yang positif terhadap peran baru sehingga dapat
mengurangi kecemasan
3. Berikan informasi yang akurat tentang keadaan ibu dan bayinya
R/ Kurangnya informasi atau kesalaphaman ibu dan keluarga akan
meningkatkan kecemasan
4. Anjurkan klien dan keluarga berperan aktif dalam perawatan
R/ Mengenalkan pada keluarga keadaan pasien dan dapat membantu proses
perawatan sesuai prosedur
Diagnosa 5
Goal
Obyektif : tidak ada tanda-tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, S : 36,537,50C, luka kering dan tidak ada pus
Intervensi
1. Inspeksi luka terhadap proses penyumbatan, kaji kemerahan, eritema, eksudat
R/ Tanda-tanda ini menandakan infeksi yang disebabkan oleh streptokokus
atau pseudomonas
2. Kaji balutan atau kasa yang menutup luka terhadap adanya eksudat
mengganti
kasa
atau
balutan
untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
3. Rawat luka dengan teknik steril
R/ Mencegah dan membatasi infeksi sekunder
4. Dorong klien untuk mandi sower dengan air hangat
R/ Mandi sower biasanya diijinkan pada hari kedua post SC untuk
meningkatkan hygiene dan dapat merangsang sirkulasi darah serta
penyembuhan luka
5. Kolaborasi pemberian antibiotika
R/ Antibiotika dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan MO
Diagnosa 7
Goal
Obyektif : pola eliminasi teratur, feses lunak, tidak ada kesulitan BAB, feses
tidak bercampur darah dan lendir
Intervensi
1. Anjurkan ambulasi dini
R/ Ambulasi dini merangsang pengosongan rektum lebih cepat
2. Anjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/24 jam atau sesuai
toleransi
R/ Cairan dalam jumlah cukup mencegah terjadinya penyerapan cairan
dalam rektum yang dapat menyebabkan feses menjadi keras
3. Kaji bising usus tiap 8 jam
R/ Bising usus untuk mengindentifikasi pencernaan dalam kondisi baik
4. Pantau BAB setiap hari
R/ Mengidentifikasi adanya penurunan BAB secara dini
5. Anjurkan pasien banyak mengkonsumsi makanan yang banyak serat seperti
buah-buahan dan sayuran hijau
R/ Meningkatkan pengosongan feses dalam rektum
Diagnosa 8
Goal
membantu
mengencerkan
sekresi
dan
membantu
dalam
expektorasi
5. Bantu klien untuk menghindari tidur dan duduk serta ambulasi yang
berlebihan
R/ Pergerakkan mengurangi ambulasi, memudahkan penyembuhan dan
mencegah komplikasi pernapasan
6. Kaji TTV setiap 2-4 jam, auskultasi paru-paru untuk mengetahui lemah atau
hilangnya atau adanya bunyi pernapasan
Pathway
Panggul sempit
KPD
Kelainan letak
Placenta pravia
Ruptur
urteri
mengancam
Bahaya perdarahan
Sectio caesarea
Kecemasan kurang
pengetahuan
Luka insisi
Status puasa
Terputusnya kontinuitas
jaringan
Perdarahan
Haus,
bibir
kering, mukosa
membran kering
Partus lama
Gawat janin
Kehilangan vol.darah
Gangguan
perfusi jaringan
Intoleransi aktivitas
Nyeri
Hb rendah
Shock
Pathway
Umur > 35 tahun
Multiparitas
Riwayat persalinan
Kurangnya vaskularisasi
Perdarahan
Hypoxia janin
Shock
Daftar Pustaka
Doenges Marilyn.2000, Rencana Perawatan Maternatal dan Bayi. Edisi 2. ECG
Jakarta
Mansjoer Arif. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC Jakarta
Saifudin A.B, 2001, Buku Acuan Nasional Pelyanan Kesehatan dan Neonatal,
JNPKK POGI, Jakarta
Wijoksastro Hanafi, 1999, Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka, Jakarta