Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Produk suatu permesinan mempunyai kualitas geometric tertentu. Kualitas yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang
baik tidak saja bergantung pada kualitas bahannya, tetapi juga sangat bergantung pada
proses produksi. Proses produksi yang baik juga sangat ditentukan oleh control kualitas
dimensi produk. Sedangkan kualitas dimensi produk ditentukan oleh penggunaan alat-alat
ukur yang presisi dan teliti, dan cara pengukurannya pun harus benar.
Alat ukur yang presisi (tepat) dan teliti (akurat) merupakan suatu yang harus
dipenuhi guna menghasilkan pengukuran (measuring) yang benar. Tentunya didukung oleh
kepiawaian mengukur dari sipembuat produk selama proses produksi berlangsung hingga
menghasilkan produk sesuai dimensi tertentu yang dikehendaki (job sheet). Di industri
manufaktur, hal tersebut biasanya dilakukan oleh bagian produksi. Sedangkan control
kualitas produk biasanya menjadi kewenangan QA (Quality Assurance) atau Laboratorium
Metrologi.
Produk
pemesinan
mempunyai
kualitas
geometric
tertentu
yang
selalu
A. Jangka Sorong
Jangka
ukur yang
ketelitiannya
dapat
mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada
versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah
30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
B. Mikrometer
Mikrometer adalah sebuah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk
mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan
dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari
pengukuran,
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi
berikut :
Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,
lengan
yang
bisa
berputar.
Bevel
protactor
banyak
dipakai
pada
gambar arsitektur dan mesin, sebelum perangkat lunak CAD banyak digunakan. Bentuk
lain dari bevel protrator adalah bevel protractor mekanis yang banyak dipakai dalam
proses permesinan maupun pembuatan mold.
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi
benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan
secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Jenis
yang pertama sering digunakan pada dokter operasi untuk menemukan tinggi seseorang.
Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik
turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur.
Alat pengukur ini digunakan pada pekerjaan logam atau metrologi untuk
menetapkan maupun mengukur jarak tegak. Untuk meningkatkan keakuratan
pengukuran dengan mengurangi defleksi pada benda kerja, height gauge sering
dipasangkan dengan dual probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua
arah, height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam
posisi horisontal.
Waktu
Tempat
BAB II
DASAR TEORI
A. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan
0.01 untuk yang di atas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
1. Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu benda. Terdiri
atas rahang tetap dan rahang geser.
2. Rahang luar
Rahang luar digunakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda. Terdiri
atas rahang tetap dan rahang geser.
3. Depth probe
Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.
digunakan. Ratchet diputar searah jarum jam sampai permukaan spindel menyentuh
bagian bawah lubang. Hasil pengukuran dibaca dengan cara yang persis sama seperti
skala mikrometer normal.
Micrometer Digital
Digital Micrometer
Cara penggunaan digital micrometer adalah sama dengan micrometer
biasa (analog micrometer) akan tetapi pembacaan hasil pengukuran lebih mudah,
karena dapat dilihat langsung pada layar LCD.
=1
= 5 menit
=5 (menit)
Langkah 1 : lihat divisi skala utama yang telah dilewati angka 0 skala nonius. Panah a
skala nonius telah melewati nilai 52 derajat skala utama
Langkah 2 : karena pada langkah satu ternyata angka 0 skala nonius belum melewati 0.5
derajat dari angka 53 derajat, maka pada skala nonius dipilih panah c yakni 20
Langkah 3 : jumblahkan nilai skala utama pada langkah 1 dengsn nilai skala nonius
pada langkah sehingga nilai pengukuran adalah 52 derajat + 20 menit = 52 derajat
20menit
Height gauge
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi
benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan
secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Jenis
yang pertama sering digunakan pada dokter operasi untuk menemukan tinggi seseorang.
Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik
turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur.
Alat pengukur ini digunakan pada pekerjaan logam atau metrologi untuk
menetapkan maupun mengukur jarak tegak. Untuk meningkatkan keakuratan
pengukuran dengan mengurangi defleksi pada benda kerja, height gauge sering
10
dipasangkan dengan dual probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua
arah, height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam
posisi horisontal.
11
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Tahapan Tahapan Praktikum
A. Jangka Sorong
1. Pengukuran
Lakukan pengukuran pada benda ukur seperti pada gambar 1.1 dengan
menggunakan :
a) Jangka sorong nonius
b) Jangka sorong jam
Tulis data hasil pengamatan di table 1.1
2. Kalibrasi
a) Pemeriksaan kelurusan sensor
Pemeriksaan kelurusan sensor dilakukan dengan menggunakan pisau
lurus (starigtht knife). Tempelkan pisau lurus pada sensor ukur dengan latar
belakangnya yang terang. Amati kerusakanya dengan melihat celah yang ada
diantara pisau lurus dan sensor ukur.
Gambarkan hasil pengukuran pada table 1.2
b) Memeriksa kebenaran sekala utama
Sebelum melakukan kalibrasi terlebih dahulu isi kolom tolerasni di
blok ukur. Periksa kebenaran sekala utama menggunakan blok ukur dan catat
penyimpanganya. Kalibrasi ini dilakukan untuk semua sensor ukur yang ada
pada mistar ingsut tersebut (lihat gambar 2.1)
standar
Sensor ukur dalam (i), dilakukan dengan blok ukur standar yang
Hasil kalibrasi diisikan pada table 1.3 dan plot grafik kesalahan.
12
B. Mikrometer
1. Hitunglah diameter maksimum dan minimum menurut toleransinya, kemudian
masukan ke dalam kolom yang tersedia.
2. Lakukan pengukuran diameter poros (a s/d i) pada posisi 1 dan 2, beri tanda
silang bila hasil pengukuran keluar dari daerah toleransi
3. Kalibrasi micrometer
a. Memeriksa kedudukan nol dari micrometer. Rapatkan sensor micrometer
sampai jam ukur menunjukan nol. Lihat skala ukur, apabila skala micrometer
tidak menunjukan nol lakukan penyetelan dengan memutar silinder skala
b. Memeriksa kedataran permukaan sensor (mulut ukur).
Tempelkan optical flat pada mulut ukur ( hati hati dalam pemakaian
optical flat jangan sanmapi permukaan tergores). Dekatkan pada sumber
cahaya monokromatis. Hitung jumlah gari garis interfensi menandakan
ketidak dataran dari muka ukur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mulut ukur
( landasan tetap dan landasan gerak)
c. Pemeriksaan kesejajaran
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan optical flat dengan
ukuran 12,00 mm s/d 12,37 mm. Selipkan optical flat diantara kedua sensor
secara perlahan (agar tidak tergores permukaan optical flat. Amati garis
interfrensi yang ada pada sensor tetap dan sensor gera. Ketidak sejajaran
adalah jumlah kedua interfrensi tersebut (sensor tetap dan sensor gerak)
d. Pemeriksaan kebenaran micrometer dengan blok ukur.
Untuk memeriksa kebenaran skala micrometer ini seharusnya
kalibrasi dilakukan bagi sepanjang kapasitas ukur micrometer. Dalam
peraktikum ini hanya dilakukan antara skala 10,00 s/d 20,00 ( atau didentukan
oleh assisten, sepanjang 10 mm)
Pasangkan micrometer pada dudukanya, atau blok ukur sesuai dengan
ketinggian pada dudukanya atau blok ukur sesuai dengan ketinggian yang
diminta (kenaikan 1mm). ukur tebal dari benda ukur secara berurutan
13
14
15
B. Mikrometer
16
17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
A. Jangka Sorong
18
B. Mikrometer
19
4x0,32 = 1,28 m
3x0,32 = 0,96 m
20
21
Penyimpangan
= 75+1/20 (m)
Kecermatan 1/20 mm
= 50+1/20 (m)
Kecermatan 1/50 mm
= 20+1/20 (m)
Daftar Pustaka
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
22
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Height_gauge
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Protractor
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Metrologi
5. https://www.google.co.id/
Lampiran
PERTANYAAN
23
1. Adakah perbedaan antara hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong nonius
dengan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong jam ? Jelaskan mengapa
demikian ?
2. Bandingkan hasil pengukuran pengamat A dengan hasil pengamat B. Jika ada perbedaan
terangkan mengapa demikian !
3. Apakah A + D2 + B = L2 dan apakah E + D2 + F = B2 ? terangkan bila tidak sama
4. (kalibrasi jangka sorong) apakah pengaruh ketidak lurusan batang utama pada hasil
pengukuran ? Jelaskan !
JAWABAN
1. Ada. Karena ketelitian jangka sorong berbeda jangka sorong nonius 0.02 sedangkan
jangka sorong jam 0.01 dan adanya factor kesalahan sekala (belum di kalibrasi)
2. Ada. Dimensi benda yang di ukur tidak percis sama, adanya factor ketidak telitian dalam
pengukuran, kesalahan skala (belum di kalibrasi
3. Tidak sama. Karena adanya factor ketidak tepatan dalam pengukuran namun selisih
dimensinyapun tidak terlalu besar
4. Akan adanya kesalahan dalam pengukuran benda karena tidak lurusnya batang utama
pada jangka sorong.
24