Sunteți pe pagina 1din 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH

PSIKOSOSIAL: KEHILANGAN

MAKALAH

Oleh
Kelompok 3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH


PSIKOSOSIAL: KEHILANGAN

MAKALAH

diajukan unutk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik VIII


dengan dosen: Ns. Erti Ikhtiarini D., M.Kep.,Sp.Kep.J.

Oleh:
Dita Oktaviana
Dwi Yoga Setyorini

NIM 112310101039
NIM 132310101027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Masalah Psikososial: Kehilangan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIII.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Erti Ikhtiarini D., M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku dosen pembimbing mata kuliah
kuliah Keperawatan Klinik VIII;
2. teman-teman sekelompok yang telah membantu;
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.

Jember, Februari 2016


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3
2.1 Contoh Kasus................................................................................................ 3
2.2 Pengertian...................................................................................................... 3
2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan..................................................................... 4
2.4 Fase Kehilangan........................................................................................... 5
2.5 Psikopatologi/ Psikodinamika (Pengkajian Stres Adpatasi Stuart)......... 6
2.6 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan............................................. 8
2.7 Penatalaksanaan............................................................................................ 8
2.8 Implementasi................................................................................................ 10
2.9 Evaluasi......................................................................................................... 12
BAB 3. PENUTUP..................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15

iv

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehilangan adalah sesuatu ketidaknyamanan untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya
(Yosep, 2007). Proses kehilangan sedikit demi sedikit mengalami perubahan, yaitu
individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang
lain. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila
menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan
diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif (Suseno, 2004).
Mekanisme koping klien dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan
menerima kehilangan yang disesuaikan dengan kultur budaya mereka sehingga
kehidupan mereka dapat berlanjut. Kehilangan adalah realitas yang sering terjadi dalam
lingkungan asuhan keperawatan. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga
mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena
perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan
pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan
keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui contoh kasus klien dengan kehilangan
1.2.2 Untuk mengetahui pengertian kehilangan
1.2.3 Untuk mengetahui tanda dan gejala berduka
1.2.4 Untuk mengetahui fase-fase berduka
1.2.5 Untuk mengetahui psikopatologi/ psikodinamika kehilangan
1.2.6 Untuk mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan kehilangan
1.2.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan dan medis pada klien
1.2.8
1.2.9

kehilangan
Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada klien kehilangan
Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada klien kehilangan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2
2.1 Contoh Kasus

Ny. X memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya masih duduk di bangku SD dan
anak kedua berumur 3 bulan. Dua hari yang lalu suaminya mengalami kecelakaan dan
meninggal dunia. Saat ditanya oleh perawat, Ny. X mengatakan bahwa ia susah tidur.
Ny. X seringkali mengatakan seandainya suaminya lebih berhati-hati, ia akan tetap
bersama, dan membesarkan anaknya bersama-sama. Keluarga Ny. X mengatakan sejak
istrinya meninggal, Ny. X belum mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Ny. X
masih sering mengigau dan memanggil-manggil suaminya.
2.2 Pengertian
Kehilangan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada (Yosep, 2007). Menurut NANDA (2012),
berduka adalah proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku emosional,
fisik, spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan komunitas
memasukkan kehilangan yang actual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan
sehari-hari mereka. Menurut potter and perry (2005), jenis kehilangan dibagi menjadi 5
sebagai berikut.
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti
adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tipe
kehilangan, yang harus ditanggung oleh seseorang. Kematian juga membawa dampak
kehilangan bagi orang yang dicintai karena intensitas dan ketergantungan dari ikatan
atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami / istri atau anak biasanya membawa
dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)
Kehilangan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik
dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri
mungkin sementara atau menetap. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari
seseorang misalnya kehilangan pendengaran, pengingatan, usia muda, fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri, perhiasan, uang atau
pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang
3
tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau

bergantian secara permanen. Misalnya, pindah ke kota lain, maka akan memiliki
tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.
e. Kehilangan kehidupan / meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya.
Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
2.3 Tanda dan Gejala Berduka
Tanda dan gejala berduka menurut NANDA (2012) adalah sebagai berikut.
1. Perubahan tingkat aktivitas
2. Perubahan pola mimpi
3. Perubahan fungsi imun
4. Gangguan fungsi neuroendokrin
5. Marah
6. Menyalahkan
7. Berpisah/ menarik diri
8. Putus asa
9. Disorganisasi atau kacau
10. Gangguan pola tidur

2.4 Fase fase Kehilangan


Fase fase kehilangan menurut Kubler Ross (1969)
1. Denial ( Mengingkari )
4
a. Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya
atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan
Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak mungkin.
b. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus
menerus mencari informasi tambahan.

c. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat,
mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak
tahu harus berbuat apa.
2. Anger ( Marah )
a. Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilangan.
b. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan
kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada
dirinya sendiri.
c. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan
, dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
d. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
a. Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
b. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu bisa
ditunda maka saya akan sering berdoa.
c. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai
berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.
d. Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat warisan,
mengunjungi keluarga dsb.

4. Depression ( Bersedih yang mendalam)


a. Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias di
tolak.
b. Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak
mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan
menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak
berharga.
c. Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, susah tidur,
letih, dorongan libido menurun.
5. Acceptance (menerima)
a. Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
b. Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai dan
tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.
c. Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang, kadang
klien ingin ditemani keluarga / perawat.

d. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya betulbetul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga, atau
Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya tahu semuanya
baik.
2.5 Psikopatologi/ Psikodinamika (Pengkajian Stres Adaptasi Stuart)
-

Biologi :
Trauma
Penyakit
kronis

Psikologis:
- Perasaan
kehilangan

Sosial budaya :
- accident

FAKTOR PRESDISPOSISI

- Biologi seperti
kelelahan fisik

- Psikologi seperti
peristiwa kematian.

- Sosial kultur seperti


peran dalam keluarga

FAKTOR PRESIPITASI

Kognitif:
- Gelisah
- Ekspresi
sedih

Afektif:
- Distress
somatik
- Halusinasi

Fisiologis:
- Banyak
melamun

Simpatik dan
parasimpatik:
- Gangguan tidur
- Gangguan aktivitas

TANDA DAN GEJALA

Personal
Abillity:
- Interpretasi
kehilangan

Social Support:
- Support keluarga
dan kerabat
- Rutin
berkomunikasi
pengalihan

Material
Assets:
- Status
keuangan
keluarga
klien
terganggu

Positive beliefs:
- Mempertahankan
keyakin berspiritual
- Mempertahankan
diri sesuai
kenyataan

SUMBER KOPING

Kontruksif: melakukan
interprestasi diri

Destruktif : Ketidamampuan
menerima peristiwa
kematian

MEKANISME KOPING

Adaptif

Maladaptif

Berduka
2.6 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan

Gangguan pola tidur

Diagnosa medis: kehilangan

disfungsional

Diagnosa keperawatan (Wilkinson, 2007):

1. Berduka disfungsional ditandai dengan klien susah tidur di malam hari


2. Gangguan pola tidur ditandai dengan klien mengalami susah tidur setiap malam
2.7 Penatalaksanaan
Diagnosa
Diagnosa medis:
Kehilangan

NOC
NIC
setelah
dilakukan 1. Tentukan
pada

tahap

tindakan keperawatan,

klien

klien mampu mengatasi


Pengertian:

rasa kehilangan yang

Suatu kondisi dimana dirasakan

dengan

tidak ada dari sesuatu

mampu

mengekspresikan

mana

terfiksasi
2. Bina
hubungan
percaya
Perlihatkan

seseorang mengalami kriteria hasil:


suatu kekurangan atau a. Klien

kehilangan

dengan
empati

ssaling
klien.
dan

perhatian.
3. Perlihatkan sikap menerima
dan memperbolehkan klien

yang dulunya pernah


ada

atau

pernah

perasaan kehilangan
b. Klien
mampu
menyatakan

dimiliki

verbal

yang

berhubungan dengan
tahap

mengekspresikan

perasaannya secara terbuka


secara 4. Bantu
klien
untuk

perilaku-

perilaku

untuk

kehilangan

mengeksplorasikan perasaan
marah
5. Bantu

mengeluarkan
yang

yang normal

klien

untuk
kemarahan

terpendam

berpartisipasi

dengan
dalam

aktivitas motorik
6. Komunikasikan pada klien
bahwa menangis merupakan
hal yang dapat diterima.
Gunakan

sentuhan

untuk

terapeutik dan tepat untuk


kebanyakan klien
7. Kolaborasi pemberian obat

Berduka

antidepresan
Diagnosa Keperawatan
Setelah
dilakukan Fasilitasi Berduka

disfungsional

tindakan keperawatan, 1. Identifikasi

ditandai dengan klien


klien
tiap

menangis menangani

mampu
rasa

malam, berduka dengan kriteria

susah tidur
malam hari.
Pengertian:

di hasil:
a. Monitor kemampuan
konsentrasi
b. Monitor
intensitas

berduka
terfiksasi
2. Bantu

pada
mana

tahap
klien
klien

mengidentifikasi sifat
3. Dorong
klien
untuk
verbalisasi kenangan dari
kehilangan, baik masa lalu

dan saat ini


depresi
suatu status yang
4. Dorong
identifikasi
c. Identifikasi
tanda
merupakan
ketakutan terbesar tentang
depresi
pengalaman
d. Rencanakan strategi
kehilangan
5. Dukung
perkembangan
individu
yang
untuk
mengurangi
proses berduka pribadi
responnya
efek tanda gejala
e. Laporkan
yang sesuai
dibesar-besarkan
6. Bantu
untuk
peningkatan suasana

saat

individu

hati

mengidentifikasi

kehilangan
secara

strategi

coping pribadi
7. Komunikasikan penerimaan

actual

kehilangan
8. Identifikasi sumber-sumber

maupun
potensial,

dukungan masyarakat

hubungan,
objek,

dan

ketidakmampuan
2

fungsional.
Gangguan pola Setelah
tidur

ditandai tindakan keperawatan, 1. Observasi

dengan

klien klien dapat tidur dengan

mengalami
susah

dilakukan Sleep Enchancement

kriteria hasil:
tidur a. Jumlah

setiap malam

jam

tanda-tanda

vital klien
2. Kaji pola tidur klien
3. Batasi aktivitas sebelum

tidur

tidur
meningkat (7-8 jam 4. Identifikasi kemungkinan

setiap hari)
efek obat terhadap pola
9
b. Kualitas tidur baik
Pengertian:
tidur
c. Pola tidur baik
5. Diskusikan pada klien
Keterbatasan
d. Klien merasa segar
kemungkinan faktor lain
waktu
tidur
ketika bangun tidur
e. Tidak ada gangguan
yang
menyebabkan
(secara
alami
saat tidur
gangguan pola tidur
terus-menerus,
6. Monitor pola tidur dan jam
dalam periode
tidur klien
kesadaran
7. Monitor waktu pemberian
normal

relatif)

meliputi jumlah
dan kualitas.

obat dan tindakan diluar


jam tidur
8. Monitor

kenyamanan

lingkungan, cahaya, dan


lain-lain sebelum tidur
9. Ajarkan
klien
teknik
relaksasi
10. Kolaborasi pemberian obat
tidur

2.8 Implementasi
No.
Diagnosa
Diagnosa medis:
Kehilangan
22 Februari 2016,
07.30 wib

Implementasi
1. Menentukan pada tahap kehilangan mana

Paraf

klien terfiksasi
2. Membina hubungan ssaling percaya dengan
klien. Perlihatkan empati dan perhatian.
3. Memperlihatkan sikap menerima dan
memperbolehkan

klien

untuk

mengekspresikan

perasaannya

secara

terbuka
4. Membantu klien untuk mengeksplorasikan
perasaan marah
5. Membantu klien
kemarahan

yang

untuk

mengeluarkan

terpendam

dengan

berpartisipasi dalam aktivitas motorik


6. Mengkomunikasikan pada klien bahwa
menangis

merupakan

hal

yang

dapat

diterima. Menggunakan sentuhan untuk


terapeutik dan tepat untuk kebanyakan klien
7. Mengkolaborasikan
pemberian
obat
1

22
2016,
wib

antidepresan
Februari Fasilitasi Berduka
10.00 1. Mengidentifikasi pada tahap berduka mana
klien terfiksasi
2. Membantu klien mengidentifikasi sifat
3. Mendorong
klien
untuk
verbalisasi
kenangan dari kehilangan, baik masa lalu
dan saat ini
4. Mendorong identifikasi ketakutan terbesar
tentang kehilangan
5. Mendukung perkembangan proses berduka
pribadi yang sesuai
6. Membantu untuk mengidentifikasi strategi
coping pribadi
7. Mengkomunikasikan

penerimaan

kehilangan
8. Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan

10

masyarakat
Februari Sleep Enchancement

25
2015,
wib

14.30 1.
2.
3.
4.

Mengobservasi tanda-tanda vital klien


Mengkaji pola tidur klien
Membatasi aktivitas sebelum tidur
Mengidentifikasi kemungkinan efek obat

terhadap pola tidur


11
5. Mendiskusikan pada klien kemungkinan
faktor lain yang menyebabkan gangguan
pola tidur
6. Memonitor pola tidur dan jam tidur klien
7. Memonitor waktu pemberian obat dan
tindakan diluar jam tidur
8. Memonitor kenyamanan

lingkungan,

cahaya, dan lain-lain sebelum tidur


9. Mengajarkan klien teknik relaksasi
10. Mengkolaborasikan pemberian obat tidur

2.9 Evaluasi
No

Diagnosa
Diagnosa medis:
Kehilangan

Evaluasi
S: klien mengatakan sus, saya

Paraf

sudah bisa menerima kepergian


suami saya

22 Februari 2016, 09.00 wib

O: klien memperlihatkan sikap


tegar

dan

mampu

berkomunikasi baik dengan


perawat maupun keluarga
A: intervensi berhasil
1

P: intervensi dihentikan
22 Februari 2016, 11.00 S: klien mengatakan sus, saya
wib

sudah sedikit bisa menerima


kepergian suami saya, tapi
saya masih belum bisa tidur
nyenyak di malam hari
O: klien memperlihatkan sikap

12

tegar, waktu tidur 4 jam di


malam hari
A: intervensi berhasil sebagian
2

P: intervensi dilanjutkan
22 Februari 2016, 15.40 S: klien mengatakan sus, saya
wib

masih

belum

bisa

tidur

nyenyak di malam hari


O: klien tidur 4 jam di malam hari
A: intervensi berhasil sebagian
P: intervensi dilanjutkan

BAB 3. PENUTUP

13

3.1 Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu sebagai
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk berbeda. Lahir, kehilangan, dan
kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap
individual dalam pengalaman hidup seseorang.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat dalam menangani masalah psikososial seperti yang
dijelaskan diatas dengan lebih banyak keterampilan dalam berkomunikasi. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan terjadinya pemahaman yang salah dari klien dan
keluarga sehingga dapat tercipta pelayanan kesehatan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Kubler-Ross, E. 1969. On Death and Dying. United Kingdom: Tavistock Publications

14

NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 20122014. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan jiwa (Cetakan 1). Bandung : PT Refika Aditama

S-ar putea să vă placă și