Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PSIKOSOSIAL: KEHILANGAN
MAKALAH
Oleh
Kelompok 3
MAKALAH
Oleh:
Dita Oktaviana
Dwi Yoga Setyorini
NIM 112310101039
NIM 132310101027
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Masalah Psikososial: Kehilangan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VIII.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Erti Ikhtiarini D., M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku dosen pembimbing mata kuliah
kuliah Keperawatan Klinik VIII;
2. teman-teman sekelompok yang telah membantu;
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3
2.1 Contoh Kasus................................................................................................ 3
2.2 Pengertian...................................................................................................... 3
2.3 Tanda dan Gejala Kehilangan..................................................................... 4
2.4 Fase Kehilangan........................................................................................... 5
2.5 Psikopatologi/ Psikodinamika (Pengkajian Stres Adpatasi Stuart)......... 6
2.6 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan............................................. 8
2.7 Penatalaksanaan............................................................................................ 8
2.8 Implementasi................................................................................................ 10
2.9 Evaluasi......................................................................................................... 12
BAB 3. PENUTUP..................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui contoh kasus klien dengan kehilangan
1.2.2 Untuk mengetahui pengertian kehilangan
1.2.3 Untuk mengetahui tanda dan gejala berduka
1.2.4 Untuk mengetahui fase-fase berduka
1.2.5 Untuk mengetahui psikopatologi/ psikodinamika kehilangan
1.2.6 Untuk mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan kehilangan
1.2.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan dan medis pada klien
1.2.8
1.2.9
kehilangan
Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada klien kehilangan
Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada klien kehilangan
Ny. X memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya masih duduk di bangku SD dan
anak kedua berumur 3 bulan. Dua hari yang lalu suaminya mengalami kecelakaan dan
meninggal dunia. Saat ditanya oleh perawat, Ny. X mengatakan bahwa ia susah tidur.
Ny. X seringkali mengatakan seandainya suaminya lebih berhati-hati, ia akan tetap
bersama, dan membesarkan anaknya bersama-sama. Keluarga Ny. X mengatakan sejak
istrinya meninggal, Ny. X belum mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Ny. X
masih sering mengigau dan memanggil-manggil suaminya.
2.2 Pengertian
Kehilangan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada (Yosep, 2007). Menurut NANDA (2012),
berduka adalah proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku emosional,
fisik, spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan komunitas
memasukkan kehilangan yang actual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan
sehari-hari mereka. Menurut potter and perry (2005), jenis kehilangan dibagi menjadi 5
sebagai berikut.
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti
adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tipe
kehilangan, yang harus ditanggung oleh seseorang. Kematian juga membawa dampak
kehilangan bagi orang yang dicintai karena intensitas dan ketergantungan dari ikatan
atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami / istri atau anak biasanya membawa
dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)
Kehilangan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik
dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri
mungkin sementara atau menetap. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari
seseorang misalnya kehilangan pendengaran, pengingatan, usia muda, fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri, perhiasan, uang atau
pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang
3
tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara permanen. Misalnya, pindah ke kota lain, maka akan memiliki
tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.
e. Kehilangan kehidupan / meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya.
Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.
2.3 Tanda dan Gejala Berduka
Tanda dan gejala berduka menurut NANDA (2012) adalah sebagai berikut.
1. Perubahan tingkat aktivitas
2. Perubahan pola mimpi
3. Perubahan fungsi imun
4. Gangguan fungsi neuroendokrin
5. Marah
6. Menyalahkan
7. Berpisah/ menarik diri
8. Putus asa
9. Disorganisasi atau kacau
10. Gangguan pola tidur
c. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat,
mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak
tahu harus berbuat apa.
2. Anger ( Marah )
a. Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilangan.
b. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan
kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada
dirinya sendiri.
c. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan
, dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
d. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
a. Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
b. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata kalau saja kejadian itu bisa
ditunda maka saya akan sering berdoa.
c. Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai
berikut sering dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.
d. Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat warisan,
mengunjungi keluarga dsb.
d. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti saya betulbetul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga, atau
Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya tahu semuanya
baik.
2.5 Psikopatologi/ Psikodinamika (Pengkajian Stres Adaptasi Stuart)
-
Biologi :
Trauma
Penyakit
kronis
Psikologis:
- Perasaan
kehilangan
Sosial budaya :
- accident
FAKTOR PRESDISPOSISI
- Biologi seperti
kelelahan fisik
- Psikologi seperti
peristiwa kematian.
FAKTOR PRESIPITASI
Kognitif:
- Gelisah
- Ekspresi
sedih
Afektif:
- Distress
somatik
- Halusinasi
Fisiologis:
- Banyak
melamun
Simpatik dan
parasimpatik:
- Gangguan tidur
- Gangguan aktivitas
Personal
Abillity:
- Interpretasi
kehilangan
Social Support:
- Support keluarga
dan kerabat
- Rutin
berkomunikasi
pengalihan
Material
Assets:
- Status
keuangan
keluarga
klien
terganggu
Positive beliefs:
- Mempertahankan
keyakin berspiritual
- Mempertahankan
diri sesuai
kenyataan
SUMBER KOPING
Kontruksif: melakukan
interprestasi diri
Destruktif : Ketidamampuan
menerima peristiwa
kematian
MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
Berduka
2.6 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan
disfungsional
NOC
NIC
setelah
dilakukan 1. Tentukan
pada
tahap
tindakan keperawatan,
klien
dengan
mampu
mengekspresikan
mana
terfiksasi
2. Bina
hubungan
percaya
Perlihatkan
kehilangan
dengan
empati
ssaling
klien.
dan
perhatian.
3. Perlihatkan sikap menerima
dan memperbolehkan klien
atau
pernah
perasaan kehilangan
b. Klien
mampu
menyatakan
dimiliki
verbal
yang
berhubungan dengan
tahap
mengekspresikan
perilaku-
perilaku
untuk
kehilangan
mengeksplorasikan perasaan
marah
5. Bantu
mengeluarkan
yang
yang normal
klien
untuk
kemarahan
terpendam
berpartisipasi
dengan
dalam
aktivitas motorik
6. Komunikasikan pada klien
bahwa menangis merupakan
hal yang dapat diterima.
Gunakan
sentuhan
untuk
Berduka
antidepresan
Diagnosa Keperawatan
Setelah
dilakukan Fasilitasi Berduka
disfungsional
menangis menangani
mampu
rasa
susah tidur
malam hari.
Pengertian:
di hasil:
a. Monitor kemampuan
konsentrasi
b. Monitor
intensitas
berduka
terfiksasi
2. Bantu
pada
mana
tahap
klien
klien
mengidentifikasi sifat
3. Dorong
klien
untuk
verbalisasi kenangan dari
kehilangan, baik masa lalu
saat
individu
hati
mengidentifikasi
kehilangan
secara
strategi
coping pribadi
7. Komunikasikan penerimaan
actual
kehilangan
8. Identifikasi sumber-sumber
maupun
potensial,
dukungan masyarakat
hubungan,
objek,
dan
ketidakmampuan
2
fungsional.
Gangguan pola Setelah
tidur
dengan
mengalami
susah
kriteria hasil:
tidur a. Jumlah
setiap malam
jam
tanda-tanda
vital klien
2. Kaji pola tidur klien
3. Batasi aktivitas sebelum
tidur
tidur
meningkat (7-8 jam 4. Identifikasi kemungkinan
setiap hari)
efek obat terhadap pola
9
b. Kualitas tidur baik
Pengertian:
tidur
c. Pola tidur baik
5. Diskusikan pada klien
Keterbatasan
d. Klien merasa segar
kemungkinan faktor lain
waktu
tidur
ketika bangun tidur
e. Tidak ada gangguan
yang
menyebabkan
(secara
alami
saat tidur
gangguan pola tidur
terus-menerus,
6. Monitor pola tidur dan jam
dalam periode
tidur klien
kesadaran
7. Monitor waktu pemberian
normal
relatif)
meliputi jumlah
dan kualitas.
kenyamanan
2.8 Implementasi
No.
Diagnosa
Diagnosa medis:
Kehilangan
22 Februari 2016,
07.30 wib
Implementasi
1. Menentukan pada tahap kehilangan mana
Paraf
klien terfiksasi
2. Membina hubungan ssaling percaya dengan
klien. Perlihatkan empati dan perhatian.
3. Memperlihatkan sikap menerima dan
memperbolehkan
klien
untuk
mengekspresikan
perasaannya
secara
terbuka
4. Membantu klien untuk mengeksplorasikan
perasaan marah
5. Membantu klien
kemarahan
yang
untuk
mengeluarkan
terpendam
dengan
merupakan
hal
yang
dapat
22
2016,
wib
antidepresan
Februari Fasilitasi Berduka
10.00 1. Mengidentifikasi pada tahap berduka mana
klien terfiksasi
2. Membantu klien mengidentifikasi sifat
3. Mendorong
klien
untuk
verbalisasi
kenangan dari kehilangan, baik masa lalu
dan saat ini
4. Mendorong identifikasi ketakutan terbesar
tentang kehilangan
5. Mendukung perkembangan proses berduka
pribadi yang sesuai
6. Membantu untuk mengidentifikasi strategi
coping pribadi
7. Mengkomunikasikan
penerimaan
kehilangan
8. Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan
10
masyarakat
Februari Sleep Enchancement
25
2015,
wib
14.30 1.
2.
3.
4.
lingkungan,
2.9 Evaluasi
No
Diagnosa
Diagnosa medis:
Kehilangan
Evaluasi
S: klien mengatakan sus, saya
Paraf
dan
mampu
P: intervensi dihentikan
22 Februari 2016, 11.00 S: klien mengatakan sus, saya
wib
12
P: intervensi dilanjutkan
22 Februari 2016, 15.40 S: klien mengatakan sus, saya
wib
masih
belum
bisa
tidur
BAB 3. PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu sebagai
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk berbeda. Lahir, kehilangan, dan
kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap
individual dalam pengalaman hidup seseorang.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat dalam menangani masalah psikososial seperti yang
dijelaskan diatas dengan lebih banyak keterampilan dalam berkomunikasi. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan terjadinya pemahaman yang salah dari klien dan
keluarga sehingga dapat tercipta pelayanan kesehatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
14
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 20122014. Jakarta : EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan jiwa (Cetakan 1). Bandung : PT Refika Aditama