Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang
Kebutuhan Dasar Manusia Integritas Kulit.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar, menutupi dan
melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi
rongga-rongga, lubang-lubang masuk. Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh manusia,
yang sebagian besar ditutupi rambut, baik rambut halus ataupun rambut kasar dan
panjang, yang menutupi seluruh permukaan tubuh manusia. Kulit adalah suatu
struktur jaringan diperlengkapi dengan pembungkus yang kedap air (waterproof) dan
melindungi tubuh, mengandung ujung-ujung saraf sensible (perasa) dan membentuk
pengaturan suhu.
Kulit terdiri dari beberapa lapisan, dari yang paling luar sampai yang paling
dalam, dan kulit tubuh dari satu bagian tibuh dengan bagian yang lain dan sangat
berbeda. Kulit di daerah wajah dan leher jauh berbeda dengan ketebalan kulit di
daerahtelapak tangan dan kaki. Kulit menerima
perubahan temperature. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan
lapisan dalam atau lapisan dermis.
Gangguan integritas kulit dapat terjadi sebab tekanan yang lama, iritasi,
imobilisasi, sehingga dapat menyebabkan luka. Dalam konsep dasar kulit ini termasuk
di dalamnya kerusakan integritas kulit. Kerusakan integritas kulit adalah kondisi
dimana individu mengalami atau beresiko perubahan atau gangguan epidermis dan
atau dermis pada lapisan kulit (NANDA, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari integritas kulit?
2. Apa anatomi dan fisiologi kulit?
3. Apa etiologi dari integritas kulit?
4. Berapa macam jenis dan tipe luka?
5. Bagaimana gambaran klinis dari integritas kulit?
6. Bagaimana pathway terjadinya luka?
7. Bagaimana proses penyembuhan luka?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada pasien dengan integritas kulit?
9. Apa saja faktor dari penyembuhan luka?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami integritas
kulit?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dalam konsep dasar kulit ini termasuk di dalamnya kerusakan integritas kulit.
Kerusakan integritas kulit adalah kondisi dimana individu mengalami atau beresiko
perubahan atau gangguan epidermis dan atau dermis pada lapisan kulit (NANDA,
2015).
Dari pengertian tersebut, maka hal itu akan menyebabkan luka. Sedangkan
pengertian luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsuhidayat dan Wim De Jon,
2004).
Kerusakan integritas kulit adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis. Kerusakan integritas
kulit terjadi karena kerusakan sel yang menyebabkan produksi insulin berkurang
dan mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus, gula
darah meningkat, darah menjadi pekat dan mengakibatkan kerusakan sistem vaskuler,
terjadi gangguan fungsi imun, penurunan aliran darah menjadikan gangguan
penyembuhan luka pada ulkus.
B. Anatomi Fisiologi
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melaapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit
mepunyai banyak fungsi didalamnya terdapat tujuh saraf peraba, membantu mengatur
suhu tubuh dan mengendalikan ilangnya air dari tubuh.
Menurut Evelin Pearce (1999) Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis dan
dermis.
1 Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel
yang tersusun atas dua lapisan tampak yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis
zona germinalis.
a. Lapisan tanduk terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang
membentuk epidermis yaitu :
Stratum korneum: selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus
menerus dilepaskan
intinya
Stratum granulosum: selapisnya sel yang jelas tampak berisi inti
Fungsi kulit
1
Perlindungan
Lapisan epidermis atau lapisan terkematu merupakan lapisan perlindungan
daripada kemasukan bakteria, ini perlindungan tahap pertama. Lapisan
berkematu yang senantiasa gugur, menyebabkan bakteria sukar membiak dan
pada tubuh
Sintesis vitamin D
Apabila lapisan kulit ini terdedah kepada sinaran ultraungu, sinaran ultraungu
ini akan diserap oleh kulit dan bertindak ke atas prekursor, seterusnya
menukarkannya kepada vitamin D
C. Etiologi
Menurut Aziz Alimul (2008) berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua
yaitu:
a Luka Mekanik terdiri atas
1 Vulnus Scissum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka kelihatan
2
rapi
Vulnus Contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan bawah kulit
6
7
Luka Nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau sengatan
listrik.
D. Jenis dan Tipe Luka
Menurut Aziz Alimul (2008) luka terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Berdasarkan Sifat Kejadian
1 Intendonal Traumas (luka disengaja)
Luka terjadi karena proses terapi seperti operasi atau radiasi
2 Luka terjadi karena kesalahan seperti fraktur karena kecelakaan lalu lintas
(lika tidak sengaja)
Luka tidak sengaja dapat berupa:
Luka tertutup: jika kulit tidak robek disebut juga dengan luka
4
5
h. Kontaminasi bakteri
i. Kematian sel
F. PATHWAY
Zat kimia, termik,
radiasi, listrik
sayat, terkikis,
memar robek, tusuk,
tembak
MEKANIK
NON MEKANIK
LUKA
sifat:
- sengaja
- tidak
sengaja
tingkat
kontaminasi:
Luas :
- clean
Waktu :
- Stadium I
- akut
- Stadium II
- kronis
-clean
contamined
-Stadium III
- contamined
- Stadium IV
- dirty
radang
Respon
stres
simpatis
Perdarahan
&
pembekuan
Kontamin
a si
bakteri
nekrosis
karena proses penyembuhan. Udem dan sel radang diserap dan sisanya mengerut
sesuai dengan regangan yang ada. Selama ini dihasilkan jaringan parut yang
pucaat tipis dan lemas, serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini permukaan luka kulit mampu menahan
regangan kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan. Permukaan luka tulang (patah
tulang) memerlukan waktu satu tahun atau lebih untuk memebentuk jaringan
yang normal secara histologi secara bentuk.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Jumlah leukosit
b. Hb
c. Glukosa dan HbA1c
d. Kadar albumin dan protein
e. Pemeriksaan mikrobiologi
f. Radiologi
I. Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Menurut Aziz Alimul ( 2008 ) Proses penyembuhan luka dipengruhi oleh
faktor, yaitu :
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit
4) Pemeriksaan fisik, contohnya seperti mengukur luka, kedalaman luka, dan luas
luka
5) Pemeriksaan penunjang.
B. Diagnosa
1) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan faktor internal
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler
C. Intervensi
No
1.
Tujuan
Integritas
Kriteria Hasil
Luka bersih
Intervensi
Diagnosa 1 (kerusakan integritas
kulit pada
dan utuh
area luka
tanpa
operasi
inflamasi.
faktor internal):
a. Observasi kondisi kulit
meningkat
b. Lakukan medikasi
c. Ajarkan pada pasien tentang
perawatan kulit atau medikasi
d. Kolaborasi dengan dokter
Rasional
a. Untuk menunjukkan
keefektifan program
perawatan luka
b. Untuk mengobati luka
c. Untuk memastikan
kepatuhan
d. Untuk mempercepat
penyembuhan klien
a. Menjaga tingkat
gangguan neuromuskuler):
a. Identifikasi tingkat fungsional
kemandirian
b. Mencegah kontraktor
klien
b. Lakukan latihan ROM untuk
c. Untuk membakar
lemak-lemak tubuh
d. Mempertahankan
sendi dan mencegah
deformitas
e. Untuk membantu
rehabilitasi deficit
muskuloskeletal.
D. Implementasi
1. Inspeksi permukaan kulit di dekat luka dan di sekitar tempat luka
2. Observasi kondisi luka dan karakter darianase
3. Melakukan tidakan ROM ke pasien
4. Memberikan obat, membersihkan luka, dan mengganti balutan
5. Berkolaborasi dengan dokter
E. Evaluasi
1. Luka bersih dan utuh tanpa inflamasi, darainase atau maserasi
2. Tepi luka saling mendekat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerusakan integritas kulit adalah kondisi dimana individu mengalami atau beresiko
perubahan atau gangguan epidermis dan atau dermis pada lapisan kulit dan luka
adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan
oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
listrik atau gigitan hewan.
B. Saran
Upaya yang dapat dilakukan untuk penyembuhan luka yaitu dengan cara
meningkatkan kebutuhan gizi yang seimbang terutama dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, protein, vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2009. Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.
Irianto Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya
Sjamsuhidajat R & Wim, De Jong. 1997. Buku ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah. 2006. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika