Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BIJI MELINJO
PROYEK AKHIR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program D-3
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unjani
Oleh :
IWAN TIRTA PERKASA
NIM : 2101121008
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Akhir
PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT DALAM
BIJI MELINJO
Oleh :
IWAN TIRTA PERKASA
NIM : 2101121008
Diterima Oleh :
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
ii
Dibuat di : Cimahi/Bandung
Pada Tanggal
: 7 April 2016
Yang menyatakan
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, serta sholawat dan salam kita haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas tersusunnya laporan
proyek akhir ini saya persembahkan kepada :
Ayah dan ibunda tercinta yang telah melimpahkan bimbingan, doa dan
segala dukungan baik material maupun spiritual.
iv
ABSTRAK
Melinjo merupakan salah satu tanaman perkebunan yang cukup banyak
terdapat di pulau jawa. Seluruh bagian utama tanaman melinjo dapat kita
manfaatkan, terutama biji melinjo yang dapat diolah menjadi emping melinjo.
Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, emping juga merupakan komoditi yang
cukup besar, Biji melinjo selain dimakan dapat juga diolah sebagai cemilan yang
berupa emping. Emping merupakan makanan cemilan yang sangat disukai seluruh
kalangan masyarakat karena emping memiliki rasa yang guri. Oleh karena itu biji
melinjo ini perlu dikupas kulit dalamnya terlebih dahulu dengan menggunakan
mesin pengupas kulit dalam biji melinjo, Mesin pengupas kulit dalam biji melinjo
ini terdiri dari beberapa komponen utama yang memiliki fungsi dan cara kerja
masing-masing. Bagian itu adalah Corong, Rumah keong, Balok spindel, poros,
Elemen pengupas, Sabuk penggerak, Motor listrik, pully dan Corong pengeluaran.
Komponen utama seperti Rangka, Poros dan Elemen pengupas itu dibuat
melalui beberapa tahapan seperti, pemilihan bahan penentuan alat dan mesin,
pengukuran bahan, pemotongan bahan, proses pengelasan, proses gurdi, proses
gerinda, pembubutan facing, pembubutan center drill, pembubutan rata,
pembubutan ulir, yang kemudian akan diukur kesesuaian ukuran komponen
tersebut dengan ukuran gambar kerja yang dibuat.
Pembuatan rangka memerlukan waktu 4 jam; (2) Pembuatan poros
memerlukan waktu 27 menit 37 detik; dan (3) Pembuatan elemen pengupas
memerlukan waktu 24 menit 40 detik.
Kata Kunci : Rangka, Poros dan Elemen pengupas, Waktu yang dibutuhkan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rachmat dan karuniannya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini.
Sholawat serta salam semoga di curahkan limpahkan kepada baginda alam
Nabi Besar Muhammad SAW kepada para sahabatnya dan keluarganya serta
umatnya yang selalu istiqamah sampai akhir zaman. Adapun tujuan dalam
penulisan Proyek Akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk
melengkapi kurikulum dalam mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) di Program
Diploma 3 Teknik Mesin di jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Cimahi.
Sebagai rasa hormat, maka penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan bantuan
serta dorongan dalam penyusunan Proyek Akhir ini di antaranya, kepada yang
terhormat:
1. Kedua orang tua tercinta yang mana tiada hentinya mendoakan, membimbing
dan mendukung dengan penuh kasih sayang dalam menjalani hidup.
2. Bapak Syahminan HMN., ST., MT. sebagai pembimbing Proyek Akhir di
Universitas Jenderal Achmad yani. Yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan selama pelaksanaan penulisan dan penyusunan Proyek Akhir.
3. Bapak Bambang Santosa, Drs., ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin D3 Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Bapak Wirawan Piseno, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) - Cimahi.
5. Terima kasih juga untuk seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Mesin
Universitas Jendral Achmad Yani.
6. Rekan-rekan seperjuangan penulis. Dan nama perihal yang tidak bisa
disebutkan satu persatu tapi kalian memberikan kontribusi banyak dalam
penyelesaian Proyek Akhir ini.
vi
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik, dan saran yang
membangun dari pembaca agar dapat menunjang pengembangan dan perbaikan
penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan Proyek
Akhir ini dan penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Semoga Proyek Akhir ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
wacana bagi rekan-rekan mahasiswa.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDULi
LEMBAR PENGESAHAN.ii
PERNYATAAN KASLIAN KARYA TULIS... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN..... iv
ABSTRAKv
KATA PENGANTAR. vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR....... xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
DAFTAR SIMBOL. xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...... 1
1.2. Rumusan Masalah...... 2
1.3. Batasan Masalah. 2
1.4. Tujuan 2
1.5. Manfaat....... 3
1.6. Metodologi Pembuatan.......3
1.7. Sistematika Penulisan. 4
viii
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Melinjo 5
2.2. Manfaat Melinjo......... 6
2.3. Mesin Melinjo 6
2.4. Komponen-komponen Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo... 7
2.5. Fungsi Komponen-komponen... 7
2.6. Klasifikasi Proses Pemesinan. 8
2.6.1. Elemen Dasar Proses Pemesinan......... 10
2.7. Proses Gergaji.10
2.8. Proses Bubut.. 11
2.8.1. Elemen Dasar Proses Bubut. 14
2.8.2. Material Pahat.. 15
2.9. Proses Gurdi.. 18
2.9.1. Elemen Dasar Proses Gurdi. 19
2.9.2. Perkakas Mesin Gurdi. 21
2.9.3. Pahat Gurdi.. 23
2.9.4. Pahat Gurdi Spiral........ 24
2.9.5. Pemakanan Penggurdian.. 25
2.10. Pengertian Mesin Gerinda.. 25
2.10.1. Pengertian Menggrinda.. 26
2.10.2. Fungsi Utama Mesin Gerinda.26
2.10.3. Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda........... 26
ix
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Biji Melinjo.. 5
Gambar 2.2 Mesin Gergaji... 11
Gambar 2.3 Proses bubut rata, bubut permukaan, dan bubut tirus.. 11
Gambar 2.4 Gambar skematis Mesin Bubut dan nama bagian bagiannya....... 12
Gambar 2.5 Parameter proses bubut........ 14
Gambar 2.6 Geometri pahat bubut HSS...... 16
Gambar 2.7 Cara pemasangan pahat bubut..... 17
Gambar 2.8. Tempat pahat.. 17
Gambar 2.9 Proses Gurdi (drilling)..... 18
Gambar 2.10 Proses Gurdi................... 19
Gambar 2.11 Perkakas Mesin Gurdi 22
Gambar 2.12 Pahat Gurdi........ 23
Gambar 2.13 Pahat Gurdi Spiral.......... 24
Gambar 2.14 Contoh Mesin Gerinda... 25
Gambar 2.15 Batu Gerinda.......... 27
Gambar 2.16 Gerinda Tangan.......... 27
Gambar 2.17 Mesin Gerinda Duduk........ 28
Gambar 2.18 Mesin Gerinda Potong....... 28
Gambar 2.19 Sensor jangka sorong......... 29
Gambar 2.20 Cara membaca skala jangka sorong... 30
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi proses permesinan... 9
Tabel 2.2 Jenis Pahat HSS.........16
Tabel 2.3 Harga kecepatan pahat gurdi dari bahan HSS........... 24
Tabel 2.4 Besarnya pemakanan berdasarkan diameter mata bor.. 25
Tabel 2.5 Klasifikasi proses pengelasan33
Tabel 2.6 Kekuatan tarik elektroda menurut AWS... 37
Tabel 2.7 Jenis selaput dan pemakaian arus.. 37
Tabel 4.1 Proses Pembuatan Rangka.47
Tabel 4.2 Proses Pembuatan Poros...........................59
Tabel 4.3 Proses Pembuatan Elemen Pengupas 69
Tabel 4.4 Data Waktu Proses Pembuatan Rangka... 77
Tabel 4.5 Data Waktu Proses Pembuatan Poros... 78
Tabel 4.6 Data Waktu Proses Pembuatan Elemen Pengupas 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Kecepatan Potong Material........... 84
Lampiran 2 Tabel Kecepatan Pemakanan.. 84
Lampiran 3 Tabel Komposisi Baja Karbon Rendah Tipe ST37............. 85
Lampiran 4 Tabel Analisa Kimia Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik........ 85
Lampiran 5 Tabel Kecepatan Mesin Bubut........ 85
xv
DAFTAR SIMBOL
Simbol
Keterangan
Satuan
Diameter
mm
Diameter rata-rata
mm
do
Diameter awal
mm
dm
Diameter akhir
mm
Kr
Kecepatan potong
m/min
vf
Kecepatan makan
mm/min
Kedalaman potong
mm
tc
Waktu pemotongan
min
cm3/min
rpm
Gerak makan
mm/rpm
lt
Panjan pemesinan
mm
fz
mm/rpm
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mesin apa saja yang digunakan dalam pembuatan rangka, poros dan
elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo ?
2. Bagaimana proses pembuatan rangka, poros dan elemen pengupas pada
mesin pengupas kulit dalam biji melinjo ?
3. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan rangka, poros
dan elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo ?
1.3.
Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah untuk pembuatan elemen mesin pengupas
kulit dalam biji melinjo ini, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu :
1. Elemen yang dibuat yaitu rangka, poros dan elemen pengupas pada mesin
pengupas kulit dalam biji melinjo.
2. Mesin yang digunakan dalam pembuatan rangka, poros dan elemen
pengupas yaitu mesin bubut, mesin gergaji, mesin gurdi, mesin gerinda
dan mesin las.
1.4.
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, maka tujuan dari
pembuatan poros, elemen pengupas, dan rangka pada mesin pengupas kulit dalam
biji melinjo ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui alat dan mesin yang digunakan pada pembuatan rangka, poros
dan elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
2. Mengetahui langkah-langkah proses pemesinan untuk pembuatan rangka,
poros dan elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
3. Mengetahui berapa waktu yang digunakan untuk pembutan rangka, poros
dan elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
1.5.
Manfaat
Manfaat yang di peroleh dari mesin produksi ini yaitu :
1.6.
Metodelogi Pembuatan
Untuk dapat membuat sebuah Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo,
b) Interview
c) Dokumentasi
d) Penelitian kepustakaan
1.7.
Sistematika Penulisan
Sistematika yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang, Rumus Masalah, Batasan Masalah, Tujuan,
Manfaat, Metodologi Pembuatan, Sistematika Penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Tentang berisi teori teori proses pembuatan rangka, poros dan elemen pengupas
pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
BAB 3 TAHAPAN PROSES PEMBUATAN
Berisi tentang diagram alir proses pembuatan rangka, poros, dan elemen pengupas
pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang tahap-tahap proses pemesinan, data perhitungan, pembuatan
rangka, poros dan elemen pengupas pada mesin pengupas kulit dalam biji melinjo.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya serta
saran-saran
yang
diharapkan
dapat
memberikan
pengembangan
dalam
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian melinjo
Melinjo (Gnetum gneomon Linn) bisa dilihat digambar 2.1 merupakan
2.2.
Manfaat Melinjo
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai
sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut
sebagai so dalam bahsa jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalkan pada
sayur asem). Bunga (jantan maupu betina) dan bijinya yang masih kecil kecil
(pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo
juga menjadi bahan baku emping. Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menunjukkan bahwa
melinjo menghasilkan senyawa antioksida. Aktivitas antioksida ini diperoleh dari
konsentrasi protein tinggi, 9 10 pesen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya
berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabiskan radikal bebas
yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
2.3.
Mesin Melinjo
Mesin pengupas kulit dalam biji melinjo ini merupakan modifikasi dari
mesin giling tepung, yaitu dengan mengganti bagian pemukul dan membuang
bagian saringan yang terdapat didalam mesin tersebut.
Mesin ini digerakan dengan menggunakan transmisi sabuk pully dengan
mesin penggerakan menggunakan motor. Kemudian pada bagian bawah sistem
pengupas yang digerakan dengan menggunakan transmisi sabuk pully yang
terhubung dengan pully pada bagian pengupas antara kulit dalam melinjonya
secara proses pengupasan. Lalu kulit melinjo yang telah terkupas akan turun ke
bawah.
2.4.
Poros
Poros pengupas
Poros spindel
Pully
Sabuk
Motor
Rangka
Pully motor
2.5.
Biji Melinjo
Fungsi Poros
Untuk meneruskan tenaga bersama sama dengan putaran/elemen mesin
yang berbentuk batang dan umumnya berpenampang lingkaran berfungsi untuk
memindahkan putaran.
Fungsi Poros Pengupas
Dilakukan dengan gerak rotasi rol yang akan membawa sekaligus
menekan biji biji melinjo, sehingga terjadi proses pengupasan dan terakhir
pemisahan kulit dalam biji melinjo.
Fungsi Poros Spindel
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran.
Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur. Poros spindle
dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut
kecil.
gerakan relatif pahat/perkakas potong terhadap benda kerja, jenis mesin perkakas
yang digunakan, dan pembentukan permukaan (Rochim, 1993).
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram
dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasang pada suatu jenis mesin
perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk.
Berdasarkan jumlah mata potong dapat diklasifikasikan dua jenis pahat yaitu
pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) dan pahat bermata
potong jamak (multiple points cutting tools).
Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua
macam komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak
makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan
gerak makan maka proses permesinan dikelompokkan menjadi tujuh macam
proses yang berlainan seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi proses permesinan menurut gerakan relatif pahat/perkakas potong
terhadap benda kerja (Taufiq Rochim, 1993).
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan proses
permesinan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan
(surface generation). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua
garis besar proses yaitu :
a. Pembentukan permukaan silindrik atau konis, dan
b. Pembentukan permukaan rata/lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.
(mm/min) ,
(min) ,
2.7.
Proses Gergaji
Mesin gergaji adalah mesin yang digunakan untuk memotong benda kerja
10
tidak goyang atau lepas. Jangan lupa memberi cairan pendingin agar pisau gergaji
tidak cepat aus karena gesekan yang ditimbulkan pisau gergaji dengan benda
kerja.
2.8.
Proses Bubut
Gambar 2.3 Proses bubut rata, bubut permukaan, dan bubut tirus
11
Gambar 2.4 Gambar skematis Mesin Bubut dan nama bagian bagiannya
12
2. Headstock
a. Spindel Speed Selector
Fungsinya untuk mengatur kecepatan spindel.
b. Chuck
Pemegang dan pemutar benda kerja.
c. Feed Selector
Fungsinya untuk mengatur kecepatan potong.
3. Apron (saddle)
Adalah tempat bagian bagian lain diatasnya seperti coumpound rest dan
lain-lain.
a. Tool Post
Fungsinya untuk menjepit atau memegang pahat.
b. Coumpound restng
Fungsinya sebagai tempat meletakan.
c. Cross slide
Fungsinya untuk mengadakan gerakan pemakanan melintang.
d. Longitudinal & transverse feed control
Fungsinya untuk mengatur pemakan memanjang atau melintang.
4. Tailstock (kepala lepas)
Digunakan untuk dudukan center putar sebagai pendukung benda kerja
pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai
menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya
berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit.
5. Lead screw
Digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis atau
pekerjaan pembubutan lainya.
6. Feed rod (poros pembawa)
Poros yang selalu berputar untuk mendukung jalanya eretan.
7. Carriage (eretan)
Fungsinya untuk memberi pemakanan yang besarnya dapat diatur oleh
operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada
13
14
Pahat :
Kr = sudut potong utamao
Mesin Bubut :
a = kedalaman potong, mm
f = gerak makan; mm/putaran
n = putaran poros utama; putaran/menit
1) Kecepatan potong :
=
. .
; m/menit
. n; mm/menit
3) Waktu pemotongan
= /
; menit
. ; mm
Jadi,
Z = . . v ; cm/menit
(Taufiq Rochim, 2007: 13)
15
berarti pahat HSS yang mengandung unsur Tungsten. Beberapa jenis HSS dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jenis Pahat HSS
Pahat dari HSS biasanya dipilih jika pada proses pemesinan sering terjadi
beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan interupsi (terputus
putus). Hal tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi silinder,
membubut bahan benda kerja hasil proses penuangan, membubut eksentris (proses
pengasarannya).
a. Geometri Pahat Bubut
Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda
kerja dan material pahat. Terminology standar ditunjukkan pada gambar 2.7 untuk
pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut
beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting
edge angle). Sudut sudut pahat HSS dibentuk dengan cara diasah menggunakan
mesin gerinda pahat (tool grinder machine).
Gambar 2.6 Geometri pahat bubut HSS (Pahat diasah dengan mesin
gerinda pahat)
16
Gambar 2.7 Cara pemasangan pahat bubut : (1) Posisi ujung pahat pada sumbu
benda kerja, (2) panjang pahat diusahakan sependek mungkin.
Pahat bubut bisa dipasang pada tempat pahat tunggal, atau pada tempat
pahat yang berisi empat buah pahat (Quick change indexing square turret).
Apabila pengerjaan pembubutan hanya memerlukan satu macam pahat lebih baik
digunakan tempat pahat tunggal. Apabila pahat yang digunakan dalam proses
pemesinan lebih dari satu, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka
sebaiknya digunakan tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat pahat.
Pengaturannya
sekaligus
sebelum
proses
pembubutan,
sehingga
proses
2.9.
Proses Gurdi
Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara
proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini
dinamakan proses bor, walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat. Proses gurdi
dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata
bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring) adalah proses meluaskan /
memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang
tidak hanya dilakukan pada Mesin Gurdi, tetapi bisa dengan Mesin Bubut, Mesin
Frais, atau Mesin Bor. Gambar 2.9 berikut menunjukkan proses gurdi.
18
Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar, cairan
pendingin dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
19
Benda kerja ;
Pahat ;
Mesin gurdi ; n
. .
Dimana :
2. Kecepatan pemakanan
=
.Z.n
dalam mm/menit
; mm/menit
Dimana :
pahat gurdi z
; mm
20
4. Waktu pemotongan
; mm
+
(
dalam menit
; mm
)/
Dimana :
= panjang pengawalan ; mm
= panjang pemotongan ; mm
= panjang pengakhiran ; mm
/menit
; cm/min
21
sebagai
landasan
pada
penggurdian
lubang
tembus,
22
23
untuk
pembuatan
lubang
yang
diameternya
sama
dengandiameter pahat gurdi. Disebut pahat gurdi spiral karena pahat gurdi ini
mempunyai alur potong melingkar yang berbentuk spiral sepanjang badan. Pahat
gurdi spiral mempunyai dua bagian utama yaitu mata potong dan sudut pemotong.
Pahat gurdi spiral dibuat dari bahan baja karbon, baja campuran, baja kecepatan
tinggi dan karbida. Bentuk badan pahat gurdi ini tidak silindris tetapi berbentuk
tirus dari ujung sampai batas tangkai dengan kenaikan 0,05 mm setiap kenaikan
panjang 100 mm. Pahat gurdi spiral terdapat dua macam bentuk tangkai, yaitu
tangkai berbentuk silindris dan tangkai yang berbentuk tirus. Alur spiral
mempunyai sudut tatal dan dapat mempercepat keluarnya bram selama
penggurdian. Mata potong terdiri dari dua buah bibir pemotong. Tebal pahat gurdi
merupakan tulang/punggung yang berbentuk spiral, bagian ini terdapat di kedua
alur pemotong. Sisi pemotong terdapat sepanjang alur pemotong dan ini dapat
menentukan ukuran pahat gurdi.
Tabel 2.3 Harga kecepatan pahat gurdi dari bahan HSS (Widarto, 2008).
24
Tabel 2.4 Besarnya pemakanan berdasarkan diameter mata bor (Widarto, 2008).
Diameter pahat gurdi (mm)
-3
0.025-0.050
3-6
0.050-0.100
6-12
0.100-0.175
12-25
0.175-0.375
25-dan
0.375-0.675
Seterrusnya
potongnya
berjumlah
sangat
banyak
yang
digunakan
untuk
Kelebihan
Kekurangan
26
untuk memutarkan roda gerinda. Roda gerinda yang digunakan pada mesin
gerinda tangdan adalah sebuah piringan gerinda tipis. Mesin gerinda tangan dapat
digunakan untuk mengikis permukaan benda kerja (menggrinda) maupun
memotong benda kerja.vgerinda tangan biasanya digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda kerja seteleh proses pengelasan, terutama pada benda kerja yang
berukuran besar.
27
digunakan untuk memotong benda kerja dari bahan plat ataupun pipa. Roda
gerinda yang digunakan adalah piringan gerinda tipis yang diputarkan dengan
kecepatan tinggi. Mesin gerinda potong dapat memotong benda kerja plat ataupun
pipa dari bahan baja dengan cepat.
2.11.
Alat Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak
diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yangbaik merupakan kunci
dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat
cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit,
elemen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur
merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai
dengan kontrol kualitas di akhir produksi. (Widarto, 2008: 83)
mengukur lebar
mengukur tebal
30
2.11.3. Micrometer
Micrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai 0.01 mm. Berdasarkan
penggunaannya micrometer dibedakan menjadi:
1. Micrometer luar
2. Micrometer dalam
3. Micrometer kedalaman
31
32
Tabel 2.5 Klasifikasi proses pengelasan, (sumber : Hasan iskandar, hal :6)
33
mencapai 4000 sampai 4500 Celcius, sumber tegangan yang digunakan ada 2
macam yaitu Listrik AC (Arus bolak balik) dan Listrik DC (Arus searah). Proses
terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan material
dasar sehingga terjadi hubungan pendek dan saat hubungan pendek tersebut
tukang las (welder) harus menarik elektroda sehingga terbentuk busur listrik yaitu
lompatan ion yang menimbulkan panas yang akan mencairkan elektroda dan
material dasar yang akan menyatu membentuk logam landasan (weld metal).
34
2.12.3. Elektroda
Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang digunakan untuk
melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan
menimbulkan busur nyala. Banyak orang yang berfikir bahwa kawat las hanya
memiliki satu jenis saja. Apapun barang yang dilas, maka jenis las dan bentuk
kawatnya pun hsnys itu itu saja. Padahal sebenarnya, terdapat banyak sekali
jenis kawat las yang bisa dipanggil elektroda dipasaran. Suatu jenis elektroda ini
dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektroda atau kawat las ini
menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan
pengelasan. Elektroda sendiri memiliki berbagai kode sepesifikasi yang dapat kita
lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasa nya
menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam menentukan kawat las
dan besarnya arus listrik, namun kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis
dalam bungkus elektroda atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.
Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las
saja. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat
las yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan untuk jenis matrial yang
berbeda. Perbedaan yang ada diantara berbagai jenis kawat las listrik atau yang
sering juga disebut elektroda ini terletak pada berbagai hal termasuk juga besaran
arus listrik yang akan dipergunakan dalam proses pengelasan. Matrial yang
berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang berbeda pula untuk memberikan
hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan yang ada.
35
Gambar 2.24 Standar kode elektroda menurut AWS (sumber : Hasan iskandar,
Hal :35)
a) E menunjuk pada keterangan kawat las listrik alias elektroda.
b) XX (dua angka pertama) menunjuk pada kekuatan tarikan dari kawat las
yang dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini
juga sering dinyatakan dalam 1 N/mm2.
c) X (angka ketiga) menunjuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan
dengan elektroda tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua
posisi, angka 2 menunjukan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada
posisi datar dan bawah tangan dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las
tersebut hanya dapat dipakai pada posisi plat saja.
d) X (angka ke empat) menunjuk pada jenis pelapisan dan arus yang
dipergunakan pada elektroda tersebut.
Sepesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild
Steel sementara untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain
36
seperti untuk Low Alloy Steel dan juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai
kode tambahan lagi dibelakang kode standar yang telah disebutkan diatas.
Tabel 2.6 Kekuatan tarik elektroda menurut AWS (sumber : Hasan iskandar, hal
:35)
Kekuatan tarik
Klasifikasi
Ib/inchi2
kg/mm2
E 60xx
60.000,-
42
E 70xx
70.000,-
49
E 80xx
80.000,-
56
E 90xx
90.000,-
63
E 100xx
100.000,-
70
E 110xx
110.000,-
77
E 120xx
120.000,-
84
Tabel 2.7 Jenis selaput dan pemakaian arus (sumber : Hasan iskandar, hal : 36)
Angka Keempat
Jenis Selaput
Pemakaian Arus
Selulosa Natrium
DC +
Selulosa Kalium
AC, DC +
Rutil Natrium
AC, DC -
Rutil Kalium
AC, DC + atau -
AC, DC + atau -
AC, DC +
AC, DC +
AC, DC + atau -
AC, DC +
37
penembusan sedang, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi
pengelasan tegak arah bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada amper
yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih banyak
kalium memudah kan pemakaian pada voltase mesin y ang rendah. Elektroda
dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk plat tipis.
38
BAB 3
TAHAP PROSES PEMBUATAN
3.1.
Mulai
Gambar teknik
penentuan Pahat :
Penentuan Mesin :
1.
2.
3.
4.
1. Pahat Bubut
2. Pahat Gurdi
Mesin Bubut
Mesin Gurdi
Mesin Gerinda
Mesin Las
Pemilihan bahan
Proses pembuatan
Proses Bubut
Proses Gurdi
Proses Gerinda
Proses Las
Proses perakitan
Analisa waktu
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir (flow chart)
39
3.2.
Gambar Teknik
Gambar adalah suatu metode yang digunakan seseorang untuk
3
2
40
Keterangan :
1. Rangka
2. Poros Ulir
3. Elemen Pengupas
3.2.1. Elemen Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo Yang Dibuat :
3.3.
elemen elemen Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo. Alat dan mesin yang
digunakan adalah sebagai berikut :
A. Alat yang digunakan :
1. Gergaji
2. Kikir
3. Jangka Sorong
4. Amplas
5. Sarung Tangan
6. Kacamata Las
7. Tang Penjepit
8. Ragum
9. Sikat Baja
10. Palu
11. Mistar Baja
42
12. Penggores
13. Wearpack
B. Mesin yang digunakan :
1. Mesin Gergaji
2. Mesin Bubut
3. Mesin Gerinda
4. Mesin las listrik SMAW
C. Pahat yang digunakan
1. Pahat HSS
2. Pahat Gurdi Spiral
3.4.
Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan merupakan hal penting sebelum melakukan proses
44
3.6.
Proses Perakitan
Setelah elemen-elemen Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo selesai
dibuat kemudian masuk pada tahap perakitan yaitu dimana elemen-elemen dirakit
menjadi sebuah komponen yaitu Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo.
3.7.
Analisa Waktu
Penentuan lamanya waktu proses penggerjaan agar bisa ditentukannya
berapa lama waktu yang dicapai dalam proses pembuatan benda kerja.
45
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.
46
Langkah kerja
1. Mistar Baja
2. Siku
700
3. Penggores
Keterangan
700
1. Mesin Gerigaji
2.
2. Sarung Tangan
700
47
3.
4.
Rangka Bawah
48
3. Sikat Kawat
dengan menggunakan
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
8. Kacamata las
disambung.
9. Wearpack
5.
49
3. Sikat Kawat
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
sudut 900.
8. Kacamata las
9. Wearpack
akan disambung.
4. Lalu ukur kembali
mengunakan mistar siku
apakah sudut sudah 900,
apabila sudut kurang atau
lebih dari 900 pukul siku L
menggunakan palu secara
perlahan hingga
mendapatkan sudut sampai
ukuran 900..
50
6.
arc welding)
2. Elektroda AWS E6013 diameter
3,2mm. Ampere 130 AC (arus
bolak-balik) Tegangan 20-40 volt.
3. Sikat Kawat
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
7. Sarung Tangan Las
8. Kacamata Las
9. Wearpack
7.
51
2. Kemudian tumpangkan
3. Sikat Kawat
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
P = 200 mm.
8.
mm.
3. Sikat Kawat
2. Kemudian tumpangkan
52
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
7. Sarung Tangan Las
8. Kacamata Las
9. Wearpack
9.
Rangka Atas
mm.
3. Sikat Kawat
2. Kemudian tumpangkan
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
53
10.
mm.
3. Sikat Kawat
2. Kemudian tumpangkan
4. Palu
5. Tang Penjepit
dengan P = 70 mm.
6. Mistar Siku
7. Sarung Tangan Las
8. Kacamata Las
9. Wearpack
54
3. Sikat Kawat
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
7. Sarung Tangan Las
8. Kacamata Las
9. Wearpack
55
12.
mm.
3. Sikat Kawat
2. Kemudian tumpangkan
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
7. Sarung Tangan Las
8. KacamataLas
9. Wearpack
56
13.
mm.
3. Sikat Kawat
2. Kemudian tumpangkan
4. Palu
5. Tang Penjepit
6. Mistar Siku
300 mm.
57
4.2.
Langka Kerja Proses Pembuatan Poros Pada Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo
58
Sketsa Gambar
1.
Pemotongan bahan
1.
2.
3.
4.
2.
Pembubutan Facing
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin bubut
Pahat rata kanan
Kunci chuck
Jangka sorong
Collant
Parameter pemesinan
Pembubutan Facing
v = 21 m/min
f = 0.25 mm/r
lt = 15 mm
d = 30 mm
a = 1 mm
Langkah pembuatan
1. Siapkan bahan baja St 37
dengan panjang 300 mm
dan diameter 30 mm.
2. Ukur benda kerja dengan
mistar baja dan
penggores.
3. Pasangkan benda kerja
pada ragum mesin gergaji.
4. Hidupkan mesin gergaji
dan nyalakan saluran air.
5. Lakukan pemotongan.
1. Pasang benda kerja pada
cekam mesin bubut.
2. Pasang pahat rata kanan
dan atur ujung pahat sama
tinggi dengan senter putar.
3. Atur putaran spindle
berlawanan dengan jarum
jam.
4. Atur parameter
pemotongan.
5. Lakukan pemakanan.
Keterangan
Memotong bahan
dengan ukuran
panjang 280 mm
59
. .
.
.
.
,
n = 222,92 rpm
260 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin
bubut)
Kecepatan Makan
vf = f.n
vf = 0,25 . 260
vf = 65 mm/min
Waktu Pemotongan
tc = l t / v f
tc = 15/ 65
tc = 0,23 menit
60
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mesin Bubut
Center drill
Chuck drill
Kunci chuck
Kunci center drill
collant
kedalaman potong
a = 0,5 mm (4 pemakanan)
Kecepatan Putaran Mesin
v =
n =
. .
.
.
n =
.
,
n = 2229 rpm
2500 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin
bubut)
5. Lakukan pemakanan
4. Majukan kepala
lepas sampai
sampai
menyentuh titik
senter drill
benda kerja
5. Majukan
perlahan-lahan
kepermukaan
benda kerja
sampai dalam
dari Panjang
senter drill.
6. Mundurkan
senter drill dan
kepala lepas
bila kedalaman
telah tercapai.
7. Balik benda.
Kecepatan Makan
vf = f .n
vf = 0,25 . 2500
vf = 625 mm/min
Waktu Pemotongan
tc = l t / v f
62
tc = 2/ 625
tc = 0,4 menit
Waktu produktif = 0,04 menit
Waktu non-produktif = 3 menit
Waktu total = 3,04 menit
Kecepatan Penghasilan Gram
Z =A.v
Dimana,
A= f.a
A = 0,25 . 0,5
A = 0,125 mm2
Maka,
Z=A.v
4.
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin bubut
Pahat rata kanan
Kunci chuck
Jangka sorong
Collant
Z = 0,125 . 21
Z = 2,625 cm3/min
Pembubutan rata
do = 30 mm
dm = 28 mm
v = 21 m/min
1. Lakukan
pemakan benda
kerja dari 30
menjadi 28
dengan panjang
pemakanan 280
mm. Dengan 4
63
jam.
4. Atur parameter
pemotongan.
5. Lakukan pemakanan.
= 0,25 mm/r
lt = 280
penyelesaian
Kedalaman potong
a = 0,5 (4 pemakanan)
Kecepatan putaran mesin
d=
v =
n =
n =
pemakanan.
2. Pada saat
melakukan
pembubutan,
pemakanan
benda kerja
dilakukan secara
bertahap.
= 29 mm
. .
.
.
.
,
n = 230,61 rpm
260 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin
bubut)
64
Kecepatan Makan
vf = f.n
vf = 0,25 . 260
vf = 65 mm/min
Waktu Pemotongan
tc = l t / v f
tc = 280/65
tc = 0,32 menit
Waktu produktif = 0,32 menit
Waktu non-produktif = 3 menit
Waktu total = 3,32 menit
Kecepatan Penghasilan Gram
Z =A.v
Dimana,
A= f.a
A = 0,25 . 0,5
A = 0,125 mm2
Maka,
Z=A.v
65
Z = 0,125 . 21
Z = 2,625 cm3/min
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mesin bubut
Pahat ulir segitiga
Kunci chuck
collant
Senter putar
Senter tetap
Lathe dog
Kunci pahat
Mal ulir
Pembubutan ulir M 26 2
d = 26 mm
v = 9 m/min
f = 0,25 mm/r
lt = 25 mm
a = 0.5 mm
Kecepatan Putaran Mesin
v=
n=
n=
. .
.
.
.
,
n = 110,24 rpm
110 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin bubut)
Kecepatan Makan
vf = f . n
vf = 0,25 . 110
vf = 27,5 mm/min
1. Pitch yang
digunakan 2.
Jadi atur panel
kecepatan pada
mesin sesuai
dengan pitch
yang digunakan.
2. Cek gang atau
kisarnya.
3. Atur skala
eretan pada
posisi nol.
4. Lakukan
pemotongan ulir
sampai selesai.
5. Tarik mundur
pahat tanpa
melakukan
pemakanan.
6. Periksa hasil
penguliran.
66
Waktu Pemotongan
tc = lt /vf
tc = 30/27,5
tc = 1,09 menit
Waktu produktif = 1,09 menit
Waktu non-produktif = 3 menit
Waktu total = 4,09 menit
Kecepatan Penghasilan
Geram
Z=A.v
dimana,
A=f.a
A = 0,25 . 0.5
A = 0,125 mm2
maka,
Z=A.v
Z = 0,125 . 21
Z = 2,625 cm3/min
67
4.3.
Langkah Kerja Proses Pembuatan Elemen Pengupas Pada Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo
68
Sketsa Gambar
1.
Pemotongan bahan
2.
Pembubutan Facing
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin bubut
Pahat rata kanan
Kunci chuck
Jangka sorong
Collant
Parameter pemesinan
Langkah pembuatan
1. Siapkan bahan baja St 37
dengan panjang 34 mm
dan diameter 20mm
2. Ukur benda kerja dengan
mistar baja dan
penggores
3. Pasangkan benda kerja
pada ragum mesin
gergaji
4. Hidupkan mesin gergaji
dan nyalakan saluran air.
5. Lakukan pemotongan.
Keterangan
Memotong bahan
dengan ukuran
panjang 34 mm.
Pembubutan Facing
v = 21 m/min
f = 0.25 mm/r
lt = 15 mm
d = 20 mm
a = 1 mm
69
. .
.
.
.
,
n = 334,39 rpm
320 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin
bubut)
Kecepatan Makan
vf = f .n
vf = 0,25 . 320
vf = 80 mm/min
Waktu Pemotongan
tc = lt / vf
tc = 15/ 80
tc = 0,18 menit
70
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin bubut
Pahat rata kanan
Kunci chuck
Jangka sorong
Collant
Pembubutan rata
do = 20 mm
dm = 14 mm
v = 21 m/min
f
= 0,25 mm/r
lt = 34
penyelesaian
Kedalaman potong
a = 0,5 (6 pemakanan)
Kecepatan putaran mesin
d=
v =
n =
n =
pemotongan.
5. Lakukan pemakanan.
melakukan
pembubutan,
pemakanan benda
kerja dilakukan
secara bertahap.
= 17 mm
. .
.
.
.
,
n = 393,40 rpm
320 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
kecepatan putaran mesin
bubut)
Kecepatan Makan
vf = f .n
vf = 0,25 . 320
vf = 80 mm/min
72
Waktu Pemotongan
tc = lt /vf
tc = 34/80
tc = 0,43 menit
Waktu produktif = 0,43 menit
Waktu non-produktif = 3 menit
Waktu total = 3,43 menit
Kecepatan Penghasilan Gram
Z =A.v
Dimana,
A= f.a
A = 0,25 . 0,5
A = 0,125 mm2
Maka,
Z=A.v
Z = 0,125 . 21
Z = 2,625 cm3/min
73
4.
1.
2.
3.
4.
5.
Mesin bubut
Pahat rata kanan
Kunci chuck
Jangka sorong
collant
= 21 m/min
= 0,25 mm/r
lt
= 10 mm
penyelesaian
kedalaman potong
a
= 1 mm (1 pemakanan)
= 13 mm
1. Lakukan
pemakan benda
kerja dari 14
mm menjadi
12 mm
dengan panjang
pemakanan 10
mm. Dengan 1
pemakanan.
2. Pada saat
melakukan
pembubutan,
pemakanan
benda kerja
dilakukan
secara bertahap.
. .
.
.
.
,
n = 514,45 rpm
540 rpm (disesuaikan
dengan lampiran 5 pada
74
75
Z =A.v
Z = 0,25 . 21
= 5,25 cm3/min
4.4.
Data dan Waktu Proses Pembuatan Rangka, Poros dan Elemen Pengupas Pada Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji
Melinjo.
Perhitungan yang digunakan disini adalah waktu nyata. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan Rangka, Poros dan
Elemen pengupas Pada Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo meliputi sebagai berikut :
76
Proses pengerjaan
Waktu (menit)
Pengukuran
30 menit (produktif)
Penggoresan
15 menit (produktif)
Pemotongan
30 menit (produktif)
Penggerindaan
40 menit (produktif)
Pengelasan
75 menit (produktif)
Penghamplasan
30 menit (produktif)
Pengecetan
20 menit (produktif)
Jadi waktu yang digunakan untuk pembuatan rangka adalah 240 menit atau 4 jam
77
Jenis Pekerjaan
Proses pemotongan bahan:
Waktu
10
menit (produktif)
Proses pembubutan :
1. Pembubutan facing
3. Pembubutan rata
Waktu Total
27,94 menit
Jadi waktu yang digunakan untuk pembuatan poros adalah 27,94 menit atau 28 menit 34 detik.
78
Jenis Pekerjaan
Waktu
15
menit (produktif)
Proses pembubutan :
1. Pembubutan facing
2. Pembubutan rata
Waktu Total
24,68 menit
Jadi waktu yang digunakan untuk pembuatan elemen pengupas adalah 24,68 menit atau 25 menit 08 detik.
Dari data data diatas dan dari hasil perhitungan maka bisa diketahui total waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan Rangka,
Poros dan Elemen Pengupas adalah 240 menit + 27,94 menit + 24,68 menit = 292 menit 62 detik atau 4 jam 53 menit 02 detik.
79
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data yang telah penulis lakukan serta
pembahasan dari data dan pembuatan mesin tersebut, maka diperoleh kesimpulan
dalam pembuatan Rangka, Poros dan Elemen pengupas Pada Mesin Pengupas
Kulit Dalam Biji Melinjo yaitu sebagai berikut :
Bahan yang digunakan dalam pembuatan
pengupas Pada Mesin Pengupas Kulit Dalam Biji Melinjo adalah St 37 untuk
rangka dan St 37 untuk poros dan elemen pengupas.
Tahap atau langkah langkah pembuatan :
1. Rangka
Proses pemesinan.
1. Mesin gergaji
2. Gerinda tangan
3. Mesin las SMAW
Proses pemesinan
1. Mesin gergaji
2. Mesin bubut
80
Saran
81
DAFTAR PUSTAKA
Taufiq Rochim, 2007, Proses pemesinan buku 1 : Klasifikasi proses, gaya dan
pemesinan, Bandung: ITB.
Hasan Iskandar 2007, Modul : Melakukan Rutinitas Pengelasan Dengan Las
Busur Manual,Jawa Barat: Dinas Pendidikan.
Widarto, 2008, TeknikPemesinan. Jakarta: DirektoratPembinaan SMK
Wirawan Sumbodo, (2008), Teknik Produksi Mesin Industri jilid 2, Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
82
83
84
Lampiran 4 Tabel Analisa Kimia Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T)
85