Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
b) Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut.
Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan
makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di
sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga
agar rambut tidak kering.
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat
berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian
tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian
kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat
tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e) Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan
ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan
indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Jaringan
dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat
yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki.
Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat).
C. Etiologi
Penyebab
dari
varisela
adalah
virus
varisela-zoster.
Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini
menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
(keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves
zoster.
D. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala
klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu
tinggi, melase dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi
kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam
berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun
(tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian
menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikelvesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar
secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang
selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat
infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
(lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
E. Patofisiologi
Varicella primer disebabkan oleh infeksi Varicella Zooster
Virus, suatu Herpes Virus. Penularan melalui inhalasi (droplet) atau
kontak langsung dengan lesi di kulit penderita. Infeksi biasanya terjadi
dengan menembus selaput konjungtiva atau lapisan mukosa saluran
napas atas penderita. Kemudian terjadi replikasi virus di limfonodi
setelah dua sampai empat hari sesudahnya, dan diikuti viremia primer
yang terjadi setelah empat sampai enam hari setelah inokulasi awal.
Virus kemudian menggandakan diri di liver, spleen, dan organ lain
yang memungkinkan. Viremia kedua, ditandai dengan adanya partikelpartikel virus yang menyebar di kulit 14 sampai 16 hari sejak paparan
awal, menyebabkan typical vesicular rash. Ensefalitis, hepatitis, atau
pneumonia dapat terjadi pada saat itu. Periode inkubasi biasanya
berlangsung antara 10 sampai 21 hari. Pasien mampu menularkan
penyakitnya sejak satu sampai dua hari sebelum muncul rash sampai
muncul lesi yang mengeras, biasanya lima sampai enam hari setelah
muncul rash pertama kali. Meskipun kebanyakan infeksi varicella
menimbulkan kekebalan seumur hidup, pernah dilaporkan infeksi
ulangan pada anak yang sehat.
Hal lain yang harus dijelaskan, setelah infeksi primer VZV
bertahan hidup dengan cara menjadi dormant di system saraf sensorik,
terutama Geniculatum, Trigeminal, atau akar Ganglia Dorsalis dan
dormant. Mekanisme imunologi host gagal menekan replikasi virus,
namun VZV diaktifkan kembali jika mekanisme host gagal
menampilkan virus. Kadang kadang terjadi setelah ada trauma
langsung. Viremia VZV sering terjadi bersama dengan herpes zoster.
Virus bermigrasi dari akar saraf sensoris dan menimbulkan kehilangan
sensoris pada dermatom dan rash yang nyeri dan khas.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan
analgesik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativ.
Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal
(antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi
sekunder dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula
diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400
mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat
pula diberikan imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg.
Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, dengan dosisi maksimum 3000
mg sehari. Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1
tablet sehari. Lama pengobatan sampai penyakit membaik. Obat ini
diberikan jika lama penyakitnya telah lebih 3 hari.
B. Diagnosa keperawatan
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit
4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
C. Intervensi keperawatan
Dx 1 : gangguan integritas kulit B/D trauma
Intervensi :
Anjurkan mandi secara teratur
Hindari menggaruk lesi
Gunakan pakaian yang halus/lembut
Dx 2 : Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
Intervensi :
D. Implementasi
gangguan integritas kulit B/D trauma dapat dilakukan tindakan :
1. Menganjurkan mandi secara teratur
2. Menghindari menggaruk lesi
3. Menggunakan pakaian yang halus/lembut
E. Evaluasi
Masalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila
fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal.
Krusta berkurang
Suhu kulit, kelembaban dan warna kulit serta membran mukosa
normal alami.
- Tidak terjadi komplikasi dan infeksi sekunder
Tidak terdapat kelainan neurologik
Tidak terjadi kelainan respiratorik.
-
Suhu tubuh.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN PADA KASUS VARISELA ( CACAR )
DI PUSKESMAS MATARAM
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama
: An.T
: 7thn
Alamat
: Dasan agung
Agama
: Islam
: Ny.R
Hub.dengan pasien
: Ibu
Umur
: 28thn
Pekerjaan
: Guru
Alamat
: Dasan agung
Agama
: Islam
3) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Panas, timbul gelembung-gelembung berisi air.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke POLI UMUM PUSKESMAS MATARAM
pada tanggal 29 oktober 2012
Therapy
Asiklovir salep
Paracetamol 3x500mg no.x
Amoxsilin 3x250mg no.xv
6. Reaksi emosional
Sebelum sakit : klien mengatakan emosionalnya tidak terlalu
berlebihan seperti suka marah dan cerewet.
Saat sakit : klien mengatakan emosionalnya tidak bisa terkendali
karna kondisi yang dialami sekarang ini.
7. Pernafasan
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan
saat bernafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan saat
bernafas.
8. Hyigine
Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2-3 kali sehari dengan
sabun mandi. Keramas dengan sampo 2-3 kali
seminggu dan sikat gigi setiap kali mandi.
Saat sakit : klien mengatakan tidak pernah mandi karna kondisi
yang dialami saat ini.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak pernah ada gangguan
rasa aman dan nyaman.
Saat sakit : klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan
yang dialami saat ini.
10. Bekerja
Sebelum sakit : klien mengatakan selalu bekerja (sekolah) setiap
hari.
Saat sakit : klien mengatakan tidak bisa bekerja (sekolah) seperti
biasa karna kondisi yang dialami saat ini.
11. Kebutuhan bermain atau rekreasi
Sebelum sakit : klien mengatakan sering pergi rekreasi.
mengerjakan solat 5
waktu.
B. Diagnosa keperawtan
1) Analisa data
No
1.
Symtom
Ds :
Klien mengatakan
Etiologi
Problem
Varicella zoster
virus
Gangguan aman
dikarenakan
dan timbul
gelembung-
nyaman yang
badan terasa
Herpes virus
panas dan
timbulnya
gelembung-
Do :
Inhalasi
gelembung
berisi air.
terjadi replikasi
virus di limfonodi
RR : 26/menit
N : 86/menit
S
: 38,50c
viremia primer
2) Rumusan Masalah
-
Gangguan
C. RENCANA KEPERAWATAN
Hari/tgl
Senin,
Dx
Tujuan
1. - Terpenuhinya
Intervensi
- Lakukan
Rasional
- Mengetahui
29/10/201
kebutuhan
pengkajian
permasalahan
aman nyaman.
masalah
klien yang
pemenuhan
menyebabkan
kebutuhan
tidak aman
aman nyaman.
nyaman.
- Kompres air
- Anjurkan
hangat dapat
tidak terasa
klien untuk
panas.
menggunakan
menurunkan
panas.
pakaian yang
halus/lembut
dan kompres
air hangat.
- Kolaborasi
- Agar masalah
aman nyaman
teratasi dan
klien bisa tidur
nyenyak.
- Pemberian
dengan dokter
analgetik dan
untuk
salep dapat
pemberian
mengurangi
analgetik dan
salep.
kerusakan
jaringan kulit.
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari/tgl
Dx Tindakan
Respon hasil
Senin,
Melakukan
29/10/201
pemenuhan
kebutuhan aman
-
nyaman.
Mengompres klien
menggunakan air
hangat dan
menganjurkan klien
menggunakan
pakaian yang
-
halus/lembut.
Memberikan
analgetik dan salep.
E. Evaluasi
Nama : An.T
Umur : 7thn
Hari /tanggal
Senin, 29 oktoer 2012
Evaluasi
S = klien mengatakan sudah merasa aman dan
nyaman.
O = klien mengatakan badannya sudah tidak
terasa panas.
A = Gatal-gatal dapat teratasi dan klien dapat
tidur nyenyak.
P = Intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Kedua.
FK Universitas Indonesia. Jakarta : 1993.
June M. Thomson. et. al. (1986). Clinical Nursing Practice. The C.V.
Mosby Company. Toronto.
Arief. M. Suproharta. Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan
hasil
kegiatan
prektek
klinik
keperawatan
Tanggal
di
Di setujui oleh :
( L.Rusmika Apriwijaya,S.Kep )
Koordinator praktek
( L.Rusmika Apriwijaya,S.Kep )
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan
hasil
kegiatan
praktek
klinik
keperawatan
Tanggal
di
Disetujui oleh :
Pembimbing pendidikan
( Hermanto, Amd.kep )
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN PADA KASUS VARISELA (CACAR)
PUSKESMAS MATARAM.
DI
DISUSUN OLEH :
NAMA
: YUNI SETIAWATI
KELAS
: XII.A
NIS
: 10100
KELOMPOK
: V (LIMA)