Sunteți pe pagina 1din 12

Aspek HPT

a) Data hasil pengamatan arthropoda


Tabel 1. Yellow Sticky Trap
Jumlah Individu

Presentase

Titik
pengambila
n sampel

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

20%

40%

40%

0%
14,28
%
50%

40%

60%
28,57
%
0%

Total

10

23

25%
30,43
%

50%
26,09
%

57,15%
50%
25%
43,48%

Tabel 2. Pan trap


Jumlah Individu

Presentase

Titik
pengambilan
sampel

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

50%

0%

50%

100%

0%

0%

25%

50%

25%

0%

0%

33,3%

33,3%

Total

12

100%
33,3
%
50%

25%

25%

Tabel 3. Pit Fall


Jumlah Individu

Presentase

Titik
pengambilan
sampel

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musu
h
Alami

Serangga
Lain

0%

0%

100%

25%

25%

50%

20%

20%

60%

0%

50%

50%

25%

50%

Total

16

25%
18,75
%

25%

56,25%

Tabel 4. Sweep Net


Jumlah Individu

Presentase

Titik
pengambila
n sampel

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangg
a Lain

20

26

7,7%
%

76,92%
%

15,38%

b) Segitiga Fiktorial
Tabel 5. Titik 1
Jumlah Individu
Jenis
Perangkap

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Pitfall Trap
Total

Yellow
Sticky Trap
Pan Trap

Presentase
Total

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangga
Lain

20%

40%

40%

50%

0%

50%

0%

0%

100%

25%

25%

50%

Tabel 6. Titik 2
Jenis
Perangkap

Jumlah Individu

Presentase

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

60%

0%

40%

100%

0%

0%

Pitfall Trap

25%

25%

50%

Total

11

54,55%

9,09%

36,36%

Yellow
Sticky Trap
Pan Trap

Tabel 7. Titik 3
Jenis
Perangka
p

Yellow
Sticky
Trap
Pan Trap
Pitfall
Trap
Total

Jumlah Individu

Presentase

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

28,57
%

14,29
%

57,14%

25%

50%

25%

20%

20%

60%

16

25%

25%

50%

Tabel 8. Titik 4
Jumlah Individu
Jenis
Perangkap

Presentase

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musu
h
Alami

Serangga Lain

Yellow
Sticky Trap

0%

50%

50%

Pan Trap

Pitfall Trap

Total

0%

0%

100
%
0%

50%

50%

20%

40%

40%

Tabel 9. Titik 5
Jumlah Individu

Jenis
Perangka
p

Presentase

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Total

Hama

Musuh
Alami

Serangga
Lain

Yellow
Stick Trap

25%

50%

25%

Pan Trap

33,33
%

33,33
%

33,33%

Pitfall
Trap

25%

25%

50%

Total

11

27,27
%

36,36
%

36,36%

Segitiga Fiktorial

Keterangan : Titik 1 :

Titik 3 :

Titik 2 :

Titik 4 :

Titik 5 :

Tabel 10. Sweep Net


Jumlah Individu

Presentase

Titik
pengambila
n sampel

Ham
a

Musu
h
Alami

Serangg
a Lain

Tota
l

Hama

Musuh
Alami

Serangg
a Lain

20

26

7,7%
%

76,92%
%

15,38%

Segitiga Fiktorial Sweep Net

c) Intensitas Penyakit
(n v)
IP=
x 100
Z N
IP = Intensitas penyakit
n = Jumlah daun yang terinfeksi
v = Nilai skor penyakit
Z = Nilai skor penyakit tertinggi
N = Jumlah daun dalam 1 rumpun
Penyakit yang ditemukan dalam pengamatan ini yaitu penyakit blas pada
daun padi.

Tabel 11.
Intensitas
Penyakit

T3 4
S
0
1
2
3
4
T

Titik
Skor/Rumpu
n
0
1
2
3
4
Total

Titik
Skor/Rumpu
n
0
1
2
3
4
Total

1
3

21
21

28
28

35
35

28
28

53
53

43
43

5
3

4
12
2
6
22

8
12
2
22

6
7
2
6
21

8
6
1
1
16

9
7
1
17

Perhitungan Intensitas Penyakit


( 21 0 )
Titik 1 : Rumpun 1 : IP= 0 21 100
0
Rumpun 2 :

IP=

( 28 0 )
100
0 28

( 35 0 )
Rumpun 3 : IP= 0 35 100
0

( 28 0 )
Rumpun 4 : IP= 0 28 100
0
Rumpun 5 :

IP=

( 53 0 )
100
0 53

2
3

36
36

40
40

51
51

48
48

0
Titik 2 : Rumpun 1 :

IP=

( 43 0 )
100
0 43

0
Rumpun 2 :

IP=

( 36 0 )
100
0 36

0
Rumpun 3 :

IP=

( 40 0 )
100
0 40

0
IP=

Rumpun 4 :

( 51 0 )
100
0 51

0
IP=

Rumpun 5 :

( 48 0 )
100
0 48

0
Titik 3 : Rumpun 1 :

IP=

( 50 0 )
100
0 50

0
IP=

Rumpun 2 :

( 30 0 )+ ( 3 1 )+ ( 1 2 )+ (3 3 ) + ( 1 4 )
100
4 30

0+ 3+2+9+ 4
100
120

18
100
120
15

Rumpun 3 :

IP=

( 50 0 )+ (1 1 ) + ( 1 2 )
100
2 52

0+ 1+ 2
100
104

3
100
104

2,88
Rumpun 4 :

IP=

( 43 0 )
100
0 43

0
Rumpun 5 :

IP=

( 69 0 )+ ( 3 3 )
100
3 72

0+ 9
100
216

9
100
216
4,17
IP=

Titik 4 : Rumpun 1 :

( 14 0 ) + ( 3 4 )
100
4 17

0+ 12
100
68

12
100
68
17,65
IP=

Rumpun 2 :

( 14 0 ) + ( 3 1 )
100
1 17

0+ 3
100
17

3
100
17
17,65
IP=

Rumpun 3 :

( 15 0 )+ ( 2 4 )
100
4 17

0+ 8
100
68

8
100
68
11,76
IP=

Rumpun 4 :

( 11 0 )+ ( 3 1 )
100
1 14

0+ 3
100
14

3
100
14
21,43
IP=

Rumpun 5 :

( 15 0 )+ ( 21 )
100
4 17

0+ 2
100
17

2
100
17
11,76

Titik 5 : Rumpun 1 :

IP=

( 4 0 )+ ( 12 1 ) + ( 2 3 ) + ( 6 4 )
100
4 22

0+ 12+ 6+24
100
88

48
100
88
47,73

Rumpun 2 :

IP=

( 8 0 ) + ( 12 1 )+ ( 2 2 )
100
2 22

0+ 12+ 4
100
44

16
100
44
36,36

Rumpun 3 :

IP=

( 6 0 ) + ( 7 1 ) + ( 2 2 ) +(6 3)
100
3 21

0+ 7+4 +18
100
63

29
100
63
46,03

Rumpun 4 :

IP=

( 8 0 ) + ( 6 1 ) + ( 1 2 ) +(1 3)
100
3 16

0+ 6+2+3
100
48

11
100
48
22,92

Rumpun 5 :

IP=

( 9 0 ) + ( 7 1 ) + ( 1 2 )
100
2 17

0+ 7+2
100
34

9
100
34
26,47

Penyakit dan gejala yang ditemukan dilapang sebagian besar adalah penyakit
Blas pada padi yang ditandai dengan adanya bercak bercak membentuk persegi di
bagian daun atau disebut blas daun (leaf blast Penyakit blas disebabkan oleh infeksi
pathogen P. oryzae. Gejala penyakit berupa bercak kelabu dengan tepi coklat
berbentuk belah ketupat dengan bagian ujung runcing (Ou,1984). Bagian tanaman yang
umum diserang adalah daun, pangkal malai, cabang dan buku malai. Infeksi patogen
dapat terjadi pada daun dan menyebabkan blas pada daun. Sementara infeksi patogen
pada tangkai malai dapat menyebabkan blas leher.

Blas leher sangat berbahaya

karena dapat mengakibatkan kehampaan biji (Basyir et al., 1995). Penyakit blas, dapat
menurunkan hasil sampai mencapai 70% menginfeksi pada semua stadia pertumbuhan
tanaman yaitu daun, buku, leher malai, namun jarang menyerang pada bagian pelepah

daun. Keadaan suhu yang kondusif pada kisaran 28C. Suhu demikian umumnya
ditemukan di wilayah-wilayah pengusahaan padi gogo, maupun padi sawah sehingga
blas dapat berkembang baik dan menyebabkan kerusakan yang serius atau sering
mengakibatkan puso.
d) Pembahasan Umum
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di daerah lawang, tepatnya di desa
sumber ngepoh - kecamatan Lawang dengan komoditas utama adalah padi didapatkan
hasil yaitu jenis dan jumlah hama yang menyerang pada lahan tersebut serta jenis
penyakit dan besar intensitas penyakit pada lahan tersebut. Diketahui bahwa sebagian
besar hama yang menyerang pada lahan di daerah Lawang tersebut adalah wereng
hijau

(Nephotettix

virescens),

kutu

kebul

(bemisia

tabaci),

belalang

hijau

(Atractomorpha crenulata), wereng coklat (Nilaparvata lugens), penggerek batang padi


putih (Scirpophaga innotata) dan ulat grayak (Spodoptera litura). Beberapa hama
tersebut merupakan hama penting pada tanaman padi yang tingkat penyerangannya
dapat menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Selain adanya hama perusak
tanaman padi, juga ditemukan keberadaan musuh alami yang dapat membantu
mengurangi tingkat serangan hama yaitu tomcat (Paederus littoralis), kumbang kubah
(Menocillus sexmaculatus), kumbang hitam dan semut hitam (Dolichoderus sp). Adanya
beberapa musuh alami tersebut harus tetaa dijaga keberadaanya sebab

diketahui

bahwa musuh alami sangat besar pengaruhnya untuk mengurangi populasi dari hama
yang ada tersebut, akan tetapi populasi musuh alami di lahan sawah yang ada di
usahakan jangan sampai melebihi dari persentase dari hama, apabila konsumsi musuh
alami yaitu hama jika tidak ada lagi maka yang terjadi justru sebaliknya musuh alami itu
juga akan jadi hama yang akan menyerang tanaman padi yang ada pada lahan sawah
tersebut. Maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara musuh alami dan hama.
Selain itu, musuh alami juga dapat memperkecil pengeluaran petani secara ekonomi
sebab petani dapat mengurangi penggunaan pestisida atau tidak menggunakannya
sama sekali. Menurut Untung (2006).

Prinsip pengaturan populasi organisme oleh

mekanisme saling berkaitan antar anggota suatu komonitas pada jenjang tertentu juga
terjadi didalam agroekosistem yang dirancang manusia. Musuh alami sebagai bagian
dari agroekosistem memiliki peranan menentukan dalam pengaturan dan pengendalian

populasi hama. Sebagai faktor yang bekerjanya tergantung dari kepadatan yang tidak
lengkap (imperfectly density dependent) dalam kisaran tertentu, populasi musuh alami
dapat

mempertahankan

populasi

musuh

alami

tetap

berada

disekitar batas

keseimbangan dan mekanisme umpan balik negatif. Kisaran keseimbangan tersebut


dinamakan Planto Homeostatik. Diluar plato homeostatik musuh alami menjadi kurang
efektif dalam mengembalikan populasi kearas keseimbangan.

Populasi hama dapat

meningkat menjahui kisaran keseimbangan akibat bekerjanya faktor yang bebas


kepadatan populasi seperti cuaca dan akibat tindakan manusia dalam mengelola
lingkungan pertanian.
Selain hama dan musuh alami, ditemukan juga adanya tanaman yang terserang
penyakit. Berdasar hasil pengamatan data jenis penyakit yang ditemukan yaitu penyakit
blas padi dan hawar daun. Penyakit blas padi ditemukan dengan gejala yang terdapat
pada daun yaitu sebuah bercak-bercak membentuk persegi pada daun padi, sedangkan
gejala yang dapat diamati dari penyakit hawar daun adalah layu pada daun padi serta
membentuk keriput. Diketahui dari data hasil pengamatan bahwa intensitas serangan
penyakit masih aman atau tidak terlalu tinggi, dibuktikan dengan sebagian besar skor
intensitas penyakit yaitu 0-1 untuk titik 1, 2 dan 4 sedangkan untuk titik pengamatan 3
dan 5 ditemukan intensitas penyakit yang lumayan banyak dengan skor penyakit 0-4.

S-ar putea să vă placă și