Sunteți pe pagina 1din 6

Analisis kasus

Pada kasus ini ditegakkan diagnosis IUFD, presbo, KPD 22 jam infected pada primigravid,
hamil postterm.
BAB IV
ANALISA KASUS

A.

Analisa Status
Pada pembuatan status ini dijumpai beberapa kekurangan diantaranya perlunya
anamnesis yang lebih lanjut mengenai keteraturan ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan (ANC), sehingga kelainan pada kehamilan dapat diatasi sejak awal.

B.

Analisa Kasus
Diagnosa : Fetal distress, Kala II lama (3jam), KPD 1 hari infected pada multigravida
Hamil Postdate.
1. Fetal Distress

2. Kala II lama
Kala II lama di diagnosa ketika kepala janin turun kurang dati 1 cm per
jam. Kala II yang menetap lebih dari 2 jam umumnya dianggap abnormal dan
merupakan indikasi bedah persalinan pervaginal atau bedah caesarian. Jika janin
toleran terhadap stress pada Kala II , maka tidak ada indikasi untuk terminasi Kala
II segera. Karena epidural analgesi dapat memanjangkan Kala II tersebut. Tidak ada
alasan untuk intervensi lebih lanjut bila DJJ dapat diterima dan Ibu masih nyaman
Namun, kelelahan Ibu menjadi ukuran dan keputusan akan kebutuhan intervensi
operatif
Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
a.

Anamnesa
Didapatkan anamnesa kiriman dari bidan dengan keterangan his kencangkencang teratur dirasakan sejak 10
persalinan 2 jam.

jam yang lalu.

Dan telah dipimpin

b.

Pemeriksaan Obstetri
Didapatkan. His (+) 4-5x/10 40-50 kuat lengkap.

3. Hamil post date


Disebut hamil post date apabila setelah melewati waktu hari perkiraan
lahir tetap belum terjadi persalinan.
Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
a. Anamnesa
Didapatkan keterangan HPMT : 5 April 2007
HPL : 12 Januari 2008
UK

: 41 minggu

b. Pemeriksaan
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang,
puki, preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian, TFU 34 cm ~
TBJ 3450 gram, HIS (+) 4x/10/40-50/kuat.
USG : BPD : 95 setara dengan UK...
AC : 336 setara dengan UK...
FL : 69 setara dengan UK....
EFBW : 3400
4. KPD 1 hari infected

Diagnosis KPD 22 jam ini ditegakkan dari anamnesis dimana pasien mengaku
air kawah telah keluar 22 jam sebelum pasien datang ke RSDM. Pada
pemeriksaan VT diadapatkan kulit ketuban (-), air ketuban (+) keruh, berbau,
nitrasin test (+). Karena ketuban yang telah pecah ini, sementara tanda-tanda
infeksi telah didapatkan (suhu ibu = 38,10 C, AL: 18,5 x 103/L, air ketuban
keruh dan berbau) maka ditegakkan diagnosis KPD infected.

Faktor predisposisi KPD diantaranya :

Kehamilan multiple

Riwayat persalinan preterm sebelumnya

Koitus, namun hal ini tidak merupakan predisposisi kecuali bila hygiene buruk

Perdarahan pervaginam

Bakteriuria

pH vagina diatas 4,5

Servix yang tipis/kurang dari 39 mm

Flora vagina abnormal

Fibronectin > 50 ng/ml

Kadar CRH (Corticotropin Releasing Hormone) maternal tinggi

Pada pasien ini faktor predisposisi yang memenuhi adalah coitus.

FETAL HIPOKSIA KPD 1 HARI INFECTED PADA PRIMIGRAVIDA H ATERM DP


KALA I FASE LATEN

FETAL DISSTRESS, PER, KPD 1 HARI SEKUNDIGRAVIDA H ATERM DP KALA 1


FASE AKTIF
5. Pre eklamsia Ringan
Pada kasus ini Diagnosis ditegakkan dari :
a.

Pemeriksaan Fisik :
Didapatkan : Tekanan darah : 140/90 mmHg

b.

Pemeriksaan Laboratorium :
Proteinuria ( Ewitz) : (+)

Pada kasus ini penanganan penaganan yang dilakukan berupa:

Bed rest

Tidak memberikan obat-obatan anti hipertensi, diuretik, maupun sedatif.

Observasi 10 untuk mengevaluasi kesehatan ibu dan janin

6. Fetal Distress
Fetal distress dapat terjadi karena adanya gangguan sirkulasi uteroplasenta
yang mengakibatkan hipoksia pada janin. Pada kasus ini, fetal distress kemungkinan
bisa disebabkan oleh adanya ketuban pecah dini yang mengakibatkan air ketuban
berkurang, kemudian tali pusat tertekan oleh janin sehingga janin mengalami
hipoksia dan berakibat terjadi hipoksia.

Fetal distress atau yang sering disebut gawat janin ditegakkan ketika
ditemukan DJJ (+) 8-8-8/6-8-7/9-6-7 irregular menurun, denyut jantung janin kurang
dari 120 kali permenit. Hal ini menunjukkan hipoksia janin yang sudah tidak bisa
dikompensasi lagi (distress).Diagnosis ini dapat lebih tegas lagi ditegakkan jika
dilakukan pemeriksaan cardiotocography untuk pemantauan denyut jantung janin
yang kontinyu dalam hubungannya dengan kontraksi uterus.
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari:
a. Anamnesa

: tidak didapatkan keterangan kuat

b. Pemeriksaan obstetri : Didapatkan DJJ (+) 8-8-8/6-8-7/9-6-7 irregular dan tali


pusat menumbung
Kami berpendapat bahwa fetal distress lebih disebabkan karena adanya tali
pusat menumbung dibandingkan akibat ketuban pecah dini. Kompresi tali pusat oleh
kepala janin menyebabkan aliran nutrisi untuk janin menjadi terganggu, terutama
oksigen. Hal tersebut mengakibatkan fetal distress.
7. Ketuban pecah dini 12 jam
Diagnosis KPD dapat ditegakkan dengan mudah ketika ada cairan ketuban
yang keluar dari vagina. Jika air ketuban tidak ada, tekanan ringan pada uterus dan
gerakan janin dapat mengakibatkan keluarnya air ketuban.
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari :
a. Anamnesa

: air ketuban sudah dirasakan keluar sejak 12 jam yang

lalu, keruh
b. Pemeriksaan obstetri : pada pemeriksaan VT didapatkan kulit ketuban (-), air
ketuban (+) keruh.
KPD bisa dibagi menjadi 2 menurut ada tidaknya infeksi yang menyertai,
yaitu KPD infected dan KPD non infected. Tanda tanda KPD infected adalah
sebagai berikut:
1). Air ketuban berwarna keruh, hijau, dan berbau busuk
2). Angka leukosit ibu > 15.000/uL
3). Suhu tubuh ibu > 38,5 derajat celcius
Pada kasus ini adalah KPD non infected karena tidak memenuhi kriteria
tersebut di atas.
8. Hamil Aterm

Disebut hamil aterm apabila setelah sesuai waktu hari perkiraan lahir atau
terjadinya persalinan.
Pada kasus ini diagnosa ditegakkan dari :
c. Anamnesis
Didapatkan keterangan
HPMT

: 27 Juni 2010

HPL

: 4 April 2011

UK

: 40+2 minggu

d. Pemeriksaan
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), terapa janin tunggal, intra uterin, memanjang,
puka, preskep, kepala masuk panggul < 1/3 bagian, TFU 30 cm ~
TBJ 2635 gram, dengan rumus Mc Donald umur kehamilan = 8,5
bulan ( TFU dalam cm dibagi 3,5) HIS (+), tes Osborn (-)..
Pada kasus ini terjadi perbedaan yang signifikan antara taksiran berat janin
saat pemeriksaan dengan berat janin setelah lahir. Hal tersebut dimungkinkan karena
saat pemeriksaan yang dilakukan di rumah sakit, ibu telah mengalami KPD 12 jam.
Sehingga tinggi fundus uteri menurun akibat berkurangnya jumlah cairan dalam
rahim ibu. Hal ini menyebabkan perhitungan taksiran berta janin menjadi lebih
rendah dari sebenarnya.
9. Sectio Caesarea (SC)
Sectio Caesarea adalah salah satu tindakan obstetri untuk membantu
mengakhiri persalinan pada keadaan dimana ibu atau janin memerlukan
penyelesaian dalam waktu singkat.
Kami setuju atas tindakan SC yang dilakukan pada kasus ini atas pertimbangan
adanya fetal distress yang ditandai dengan bradikardi irregular dan pada
pemeriksaan dalam ditemukan adanya tali pusat menumbung yang dapat
memperburuk terjadinya fetal distress sehingga memerlukan terminasi segera untuk
menyelamatkan janin.

Kala I fase laten 1 jam ditegakkan dari pemeriksaan kontraksi uterus yang
didapatkan HIS (+) 2x/10/durasi 25-30/intensitas sedang, pada VT didapatkan
portio lunak, mendatar, diameter pembukaan 1 cm dan teraba bokong janin turun

di Hodge I-II. Karena bokong

merupakan bagian janin yang lunak, maka

pembukaan pada presbo kadang tidak lengkap 10 cm.

S-ar putea să vă placă și