Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pembimbing:
dr. Cut Yulia, Sp. P
Identitas
Nama : Ny. EU
Tanggal lahir : 15-05-1948
Usia : 67 Tahun
Status : Menikah
Pedidikan : SLTA
Pekerjaan
: Pensiunan
Alamat : Jl. Raya pondok gede RT 1/3 no. 1, Jakarta Timur.
Tanggal masuk RS : 02-04-2016
No. Rekam Medik : 00920956
Dokter yang merawat : dr. Cut Yulia, Sp.P
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas berat sejak 2 jam SMRS
Keluhan Tambahan
Batuk (+), sakit kepala (+), lemas (+)
Riwayat Pengobatan
:
Saat dirumah pasien di uap dan diberi oksigen 1 kali namun tidak
membaik.
Riwayat Psikososial
:
Pasien memiliki kebiasaan makan yang manis-manis, pola makan
tidak teratur, jarang olahraga. Pasien tidak memiliki riwayat
kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Pemeriksaan fisik
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit kuat angkat, reguler
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,50C
BB : 48 kg
TB : 158 cm
Status generalis
Kepala: Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata
: Konjungtiva anemi -/-, Sclera ikterik -/-,
Reflex pupil +/+ , pupil bulat, isokor
Hidung : konka dbn/dbn, Deviasi septum -/-, Secret -/-,
Epistaksis -/ Mulut : Sianosis (-), Bibir kering(+), Faring
hiperemis (-),tonsil T1/T1
Telinga : normotia, aurikula dbn/dbn, CAE dbn/dbn
Leher : Pembesaran KGB (-) Pembesaran kelenjar
tiroid (-), JVP5-2
Thorax
: Normochest
Inspeksi : Simetris, skar (-), otot pernapasan (+/+), spider nevi (-)
Palpasi
Perkusi
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi : cekung (-), skar (-), spider nevi (-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), Nyeri tekan
abdomen (-), Hepatomegali (-), Splenomegali (-),
Rebound tes (-), Ballotement (-)
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran, shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstr. Atas : Pucat, akral hangat, edema (-/-), palmar eritem (-/-)
Ekstr. Bawah: Pucat, akral hangat, edema (-/-), eritem (-/-), luka (-/-)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hematologi Rutin (02-04-2016)
Hb : 9,8 g/dl (11,7 15,5)
Leukosit : 13,87.103/ uL (3,60-11,60)
Hematokrit : 28 % (35-47)
Trombosit : 355.103/ uL (150-440)
Eritrosit : 3,29 106/uL (3,8-5,2)
MCV : 85 fL (80-100)
MCH : 30 pg (26-34)
MCHC : 35 g/dL (32-36)
LED : 35 mm (0-20)
Resume
Ny. E, 67 tahun, masuk Rumah Sakit dengan keluhan dispneu sejak 2 jam.
Keluhan dirasakan hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Lebih sering
pada malam hari dan jika sedang posisi berbaring, membaik bila posisi
duduk dan tidur menggunakan bantal tinggi. Batuk (+), sakit kepala (+),
nausea (+), lemas (+). Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 84 x/menit kuat angkat, regular, pernapasan 26 x/menit,
suhu 36,50C. Mukosa bibir kering, pada auskultasi terdengar bunyi
wheezing (+/+), pada palpasi abdomen terdapat nyeri tekan eipigastrium
(+). Pemeriksaan laboratorium Hb , leukosit , hematocrit ,
eritrosit , LED , kreatinin darah , HbA1c , HDL , glukosa .
Daftar masalah
Dispneu
Assestment
S : Ny. E, mengeluh sesak sejak 2 jam, hilang timbul, muncul ketika
berbaring, membaik jika posisi duduk dan tidur dengan bantal tinggi.
O : Respirasi 28 kali per menit. Auskultasi thorax terdengar wheezing
(+/+)
A : dispneu e.c asma bronkhiale
P : Rencana diagnostik: Spirometri, uji provokasi bronkus, pemeriksaan
sputum, Rencana terapi : beta 2 agonis, hindari faktor pencetus
DEFINISI
Asma merupakan sebuah penyakit inflamasi kronik saluran napas.
Ditandai adanya riwayat mengi (wheezing), napas pendek
(shortness of breath), dada rasa tertekan (chest tightness),
batuk-batuk bersamaan dengan terbatasnya ekspirasi. (GINA, 2015).
PREVALENSI
Terjadi 1-18% pada populasi di berbagai negara
Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki-laki
berbanding anak perempuan 1,5:1, tetapi menjelang dewasa
perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa
menopause perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Dari hasil penelitian Riskesdas, prevalensi penderita asma di
Indonesia adalah sekitar 4%. Menurut Sastrawan, dkk (2008),
angka ini konsisten dan prevalensi asma bronkial sebesar 515%.
Faktor Lingkungan
Alergen
Infeksi
Sensitizer tempat kerja
Asap rokok
PATOGENESIS
Asma sebagai penyakit inflamasi
Hipereaktivitas saluran napas
GEJALA KLINIS
1. Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
2. Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen,
gejala musiman, riwayat alergi/atopi, dan riwayat keluarga pengidap asma
3. Gejala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa
berat di dada dan berdahak yang berulang
4. Gejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari
5. Mengi atau batuk setelah kegiatan fisik
6. Respon positif terhadap pemberian bronkodilator
Asma Intermiten
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah: eosinofil, IgE meningkat, hiponatremi, leukositosis
Analisa gas darah umumnya normal tapo dapat juga terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis
Sputum : melihat kristal charcot leyden, spiral curschman (cast
cell dari cabang bronkus), creole fragmen dari epitel bronkus,
netrofil dan eosinofil
Foto toraks PA
Test kulit,test provokasi bronkus
Pem.Spirometri
PENATALAKSANAAN
1. Mencegah Ikatan Alergen IgE
2. Mencegah Penglepasan Mediator
3. Melebarkan Saluran Napas dengan Bronkodilator
4. Mengurangi Respons dengan Jalan Meredam Inflamasi Saluran
Napas
KOMPLIKASI
1. Pneumotoraks
2. Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
3. Atelektasis
4. Aspergillosis bronkopulmoner alergik
5. Gagal napas
6. Bronkitis
7. Fraktur iga
TERIMA
TERIMA
KASIH
KASIH