Sunteți pe pagina 1din 6

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS PADA MATERI SISTEM RESPIRASI UNTUK


MEMBERDAYAKAN HASIL BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 KRAGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Sains


Dosen Pengampu Dr. Sri Widoretno, M.Pd

Disusun Oleh :
Shinta Devi Amielia
S831508048

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan tekanan
globalisasi yang semakin pesat menyebabkan setiap bangsa berupaya
meningkatkan kualitas berbagai bidang kehidupan, diantaranya adalah bidang
pendidikan (Abdullah, 2010). Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mampu menghasilkan produk-produk yang unggul (Depdiknas,
2007). Upaya yang dilakukan di bidang pendidikan untuk mencetak SDM
yang berkualitas yaitu membiasakan budaya berpikir tingkat tinggi yang
meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan
masalah dalam setiap pembelajaran (Jewett, 2015). Berpikir kritis merupakan
keterampilan yang perlu diajarkan lebih dahulu kepada siswa karena berpikir
kritis mendasari terbentuknya keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan
memecahkan masalah (Liliasari, 2011).
Berpikir kritis adalah proses intelektual yang aktif dan terampil
mengkonseptualisasi,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis,

dan

mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan,


pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan
dan tindakan (Scriven & Paul 1987). Berpikir kritis merupakan berpikir secara
beralasan dan reflektif yang menekankan pada pola pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dipercayai dan dilakukan (Ennis, 2011). Pengambilan
keputusan diambil setelah dilakukan refleksi dan evaluasi pada apa yang
dipercayai. Berpikir kritis memberikan kesempatan untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat sendiri. Keterampilan berpikir kritis
adalah keterampilan yang dapat diajarkan, sehingga keterampilan ini dapat
dipelajari (Robbins, 2005). Upaya untuk melatihkan keterampilan berpikir

kritis salah satunya dilakukan melalui pembelajaran sains (Damanik dan


Bukit, 2013).
Biologi merupakan bagian dari sains. Biologi sebagai bagian dari sains
memiliki karakteristik keilmuan yang mencakup aspek produk, proses, dan
sikap (Mei, 2007). Pelatihan proses berpotensi mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa karena pada aspek proses, pembelajaran
biologi

mengajarkan

siswa

untuk

memperoleh

pengetahuan

melalui

pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan komunikasi untuk


menghasilkan suatu penjelasan yang dapat dipercaya (Rustaman, 2005).
Pembelajaran biologi tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan bahan ajar
biologi sebagai sumber belajar (Toharudin dkk, 2011). Pada pembelajaran
biologi, pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dapat ditunjang melalui
pemilihan bahan ajar yang tepat (Trianto, 2012).
Modul merupakan salah satu jenis bahan ajar yang digunakan oleh
siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari
orang lain (Munadi, 2010). Modul memiliki peran penting pada proses
pembelajaran, ketersediaan modul membantu siswa memperoleh informasi
tentang meteri pembelajaran (Parmin, 2012). Penggunaan modul pada proses
pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, mencapai kriteria
ketuntasan minimal, mampu membawa siswa aktif selama kegiatan
pembelajaran, dan membiasakan siswa menemukan konsep melalui kegiatan
pembelajaran mandiri (Bestari, 2009).
Modul yang dirancang untuk memberdayakan keterampilan berpikir
kritis siswa harus memuat aspek keterampilan berpikir kritis. Aspek berpikir
kritis yang digunakan yaitu aspek berpikir kritis menurut Facione (2011) yaitu
interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Aspekaspek berpikir kritis yang digunakan diintegrasikan dengan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pada
modul berbasis keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan sehingga
siswa terlatih dan terbiasa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis
yang dimiliki.

Analisis terhadap bahan ajar biologi yang digunakan di SMA Negeri 1


Kragan, menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Pada tujuan pembelajaran,
aspek interpretasi ...% ; aspek analisis ...% ; aspek evaluasi ... % ; aspek
inferensi ... % ; aspek eksplanasi ... % ; aspek regulasi diri %. 2) Pada
materi pembelajaran, aspek interpretasi ...% ; aspek analisis ...% ; aspek
evaluasi ... % ; aspek inferensi ... % ; aspek eksplanasi ... % ; aspek regulasi
diri %. 3) Pada kegiatan pembelajaran, aspek interpretasi ...% ; aspek
analisis ...% ; aspek evaluasi ... % ; aspek inferensi ... % ; aspek eksplanasi ...
% ; aspek regulasi diri %. 4) Pada evaluasi, aspek interpretasi ...% ; aspek
analisis ...% ; aspek evaluasi ... % ; aspek inferensi ... % ; aspek eksplanasi ...
% ; aspek regulasi diri %. Hasil analisis menunjukkan bahwa prosentase
setiap aspek berpikir kritis pada komponen-komponen bahan ajar biologi yang
digunakan di SMA Negeri 1 Kragan kurang maksimal sehingga perlu
dilakukan pengembangan bahan ajar biologi berupa modul yang memenuhi
semua aspek berpikir kritis dan mampu memerdayakan keterampilan berpikir
kritis siswa.
Hasil analisis UN SMA Negeri 1 Kragan tahun 2014 menunjukkan
bahwa materi biologi yang memiliki daya serap rendah adalah materi Sistem
Respirasi. Prosentase daya serap baik ditingkat sekolah, kabupaten, provinsi
maupun nasional tergolong rendah. Pada tingkat nasional prosentase daya
serap materi Sistem Respirasi adalah 28,50%, pada tingkat provinsi 22,64%,
pada tingkat kabupaten/kota 21,90% dan pada tingkat sekolah tepatnya di
SMA 1 Kragan memiliki prosentase daya serap 21,79%. Prosentase daya serap
yang rendah menjadi salah satu bukti bahwa siswa belum memahami materi
Sistem Respirasi dengan baik. Siswa mengaku masih kesulitan menguasai
materi Sistem Respirasi karena dianggap sulit dipahami dan sangat kompleks.
Pengembangan modul biologi berbasis keterampilan berpikir kritis diharapkan
tidak hanya mampu memberdayakan keterampilan berpikir kritis, namun
mampu pula meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Kragan.
Modul biologi berbasis keterampilan berpikir kritis pada materi Sistem
Respirasi memuat aspek-aspek berpikir kritis disusun sedemikian rupa
sehingga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka

perlu

dilakukan

penelitian

pengembangan

yang

berjudul

Pengembangan Modul Biologi Berbasis Kemampuan Berpikir Kritis pada


Materi Sistem Respirasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA 1
Kragan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2010). 21st Century Inventive Thinking Skills Among Primary
Students In Malaysia And Brunei. Procedia Social and Behavioral
Sciences 9 , 1646-1651.
Damanik, D.P. dan Bukit, N. (2013). Analisis Kemampuan berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI). Jurnal
Online Pendidikan Fisika, ISSN 2301 7651, volume: 2 (1) Juni 2013.

Ennis, R. (2011). The Nature of Critical Thinking : An Outline of Critical


Thinking Dispotitions and Abilities. University of Illois.
Facione, P. 2011. Critical Thinking: What it is and why in Counts. Diakses pada
tanggal 2 Januari 2016 dari www.aacu.org.
Jewett, E. (2016). Social science as a tool in developing scientic thinking skills
in underserved, low-achieving urban students. Journal of Experimental
Child Psychology 143 , 154-161.
Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa
Melalui Pembelajaran. Makalah Seminar UNNES 2011.
Mei, G. (2007). Promoting Science Process Skill and The Relevance of Science
Through Science Alive. Proceedings of The Redesigning Pedagogy:
Culture, Knowledge, and Understanding, Singapura.
Parmin, Dkk. 2012. Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. 1 (1) : 8-15
Robbin, S. (2005). The Path to Critical Thinking. Diambil kembali dari
http://hbswk.hbs.edu/archive/4828.html
Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Toharudin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Pendidikan.
Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka.

S-ar putea să vă placă și