Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
MUKADIMAH
PENGANTAR PENERJEMAH
Blog* (buku) ini berisi tentang hasil terjemahan kami atas Kitab
Mulakhkhos Qowaid al- Lughah al-`Arabiyah karya Fuad Ni`mah, yang
membahas tentang kaidah-kaidah nahwu dan shorf.
Tidak tersedianya hasil terjemahan kitab tersebut diharapkan
membuat blog (buku) ini bermanfaat bagi Antum yang sedang
mempelajari kitab tersebut atau Antum yang sedang belajar Bahasa
Arab.
Hasil terjemahan tersebut sebagiannya kami beri catatan kaki, kami
memberi catatan kaki terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila kaidah yang diberikan penulis terlalu singkat dan
memerlukan penjabaran, atau sulit dipahami,
2. Apabila kaidah yang diberikan penulis kurang tepat, maka kami
periksa dengan merujuk kepada kitab-kitab para ulama,
MUKADIMAH
PENGANTAR PENULIS (hlm. 3-5)
Kaidah-kaidah Bahasa Arab mencakup 2 jenis kaidah: kaidahkaidah nahwu dan kaidah-kaidah sharaf.
Kaidah-kaidah nahwu khusus membahas tentang membedakan tugas
dari setiap kata ketika berada di dalam suatu kalimat, harakat
terakhirnya dan cara meng-i`rab-nya. Maksudnya, kaidahkaidah nahwu membahas kata-kata dalam bahasa arab dari
sisi mu`rab-nya (perubahan bentuk akhir kata karena perubahan
posisinya dalam kalimat) atau mabni-nya (tetapnya bentuk akhir kata
walaupun posisinya dalam kalimat berubah).
Adapun kaidah-kaidah sharaf, khusus membahas tentang bentuk
kata Bahasa Arab dan perubahan yang terjadi padanya baik berupa
penambahan atau pengurangan.
Pembagian kitab ini telah sempurna menjadi 2 juz:
Juz Pertama, berisi kaidah-kaidah nahwu, dan
Juz Kedua, berisi kaidah-kadah sharaf.
Juz Pertama
Juz Pertama berisi tentang kaidah-kaidah nahwu. Terdiri
mukadimah dan enam bab.
dari
Juz Kedua
Juz Kedua berisi kaidah-kadah sharaf. Terdiri dari lima bab dalam
tema-tema berikut ini:
Bab 1: Timbangan sharaf.
Bab 2: Kaidah-kaidah sharaf yang berkaitan dengan isim.
Sebagaimana berikut ini:
Isim ditinjau dari bentuknya, terbagi menjadi shahih akhir dan
ghairu shahih akhir.
Isim ditinjau dari ta`yinnya, terbagi menjadi nakirah dan ma`rifah.
Isim ditinjau dari jenisnya, terbagi menjadi mudzakkar dan
mu`annats.
Isim ditinjau dari jumlahnya, terbagi menjadi mufrad, mutsanna,
dan jama`.
Isim ditinjau dari susunannya, terbagi menjadi jamid dan musytaq.
Isim ditinjau dari tashghir-nya.
Isim ditinjau dari penisbahannya.
Bab 3: Kaedah-kaedah sharaf yang berkaitan dengan fi`il.
Sebagaimana berikut ini:
Fi`il ditinjau dari bentuknya, terbagi menjadi shahih dan mu`tal.
Fi`il ditinjau dari susunannya, tergabi menjadi mujarrad dan
mazid.
Fi`il ditinjau dari waktu terjadinya, terbagi menjadi madhi,
mudhari` dan amr.
Fi`il ditinjau dari objeknya, terdiri dari lazim dan muta`addi.
ini bisa menolong mereka untuk menjauhkan diri dari kesalahankesalahan secara nahwu dan bahasa ketika mengoreksi berbagai
surat-menyurat.
Hanya Allah-lah Pemberi taufik, Dia Sebaik-baik Junjungan dan
Penolong.
Penulis,
Fuad Ni`mah
Daftar Isi
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENERJEMAH
(Hlm. 1)
PENGANTAR PENULIS
(Hlm. 3)
DAFTAR ISI
(Hlm. 8)
MUKADIMAH
PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB
JUMLAH DAN SYIBHU JUMLAH
CATATAN
(Hlm. 17)
(Hlm. 17)
(Hlm. 22)
(Hlm. 24)
JUZ 1 - NAHWU
BAB 1 ISIM
(Hlm. 30)
(Hlm. 30)
(Hlm. 31)
ISIM MARFU
1. Tanda-tanda Isim Marfu
2. Posisi-posisi Isim Marfu
(Hlm. 31)
(Hlm. 31)
(Hlm. 34)
MUBTADA
Definisi Mubtada dan Jenisnya
Mubtada Dari Isim Nakirah
Dihapusnya Mubtada
(Hlm. 35)
(Hlm. 35)
(Hlm. 38)
(Hlm. 38)
Daftar Isi
KHABAR
Definisi Khabar
Jenis-jenis Khabar
Cara Mencari Khabar & Khabar di Depan Mubtada
Khabar Harus di Depan Mubtada & Bisa Berbilang
Dihapusnya Khabar
(Hlm. 42)
(Hlm. 42)
(Hlm. 43)
(Hlm. 48)
(Hlm. 51)
(Hlm. 54)
ISIM KANA
Definisi Isim Kana
Saudara-saudara Kana
Penggolongan Kana dan Saudaranya
Tammah dan Zaidah
Dihilangkannya Nun Kana
Jenis-jenis Isim Kana
Kada dan Saudaranya
(Hlm. 56)
(Hlm. 56)
(Hlm. 56)
(Hlm. 58)
(Hlm. 60)
(Hlm. 64)
(Hlm. 64)
(Hlm. 65)
KHABAR INNA
Definisi Khabar Inna
Saudara-saudara Inna
Jenis-jenis Khabar Inna
Kapan Boleh Mengedepankan Khabar Inna
Kapan wajib Mengedepankan Khabar Inna
Ma Kaffah
Dikasrahkannya Hamzah Inna
Difathahkannya Hamzah Inna
Lam Taukid
(Hlm. 69)
(Hlm. 69)
(Hlm. 69)
(Hlm. 73)
(Hlm. 74)
(Hlm. 74)
(Hlm. 75)
(Hlm. 76)
(Hlm. 77)
(Hlm. 78)
FAIL
Definisi Fail
Isim Yang Menjadi Fail
Dua Ketentuan Fail
Wajib Memberi Tanda Tanits
Boleh Memberi Tanda Tanits
Fail Terpisah dari Fiil
(Hlm. 80)
(Hlm. 80)
(Hlm. 81)
(Hlm. 82)
(Hlm. 83)
(Hlm. 84)
(Hlm. 86)
Daftar Isi
(Hlm. 86)
(Hlm. 88)
(Hlm. 88)
NAIBUL FAIL
Definisi Naibul Fail
Bentuk-bentuk Fiil Majhul
Fiil Majhul & Perubahan Bentuknya
Bentuk-bentuk Naibul Fail
Tiga Ketentuan Naibul Fail
Dua Ketentuan Fiil Majhul
(Hlm. 90)
(Hlm. 90)
(Hlm. 90)
(Hlm. 92)
(Hlm. 94)
(Hlm. 96)
(Hlm. 98)
TABI
1. Naat
2. Athaf
3. Taukid
4. Badal
(Hlm. 99)
(Hlm. 99)
(Hlm. 104)
(Hlm. 107)
(Hlm. 113)
ISIM MANSHUB
1. Tanda Isim Manshub
2. Posisi-posisi Isim Manshub
a. Khabar Kana
b. Isim Inna
c. Maful Bih
d. Maful Mutlaq
e. Maful Liajlih
f. Maful Maah
g. Maful Fih
h. Hal
i. Mustatsna
j. Munada
k. Tamyiz
l. Tabi Kepada Isim Manshub
(Hlm. 115)
(Hlm. 115)
(Hlm. 116)
(Hlm. 117)
(Hlm. 122)
(Hlm. 128)
(Hlm. 134)
(Hlm. 140)
(Hlm. 142)
(Hlm. 146)
(Hlm. 152)
(Hlm. 158)
(Hlm. 162)
(Hlm. 171)
(Hlm. 185)
10
Daftar Isi
ISIM MAJRUR
1. Tanda-tanda Isim Majrur
2. Posisi-posisi Isim Majrur
a. Majrur Dengan Huruf Jar
b. Majrur Dengan Idhafah
c. Tabi Kepada Isim Majrur
Mamnu Minash Sharf
(Hlm. 186)
(Hlm. 186)
(Hlm. 187)
(Hlm. 188)
(Hlm. 194)
(Hlm. 205)
(Hlm. 206)
(Hlm. 214)
(Hlm. 219)
1. Dhamir
2. Isim Isyarah
3. Isim Maushul
4. Isim Syarat
5. Isim Istifham
6. Adad Murakab (Dari 11-19, Kecuali 12)
7. Sebagian Zharaf yang Mabni dan Zharaf yang Tersusun
8. Isim-Isim Fiil
(Hlm. 221)
(Hlm. 234)
(Hlm. 238)
(Hlm. 243)
(Hlm. 244)
(Hlm. 245)
(Hlm. 246)
(Hlm. 247)
(Hlm. 252)
BAB 2 FIIL
(Hlm. 254)
(Hal. 254)
11
Daftar Isi
(Hal. 262)
(Hlm. 262)
(Hlm. 263)
(Hlm. 267)
(Hlm. 274)
BAB 3 HURUF
(Hlm. 277)
(Hlm. 277)
(Hlm. 277)
(Hlm. 278)
(Hlm. 278)
(Hlm. 278)
(Hal. 279)
(Hlm. 279)
(Hlm. 279)
(Hlm. 280)
(Hlm. 280)
(Hlm. 280)
(Hlm. 281)
(Hlm. 281)
(Hlm. 281)
(Hlm. 312)
(Hlm. 314)
(Hlm. 320)
(Hlm. 323)
(Hlm. 323)
(Hlm. 329)
12
Daftar Isi
(Hlm. 332)
(Hlm. 336)
(Hlm. 339)
(Hlm. 341)
(Hlm. 343)
(Hlm. 344)
(Hlm. 351)
(Hlm. 351)
(Hlm. 355)
(Hlm. 357)
(Hlm. 357)
(Hlm. 358)
(Hlm. 360)
(Hlm. 362)
(Hlm. 363)
JUZ 2 - SHARAF
(Hlm. 1)
(Hlm. 3)
(Hlm. 3)
(Hlm. 10)
(Hlm. 15)
(Hlm. 21)
(Hlm. 21)
(Hlm. 21)
(Hlm. 25)
Daftar Isi
d. Jama Muannats Salim
e. Jama Taksir
(Hlm. 29)
(Hlm. 34)
(Hlm. 91)
(Hlm. 91)
14
Daftar Isi
(Hlm. 93)
(Hlm. 100)
(Hlm. 100)
(Hlm. 103)
(Hlm. 107)
(Hlm. 111)
(Hlm. 115)
(Hlm. 117)
(Hlm. 119)
(Hlm. 125)
(Hlm. 130)
(Hlm. 132)
(Hlm. 137)
(Hlm. 148)
15
(Hlm. 169)
Daftar Isi
JUZ 3 - APPENDIX
ARTIKEL LAIN
Mashdar Muawwal
Isim Menyerupai Mudhaf
Definisi Ilmu Nahwu
Urgensi Ilmu Nahwu (1)
Urgensi Ilmu Nahwu (2)
16
(HLM. 252)
(Hlm. 252)
(Hlm. 261)
(Hlm. 263)
(Hlm. 263)
(Hlm. 265)
MUKADIMAH
PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB (hlm. 17-18)
,
, , ,
, , ,
(Seorang lelaki, singa, bunga, dinding, Kairo, bulan, bersih dan
kemerdekaan).
Yang membedakan isim dengan jenis kata yang lainnya adalah:2
1
Ilmu bahasa arab ada 12 macam, yang paling signifikan adalah ilmu
nahwu. Manfaat mempelajari ilmu nahwu adalah untuk
menghindarkan diri dari kesalahan dalam pengucapan lafadz-lafadz
berbahasa arab. Tujuannya untuk membantu dalam memahami
firman Allah dan sabda rasul-Nya yang bisa mengantarkan kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat. (Al-Kawakib ad-Durriyyah, hal.25)
2
Bisa ditanwin,
Contoh:
Pria Kitab Pohon
Bisa dimasuki oleh ,
Contoh:
Pria itu Kitab itu Pohon itu
Bisa dimasuki oleh huruf nida (panggilan),
Contoh:
Wahai pria! Wahai Muhammad!
Bisa dimajrurkan oleh huruf huruf jar atau idhofah,
Contoh:
Di atas pohon Dahan pohon
Bisa di-isnad ilaih 3
Contoh:
Kitab itu bermanfaat.
Dengan menerima salah satu atau lebih dari ciri-ciri di atas cukuplah
suatu kata di golongkan sebagai isim.
2. Fiil
Fiil adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian sesuatu pada
waktu tertentu.
Contoh:
Zaid telah berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang diberitakan) dan telah berdiri
sebagai musnad (berita).
Zaid berdiri.
Zaid sebagai musnad ilaih (yang diberitakan) dan berdiri sebagai
musnad (berita).
Aku telah berdiri.
Fiil ( ) musnad (berita) bagi ta, kalimat
musnad (berita) bagi
.
Maka semua musnad ilaih adalah isim. (Syarah Syudzur adz Dzahab,
hal. 36 & Syarah Qathrun Nada, hal. 24)
19
Dia telah menulis Dia sedang berlari Dengarkanlah!
Yang membedakan fi`il dengan jenis kata yang lainnya adalah: 4
Bisa bersambung dengan ta fail, 5 contoh:
Aku telah menulis Kamu laki-laki telah menulis.
Bisa bersambung dengan ta tanits, 6 contoh:
Dia perempuan telah menulis Dia perempuan sedang/akan menulis.
Bisa bersambung dengan ya mukhatabah, 7 contoh:
()
maknanya
setelahnya mim
kalian
()
dua
laki-laki/perempuan,
didhammah
20
-
Dia laki-laki benar-benar akan menulis Benar-benar berterimakasihlah kamu laki-laki!
3. Harf (Huruf)
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama
dengan kata yang lain. 9
Contoh:
, , ,
21
, Lelaki itu telah hadir.
, Pelajar itu sedang menulis.
, Belajarlah!
2. Syibhu Jumlah (Menyerupai Kalimat)
Syibhu Jumlah adalah suatu istilah bagi susunan yang terdiri dari:
Zharaf setelahnya mudhaf ilaih.
Contoh:
22
Di atas pohon.
Sebelum zhuhur.
Atau jar dan majrur.
Contoh:
Di rumah itu.
Di atas meja itu.
23
Mukadimah Catatan
.
Seorang pria Seekor singa Sebuah kota Sebuah sungai , dan
seterusnya
2 Isim Ma`rifah
Setiap isim yang telah menunjukkan kepada sesuatu yang tertentu
dengan sendirinya. Jenis-jenis isim ma`rifah adalah:
Dhamir :
Contoh:
,
,
`Alam :
Contoh:
Muhammad, Kairo
24
Mukadimah Catatan
Ismul Isyarah :
Contoh:
Ismul Maushul :
Contoh:
, , , ,
Pria itu, singa itu, kota itu, sungai itu, dan seterusnya
Wahai pemanah!
10
Mukadimah Catatan
3 Tanwin
Nun sukun yang tidak tertulis tapi terucap di akhir isim nakirah11 dan
tertulis dengan dua dhammah, dua fathah atau dua kasrah.
Contoh :
4 Isim Mufrad
Isim mufrad adalah setiap isim yang menunjukkan satu laki-laki atau
satu perempuan. Contoh :
11
(Al-
Mukadimah Catatan
5 Isim Mutsanna
Setiap isim yang menunjukkan dua laki-laki atau perempuan dengan
menambahkan alif dan nun atau ya` dan nun kepada isim mufrad.
Contoh:
,
, Para insinyur.
b. Jama` Muannats Salim : Dengan menambahkan alif dan ta` kepada
isim mufrad. Contoh:
, Para lelaki
, Lapangan-lapangan
, Para Hakim
27
Mukadimah Catatan
7 Mashdar
Isim yang menunjukkan kepada suatu makna tanpa berkaitan dengan
waktu dan tersusun dari huruf-huruf fi`il.
Contoh:
,
, ( : Mashdar)
, , ( : Mashdar)
Mashdar ada dua:
Mashdar sharih, sebagaimana dalam dua contoh di atas.
Mashdar muawwal, yaitu setiap istilah yang tersusun dari:
+ fi`il atau
+ isimnya + khabarnya
, yaitu: ( )
Aku berharap engkau hadir, Yaitu: (Aku berharap kehadiranmu)
, yaitu: (
)
Aku berangan-angan matahari terbit, yaitu: (Aku berharap terbitnya
matahari)12
12
28
Mukadimah Catatan
8
Fi`il Madhi
Fi`il madhi adalah setiap fi`il yang menunjukkan kejadian sesuatu sebelum
waktu berbicara. Contoh:
, Belajarlah!
, Majulah!
11. Huruf Illat
Huruf illat adalah alif, wawu dan ya`.
29
JUZ 1 (NAHWU)
BAB 1 ISIM (hlm. 23)
ISIM DARI SISI I`RAB DAN BINA` (Hlm. 23)
Menurut kaidah-kaidah nahwu, isim terbagi dari sisi i`rab dan bina
menjadi dua: mu`rab dan mabni.
Isim Mu`rab
Isim mu`rab adalah setiap isim yang bisa berubah bentuk akhirnya
seiring dengan perubahan posisi dalam kalimat.
Contohnya kata isim mu`rab akhirnya bisa dhammah, fathah,
atau kasrah sesuai posisinya dalam kalimat. Sebagaimana pada
penjelasan yang akan datang pada pasal pertama kitab ini.
Isim Mabni
isim mabni adalah setiap isim yang tidak berubah bentuk akhirnya
walaupun posisinya dalam kalimat berubah.
Contohnya kata
isim mabni
30
PASAL PERTAMA
ISIM MU`RAB (hlm. 24)
Isim mu`rab adalah isim yang bisa berubah bentuk akhirnya seiiring
dengan perubahan posisinya dalam kalimat.
Isim mu`rab terbagi menjadi:
marfu`
manshub
majrur
ISIM MARFU
TANDA-TANDA ISIM MARFU` (hlm. 25-26)
Tanda-tanda isim marfu` adalah:
1. Dhammah
Pada isim mufrad, jama` muannats salim dan jama` taksir.
Contoh:
Satu pelajar itu lulus. (Isim Mufrad)
Para guru perempuan itu telah hadir. (Jama` Muannats Salim)
Para lelaki itu telah berdiri. (Jama` Taksir)
2. Alif
Pada mutsanna (alif ini bukan bagian dari isim, tetapi ditambahkan
pada isim mufrad hanya untuk menunjukkan kepada bilangan dua
dan sebagai tanda rafa`-nya isim).
31
Contoh:
Dua pelajar itu telah berhasil. (Mutsanna Mudzakkar)
Dua pesawat itu tinggi. (Mutsanna Muannats)
3. Wawu
Pada Jama` Mudzakkar Salim dan Asmaul Khamsah.
(
, , ,
,
)
Para insinyur itu telah hadir. (Jama` Mudzakkar Salim)
Saudaramu telah datang. (Asmaul Khamsah)
Catatan:
1. Dhammah dinamakan sebagai tanda rafa` yang asli/ pokok.
Sedangkan alif dan wawu dinamakan sebagai tanda rafa` yang
cabang.
32
di-rafa`-kan
dengan
tanda
dhammah
Isim maqshur, yaitu isim murab yang akhirnya alif lazimah. Suatu
isim termasuk maqshur apabila terpenuhi dua syarat:
1. Murab, apabila mabni maka bukan isim maqshur, misalnya: .
Karena termasuk isim mabni maka bukan isim maqshur, walaupun
akhirnya alif.
2. Alifnya lazimah, yaitu alif yang asli, bukan tambahan. Apabila
alifnya tambahan maka bukan isim maqshur, contoh:
.
3. Sebelumnya ya harakatnya kasrah, apabila bukan kasrah maka
isim tersebut bukan isim manqush, contoh:
Terakhirnya
(Termasuk
Penjelasan lebih lanjut tentang isim maqshur dan manqush ada di juz
ke dua kitab ini (hlm. 8-9)
3
Pada kitab lain, misalnya Syarah Syudzur adz Dzahab, jumlah isim
marfu ada sembilan, yaitu dengan menjadikan isim af`al muqorobah,
raja` dan syuru` bagian tersendiri, isim akhawatu laisa bagian
tersendiri dan khabar nafiyah lil jinsi bagian tersendiri.
34
MUBTADA
DEFINISI MUBTADA` DAN JENISNYA (hlm. 27-28)
Mubtada adalah isim marfu yang terletak di awal kalimat.
Contoh:
Emas adalah barang tambang.
(
: Mubtada` marfu` dengan dhammah)
Dua hakim itu memutuskan dengan adil.
(
Para pemain itu saling bersaing.
(
salim)
Para mitra itu sepakat.
(
: Mubtada` marfu` dengan dhammah karena jama` taksir)
Para perawat itu penyayang.
35
muannats salim)
Mubtada dapat berupa:
a. Isim mu`rab (sebagaimana dalam contoh-contoh di atas).
b. Isim mabni (dhamir, isim isyarat, isim maushul atau isim syarat dan
seterusnya)
Contoh:
Aku orang arab.
( : Dhamir mabni pada posisi rafa mubtada)
{
}
Ini adalah keutamaan dari Tuhanku (An Naml: 40)
( : Isim isyarah mabni pada posisi rafa mubtada)
Yang mendapat penghargaan adalah yang menghasilkan karya sastra
yang.luar biasa1
( : Isim maushul mabni pada posisi rafa mubtada)
Barangsiapa menanam maka ia yang memanen.
(
: Isim syarat mabni pada posisi rafa mubtada)
1
(Akan datang penjelasan tentang hal ini pada pembahasan isim mabni
di pasal ke dua.)
c. Mashdar muawwal dari
dan fi`il 2.
Contoh:
Kalian bersatu lebih baik bagi kalian.
(Mashdar muawwal dari
yaitu
: Mubtada`)
Zaid benar-benar lebih baik dari Amer.
(
dhammah)
Cita-cita tidak dicapai dengan angan-angan.
( : Huruf nafi
: Mubtada marfu)
Ada lelaki mulia di sisi kami.
( Mubtada (
): Nakirah karena disifati)
b. Apabila diidhafahkan kepada isim nakirah.
Contoh:
Seorang pencari kebaikan berdiri.
(Mubtada (
) : Nakirah karena diidhafahkan kepada nakirah)
c. Apabila didahului oleh penafi.
Contoh:
Orang zalim tidak akan berhasil.
38
(Mubtada` (
):Nakirah karena didahului oleh penafi) 3
d. Apabila didahului oleh istifham 4
Contoh:
Apakah ada seorang lelaki di antara kalian?
(Mubtada ((
)) : Nakirah karena didahului oleh istifham) 5
DIHAPUSNYA MUBTADA` (Hlm. 29)
Biasanya mubtada` dihapus dari judul-judul, seperti judul buku, cerita,
koran dan seterusnya.
Contoh:
3
hal. 181-182)
4
Istifham (Kata tanya) di sini maksudnya adalah huruf istifham, yaitu:
dan hamzah.
5
(Posisi-posisi rafa`nya isim)
Judul tersiratnya adalah:
(Ini adalah posisi-posisi rafa`-nya isim)
Mubtada`nya telah dihapus.
Dihapus pula apabila khabar berupa mashdar yang mengganti
fi`ilnya.
Contoh:
{
Sikap kami adalah bersabar dengan sabar yang indah (Surat Yusuf:
18)
Mubtada` dihapus.
Demikian pula mubtada` boleh dihapus apabila ada petunjuk yang
menunjukinya. Misalnya engkau katakan: (
jawaban bagi penanya (
sebagai
Tersiratnya adalah:
Kitab itu di atas meja.
40
Dilarang merokok.
(
: Mubtada muakhkhar)
41
KHABAR
DEFINISI KHABAR (hlm. 30)
Khabar adalah segala yang menyempurnakan makna mubtada` (yaitu
bagian yang ketika bersama mubtada` maka kalimat tersebut menjadi
sempurna).
Contoh:
Guru itu hadir.
(
: Khabar marfu dengan dhammah)
Dua mata ini melihat.
(
: Khabar marfu dengan alif karena mutsanna)
Para petani itu rajin.
(
: Khabar marfu dengan wawu karena jama mudzakkar salim)
Para insinyur wanita itu ahli.
(
: Khabar marfu dengan wawu karena jama muannats salim)
jumlah
(ifrad,
Contoh:
Guru itu hadir.
42
Dua guru itu hadir.
Guru dan murid itu hadir.
Dua guru wanita itu hadir.
Para guru itu hadir.
Para guru wanita itu hadir.
Apabila mubtada` berupa jama` tidak berakal (misalnya:
,
,
,
dan seterusnya..) maka khabar boleh mufrad muannats atau jama`
muannats.
Contoh:
Mobil-mobil itu melaju kencang.
JENIS-JENIS KHABAR (hlm. 30-32)
Khabar ada tiga jenis:
43
Apel Dahan Sungai Singa
Isim musytaq adalah isim yang diambil dari fi`il dan menunjukkan
kepada sifat.
Contoh:
Merah Manis Berani Ahli Melihat Hadir
Khabar yang berupa isim zhahir biasanya berasal dari isim musytaq,
sebagaimana dalam contoh-contoh di atas. 2
Khabar bisa pula berupa isim jenis (tapi jarang). 3
Contoh:
Engkau singa.
(Maksudnya berani).
1
2
3
44
Adapun isim mabni yang menjadi khabar bisa berupa dhamir, isim
isyarat atau isim maushul.
Contoh:
{
Mereka itu adalah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk. (al-Baqarah: 16)
(
: Isim maushul khabar mubtada)
Pekerja itu di pabrik.
(
Kebun itu di depan rumah.
(
mubtada)
45
Catatan:
Mungkin
timbul
pertanyaan:
Bagaimana
bisa
kata
()
). 5
dengan fi`il yang dihapus. Tersiratnya adalah (
(Lihat bab Maf`ul Fih pada pasal isim manshub).
c. Jumlah Ismiyah atau Jumlah Fi`liyah.
Contoh:
Kesuksesan itu pondasinya kerja nyata.
(
Matahari telah terbit.
(
: Jumlah filiyah pada posisi rafa khabar) 6
Seharusnya (
) atau mudhari`nya atau yang semakna, karena
(
) bukan fi`il
6
Contoh dhamir rafa muttashil/mustatir:
Contoh dhamir nashab munfashil:
Contoh dhamir jar muttashil:
Isim isyarah, contoh:
Pakaian takwa itu adalah yang terbaik (Al Araf: 26)
Mengulangi lafadz mubtada, contoh:
Al haqqah, apa itu al haqqah? (Al Haqqah: 1)
Contoh:
Zaid sebaik-baik pria.
(Syarah Qathrun Nada, hal. 156-157)
47
Reformasi agraria bisa berguna.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah
dengan dhammah
: Naat marfu
dhammah).
Seandainya kita katakan: (
maknanya akan kurang dan tidak akan sempurna kecuali apabila ada
khabar, yaitu: (
).
Contoh lain:
Mudhaf ilaih
dhammah).
Seandainya kita katakan: (
Saya hanya seorang pelajar.
Saya hanya seorang pelajar.
Mubtada berasal dari isim yang harus di depan kalimat. Isim yang
harus di depan kalimat adalah: isim itifham, isim syarat dan (
taajjub.
Contoh:
Siapa pelajar yang paling mulia?
Tidak boleh dikatakan:
Khabar berupa jumlah filiyyah dhamirnya mustatir.
Contoh:
Muhammad telah datang.
49
Dilarang merokok.
(
: Khabar muqaddam marfu dengan dhammah
Apakah kamu berdiri ?
Hamzah: Huruf istifham
Pada kehati-hatian itu ada keselamatan.
(
: Mubtada
Di depan hakim ada pembicara kebenaran.
(
: Mubtada muakhkhar
Bisa juga:
Begitu pula apabila diidhafahkan atau berupa isim marifah. Contoh:
Bisa juga:
51
Contoh:
Di dalam rumah kami ada seorang lelaki.
(
: Mubtada
Aku punya satu dinar.
(
Mubtada
Kapan ujian?
Mubtada
10
Isim yang harus di depan adalah: isim istifham, isim syarat dan ()
taajjub.
52
Contoh:
Bagi keselamatan ada konsekuensi-konsekuensinya.
(
: Jar wa majrur khabar muqaddam
: Mubtada
Delima rasanya manis asam.
(
: Khabar pertama marfu dengan dhammah
: Khabar ke
Sungai Nil adalah sungai yang dermawan, dalam dan banyak memberi
kebaikan.
11
Karena dalam bahasa arab dhamir harus kembali kepada isim yang
sebelumnya dan tidak boleh kepda isim yang setelahnya. (Al Kawakib
ad Durriyyah, hlm. 191)
12
dhammah).
Kalau tidak ada dokter niscaya pasien itu tidak sembuh. 14
(Tersiratnya adalah:
Khabar telah dihapus)
Apabila mubtada menunjukkan sumpah secara jelas.
Contoh:
13
14
54
Demi umurmu, sesungguhnya hidup ini perjuangan. 15
(Tersiratnya adalah:
: Mubtada
: Khabar Mubtada)
Apabila mubtada di-athaf-kan dengan wawu yang menunjukkan
makna mushahabah (kebersamaan). 16
Contoh:
Setiap prajurit bersama senjatanya.
(Tersiratnya adalah:
khabarnya dihapus yaitu:
).
15
16
Ibid
Wawu di sini bukan wawu maah, tetapi tetap sebagai wawu athaf
55
ISIM KANA
DEFINISI ISIM KANA (hlm. 35)
Isim Kana adalah setiap mubtada yang dimasuki oleh kana atau salah
satu saudaranya. Isim Kana selalu marfu.
Contoh:
Zaid berdiri.
(
: Isim Kana marfu dengan dhammah)
SAUDARA-SAUDARA KANA (hlm. 35-36)
1. Saudara-saudara Kana adalah:
Pada waktu pagi Pada waktu dhuha Pada waktu siang Pada
waktu sore Pada waktu malam (untuk waktu) 1
Contoh:
Pohon itu ketika pagi berbuah.
Para insinyur itu pada waktu dhuha tekun terhadap pekerjaannya.
Langit ketika sore hujan.
Bintang ketika malam bersinar.
(
)
Menjadi (Untuk perubahan)
Contoh:
Kapas itu menjadi kain.
( )
Tidak (Untuk penafian)
Contoh:
Sukses itu tidak mudah.
( )
Masih/Selalu (Untuk keberlangsungan)
Contoh:
Keselamatan selalu menjadi angan-angan yang disukai.
57
Roket-roket itu masih meluncur ke bulan.
Anak itu masih tidur. 2
( )
Selama (Untuk menjelaskan jangka waktu)
Contoh:
Jangan melintasi jalan selama lampu masih merah.
Kana dan
saudara-saudaranya
ini
juga
dinamakan fiil-fiil
naqish (Naqish : Kurang), karena membutuhkan khabar untuk
3
menyempurnakan
makna
kalimat
.
Sebagaimana
juga
dinamakan fiil-fiil nasikh ( Nasikh: merubah), karena merubah
hukum khabar.4
Hamzah pada fiil ini adalah hamzah washal, sehingga ketika berada
di tengah kalimat hamzah ini tidak diucapkan.
Lawan dari naqish adalah tam, yaitu fiil yang hanya membutuhkan
satu isim saja, apakah itu sebagai fail atau naibul fail.
(
)
Contoh:
Pada siang hari pekerja sibuk dengan pekerjaannya. (Fiil mudhari)
Jadilah satu tangan (bersatulah)! (Amr)
Fiil-fiil ini boleh juga didahului oleh nafi.
Contoh:
Zaid tidak berdiri.
Pohon itu pada pagi hari belum berbuah.
b. Fiil yang ada mudhari-nya
seperti madhi-nya.
saja
beramal
(
)
59
Keselamatan selalu menjadi angan-angan yang disenangi.
Anak itu masih menangis.
c. Fiil jamid, fiil yang tidak ada mudhari dan amr-nya.
(Yaitu: dan
Contoh:
Musuh tidak akan menang selama tolong-menolong ditegakkan.
, ,)
boleh
Maksud dari tam adalah fiil yang cukup dengan fail tanpa
membutuhkan kepada khabar. 6
6
f.
k.
l.
j.
(
) bermakna terpisah.
Contoh:
{
}
Ketahuilah, hanya kepada Allah-lah segala perkara kembali.
Burung-burung kembali ke sangkarnya dan bermalam.
4. Kadang-kadang Kana berupa zaidah (tambahan).7
Contoh:
Tidak didapati yang semisalmu.
m.
didahului
oleh ma
(Sebagai ganti dari
, , , , ).
Apabila
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 217-218)
64
Aku pada waktu pagi bersikap optimis.
(
:
: Fiil madhi naqish dan Ta dhamir mabni pada posisi
rafa isim
)
Pada sore hari pasien ini istirahat.
( : Isim isyarah mabni pada posisi rafa isim )
(Akan datang penjelasan hal ini pada pelajaran isim mabni pada pasal
berikutnya).
KADA DAN SAUDARANYA (hlm. 38-39)
Fiil-fiil muqarabah, rajadan syuru dikategorikan sebagai saudaranya
kana. 9
Fiil-fiil ini adalah:
Untuk muqarabah (dekat).
9
Untuk raja (harapan).
Untuk syuru (mulai).10
Fiil-fiil ini me-rafa-kan mubtada dan me-nashab-kan khabar.
Khabarnya selalu jumlah filiyah dan fiilnya mudhari.
Contoh:
Matahari hampir terbit.
(
: Isim
: Jumlah filiyah
khabar ).
Khabar-khabar fiil ini ada yang bersambung dengan (
) berdasarkan
ketentuan berikut ini:
Wajib, ketika bersama
).
Contoh:
( )
Semoga ilmu kedokteran mampu mengobati penyakit-penyakit yang
tak tersembuhkan.
10
khabar,
maka
artinya
berubah.
Misalnya
fiil
(
)
bermakna mensyariatkan, (
) bermaknamengambil, dst.
66
Contoh:
Semoga rasa lapang tetap selalu.
{
Malam hampir terang.
Kadang-kadang, ketika bersama dan
.
Contoh:
Atau:
Krisis hampir berlalu.
Tidak boleh (
) bersambung dengan semua fiil syuru.
Contoh:
Anak-anak mulai bermain.
Burung-burung mulai berkicau.
67
Catatan:
Fiil-fiil muqarabah, raja dan syuru la tatasharrafu (hanya digunakan
ketika madhi saja), kecuali ,
, ,
terdapat padanya
fiil mudhari.
Contoh:
{
Musim panas hampir berakhir.
68
KHABAR INNA
DEFINISI KHABAR INNA (hlm. 39)
Khabar Inna adalah setiap khabar mubtada yang dimasuki oleh inna
atau salah satu saudaranya. Khabar inna selalu marfu.
Contoh:
Sesungguhnya Zaid berdiri.
(
: Khabar Inna marfu dengan dhammah)
Para pengungsi itu kembali ke negeri mereka.
(
: Khabar Inna marfu dengan wawu karena jama mudzakkar
salim)
SAUDARA-SAUDARA INNA (hlm. 39-40)
Saudara-saudara Inna yaitu:
Untuk Penegasan.
Contoh:
Sesungguhnya orang yang rajin akan sukses.
Untuk penegasan dan harus didahului oleh kalimat.
Contoh:
69
Menyenangkan aku kemajuan industri di negeri kami.
Untuk penyerupaan apabila khabarnya jamid dan untuk sangkaan
apabila khabarnya musytaq.
Contoh:
Muhammad seperti singa. (Untuk penyerupaan)
Sepertinya kamu paham.(Untuk sangkaan)
Untuk susulan, yaitu menetapkan hukum yang menyelisihi hukum
sebelumnya. Oleh sebab inilah
harus didahului oleh kalimat.
Contoh:
Kitab ini kecil tapi bermanfaat.1
Ini bukan putih tapi hitam.
1
Kitab ini besar tetapi bermanfaat.
70
Untuk harapan, yaitu menunggu sesuatu yang tidak pasti terjadinya.
Contoh:
Semoga cuaca besok cerah.
Sering lam pertama dibuang sehinga kita katakan (
)
Contoh:
Semoga jalan keluar ada sebentar lagi.
Untuk raja/tarajji (harapan), yaitu menunggu sesuatu yang disenangi
atau untuk tawaqqu (kasihan dan takut), yaitu menunggu sesuatu
yang tidak disenangi.
Contoh untuk tarajji:
Semoga Zaid datang.
Contoh untuk tawaqqu:
Jangan-jangan Amr meninggal.
71
Contoh:
Seandainya musafir itu kembali.
Seandainya nilainya bagus.
Apabila
)
(
bersambung
dengan ya
mutakallim maka
ia
Seandainya aku bahagia.
Seandainya aku punya harta sehingga aku bisa naik haji.
Contoh yang tidak mungkin terjadi:
Seandainya masa muda kembali lagi.
( Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 253)
72
Untuk penafian.3
Contoh:
Tidak ada kebahagiaan yang terus-menerus.
Huruf
Sesungguhnya kenyamanan itu setelah kecapaian.
(
khabar inna)
Namanya nafiyah lil jinsi. Lihat pembahasan nafiyah lil jinsi pada
isim manshub.
4
Tidak ada seorang lelaki pun di rumah itu.
(
Sesungguhnya lampu itu sinarnya sangat terang.
(
Seandainya masa muda kembali lagi pada suatu hari.
( : Jumlah filiyah khabar
)
(Akan datang penjelasan hal di atas pada pembahasan jumlah dan
posisinya dalam irab di bab ke empat).
KAPAN BOLEH MENGEDEPANKAN KHABAR INNA (hlm. 41)
Khabar inna boleh dikedepankan apabila khabar inna berupa syibhu
jumlah dan isimnya marifah.
Contoh:
Dalam kehati-hatian ada keselamatan.
(
syibhu
jumlah
dan
isimnya
nakirah.
Sesungguhnya di rumah itu ada pemiliknya.
(
apabila dimasuki (
) maka boleh
mengamalkan
dan boleh mengabaikannya).
Contoh:
Hanyalah umat-umat itu dinilai dari akhlaknya yang masih ada.
Seandainya ujiannya mudah. 6
DIKASRAHKANNYA HAMZAH INNA (hlm. 42)
Hamzah inna dikasrahkan apabila terletak:
a. Pada awal kalimat, contoh:
Sesungguhnya keadilan adalah pondasi dari hukum.
b. Setelah qoul 7, contoh:
Tersangka itu berkata: Aku tidak terlibat.
{
Demi Allah, sesungguhnya pertolongan telah dekat.
d. Pada awal kalimat shilah maushul, contoh:
Telah datang orang yang benar-benar berhasil.
e. Pada awal kalimat hal, contoh:
keadaan
dia
benar-benar
sedang
f. Setelah
, contoh:
Manusia menempati tempat yang benar-benar kenyamanannya
terpenuhi.
Catatan:
Dalam rangka men-takhfif, boleh menghilangkan huruf nun
pada inna apabila bertemu kata ganti (( )) , contoh:
{
Engkau berhasil, menyenangkan aku.
Bisa juga dikatakan:
Keberhasilanmu menyenangkan aku.
Aku berangan-angan munculnya bulan.
Aku heran kamu berdiri.
Bisa juga dikatakan:
Aku heran atas berdirimu.
(Secara sempurna penjelasan tentang mashdar terdapat pada juz ke
dua kitab ini)
Lam yang difathah boleh masuk ke khabar inna dan memberi faidah
penegasan.
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat dan perkasa. (Al Haj: 40)
Sesungguhnya Zaid benar-benar berdiri.
Lam juga boleh masuk ke isim inna apabila isim tersebut terletak
setelah khabar inna.
78
Contoh:
{
79
FAIL
DEFINISI FAIL (hlm. 43)
Fail adalah isim marfu yang terletak setelah fiil malum dan
menunjukkan pihak yang melakukan fiil atau menyandang sifat fiil.1
Contoh:
(
: Fail marfu dengan dhammah)
Kedua pengacara itu saling menuntut.
(
: Fail marfu dengan alif karena mutsanna)
Para pemanah itu berperang.
(
: Fail marfu dengan wawu)
Pengumuman hasil ujian telah terealisasikan.
(
: Fail marfu dengan dhammah)
1
Contoh yang menyandang sifat fiil:
Muhammad mulia.
80
Aku telah duduk.
( Ta adalah dhamir mabni pada posisi rafa fail)
Laki-laki itu telah hadir.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah)
(
: Fiil madhi, failnya dhamir mustatir tersiratnya , kalimat ini
sebagai khabar mubtada)
Pelajar ini telah berhasil.
( : Isim isyarah pada posisi rafa fail)
Orang yang menulis itu telah datang.
( : Isim maushul mabni pada posisi rafa fail)
Akan datang pembahasan tentang hal ini dalam pembahasan isim
mabni pada pasal ke dua.
81
Mestinya engkau menang.
(Yaitu:
Engkau berhasil menyenangkan aku.
(Yaitu:
.
adalah fail bagi
Akan datang pembahasan mashdar muawwal pada juz ke dua kitab
ini di bab mashdar.
atau
.
82
Contoh:
Guru itu telah hadir.
Dua guru itu telah hadir.
Para guru itu telah hadir.
Para guru wanita itu telah hadir.
Apabila fail muannats maka fiil bersambung dengan ta tanits (yaitu
ta sukun di akhir fiil madhi dan ta berharakat 4 di awal fiil
mudhari).
WAJIB MEMBERI TANDA TANITS (hlm. 44-45)
a. Apabila fail berupa isim zhahir muannats haqiqi 5 dan tidak
terpisah dari fiil (muannats haqiqi adalah setiap isim yang
menunjukkan manusia atau hewan yang melahirkan atau bertelur) 6.
contoh:
Fatimah telah safar.
4
Kecuali fiil
dan
Burung merpati itu sedang terbang.
b. Apabila fail berupa dhamir mustatir yang kembali
kepada muannats haqiqi ataumajazi (muannats majazi adalah setiap
isim yang menunjukkan kepada muannats bukanhaqiqi tetapi orang
arab memperlakukannya sebagai muannats, contoh:
( meja
berkaki tiga atau lebih),
dan lain-lain).
Contoh:
Zainab telah hadir.
(Failnya adalah dhamir mustatir yang kembali kepada muannats
haqiqi).
Matahari telah terbit.
(Failnya adalah dhamir mustatir yang kembali kepada muannats
majazi).
BOLEH MEMBERI TANDA TANITS (Hlm. 45)
a. Apabila fail berupa muannats haqiqi dan terpisah dari fiilnya 7.
Contoh:
Atau:
7
Fatimah telah safar kemarin.
Apabila pemisahnya maka lebih baik fiil tanpa ta.
Contoh:
Tidak memperoleh hadiah kecuali wanita yang menang itu.
b. Apabila fail berupa isim zhahir muannats majazi 8.
Contoh:
Atau:
Matahari sedang/akan terbit.
c. Apabila fail berupa jama taksir 9.
Contoh:
Atau:
Para hakim telah hadir.
Bunga-bunga di kebun itu mengagumkan aku.
( : Fail bagi
, marfu dengan dhammah)
Sering juga maful bih terletak di depan fail sehingga memisahkan
antara fail dan fiil.
Contoh:
Petani itu menuai kapas.
(
: Fail marfu
dengan dhammah)
Akan datang pembahasan hal ini pada pembahasan maful bih.
CARA MENCARI FAIL (hlm. 46)
Harus diperhatikan bahwa di mana pun dalam kalimat ada fiil
malum maka mesti ada fail bagi fiil tersebut.10
Fail tersebut bisa dikenali dengan meletakkan pertanyaan Siapa?
(bagi yang berakal) atau Apa? (bagi yang tidak berakal) sebelum fiil
dalam bentuk ghaib mufrad, sehingga jawabannya adalah fail.
10
Apabila fiilnya tam, tetapi apabila naqish atau tambahan tidak ada
fail.
86
Contoh:
Khatib itu berbicara dengan berani.
(
Maka
adalah fail.
Telah menghadiri muktamar itu empat puluh undangan.
Empat puluh.
Maka adalah fail.
Aku setuju dengan pendapat ini.
(
87
Diputuskan untuk menunda penetapan hasil ujian.
(
Maka
adalah fail.
MENGHAPUS FIIL (Hlm. 46)
Terkadang fiil dihapus dan failnya tetap.
Contoh:
(Tersiratnya:
Setiap tahun berlalu dan kalian dalam keadaan baik,
adalah fail
bagi fiil yang dihapus yang tersiratnya adalah:
).
FAIL BAGI SELAIN FIIL (hlm. 46-47)
Pada asalnya fail terletak setelah fiil, sebagaimana contoh-contoh
yang telah lewat. Hanya saja mashdar, isim fail atau shifah
11
Telah datang lelaki yang mulia saudaranya.
( : Fail bagi isim fail: )
Aku memasuki kebun yang indah pemandangannya.
( : Fail bagi shifah musyabbahah
).
Akan datang penjelasan hal tersebut secara rinci
pembahasan isim-isim musytaqdi juz ke dua dari kitab ini.
pada
12
Penjelasan lebih lengkap terdapat di juz ke dua kitab ini bab Amal
Isim Fail, Amal Mashdar, Amal Syifah Musyabbahah, Amal shighah
Mubalaghah, dan Amal Isim Tafdhil.Juga bab isim fiil di juz pertama.
89
NAIBUL FAIL
DEFINISI NAIBUL FAIL (hlm. 47)
Naibul Fail adalah isim marfu yang terletak setelah fiil majhul dan
menempati posisi fail yang telah dihapus. Dihapusnya fail bisa
karena fail sudah maklum diketahui atau karena belum diketahui
atau karena takut kepada fail atau karena mengkhawatirkan fail.
Contoh:
Musuh itu telah dikalahkan.
(
: Naibul fail marfu dengan dhammah)
Asal mula kalimatnya adalah:
Pasukan kami telah mengalahkan musuh itu.
Ketika fail (
)dihapus karena sudah diketahui maka fiil dibuat
menjadi majhul dan maful bih menempati posisi fail dan dinamakan
naibu fail.
BENTUK-BENTUK FIIL MAJHUL (Hlm. 47-48)
Fiil ada yang mutaaddi (mempunyai satu maful bih atau lebih) dan
ada yanglazim (tidak mempunyai maful bih).
a. Apabila fiil mempunyai satu maful bih dan failnya telah dihapus
maka maful bih dimarfukan sebagai naibul fail sebagaimana dalam
contoh yang telah lewat.
b. Apabila fiil mempunyai lebih dari satu maful bih dan failnya
sudah dihapus maka maful bih yang pertama dimarfukan sebagai
naibul fail sedangkan maful bih yang lain tetap manshub.
90
Contoh:
Pemenang itu telah diberi hadiah.
(
: Naibul fail
: Maful bih
Guru itu telah memberi pemenang itu hadiah.
Ketika
fail
dihapus
(
)
maka
maful
bih
pertama
yaitu:
menempati posisinya dan maful bih kedua (yaitu )
tetap manshub.
c. Apabila fiilnya lazim, failnya dihapus dan fiil dibuat majhul, maka
naibul fail boleh berupa mashdar, zharaf mutasharrif 1 atau jar wa
majrur.
Contoh: 2
Berwisata di taman-taman.
(
Asal kalimatnya:
Contoh mashdar:
Telah duduk satu kali duduk.
Khusus mashdar disyaratkan harus disifati, diidhafahkan atau
dimarifahkan.
Contoh zharaf mutasharrif:
Berpuasa ramadhan.
Apabila suatu fiil mempunyai maful bih, maka ketika fiil dibuat
majhul, naibul fail harus dari maful bih, bukan yang lain.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 173-175)
92
Fiil Madhi
Didhammahkan huruf pertama dan dikasrahkan huruf sebelum
terakhir.
Contoh:
Furniture itu telah dibuat : Tukang itu telah membuat furniture itu.
:
Sang pemenang dimuliakan : Guru itu memuliakan sang pemenang.
Apabila fiil didahului dengan ta, maka huruf kedua dan huruf ta
didhammahkan.
Contoh:
:
Hadiah telah diterima : Suad menerima hadiah
Apabila huruf sebelum terakhir adalah alif, maka alif dirubah
menjadi ya dan huruf sebelumnya dikasrahkan.
Contoh:
:
Kebenaran telah dinyatakan : Saksi itu telah menyatakan kebenaran.
Fiil Mudhari
Didhammahkan awalnya dan difathahkan huruf sebelum terakhir.
Contoh:
:
93
:
Para pemain disaksikan : Para penonton menyaksikan para pemain.
Apabila sebelum akhirnya ya atau wawu, maka ya atau wawu
tersebut dirubah menjadi alif.
Contoh:
:
Kapas dijual : Petani menjual kapas.
:
Berpuasa ramadhan : Kaum muslimin berpuasa ramadhan. 4
BENTUK-BENTUK NAIBUL FAIL (hlm. 49-50)
Naibul fail ada empat macam:
a. Isim Murab, sebagaimana dalam contoh-contoh yang telah lewat.
b. Isim Mabni (dhamir, zhahir atau mustatir, isim isyarah, isim
maushul)
Contoh:
Aku dikagetkan oleh kedatanganmu.
(
: Ta Dhamir zhahir pada posisi rafa, naibu fail)
Musuh itu telah dikalahkan.
4
(
: Mubtada marfu dengan dhammah, : Fiil madhi mabni lil
majhul, naibul failnya dhamir mustatir tersiratnya ) .
Penjahat ini dihukum.
( : Isim isyarah mabni pada posisi rafa, naibul fail)
Orang yang berhasil itu diberi hadiah.
(
: Isim maushul mabni pada posisi rafa, naibul fail)
(Akan datang penjelasan tentang isim mabni pada pembahasan isim
mabni pada pasal yang ke dua).
.
d. Mashdar sharih atau zharaf mutasharrif atau jar wa majrur
(apabila isim tidak mempunyai maful bih dan fiil dijadikan majhul).
Contoh:
5
Diterima dengan penerimaan yang luar biasa.
(
Begadang di malam yang indah.
( : Zharaf sebagai naibul fail)
Tidak didiamkan atas penghinaan.
( : Jar wa majrur naibul fail)
TIGA KETENTUAN NAIBUL FAIL (Hlm. 50)
Perlu diperhatikan bahwasanya setiap kali ada fiil mabni lil
majhul maka bisa dipastikan adanya naibul fail bagi fiil tersebut.
Naibul fail -sebagaimana yang telah disebutkan dalam pembahasan
yang lewat- bisa berupa isim murab, isim mabni, mashdar muawwal,
mashdar sharih, jar wa majrur atau zharaf.
Apabila naibul fail mutsanna atau jama maka fiil tetap dalam
keadaan mufrad. 6
Contoh:
atau
.
96
Fatimah dijuluki dengan az Zahra.
(Naibul fail muannats haqiqi dan tidak terpisah dari fiilnya maka
wajib memberi tanda muannats pada fiil).
Pesawat luar angkasa itu telah diluncurkan.
(Naibul fail adalah dhamir yang kembali kepada muannats, maka
wajib memberi tanda muannats pada fiil).
Peperangan dihentikan.
(Naibul fail adalah muannats majazi maka boleh memberi tanda
muannats pada fiil).
Pabrik-pabrik didirikan.
(Naibul fail jama taksir, maka boleh memberi tanda muannats pada
fiil).
97
Upah maksudnya adalah semua yang diberikan untuk pekerja sebagai
imbalan atas pekerjaannya.
(
Pekerja yang dituntut untuk dimutasikan itu meminta pengunduran
diri.
( : Naibul fail bagi isim maful
) .
Penjelasan lebih lengkap terdapat di juz ke dua kitab ini bab Amal
Isim Maful.
98
Telah datang seorang pria yang mulia.
(
Telah datang seorang pria yang mulia.
1
Mufradnya tabi.
99
- Naat Sababi, yaitu naat yang menunjukkan kepada sifat bagi isim
yang mempunyai kaitan dengan isim yang diikutinya.
Contoh:
Telah datang seorang pria yang mulia saudaranya.
Naat haqiqi mengikuti isim sebelumnya dalam hal tarif dan tankirnya, dalam haljumlah dan dalam hal jenis kelamin. 2
Contoh:
Telah datang seorang pria yang mulia.
Telah datang dua orang pria yang mulia.
Telah datang dua sayyidah yang mulia.
Telah datang para lelaki yang mulia.
Telah datang para sayyidah yang mulia.
Apabila manut (yang disifati) berupa jama bagi yang tidak berakal,
maka naat haqiqinya boleh mufrad muannats atau jama muannats.
Contoh:
2
Atau
Telah datang seorang pria yang mulia saudaranya.
Telah datang seorang pria yang mulia dua saudaranya.
Telah datang dua lelaki yang mulia dua saudaranya.
Telah datang para lelaki yang mulia saudara-saudara perempuannya.
Telah datang para
perempuannya. 4.
3
sayyidah
yang
mulia
saudara-saudara
Lafadz naat sababi berasal dari isim musytaq yang bisa beramal
seperti fiil, yaitu: isim fail, isim maful, shifah musyabbahah, shighah
mubalaghah, isim tafdhil, dan isim nasab. Isim setelahnya diirab
sebagai fail atau naibul fail. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat
pembahasan isim-isim yang beramal seperti fiil.
101
Ini adalah seorang lelaki yang memukul.
2. Isim maful, contoh:
Ini adalah budak yang dipukul.
3. Syifah musyabbahah, contoh:
Aku telah melihat seorang lelaki yang baik.
4. Isim tafdhil, contoh:
Aku berpapasan dengan seorang lelaki yang lebih berilmu
darimu.
5. Shighah mubalaghah, contoh:
Aku berpapasan dengan seorang lelaki yang suka memukul.
6. Isim isyarah, contoh:
Aku berpapasan dengan Zaid ini.
7. Isim maushul, contoh:
Aku berpapasan dengan Zaid yang telah berdiri.
102
Kairo adalah kota yang besar.
(
: Naat)
b. Syibhu Jumlah (zharaf atau jar wa majrur) 6, contoh:
Bagi kebenaran ada suara di atas segala suara.
(
: Zharaf sebagai naat bagi )
8. Kata ( ) , contoh:
Aku berpapasan dengan seorang pria yang berharta.
9. Isim nisbah, contoh:
Aku berpapasan dengan seorang pria Damaskus.
10. Lafadz yang menunjukkan kesempurnaan misalnya (
),
contoh:
Zaid pria benar-benar pria.
11. Bilangan, contoh:
Ini adalah pokok-pokok yang tiga.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 519-522)
6
(
: Naat bagi )
Ini adalah amalan yang bermanfaat.
(
: Jumlah filiyah sebagai naat bagi )
(Akan datang penjelasan hal tersebut pada pembahasan jumlah dan
posisinya dalam irab di bab ke empat)
Suad dan saudarinya telah berhasil.
(Kata
yang
, , , , , , , , .
Berikut ini penjelasan ringkas makna huruf-huruf tersebut:
7
1.
Muhammad, Hasan dan Said telah datang.
2.
Tersangka itu masuk kemudian pengacara.
3.
Ar Rasyid meninggal kemudian al Mamun.
4.
Muhammad atau Ali telah membawa berita.
5.
Apakah Umar atau Mahmud yang menulis makalah ini? 9
8
Ali tidak berhasil tetapi saudaranya berhasil.
8.
Di atas ombak itu nampak sebuah perahu berdayung, tetapi kapal
api.10
9.
Musuh itu lari sampai-sampai panglimanya.
Seharusnya:
Karena hamzah harus bertemu langsung dengan sesuatu yang diberi
perantara dengan ( ) .
10
Catatan:
dengan
didhammahkan
huruf
tsa
adalah
huruf
athaf,
) .
Adapun
kepada
Yaitu:
Di sana ada beberapa syarat untuk mencapai keberhasilan.
107
Contoh:
Panglima itu sendiri yang telah hadir 11.
(
: Taukid bagi , marfu karena mengikuti isim marfu)
Taukid ada dua jenis:
a. Taukid lafzhi, dengan cara mengulang kata yang diberi taukid 12.
Contoh:
Menteri itu sudah datang.
11
Apabila dikatakan
, maka ada kemungkinan yang hadir
Selain pada isim, taukid lafdzi juga bisa terjadi pada fiil dan
kalimat. (Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 558-561)
108
& ( )
Lafadz taukid maknawi harus bersambung dengan dhamir yang sesuai
dengan lafadz yang diberi taukid.
Berikut ini adalah penjelasan ringkas penggunaan masing-masing
lafadz.
dan
Dua lafadz ini dimufradkan ketika lafadz yang diberi taukid mufrad
dan dijamakan ketika lafadz yang diberi taukid mutsanna atau jama
dengan wazan .
Contoh:
Penyair itu sendiri yang melantunkan kasidahnya.
Fatimah sendiri yang hadir.
Dua lelaki itu sendiri yang datang.
Dua perempuan itu sendiri yang telah datang.
109
Para lelaki itu sendiri yang datang.
Para wanita itu sendiri yang datang.
, dan
Unta-unta tunggangan itu datang semuanya.
Orang-orang arab semuanya berhati yang satu. 15
Kaum itu telah hadir semuanya.
Sering juga disebutkan lafadz (
)setelah lafadz ( ) untuk
memperkuat taukid. Lafadz (
)untuk mufrad mudzakkar, ( )
14
Tiga lafadz ini tidak bisa mentaukidkan isim mutsanna. (Al Kawakib
ad Durriyyah, hlm. 565)
15
Maknanya salah.
110
Unta-unta tunggangan itu telah datang semuanya.
Madinah bangkit semuanya.
Para lelaki telah hadir semuanya.
Para wanita telah datang semuanya.
{
16
dan
Dua lelaki itu telah datang semuanya.
Dua sekretaris itu ahli semua.
Catatan:
Kata-kata (
, , , , ,
,
)
menjadi taukid
Padanya ada dua mata air yang mengalir 18 (Ar Rahman: 50)
17
18
Sebagai mubtada
112
20
(Ath
Semua anggota telah hadir. 21
Kebanyakan manusia melakukan demonstrasi.
Kedua pria itu hadir. 22
Khalifah Harun ar Rasyid memuliakan para ulama.
(
marfu)
19
Sebagai fail
Sebagai mubtada
21
Sebagai fail
22
Sebagai mubtada
20
113
Kitab itu telah dicetak juz yang pertama.
- Badal Isytimal: Badal ini mengandung sesuatu yang berkaitan
dengan mubdal minhu.
Contoh:
Jalan itu menyenangkan aku kebersihannya.
Catatan:
Pada badal badhi min kul dan badal isytimal harus bersambung
dengan dhamir yang kembali kepada mubdal minhu.
114
ISIM MANSHUB
TANDA ISIM MANSHUB (hlm. 58-59)
Tanda-tanda isim manshub adalah:
1. Fathah, pada isim mufrad dan jama taksir.
Contoh:
Sopir itu mengendarai mobil. (Mufrad)
Guru itu menjelaskan pelajaran-pelajaran. (Jama taksir)
2. Ya, pada mutsanna dan jama mudzakkar salim
(ya ini bukan bagian dari isim, tetapi ditambahkan kepada mutsanna
atau jama sebagai tanda tatsniyah atau jama, huruf sebelum ya
mutsanna difathahkan dan sebelum ya jama dikasrahkan).
Contoh:
Aku menghadap dua guru itu. (Mutsanna mudzakkar)
Aku menghadap dua ibu guru itu. (Mutsanna muannats)
Para pemain itu berlomba-lomba. (Jama mudzakkar)
115
Aku melihat para perawat. (Jama muannats salim)
4. Alif, pada asmaul khamsah.
Contoh:
Aku menyaksikan saudaramu. (
termasuk asmaul khamsah)
Catatan:
1. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda
yang lain dinamakan tanda nashab yang cabang.
2. Isim mutal akhir dengan alif (seperti
, )1 dinashabkan
Isim maqshur
Perlu ditambahkan pula bahwa fathah muqaddarah juga menjadi
tanda rafa pada isim yang dimudhafkan kepada ya mutakallim.
2
Misalnya:
4. Maful Muthlaq,
5. Maful li Ajlih,
6. Maful Maah,
7. Maful Fih (Zharaf Zaman dan Makan)
8. Hal,
9. Mustatsna,
10. Munada, dan
11. Tamyiz.
Demikian juga isim menjadi manshub apabila mengikuti isim yang
manshub.
KHABAR KANA (hlm. 60-62)
Khabar kana adalah setiap khabar mubtada
oleh kana atau oleh salah satu saudaranya.
yang
dimasuki
Contoh:
Pengajar itu hadir.
(
: Khabar kana manshub dengan fathah)
Ilmu itu menjadi tersebar.
(
: Khabar ashbaha manshub dengan fathah)
Para hakim itu menjadi adil.
(
: Khabar Zhalla manshub dengan ya karena ia adalah jama
mudzakkar salim)
117
Pada pagi hari bayangan di atas bunga-bunga.
(
khabar ashbaha).
Pada waktu dhuha ikan itu di jaring.
(
Musim dingin dinginnya sangat.
(
Orang yang sedih itu terus-menerus menangis.
( : Jumlah filiyah khabar manfakka)
Orang malas dan lalai itu menjadi dalam kebingungan.
(
Di dalam cangkir itu ada air.
nakirah)
5. Seringkali kana dan isimnya dihapus tetapi khabarnya tetap, hal
itu apabila terletak setelah (
) dan ( ) 5.
Contoh:
Walaupun ucapannya benar dan walaupun ucapannya dusta.
Aku ingin darimu walaupun satu kata saja. 6
Catatan:
) dan (
)masuk ke mubtada
Apabila huruf-huruf nafi ( ),( ),(
dan khabar, maka huruf-huruf itu beramal seperti
Benteng-benteng itu tidak kuat.
: Isim marfu
Bukan satu jalan yang berjubel 10.
(
: Huruf nafi beramal seperti
: Isim
marfu dengan
dhammah
: Khabar
manshub dengan fathah)
Tidaklah benteng-benteng itu kecuali kuat
9
Bukan satu pria yang berdiri, tetapi dua pria.
Tidak boleh:
Karena maknanya akan rancu Tidak ada seorang pria pun yang
berdiri, tetapi dua pria(?)
10
Artinya bukan: Tidak ada satu jalan yang berjubel
121
3.
adalah
dan menetapkan
khabar
. 11
Contoh:
Bukan lagi waktu menyesal.
Tersiratnya adalah:
Sekarang bukan lagi waktu menyesal.
Sesungguhnya pintu itu terbuka.
11
( )
, (
)
dan (
). Lafadz yang sering dipakai adalah lafadz
(
). Salah satu dari isim atau khabarnya harus dihapus dan
kebanyakan yang dihapus adalah isimnya. Contoh:
{
( } Shad: 3)
(
: Isim inna manshub dengan fathah)
Seakan-akan dua perawat itu malaikat.
(
: Isim
manshub dengan ya karena mutsanna)
Seandainya para pekerja merealisasikan target-target produksi.
(
: Isim laita manshub dengan ya karena jama mudzakkar
salim)
Dengan memperhatikan bahwa isim inna pada asalnya adalah
mubtada, yang kemudian dimasuki oleh inna atau salah satu
saudaranya, maka isim inna bisa berupa:
a. Isim murab, sebagaimana dalam contoh-contoh yang telah lewat.
b. Isim mabni dhamir, isim isyarah, isim maushul, dan seterusnya)
Contoh:
Sesungguhnya engkau mulia.
(Kaf adalah dhamir mabni pada posisi nashab, isim inna)
{
Sesungguhnya orang-orang yang menyeru Engkau dari luar kamarkamarmu sebagian besar mereka tidak mengerti (Al Hujurat: 4)
(
: Isim inna mabni pada posisi nashab)
Sesungguhnya ini adalah harapan kami kepadamu.
123
nafiyah lil jinsi tidak beramal seperti inna kecuali apabila tercakup
padanya 3 syarat:
Isimnya nakirah 13,
Isimnya bersambung dengan ( )secara langsung, yakni tidak
dipisahkan oleh pemisah apa pun,
Tidak didahului oleh huruf jar.
Isim
manshub apabila mudhaf atau menyerupai mudhaf.
Contoh:
Tidak ada pelaku kebaikan yang dibenci.
(
: Isim manshub dengan fathah karena mudhaf).
12
Lihat catatan kaki kami pada pembahasan In, Ma, La, dan Lata
Khabarnya juga harus nakirah. (Syarah Syudzur adz Dzahab, hlm.
195
13
124
Tidak ada pendaki gunung yang kelihatan.
( : Isim
Tidak ada lelaki di rumah itu.
(
: Isim
mabni atas fathah pada posisi nashab)
Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
(
: Isim
mabni atas fathah pada posisi nashab
: Mathuf
kepada
mabni atas fathah pada posisi nashab).
Tidak ada petani-petani yang bersantai-santai.
(
: Isim
mabni atas ya pada posisi nashab)
14
Catatan:
a. Apabila isim
mengulangi lafadz .
Contoh:
Kaum itu bukan kaumku dan para penolong itu bukan penolongku.
(
: Huruf nafi
Khabar mubtada)
b. Apabila
Para tentara itu maju tanpa rasa takut.
(: Ba adalah huruf jar
Majrur
nafiyah
Tanpa keraguan ilmu adalah pondasi kebangkitan.
(Yaitu:
Aku suka buah-buahan, lebih-lebih lagi buah jeruk.
Isim setelah (
manshub
Sebagai isim maushul dan mudhaf ilaih. Pada keadaan ini isim
setelah
adalah marfu.
(
sebagai khabar bagi mubtada yang dihilangkan,
tersiratnya adalah
)
Orang yang cerdas selalu menuntut ilmu.
(
: Maful bih manshub dengan fathah).
Negara itu memuliakan orang-orang yang mempunyai kelebihan.
(
: Maful bih manshub dengan ya karena jama mudzakkar
salim).
15
Dan Allah halalkan jual beli dan Allah haramkan riba (Al Baqarah:
275)
(
: Maful bih manshub dengan fathah)
( : Maful bih manshub dengan fathah muqaddarah) 16.
Terkadang maful bih lebih dari satu, yaitu apabila fiilnya termasuk
dari fiil-fiil yang menashabkan lebih dari satu maful.
Fiil-fiil tersebut adalah:
a. Fiil-fiil yang menashabkan dua maful yang asal keduanya adalah
mubtada dan khabar, yaitu:
16
17
18
19
20
21
22
23
Afal Zhan17 :
Afal Yaqin:
18 19 20 21 22 (dengan
arti
)
Afal Tahwil 23:
Contoh:
Aku menyangka lelaki itu tidur.
(
: Maful bih pertama manshub dengan fathah
: Maful
Aku menyangka Muhammad adalah saudaramu.
(
: Maful bih pertama manshub dengan fathah
: Maful
Pengguna jalan itu mendapati jalan itu sulit.
(
Ketahuilah hidup itu jihad.
(
: Maful bih pertama manshub dengan fathah
: Maful
Dan Allah telah mengambil Ibrahim sebagai kekasih (An Nisa: 125)
(
: Maful bih pertama manshub dengan fathah
: Maful
24 25 26 27
28 29
Contoh:
Musim semi menyelimuti bumi dengan hiasan yang berkilau.
(
: Maful bih pertama manshub dengan fathah
bih ke dua manshub dengan fathah
: Maful
Aku telah melihatmu.
(Kaf: Dhamir muttashil mabni pada posisi nashab, maful bih).
24
25
26
27
28
29
Bermakna mencegah.
Bermakna meminta
Bermakna memberikan
Bermakna memberikan
Bermakna memakaikan/menyelimuti
Bermakna memakaikan/menyelimuti
131
Sebagian besar suporter memberi semangat kepada pemain itu.
(: Isim isyarah mabni pada posisi nashab, maful bih).
c. Mashdar muawwal dari:
+ fiil atau + isim + khabar.
Contoh:
Media cetak menegaskan bahwa keamanan stabil.
( Mashdar muawwal dari
+ isim + khabar: Maful bih)
d. Boleh mengedepankan maful bih atas failnya.
Contoh:
Petani itu sedang memanen kapas.
(
: Maful bih muqaddam manshub dengan fathah)
{ }
Sebagian kalian dustakan dan sebagian kalian bunuh (Al
Baqarah: 87)
( : Maful bih muqaddam manshub dengan fathah).
132
(Tersiratnya
Maknanya:
Aku mendatangi keluarga dan aku mendatangi keluasan 31.
30
Zaid tidak memukul kecuali dia.
31
f. Pada asalnya maful bih terletak setelah fiil dan fail, hanya saja
terkadang mashdar atau isim fail bisa berfungsi seperti fiil 32,
sehingga keduanya menashabkan maful bih.
Contoh:
Tinggalkanlah kesia-siaan!
(
: Maful bih bagi mashdar, manshub dengan fathah)
Aku berterima kasih atas kesediaanmu.
(
Aku telah hafal pelajaran ini dengan sebenarnya.
(
: Maful mutlaq untuk penegasan fiil, manshub dengan fathah).
32
Aku berjalan dengan jalan yang baik.
(
: Maful mutlaq untuk menjelaskan jenis fiil, manshub dengan
fathah).
Rakyat membela kemerdekaannya sebagaimana pembelaan para
pahlawan.
contoh:
Aku benar-benar berdiri di mesjid.
135
Aku duduk seperti duduknya ulama.
c. Selain dengan mashdar, bisa juga dengan merubahnya menjadi
berwazan ( ), contoh:
Aku duduk dengan cara duduknya ulama.
Untuk menjelaskan banyaknya fiil, caranya dengan merubah
mashdar dengan wazan ( ) , contoh:
Aku memuliakannya dengan segenap penghormatan.
(
: Maful mutlaq manshub dengan fathah
ilaih majrur dengan kasrah)
: Mudhaf
34
Aku meragukannya dengan sebagian keraguan.
(
: Maful mutlaq manshub dengan fathah
: Mudhaf
Aku menolaknya dengan sebenar-benarnya.
(
sinonim dengan mashdar ) 36.
c. Kita datangkan sifat bagi mashdar tanpa menyebutkan mashdar.
Contoh:
Hidup bergulir dengan cepat.
34
35
36
(Yaitu:
) 37
Maful mutlaqnya (
) dihapus dan digantikan oleh
(
) dan ( ) diirab sebagai pengganti maful
sifatnya
mutlaq
Aku memuliakannya dengan penghormatan itu.
(
: Isim isyarah mabni pada posisi nashab, maful mutlaq
Aku menemuinya berkali-kali.
(
: Pengganti maful mutlaq manshub dengan fathah) 39
Terkadang fiil bagi maful mutlaq dihapus.
Contoh:
Terima kasih. 40
37
38
39
Asalnya:
.
, Berdiri!
Asalnya:
, Penghormatan yang baik, kemudian
Asalnya:
Aku menghormatikalian dengan penghormatan yang baik.
Engkau adalah anakku yang sebenarnya.
(
: Maful mutlaq bagi fiil yang dihapus, tersiratnya:
Ini adalah lelaki yang sangat mulia.
(
: Maful mutlaq bagi fiil yang dihapus, tersiratnya:
).
Segenap pekerja menghadiri perayaan itu dan juga pemimpin umum.
40
Mereka yang berhasil diberi hadiah, khususnya yang mempunyai
kelebihan.
(
Adapun
adalah maful bih, manshub dengan ya karena jama
mudzakkar salim).
Maha suci Allah.
(
Bonus-bonus diberikan untuk memberi semangat para pekerja.
41
Berupa mashdar
140
Ali hadir untuk menghormati Muhammad.
(
: Maful li ajlih manshub dengan fathah)
Aku memaafkan teman itu dalam rangka menjaga hubungan
pertemanan.
(
: Maful li ajlih manshub dengan fathah) 42
Pada asalnya maful li ajlih harus manshub, tetapi boleh dimajrurkan
oleh huruflam sehingga ketika itu tidak lagi diirab sebagai maful li
ajlih tetapi sebagai jar wa majrur yang berkaitan dengan yang
sebelumnya.
Contoh:
Bonus-bonus diberikan untuk memberi semangat kepada para
pekerja.
Ali hadir untuk menghormati Muhammad. 43
42
Aku telah mengunjungimu supaya engkau mengunjungi aku.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 362)
43
Aku datang untuk belajar.
Tidak boleh dimanshubkan karena mashdarnya bukan qalbi.
Aku datang hari ini untuk menghormatimu besok.
Tidak terpenuhi syarat ke-3.
Aku berdiri karena penghormatanmu kepadaku.
Tidak terpenuhi syarat ke-4.
(Syarah asy Syudzur adz Dzahab, hlm. 210-212)
Kecuali apabila mashdarnya muawwal, maka syarat ke-3 dan ke-4
tidak menjadi persyaratan, sebagaimana dalam catatan kaki sebelum
ini.
142
Contoh:
Aku berjalan sepanjang sungai Nil.
(
: Wawu maiyyah
: Maful maah manshub dengan fathah)
Aku bangun tidur bersamaan dengan berkicaunya burung-burung.
(: Wawu maiyyah
fathah).
Catatan:
Supaya tidak tercampur, perlu dijaga perbedaan antara wawu
athaf dengan wawu maiyyah. Wawu athaf memberi faidah ikut
sertanya kata sebelum dan sesudah wawu tersebut dalam hal
penisbatan hukum kepada keduanya. Contoh:
Muhammad dan Hasan telah hadir. 44
(Wawu di sini adalah wawu athaf).
Adapun wawu maiyyah tidak memberi faidah ikut sertanya kata
sebelum dan sesudah wawu tersebut dalam hal penisbatan hukum,
akan tetapi hanya menunjukkan kepada kebersamaan.
Contoh:
Muhammad telah hadir bersama dengan tenggelamnya matahari. 45
44
Muhammad telah hadir, Hasan juga telah hadir, akan tetapi waktu
hadir atau tempat hadir bisa berbeda, yang pasti sama-sama hadir.
45
46
Karena Nil tidak bisa berjalan, sehingga dipastikan sebagai maful
maah.
Aku berdiri bersama Zaid.
Lafadz Zaid tidak boleh dimarfukan, karena tidak bisa diathafkan
kepada dhamir rafa muttashil. Ada kaidah bahwa mengathafkan
isim kepada dhamir rafa muttashil harus diberi taukid terlebih dahulu
atau diberi pemisah oleh kata lain (lihat bab Dhamir, sub bab Athaf
Dhamir).
Contoh:
{ }
Ibrahim berkata: Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada
dalam kesesatan yang nyata. (Al Anbiya: 54).
Lafadz ( )diathafkan kepada dhamir rafa muttashil ( )sehingga
harus ada pemisah, yaitu dhamir munfashil sebagai taukid.
144
Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan:Jika
Allah menghendaki, niscaya Kami dan bapak-bapak Kami tidak
mempersekutukan-Nya dan tidak pula Kami mengharamkan sesuatu
pun.
Lafadz ( )diathafkan kepada dhamir rafa muttashil ( )sehingga
harus ada pemisah, yaitu huruf (
).
Panglima dan pasukannya telah datang.
Lebih baik untuk mengathafkannya karena pada asalnya wawu di sini
untuk athaf, selama tidak ada penghalang.
Aku dan Zaid telah berdiri.
Berarti aku dan Zaid sama-sama berdiri, walaupun waktu atau
tempat bisa berbeda.
Boleh juga menjadikannya sebagai maful maah:
Aku berdiri bersama Zaid.
Berarti Zaid tidak ikut berdiri, hanya menemaniku berdiri pada satu
tempat dan waktu.
145
Pesawat itu melakukan perjalanan di malam hari.
(
Pelajar itu berdiri di hadapan guru.
( : Zharaf makan manshub dengan fathah)
47
Sesaat/jam
Sehari
Seminggu
Sebulan
Setahun
Pagi
Sore
Zhuhur
Malam
Besok
Sesaat
Sesaat
Selama
Selama
Ketika
Sebelum
Sepanjang
Setelah
Di sela-sela
Di sela-sela
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
147
67
Di depan
Dibelakan
69
Dibelakang
70
Kanan
71
Utara
72
Kiri
73
Selatan
74
Timur
75
Barat
76
Tengah
77
Atas
78
Dekat
79
Di bawah
80
Di antara
81
Di sisi
82
Di sisi
83
Di arah
84
Di arah
85
Di arah
86
Di sekitar
87
Di bawah
88
Mil
89
Farsakh
90
Kilometer
68
148
Semenanjung Sinai terletak di timur Terusan Suez
Sebagaimana juga bisa digunakan sebagai selain zharaf dan diirab
menurut kedudukannya dalam kalimat (mubtada atau fail, dst).
Contoh:
149
Hari jumat telah datang.
( : Fail marfu dengan dhammah).
Timur adalah tempat munculnya agama-agama samawi.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah).
b.
91
. 92
Zharaf-zharaf yang tersebut di atas selalu manshub sebagai zharaf
dimanapun saja letaknya dalam kalimat.
Rinciannya:
Sebagai maful fih (yaitu menunjukkan kepada waktu atau tempat
terjadinya fiil dan didahului oleh fiil) dan kemudian menjadi
manshub.
Contoh:
Pesawat-pesawat itu terbang di atas awan.
(
: Zharaf makan maful fih manshub dengan fathah)
Atau sebagai khabar mubtada atau sifat. Ia manshub oleh fiil yang
dihapus secara wajib.
91
92
Contoh:
Aku berpapasan dengan seorang pria yang di sampingmu.
(
: Zharaf makan sifat bagi , manshub dengan fiil yang dihapus
secara wajib tersiratnya
).
Catatan:
a. Boleh memajrurkan zharaf ghairu mutasharrif dengan lafadz ( ) .
Contoh:
{
}
Katakanlah: Semuanya (datang) dari sisi Allah. (An Nisa: 78)
Aku berjalan dari belakangnya.
b. Ada sebagian zharaf yang mabni, yaitu tidak berubah akhirnya
walaupun berubah kedudukannya dalam kalimat, diantaranya:
(Akan datang penjelasan hal tersebut pada pembahasan yang akan
datang khusus tentang isim mabni)
c. Isim setelah zharaf selalu majrur sebagai mudhaf ilaih.
d. Lafadz ( )bisa masuk ke sebagian zharaf ( contohnya: ,
, dan ) .
151
Aku berharap dia hadir tanpa terlambat.
(
, , ,
Contoh:
Sudan terletak di sebelah selatan Mesir.
93
Fail atau maful bih yang dijelaskan keadaannya oleh hal dinamakan
Shahibul Hal danshahibul hal ini harus marifah.
Contoh:
Panglima itu datang dalam keadaan menang.
(
: Menjelaskan keadaan fail ketika kedatangannya
Diirab sebagai hal, manshub dengan fathah).
Aku minum air ketika air itu jernih.
Mereka hadir semuanya.
(
94
Yaitu semua isim musytaq yang bisa menjadi naat jumlahnya ada 9
dengan dikurangi isim isyarah dan maushul (lihat catatan kaki di bab
153
bagus,
tertulis,
dicintai,
dibenci, dan
seterusnya).
Sifat ini bersifat temporal, tidak selalu menyertai isim yang disifati,
akan tetapi menunjukkan keadaan isim ketika terjadinya fiil saja.
Hal harus mencocoki shahibul hal pada jenis dan jumlahnya.
Contoh:
Pesawat itu kembali dengan selamat.
Dua pesawat itu kembali dengan selamat.
(
)
Pesawat-pesawat itu kembali dengan selamat.
Terkadang hal berupa mashdar nakirah atau isim jamid nakirah (ini
jarang).
Contoh:
Hujan turun secara tiba-tiba.
( : Mashdar sebagai hal, manshub dengan fathah)
{
[3]95}
(
: Mashdar, hal manshub dengan fathah
Mashdar, hal
Kami berjalan dengan bergandengan tangan/seiring sejalan.
( : Isim jamid nakirah, hal manshub dengan fathah).
Pada asalnya hal harus nakirah, tetapi terkadang marifah (yaitu
diawali dengan alif lam atau diidhafahkan kepada marifah) dan ini
jarang 96.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah sendirian.
(
: Hal manshub dengan fathah dan kaf adalah dhamir mabni
pada posisi jar, mudhaf ilaih)
b. Syibhu Jumlah (Zharaf atau jar wa majrur)
Contoh:
Mereka yang menginfakkan harta-harta mereka malam dan siang
secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka bagi mereka
pahala di sisi Tuhan mereka dan tidak ada ketakutan bagi mereka dan
mereka tidak bersedih hati. (Al Baqarah: 274)
96
Semata-mata hanya berdasarkan apa yang telah terpakai di
kalangan orang arab, karena hal ini keluar dari kaidah semestinya
155
Aku melihat pesawat itu di antara awan.
(
Panglima itu hadir dengan pakaiannya yang resmi.
c. Jumlah Ismiyah atau Filiyah
Contoh:
Aku bangun ketika matahari bersinar terang.
(
: Jumlah ismiyah, hal)
Anak itu berjalan sambil menangis.
( : Jumlah filiyah, hal).
Jumlah yang menjadi hal disyaratkan harus mengandung pengikat
yang mengikat antara jumlah dengan shahibul hal. Pengikat ini bisa
berupa wawu saja (dinamakanwawu hal) atau dhamir saja,
atau wawu dan dhamir.
Contoh:
Anak kecil itu berjalan sambil menangis.
(
hal).
156
Lelaki itu berjalan dengan cepat.
Angin berhembus dengan tiba-tiba.
Semua syarat gugur apabila menyelisihi hukum perundangundangan97.
Terkadang hal berbilang.
Contoh:
Panglima itu datang sambil menang perang dan tersenyum.
Contoh lain:
{ }
Maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang
lezat lagi baik akibatnya. (An Nisa: 4)
Terkadang fiil dan shahibul hal boleh dihapus atau wajib dihapus.
Contoh yang boleh dihapus misalnya ungkapan: Bagaimana engkau
datang?
Maka engkau jawab:
. Tersiratnya adalah:
. (Aku datang
dengan berkendaraan).
Contoh yang wajib dihapus misalnya ungkapan:
97
adalah hal dan telah dihapus hal dan shahibul hal, tersiratnya
adalah:
MUSTATSNA (hlm. 78-80)
Al Mustatsna adalah isim manshub yang terletak setelah salah satu
perangkat dari perangkat-perangkat istitsna untuk menyelisihi kata
sebelumnya dalam hal hukum.
Contoh:
Para lelaki itu telah hadir kecuali Zaid.
( : Mustatsna manshub dengan fathah)
Isim sebelum perangkat istitsna dinamakan Mustatsna minhu.
Perangkat-perangkat istitsna adalah98:
Mustatsna dengan mempunyai 3 hukum:
Wajib manshub, apabila kalimatnya mutsbat (tidak dinafikan) dan
disebutkan mustatsna minhuContoh:
Para lelaki telah hadir kecuali Zaid.
98
Aku telah membaca halaman-halaman itu kecuali dua halaman.
(
: Mustatsna dengan illa manshub dengan ya)
Boleh menashabkan atau mengikuti irabnya mustatsna
minhu sebagai badal apabila kalimatnya manfi (dinafikan) dan
mustatsna minhu
Contoh:
Tidak ada yang berdiri kecuali Zaid.
( : Mustatsna dengan illa manshub dengan fathah)
Atau:
: Fail marfu dengan dhammah99)
(
Diirab sesuai kedudukannya dalam kalimat apabila kalimatnya
manfi dan mustatsna minhu tidak disebutkan.
Contoh:
Tidak berdiri kecuali Zaid.
(
: Fail marfu dengan dhammah)
Aku tidak mengatakan kecuali kebenaran.
(
99
dan
Isim setelah dan
selalu majrur sebagai mudhaf ilaih.
Adapun lafadz
dan hukumnya mengambil hukumnya
Mustatsna dengan
Para lelaki itu berdiri kecuali Zaid.
(
: Mustatsna manshub dengan fathah
dengan kasrah)
Tidak berdiri kecuali Zaid.
(
dengan kasrah).
Mustatsna dengan
Mustatsna dengan
mempunyai 2 hukum:
Manshub sebagai maful bih dimana
adalah fiil
madhi.
Contoh:
Semua pesawat telah kembali kecuali satu.
( : Fiil madhi mabni atas sukun, failnya dhamir mustatir, :
Maful bih manshub dengan fathah).
Majrur dimana
160
Contoh:
Semua pesawat telah kembali kecuali satu.
(
: Huruf jar mabni atas sukun, : Majrur dengan kasrah)
Terkadang
Ketahuilah bahwa semua yang selain Allah itu batil.
Adapun
tidak boleh didahului oleh (
) .
Catatan:
a. Lafadz
dan
Perkataanmu tidak dipahami.
(
: Khabar mubtada marfu dengan dhammah)
Selainku dengan adanya kicauan burung merasakan senang.
161
kita katakan:
dengan makna pihak ke tiga.
Contoh:
Kesaksian ini muncul tanpa ada rasa tanggung jawab sedikit pun
terhadap hak-hak yang berkaitan dengan pihak ke tiga.
Wahai yang tidur, bangun!
Hamzah ( ) : Untuk munada yang dekat.
Contoh:
Wahai Muhammad, kemarilah!
: Untuk munada yang jauh.
Contoh:
162
Wahai Nabil, apakah engkau mendengarkanku?
Munada ada dua macam: manshub dan mabni:
a. Munada dimanshubkan apabila sebagai mudhaf, menyerupai
mudhaf 100 atau nakirah ghairu maqshudah.
Munada pada keadaan seperti ini dijadikan manshub oleh fiil yang
tersembunyi, yaitu: ( aku menyeru).
Contoh:
Wahai Abdullah!
(
: Munada manshub dengan fathah karena mudhaf).
Wahai para penyiar berita!
( : Munada manshub dengan ya karena mudhaf).
Wahai pendaki gunung!
( : Munada manshub dengan fathah karena menyerupai mudhaf).
Wahai lelaki siapapun, bimbinglah tanganku!
100
maqshudah).
b. Munada dimabnikan atas rafa101 apabila berupa alam (nama)
atau nakirah maqshudah.
102
Contoh:
Wahai Ali!
Wahai dua polisi!
(
: Nakirah maqshudah mabni atas alif karena mutsanna).
Wahai orang-orang yang mampu!
(
: Nakirah maqshudah mabni atas wawu karena jama
mudzakkar salim).
101
102
Catatan:
a. Kita bisa membedakan antara nakirah maqshudah dengan nakirah
ghairu maqshudah apabila tergambar bagi kita orang yang meminta
tolong. Apabila di depannya ada seseorang dan ia memaksudkan
dengan panggilannya kepada orang tersebut, maka ia mengatakan:
Wahai kamu, selamatkan aku!
Ini adalah nakirah maqshudah.
Apabila di depannya tidak ada seorang pria pun dan ia meminta
tolong kepada pria mana pun yang mendengar seruannya, maka ia
mengatakan:
Wahai siapa pun, tolonglah aku!
Ini adalah nakirah ghairu maqshudah.
b. Perlu diperhatikan apabila alam atau nakirah maqshudah isim
mufrad maka dimabnikan atas dhammah dan tidak ditanwin, karena
isim mabni tidak ditanwin. Maka kita katakan:
Bukan:
Apabila ingin memanggil isim yang ada ( ) maka ada dua cara:
a. Kita datangkan sebelum munada lafadz (
) untuk mudzakkar,
Contoh:
Wahai para warga negara!
( : Huruf nida : Munada mabni atas dhammah karena nakirah
maqshudah, Tambahan
: sifat bagi
marfu dengan
) setelahnya
Wahai pemudi ini!
( : Huruf nida
: Munada mabni pada posisi rafa : Sifat
bagi
marfu dengan dhammah)
Dikecualikan dari yang telah lewat, lafadz jalalah (
) , maka kita
katakan:
166
Muhammad, kemari!
Asalnya:
.
Asalnya:
Wahai para warga negara!.
Asalnya:
Wahai tuan-tuan dan nyonya-nyonya!
Wahai Abu Zahra, engkau telah melampaui batas dalam memujiku.
Asalnya:
.
{
}
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang (Al Hasyr: 10).
167
Wahai temanku!
(Untuk menyeru
).
Wahai anak pamanku!
(Untuk menyeru
) .
{
}
Wahai Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu (Thaha: 114)
Untuk ayah dan ibu bisa digunakan:
Atau:
Atau:
Maka ta pada keadaan ini sebagai pengganti dari ya.
168
Ada 3 bentuk nida yang berkaitan dengan bentuk nida, yaitu: Nida
taajjub, nudbah dan tarkhim.
a. Nida taajjub adalah salah satu
bentuk taajjub (kagum) dengan cara nida.
bentuk
dari
bentuk-
Contoh:
Wahai betapa indahnya alam ini.
Uslub ini tersusun dari ) " ( huruf nida dan taajjub serta munada
yang dikagumi yang majrur dengan lam yang difathah.
Boleh juga dikatakan:
Ketika bentuknya seperti ini (lafadz setelah huruf nida) mengambil
hukum munada dalam hal irab.
b. Mandub adalah pihak yang dikeluhkan. Contoh:
Wahai, kasihan ibuku!
Atau mutawajja minhu, contoh:
Aduh, punggungku!.
Uslub nida terdiri dari huruf nida ) ( dan munada mandub dan
akhirnya alif dan ha. Contoh:
Wahai, kasihan!
169
c. Tarkhim, yaitu menghapus akhir kata dalam nida.
Contoh:
(Untuk memanggil )
(Untuk memanggil )
Nama-nama yang terdiri dari empat huruf atau lebih.
Contoh:
Untuk memanggil
Isim yang ditarkhim boleh dibaca dengan dua cara baca: Membiarkan
isim yang telah dihapus sebagaimana sebelum dihapus, sehingga kita
katakan:
Atau memperlakukan akhir huruf yang telah dibuang sebagaimana ia
adalah huruf yang terakhir, mabni atas dhammah, maka kita katakan:
170
Aku telah membeli satu kwintal gandum.
Seandainya kita katakan:
kemudian kita diam niscaya pendengar tidak akan memahami apakah
kita membeli satu kwintal kacang, kapas, gandum atau yang
selainnya, hal tersebut karena kata kwintal masih belum jelas dimana
bisa untuk berbagai macam barang. Ketika kita katakan
gandum,berarti kita telah membedakan maksud dari kwintal tersebut.
Kata kwintal ini dinamakan mumayyaz dan gandum dinamakan
tamyiz.
Berikut ini penjelasan bagi setiap tamyiz dan mumayyaz.
Mumayyaz
Mumayyaz ada dua macam:
a. Mumayyaz malfuzh, yaitu mumayyaz yang disebutkan dalam
kalimat.
171
Aku telah membeli satu dirham emas.
Isim kail (takaran).
Contoh:
Petani itu menjual satu irdab gandum 103.
Isim masahah (luas).
Contoh:
Aku telah menanam satu acre (0,42 ha) gandum.
Sehari terdiri dari 24 jam.
(Akan datang penjelasan bentuk-bentuk bilangan, irab dan binanya
pada pasal yang akan datang)
b. Mumayyaz malhuzh, yaitu tidak disebutkan mumayyaznya, dan
tamyiz merupakan perubahan dari mubtada, fail atau maful bih.
Contoh:
103
Ilmu guru lebih banyak daripada ilmu murid.
Tamyiz di sini merupakan perubahan dari mubtada.
Contoh:
Muhammad baik jiwanya.
( : Tamyiz manshub dengan fathah)
Asal kalimatnya adalah:
Jiwa Muhammad baik.
Tamyiz di sini merupakan perubahan dari fail.
Contoh:
Aku menanam pohon di tanah.
Tamyiz di sini merupakan perubahan dari maful bih.
173
.
Contoh:
Atau:
(Mudhaf ilaih).
Atau:
(Majrur dengan
)
Aku membeli satu gram emas.
c. Adapun tamyiz adad (yaitu isim nakirah yang terletak setelah
adad) bisa menjadi majrur atau manshub dengan rincian berikut ini:
Tamyiz adad dari 3 sampai 10 jama majrur.
Contoh:
Aku melihat 4 lelaki.
(
: Tamyiz majrur dengan kasrah).
174
Di kelas itu ada 33 pelajar.
( : Tamyiz manshub dengan fathah)
Tamyiz 100 dan 1.000 dan kelipatannya semuanya mufrad majrur.
Contoh:
Perayaan itu dihadiri 400 pemuda.
(
: Tamyiz majrur dengan kasrah)
Bentuk-bentuk adad.
Adad mempunyai bentuk yang beragam, bisa jadi mufrad ( contoh: 4,
5 dan 6), atau murakkab104 bersama puluhan (contoh: 14, 15, 16,
dst) atau mathuf dan mathuf alaih (contoh: 24, 25, 26).
Bilangan 20, 30, 40, 50 dst. dinamakan lafadz uqud 105.
Adad dari segi Irab dan Bina
Semua adad murab, yaitu marfu, manshub atau majrur sesuai
kedudukannya dalam kalimat, kecuali adad dari 11 sampai 19,
semuanya selalu mabni dengan fathah pada kedua sisinya, kecuali
104
105
Tersusun
Puluhan
175
adad 12 (
dan
)106 keduanya diirab sisi pertamanya
: Tamyiz majrur
dengan kasrah).
Berikanlah senilai 25 irsh107.
(
: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah
: Mathuf kepada
mudhaf ilaih majrur dengan ya karena menyerupai jama mudzakkar
salim : Tamyiz manshub dengan fathah).
Berikanlah sejumlah uang sebesar 47 gineih/pound.
(
: Mubatada marfu dengan dhammah, Ha : Dhamir mabni pada
posisi jar mudhaf ilaih
dhammah
: Mathuf kepada marfu dengan wawu karena
ia menyerupai jama mudzakkar salim
Tamyiz manshub
dengan fathah).
106
107
Lafadz pertama murab dan lafadz ke dua tetap mabni atas fathah
Satu irsh = sepersepuluh gineih/pound mesir
176
Tiga belas pelajar telah lulus.
(
: Mabni atas fathah pada dua sisinya, pada posisi rafa fail
muannatsnya
dan
muannatsnya .
Bilangan 2 lafadz-lafadznya:
dan
pada posisi marfu ,
dan
pada posisi nashab
dan jar109.
108
Yang dihitung
177
Contoh:
Di desa itu ada satu sekolah.
Sebagian bulan ada 31 hari.
Yusuf melihat 11 bintang.
Aku belajar di salah satu sekolah di Tanta.
Aku mempunyai dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.
Umur saudara perempuanku 12 tahun dan umurku 22 tahun.
Aku melihat 32 siswa.
b. Adad dari 3 sampai 9 kebalikan dari madud secara mudzakkar dan
muannats, sama saja apakah mufrad atau murakkab atau diathafkan.
Ketika menentukan jenis dari madud maka selalu diperhatikan
kepada mufradnya (Misalnya 3 junaih, ditulis:
di mana
Lafadz (
) dan (
Contoh:
Aku membaca 4 buku.
Di tempat tinggal itu ada 5 kamar.
Telah lulus 13 siswa.
Tiga puluh tujuh negara berpegang dengan keputusan itu.
c. Adad 10 kebalikan dari madud apabila mufrad, dari jenis madud
dan murakkab.
Pada asalnya huruf (
) pada adad 10 difathah ( ), boleh juga
).
disukun apabila bersambung dengan ta (
Sebagaimana dijelaskan dalam pasal sebelumnya, bahwa adad 10
murab apabila mufrad dan selalu mabni atas fathah apabila
murakkab.
Contoh:
Telah hadir 10 lelaki.
Aku menemui 10 nyonya.
Aku tinggal di Iskandariyah 14 hari 15 malam.
179
{
}
Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa 30 hari. (Al Araf: 142)
Musafir dari Kairo ke Iskandariyah itu menempuh jarak 220 km.
Tarif adad dengan ( )
Apabila ingin mentarif adad dengan ( ) maka:
Apabila mufrad maka (
Telah datang 6 pelajar.
Lima dinar itu telah dikutip.
Apabila murakkab, maka (
bagian pertama).
180
Contoh:
Kami menghabiskan 15 hari di tempat liburan musim panas.
Apabila berupa mathuf dan mathuf alaih, maka (
) dimasukkan
Aku telah membaca 25 buku.
Dan diterapkan pula kaidah-kaidah yang telah dijelaskan tadi, yaitu
yang berkaitan dengan tadzkir, tanits adad, irab dan binanya.
Bentuk adad dengan wazan ( ) untuk menunjukkan urutan.
Apabila adad dibentuk dengan wazan ( )yang menunjukkan
kepada urutan, maka adad mencocoki madud dari segi tadzkir dan
tanits pada semua keadaan dan irab, kecuali adad dari 11-19, yaitu
mabni pada kedua bagiannya.
Contoh:
Buletin surat kabar itu disebarkan pada jam 8.30.
Urutan siswi ini ke 23.
Bulan purnama nampak pada hari ke 14 bulan arabi (hijriyah).
181
Adad Kiasan
Ada beberapa kiasan yang bukan adad akan tetapi menunjukkan
kepada makna adad. Oleh sebab itu dinamakan adad kiasan. Lafadzlafzadz kiasan yang terpenting adalah:
(
)
a. :
Kata
kata ini mengambil hukum bilangan tersebut dari segi tadzkir, tanits
dan tamyiz.
Contoh:
: Majrur dengan
kasrah).
Perlu diperhatikan bahwa
dan
Berapa kota yang telah engkau lihat?
182
Berapa kitab di perpustakaan itu?
Boleh pula memajrurkan tamyiznya % apabila masuk kepadanya
huruf jar.
Contoh:
Berapa irsh engkau membeli buku ini?
!
Berapa banyak uang yang engkau infakkan!
Atau:
!
!
Berapa banyak kitab yang engkau punya!
Atau:
!
diirab (istifhamiyyah atau khabariyyah) dengan rincian berikut ini:
Pada posisi nashab, maful bih, apabila diikuti oleh fiil mutaaddi
(sebagaimana dalam contoh pertama pada semua keadaan).
183
Pertandingan itu dihadiri oleh sekian penonton.
Atau:
Atau:
.
d. : Digunakan untuk menunjukkan kepada bilangan di antara dua
puluhan, misalnya antara 20 dan 30, atau antara 30 dan 40, dan
seterusnya110.
Contoh:
Aku membaca 30-an kisah.
110
) . (Al Mujam al
Wasith
184
Aku menyeru komandan itu langsung.
(
: Manshub dengan fathah karena taukid bagi maful bih)
Badal Contoh:
Aku melihat kapal itu layarnya.
(
: Manshub dengan fathah karena badal isytimal bagi maful bih)
Athaf Contoh:
Aku mendengar pelajaran dengan seksama dan dengan serius.
( : Manshub dengan fathah karena mathuf kepada
yang
sebagai hal)
185
ISIM MAJRUR
TANDA-TANDA ISIM MAJRUR (hlm. 94)
Tanda-tanda jar adalah:
1. Kasrah : pada isim mufrad, jama taksir dan jama muannats salim.
Contoh:
Aku telah sampai ke rumah.
( : Mufrad majrur dengan kasrah).
Aku berbincang-bincang dengan para lelaki.
( : Jama taksir majrur dengan kasrah).
Para siswi menyimak ibu- ibu guru.
(
: Jama muannats salim majrur dengan kasrah).
2. Ya : pada mutsanna, jama mudzakkar salim dan asmaul
khamsah,
Contoh:
Aku telah mentelaah dua kisah.
(
: Mutsanna majrur dengan ya)
186
Aku berpapasan dengan para insinyur.
(
: Jama mudzakkar salim majrur dengan ya)
Aku berbincang-bincang dengan saudaramu.
(
: Termasuk asmaul khamsah majrur dengan ya).
3. Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad
dan jama taksir, dan isim-isim ini dinamakan Mamnu Minash
Shorf. Akan datang penjelasannya setelah isim-isim majrur.
Catatan:
1. Isim mutal akhir dengan alif atau ya (contoh:
,) 1
Contoh:
Aku berjalan dari rumah ke kebun.
(
: Majrur dengan , tanda majrurnya kasrah
: Majrur
dengan , tanda majrurnya kasrah)
Berikut ini penjelasan ringkas bagi penggunaan masing-masing hurufhuruf jar: 2
Digunakan
untuk
permulaan
atau
sebagian
(yaitu
Aku keluar dari rumah. (Untuk permulaan)
Aku menginfakkan sebagian uangku. (Untuk sebagian)
Contoh:
(
)
Aku berjalan tadi malam sampai akhir malam (atau sampai setengah
malam).
menjadi huruf athaf atau huruf jar apabila masuk ke isim, pada
keadaan terakhir ini3 menunjukan kepada berakhirnya suatu tujuan
(yaitu sebagai akhir dari tujuan).
Contoh:
{ }
Malam itu penuh salam sampai terbit fajar (Al Qadr: 5)4
Contoh:
Huruf jar
Perbedaan antara (
Aku makan ikan ini sampai kepalanya (kepalanya dimakan).
Ini contoh huruf athaf.
Aku makan ikan ini sampai kepalanya (kepalanya tidak dimakan).
Ini contoh sebagai huruf jar.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 547, Syarah al Ajurumiyyah, hlm. 251)
189
Pria itu di masjid.
Di dalam cangkir itu ada air.
: Untuk melampaui.
Contoh:
Menjauhlah kamu dari kejelekan!
Contoh:
Buku itu di atas meja.
tempat
(yaitu
bermakna
),
istianah
(minta
tolong),
Kami berkumpul di rumah itu. (Zharaf makan)
Aku menulis dengan pena. (Istianah)
5
Menempel
190
Aku membeli dengan 100 pound. (Untuk penggantian)
Aku berpapasan dengan Muhammad. (Iltishaq atau qurb 6)
Demi Allah kami tidak akan melalaikan hak-hak kami. (Sumpah)
Contoh:
Milik Allah-lah segala yang di bumi dan di langit.
Rumah itu memiliki pintu. (Menyerupai kepemilikan)
Aku datang untuk menghormatimu. (Untuk sebab)
Catatan:
masuk ke
dihapus (contoh: ,.)
: Untuk penyerupaan.
Contoh:
Perawat itu seperti malaikat.
Dekat
191
Demi hakmu, aku sungguh akan mencukupimu. 7
Contoh:
Demi Allah, kebenaran tidak akan melalaikan orang yang korup.
Sedikit lelaki mulia yang telah aku temui.
dan
).
Contoh:
Aku tidak melihatnya sejak hari jumat.
192
dan
mustatsna.
Huruf jar ada dua jenis:
a. Huruf asli, yaitu huruf yang dibutuhkan dalam kalimat sebagaimana
dalam pembahasan yang lalu.
b. Huruf jar zaidah (tambahan), yaitu huruf yang bisa tidak diperlukan
dalam kalimat. Termasuk huruf-huruf zaidah adalah:
{
}
Tidak ada sesembahan kecuali satu sesembahan saja (Al Maidah:
73)
{ }
Apakah ada pencipta selain Allah? (Fathir: 3)
Kemiskinan bukanlah aib.
{
}
Cukuplah Allah sebagai pelindung (An Nisa: 45)
(Huruf jar zaidah memajrurkan isim setelahnya secara lafadz, akan
tetapi isim ini diirab sesuai kedudukannya dalam kalimat)9
9
Misalnya kata (
) dalam ayat (
) tetap diirab
Catatan:
a. ( )ditambahkan setelah
dan
kemudian tidak
{
}
Sebentar lagi mereka benar-benar akan menyesal (Al Muminun:
40)
b. ( )ditambahkan setelah
dan
kemudian menahan
Terkadang teman lebih bermanfaat dari pada saudara kandung.
c.
dinamakan
Contoh:
Seringkali malam seperti ombak lautan yang mengurai tabirnya. 10
Mudhaf ilaih adalah isim atau dhamir yang dinisbahkan kepada isim
yang sebelumnya.
Contoh:
Aku mengunjungi taman ikan.
(Seandainya kita katakan
niscaya bisa dipahami maksudnya)
.
Disiratkan huruf pada sebagian besar idhafah.
Contoh:
Tersiratnya:
11
Disiratkan huruf apabila mudhaf ilaih adalah zharaf.
Contoh:
Aku telah menuntut dari dia untuk menelitinya sepanjang malammalam.
Tersiratnya:
Begadang di malam-malam.
Berikut ini penjelasan ringkas tentang mudhaf dan mudhaf ilaih.
Mudhaf
a. Mudhaf biasanya nakirah12 dan diirab sesuai posisinya dalam
kalimat.
Contoh:
Dinding kebun itu tinggi.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah)
12
Aku mengambil buku siswa itu.
(
: Maful bih manshub dengan fathah)
Perlu diperhatikan bahwa mudhaf berupa isim nakirah apabila
mudhaf berupa isim jenis sebagaimana dalam dua contoh di atas.
Adapun apabila mudhaf berupa isim musytaq (yaitu isim fail, isim
maful atau sifah musyabbahah) maka boleh mentarifkannya dengan
perangkat tarif ( ) 13.
13
Sebagai had yang dibawa sampai ke Kabah (Al Maidah: 95)
Kata(
)sebagai naat bagi isim nakirah sebelumnya, karena
bentuknya idhafah ghairu mahdhah maka kata(
)tetap nakirah.
Karena tidak menjadi marifah ketika diidhafahkan kepada isim
marifah, maka untuk memarifahkannya perlu diberi (
) dengan
Dua pria yang memukul Zaid itu.
Mudhaf berbentuk jama mudzakkar salim, contoh:
Para pria yang memukul Zaid itu.
Apabila mudhaf berupa isim mufrad maka mudhaf ilaih harus
didahului ( ) , contoh:
Pria yang memukul lelaki itu.
Atau mudhaf ilaihnya diidhafahkan kepada isim yang didahului ( ) ,
contoh:
Pria yang memukul kepala lelaki itu.
Atau mudhaf ilaih dimudhafkan kepada dhamir yang kembali isim
yang didahului ( ) , contoh:
Aku berpapasan dengan seorang pria yang memukul anaknya.
Idhafah ini masih berkaitan dengan bab amalnya isim fail, amalnya
isim maful, amalnya syifah musyabbahah dan shighah mubalaghah.
Di mana bentuk ini adalah bentuk peringanan dari bentuk
sebelumnya.
Misalnya:
Merupakan bentuk peringanan dari:
198
Contoh:
Aku bertemu dengan lelaki yang tinggi posturnya itu dan kering
rambutnya.
b. Ada isim-isim yang selalu diidhafahkan, yaitu tidak dipakai dalam
keadaan sendirian akan tetapi selalu menjadi mudhaf.
Isim-isim ini diantaranya:
Contoh:
Laki-laki ini berharta.
Dan ia mencurahkan segenap kemampuannya sendirian untuk
membantu sebagian orang yang membutuhkan.
(Bisa diperhatikan bahwa (
, ,
dan
) semuanya
Sehingga syarat-syarat yang terdapat pada bab tersebut juga
diterapkan di sini.
(Syarah Qathrun Nada, hlm. 344-346, Syarah Syudzur adz Dzahab,
hlm. 293, al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 457)
199
))
Telah datang dua pria itu semuanya dan dua wanita itu semuanya.
Contoh ke tiga:
Aku menyambut seruanmu ya Allah aku menyambut seruanmu.
(
, , , ,
Aku datang sebelum kalian.
Cukuplah bagimu satu dinar.
14
Aku membaca kisah itu dari awal.
(
dan
mudhaf).
Contoh:
Milik Allah-lah segala perkara sebelum dan sesudahnya.
Aku memberinya satu dinar kemudian cukup.
(
, dan
dimabnikan atas dhammah karena mudhaf ilaih
dihapus).
Catatan:
Sering terjadi kesalahan antara
(dengan fathah sin).
(cukup)
Muadzin itu mengumandangkan azan sesuai dengan waktu regional
Kota Kairo.
(Yaitu sesuai dasar penghitungannya)
manshub sebagai zharaf.
201
Syibhu jumlah adalah semua ungkapan.
(
adalah isim mudzakkar mengambil tanitsnya mudhaf ilaih:
)
Contoh:
Sebagian jari-jarinya terpotong.
(
adalah mudzakkar mengambil tanitsnya mudhaf ilaih: )16
e. Tanwin dihapus dari mudhaf yang bertanwin.
Contoh:
Orang sakit itu ngelantur.
Orang sakit itu keadaannya ngelantur.
)
(Tanwin pada dihapus karena diidhafahkan kepada
Nun dihapus dari mudhaf apabila mutsanna atau jama mudzakkar
salim.
16
Maknanya tidak jauh berbeda
202
Contoh:
Aku pergi ke dua kementrian, kementrian dalam negeri dan luar
negeri.
( asalnya
)
Para guru bahasa itu telah hadir.
(
asalnya
Aku tinggal di kota para insyinyur.
(
: Mudhaf ilaih majrur dengan ya karena jama mudzakkar
salim)
Terkadang mudhaf ilaih nakirah.
Contoh:
Kapal itu berlabuh di pelabuhan kota.
17
Permintaan-permintaan yang tidak memenuhi syarat tidak akan
dikabulkan.
Apabila ingin mentarif isim tersebut maka perangkat tarif ( )
masuk ke mudhaf ilaih (bukan ke mudhaf), sehingga kita katakan:
(Ada kesalahan yang menyebar luas dimana ( ) diidhafahkan kepada
kata ( )ketika dimudhafkan sehingga salah diucapkan:
c. Apabila mudhaf ilaih berupa dhamir, maka dhamir bersambung
dengan mudhaf dan diirab pada posisi jar18.
Contoh:
Aku mengambil bukumu.
( Kaf: Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi jar mudhaf
ilaih)
(Akan datang penjelasan hal tersebut pada pembahasan dhamirdhamir pada pasal berikutnya)
d. Apabila ya mutakallim diidhafahkan kepada isim yang akhirnya
alif, maka ya ditulis dengan fathah19.
Contoh:
:
18
19
( )
:
Kedua tangan : Kedua tanganku
Adapun apabila akhir isimnya ya, maka ya mutakallim diidgham
kepada ya dan ditulis denganya fathah bertasydid20.
Contoh:
:
Pengacara : Pengacaraku
( ) :
Para guru : Guru-guruku
Kami menghabiskan musim panas di desa yang jauh dari kota.
(
: Majrur dengan kasrah karena ia adalah naat yang mengikuti
isim majrur)
Athaf, misalnya:
Aku kagum kepada surat kabar sekolah dan majalahnya.
20
(
: Majrur dengan kasrah karena ia diathafkan kepada isim
)
majrur yaitu
Taukid, misalnya:
Aku berbicara dengan komandan itu langsung.
(
: Majrur dengan kasrah karena ia adalah taukid bagi isim majrur
yaitu
Badal, misalnya:
Aku berpapasan dengan saudaramu, Adil.
(
: Majrur dengan kasrah karena ia badal bagi isim majrur yaitu:
)
MAMNU MINASH SHARF (hlm. 104-107)
Pada asalnya semua isim mufrad dan jama taksir dimajrurkan dengan
kasrah, sebagaimana pada asalnya isim-isim ini huruf terakhirnya
diberi tanwin ketika terbebas dari ( ) dan idhafah.
Tanwin adalah nun sukun yang diucapkan pada akhir isim murab
yang terbebas dari (
diwujudkan dengan dua dhammah ketika rafa, dua fathah dan alif
ketika nashab dan dua kasrah ketika jar (juga perlu diperhatikan
bahwa alif tidak ditambahkan ketika nashab apabila isim
akhirnya hamzah, contoh:
206
atau
marbuthah, contoh:
hamzah dan didahului oleh huruf sukun maka diberi alif ketika
nashab, contoh: (
Contoh:
1. Berbeda dengan kaidah yang telah lewat, ada isim-isim (mufrad
atau jama taksir) yang akhirnya tidak diberi tanwin dan
dimajrurkan dengan fathah sebagai ganti dari kasrah ketika
terbebas dari ( ) dan idhafah. Isim-isim ini dinamakan alMamnu minash Sharf.
2. al-Mamnu minash Sharf bisa berupa alam21, sifat atau isim (kata
benda).
21
Apabila alam muannats terdiri dari tiga huruf huruf tengahnya sukun,
misalnya:
mentanwinnya.
Apabila ajami (bukan nama arab).
Contoh:
.
Apabila alam ajami terdiri dari tiga huruf, huruf tengahnya sukun,
maka ditanwin, contoh:
Apabila murakkab dengan susunan mazji23.
Contoh:
Apabila akhirnya ditambah alif dan nun.
Contoh:
Apabila isim dengan wazan fiil.
Contoh:
Apabila berwazan
.
Contoh:
23
Campuran
208
dan muannatsnya .
Apabila berwazan
Contoh:
24
26
25 27 28
Apabila berwazan
.
Contoh:
Apabila isim dari 1-10 dibentuk dengan wazan
atau .
29
30
31
32
Kata (
)jama dari .
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Haus
Mabuk
Marah
Lapar
Kenyang
Tiga-tiga
Empat-empat
Satu-Satu
Dua-dua
Bukan sifat dan bukan alam
209
)
Contoh:
34
35
40
36
37
38
39
41
43 42 44 45
46
34
Jama dari
( Lebih baik)
35
36
Jama dari
(Nasyid).
37
Jama dari
(Sekolah).
38
Jama dari
(Kunci).
39
Jama dari
( Jalan).
40
Jama dari
(Pipit).
41
Merahasiakan perkataan
Wanita yang lapar
43
Wanita yang haus
44
Mashdar
45
Wanita yang hamil
42
210
Semuanya diakhiri dengan alif tanits mamdudah.
Perlu diperhatikan bahwa isim tersebut menjadi al-Mamnu minash
sharf disyaratkan
harus
diakhiri
dengan alif
tanits
maqshurah atau mamdudah. Apabila isim tersebut diakhiri
dengan alif maqshurah tetapi alif ini bukan untuk tanits (contoh:
),
apabila
isim
tersebut
diakhiri
dengan alif
mamdudah tetapi
Muawiyah menulis surat kepada Aisyah radiyallahu anhu.
Aku berpapasan dengan Sulaiman.
Penduduk Port Said 47 adalah penduduk yang garang.
46
47
Petunjuk
Nama kota di timur laut Mesir
211
Aku bertatap muka dengan Ahmad dan Yazid.
Aku membaca buku berjudul Abqariyyah Umar 48.
Aku menyimak Radio Nasional Mesir.
Aku tidak bermalam dalam keadaan kenyang sedangkan tetanggaku
sedang kelaparan.
Engkau tidak melampauiku.
Aku berjalan di jalan-jalan yang luas.
Sekolah-sekolah bermunculan.
Berapa banyak penyair yang memperbaharui syair mereka.
Aku keluar dari padang pasir yang gersang dan aku mengunjungi
kebun-kebun yang berbuah lebat.
{
}
Apabila kalian diberi penghormatan, maka balaslah dengan yang
lebih baik atau yang semisal. (An Nisa: 86)
48
Kejeniusan Umar
212
{ }
Dan Kami telah jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling mengenal. (Al Hujurat: 13)
{ }
Maka barangsiapa diantara kalian ada yang sakit atau safar, maka
wajib mengganti pada hari-hari yang lain. (Al Baqarah: 184)
{
}
Mereka bertanya kepadamu tentang hilal-hilal, katakanlah: Ia
adalah patokan-patokan waktu bagi manusia dan patokan haji.(Al
Baqarah: 189)
{
}
Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana
telah Kami wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya dan telah
Kami wahyukan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan anak
cucunya, dan Isa, Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman dan telah Kami
berikan kepada Musa Zabur. (An Nisa: 163)
5. Adapun apabila al-Mamnu minash sharf terletak pada posisi jar
dan dimasuki oleh ( ) atau diidhafahkan, maka dimajrurkan
dengan kasrah.
Contoh:
Pesawat-pesawat pengebom diluncurkan kepada posisi-posisi musuh.
213
(
: Majrur dengan kasrah karena ( ) masuk kepadanya.
Telah datang lelaki yang mulia itu.
Aku melihat lelaki yang mulia.
Aku berpapasan dengan lelaki yang mulia.
2. Apabila ada dua isim berurutan, yang pertama nakirah dan ke dua
marifah, maka isim yang ke dua sebagai mudhaf ilaih majrur 50.
Contoh:
Aku mengambil bukunya pelajar itu.
49
50
3. Apabila ada dua isim berurutan, yang pertama marifah dan yang
ke dua nakirah, tanpa didahului oleh fiil, maka isim pertama
sebagai mubtada dan isim ke dua sebagai khabar 51.
Contoh:
Ilmu itu cahaya.
4. Seringkali perbedaan antara hal dan tamyiz tidak dipahami
dengan cermat, karena keduanya sama-sama isim nakirah dan
sama-sama manshub, hanya saja hal bisa diketahui karena hal
pada biasanya berupa sifat nakirah yang menunjukkan kepada
keadaan fail atau maful bih ketika terjadinya fiil.
Contoh:
Aku minum air ketika air itu jernih.
( : Hal)
Adapun tamyiz, biasanya berupa isim zat yang mengandung makna
untuk menjelaskan keglobalan kata sebelumnya.
Contoh:
Muhammad bagus jiwanya.
( : Tamyiz) 52
51
52
215
Saudaramu telah datang.
Aku melihat ayahmu.
Aku berpapasan denga orang berharta.
Apabila tidak dimudhafkan maka diirab dengan harakat yang
nampak.
Contoh:
Adapun perbedaannya ada 7 perkara. Disebutkan secara lengkap
dalam kitab Mughnil Labib, hlm. 532-535.
Ada dua perbedaan mendasar antara tamyiz dan hal:
1. Dari segi lafadz, biasanya hal dari isim musytaq nakirah yang bisa
menjadi naat (lihat pembahasan naat), juga bentuknya (mufrad,
mutsanna atau jama, mudzakar atau muannats) mengikuti
shahibul hal, sebagaimana naat mengikuti manut. Sedangkan
tamyiz biasanya dari selain musytaq itu tadi. Hal bisa dari jumlah
atau syibhu jumlah, sedangkan tamyiz (?)
2. Dari segi makna, hal menjelaskan keadaan, sedangkan tamyiz
menjelaskan zat (mumayyaz) yang belum jelas atau masih terlalu
umum.
216
Ayahku mulia.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah muqaddarah atas ya
Ya: Dhamir muttashil mabni pada posisi jar, mudhaf ilaih
54
Sesungguhnya dua saudaramu mulia.
Berikut ini sebagian data yang umum tentang asmaul khamsah:
: Asalnya ( )
sebagaimana
56.
dan
dan
mashdar dari
Asalnya (
)dengan huruf kha yang difathah , mutsannanya
teman-
Asalnya
) dan tidak
bisa dimudhafkan kepada dhamir dan sifat. Muannatsnya
,
untuk mudzakkar, dan untuk
mutsannanya dan
kecuali dimudhafkan kepada isim jenis (contohnya:
.
Adapun
,
dan
adalah zharaf zaman manshub
dengan fathah.
57
PASAL KE DUA
ISIM MABNI (hlm. 111-112)
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah bentuk akhirnya walaupun
kedudukannya dalam kalimat berubah.
Isim Mabni ada delapan, yaitu:
Dhamir
Isim isyarah
Isim maushul
Isim syarat
Isim istifham
Adad murakkab dari 11-19 (kecuali 12)
Sebagian zharaf dan yang tersusun dari zharaf
Isim fiil
Isim-isim mabni tidak bertanwin dan sebagian besar menyerupai
huruf 1. Semua isim mabni menetapi satu keadaan, tidak berubah dari
sukun atau fathah atau dhammah atau kasrah.
Termasuk isim yang mabni atas sukun seperti:
Termasuk isim yang dimabnikan atas fathah:
Termasuk isim yang dimabnikan atas dhammah:
Termasuk isim yang dimabnikan atas kasrah:
Apabila isim-isim mabni terletak pada salah satu posisi dari posisiposisi rafa atau nashab atau jar maka ia tetap dalam keaadaan
1
b. Isim La nafiyah lil jinsi apabila tidak dimudhafkan 2. Dimabnikan
atas tanda manshubnya.
Contoh:
c. Kata-kata (
, , , ,
dan
Aku tidak pernah melihat kitab seperti ini sebelumnya.
2
Untuk pihak ke dua:
Untuk pihak ke tiga:
Contoh:
Aku orang arab.
( : Dhamir munnfashil mabni atas sukun pada posisi rafa mubtada)
( : Dhamir munnfashil mabni atas fathah pada posisi rafa fail 5)
3
Tidak diberi hadiah kecuali kami.
( : Dhamir munnfashil pada posisi rafa fail)
b. Dhamir nashab munfashil, diirab pada posisi nashab maful bih 6,
yaitu:
Untuk pihak pertama:
Untuk pihak ke dua:
Untuk pihak ke tiga:
Contoh:
(
: Dhamir munfashil mabni atas fathah pada posisi nashab maful
bih)
Dhamir-Dhamir Muttashil
Dhamir-dhamir muttashil ada tiga macam:
a. Dhamir rafa muttashil, selalu bersambung dengan fiil atau kana
dan saudaranya, yaitu:
Ta fail, contoh:
Na fail, contoh:
Wawu jamaah, contoh:
Ya mukhathabah, contoh:
Dhamir-dhamir rafa muttashil yang disebut di atas:
Ada yang bersambung dengan fiil dan menjadi mabni pada posisi
rafa fail 7.
Contoh:
Aku telah membaca koran-koran itu.
(
Dua kereta api itu melaju.
(
muttashil fail)
Para siswi itu berhasil.
(
Contoh:
{
}
Kalian umat terbaik yang dikeluarkan untuk umat manusia (Ali
Imran: 110)
(
: Fiil madhi naqish, Ta adalah dhamir muttashil mabni pada
posisi rafa isim Kana
: Khabar Kana manshub dengan fathah)
Jadilah kalian satu tangan (bersatulah)!
( : Fiil madhi naqish, Wawu adalah dhamir muttashil pada posisi
rafa isim Kana : Khabar Kana manshub dengan fathah)
b. Dhamir-dhamir nashab muttashil: Bersambung dengan fiil atau
Dia telah berterima kasih kepadaku.
, contoh:
Dia telah berterima kasih pada kami.
Kaf mukhathab, contoh:
Ha ghaib, contoh:
Dhamir-dhamir nashab muttashil tersebut:
Ada yang bersambung dengan fiil dan mabni pada posisi nashab,
maful bih.
224
Contoh:
Para tentara maju ke arah musuh dan mengepungnya.
(
posisi rafa fail, Ha dhamir muttashil pada posisi nashab maful bih)
Lagu-lagu kebangsaan itu menyemangati kami.
( : Fiil mudhari marfu dengan dhammah, Failnya dhamir mustatir
tersiratnya
.
posisi nashab isim
Sesungguhnya dia ada.
Bukuku.
225
, contoh:
Buku kami.
Kaf khithab, contoh:
Dhamir-dhamir jar tersebut:
Ada yang bersambung dengan isim dan menjadi mabni pada posisi
jar, mudhaf ilaih.
Contoh:
Ilmu mempunyai faidah-faidahnya.
(
: Ha dhamir muttashil mabni atas dhammah pada posisi jar
mudhaf ilaih)
Atau bersambung dengan huruf jar dan menjadi mabni pada posisi
jar.
Contoh:
Aku mengambil pena ini darimu.
(
:
Huruf jar, Kaf dhamir mabni atas fathah pada posisi jar)
Dhamir-dhamir Mustatir
Dhamir-dhamir mustatir adalah dhamir yang tidak mempunyai
bentuk yang kelihatan yang bisa diucapkan.
Dhamir-dhamir mustatir ada dua macam: Dhamir-dhamir mustatir
wujuban dan Dhamir-dhamir mustatir jawazan.
226
Tulislah oleh kamu laki-laki!
(
: Fiil amr mabni atas sukun, failnya dhamir mustatir wujuban,
tersiratnya
. Dhamir ini tidak boleh dinampakkan, apabila kita
ucapkan:
Maka (( )) adalah taukid bagi dhamir)
Pada fiil mudhari yang diawali ta khithab bagi satu laki-laki, atau
diawali hamzah atau nun.
Contoh:
Engkau laki-laki sedang/akan bersyukur.
(
Aku setuju.
(
: Fiil mudhari marfu dengan dhammah dan failnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya )
227
Kamu sedang/akan menulis.
(
: Fiil mudhari marfu dengan dhammah dan failnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya )
b. Dhamir mustatir jawazan adalah dhamir yang bisa ditempati oleh
isim zhahir.
Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fiil madhi dan fiil
mudhari yang disandarkan kepada orang ke tiga satu laki-laki atau
perempuan.
Contoh:
Lelaki itu telah berdiri.
(
Matahari sedang/akan terbit.
(
: Fiil mudhari marfu dengan dhammah dan failnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya )
Catatan:
Isim kana dan saudaranya sering berupa dhamir mustatir, khususnya
apabila kalimat diawali oleh mubtada dan setelahnya
diberi kana atau salah satu saudaranya.
228
Contoh:
Kesuksesan tidaklah mudah.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah
: Fiil madhi naqish
salah satu saudaranya Kana, mabni atas fathah, isimnya dhamir
mustatir tersiratnya
: Khabar
manshub Kalimat dari
, isimnya
mubtada (
))
fiil naqish
Taukid Dhamir
a. Apabila ingin memberi taukid kepada dhamir munfashil, maka
lafadznya diulang.
Contoh:
b. Adapun dhamir muttashil dan mustatir diberi taukid dengan
dhamir rafa munfashil.
Contoh:
Taukidnya:
Taukidnya:
229
Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
atau kata
Aku sendirilah yang mengerjakan kewajiban itu.
Bukalah jendela itu oleh dirimu sendiri!
d. Apabila ingin memberi taukid dhamir rafa muttashil dan mustatir
dengan kata-kata ( ,
Dua pria itu dua-duanya telah hadir dan dua nyonya itu dua-duanya
telah berbicara.
( )
Para ilmuwan semuanya berusaha menyingkap rahasia-rahasia alam.
Athaf Dhamir
a. Dhamir munfashil bisa diathafkan kepada dhamir munfashil.
Contoh:
Aku dan kamu sepakat dalam pendapat ini.
Kamu dan dia akan hadir dalam pertemuan itu.
230
Mereka dan tetangga mereka saling memahami.
c. Apabila isim zhahir diathafkan kepada dhamir rafa muttashil atau
dhamir mustatir, maka wajib memisahkan antara keduanya dengan
dhamir munfashil atau dengan pemisah apa pun.
Contoh:
Aku dan temanku mulai menyelamatkan orang yang tenggelam itu.
d. Apabila isim zhahir diathafkan kepada dhamir nashab muttashil,
maka boleh mengathafkan tanpa pemisah.
Contoh:
Aku melihat dia dan teman-temannya menyebrang jalan.
e. Apabila isim zhahir diathafkan kepada dhamir jar muttashil, maka
lebih baik untuk mengulang kata yang memajrurkan (huruf atau isim)
bersama kata yang diathafkan.
Contoh:
Aku berpapasan dengan dia dan saudaranya.
Aku berbincang dengan dia dan dengan temannya.
231
),( ),()
dan (
tidak bisa
Pesawat-pesawat itu meninggi dan melayang-layang di atas awan.
Contoh:
Gajah-gajah itu hidup di hutan-hutan.
2. Apabila ya mutakallim bersambung dengan fiil, maka wajib
antara ya dan fiil diperantarai oleh nun yang dinamakan
Nun wiqayah. Dinamakan demikian karena nun ini menjaga
fiil dari kasrah.
Contoh:
Apabila ya mutakallim bersambung dengan
Contoh:
Sesungguhnya aku optimis dan aku berharap aku lulus.
Apabila dua dhamir bertemu dengan fiil malum, maka dhamir yang
pertama selalu pada posisi rafa fail 9 dan dhamir ke dua pada posisi
nashab maful bih.
Contoh:
Aku telah menemuinya.
( Ta: Dhamir muttashil mabni atas dhammah pada posisi rafa fail
dan ha dhamir muttashil mabni atas dhammah pada posisi nashab
maful bih)
Apabila dhamir (ya mutakallim, kaf khithab atau ha ghaib)
bersambung dengan fiil, maka selalu pada posisi nashab maful bih.
Dan apabila dhamir-dhamir ini bertemu dengan isim, maka selalu
pada posisi jar mudhaf ilaih.
Contoh:
Keberhasilanmu menggembirakan aku.
(
:
Fail marfu dengan dhammah, kaf adalah
dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi jar, mudhaf ilaih)
: Untuk tempat.
b. Apabila ingin mengisyaratkan kepada yang dekat atau
mengisyaratkan kepada sesuatu sifat yang umum, maka isim isyarah
diawali dengan ha yang dinamakan ha tanbih. Maka isim isyarah
kepada yang dekat (atau isim isyarah dengan sifat yang umum) adalah
sebagai berikut:
dan
: Untuk mutsanna (keduanya jarang digunakan).
Ini adalah ibu guru bahasa arab.
(
: Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi rafa mubtada
: Mudhaf
dengan kasrah)
235
Apabila setelah isim isyarah ada isim yang diberi (), maka isim
tersebut diirab sebagai badal bagi isim isyarah dan kemudian
mengambil hukum irabnya 10.
Contoh:
Pelajar ini rajin.
( : Isim isyarah mabni atas sukun pada posisi rafa mubtada
Aku membaca dua cerita.
(
: Fiil madhi mabni atas sukun, Ta adalah dhamir mabni atas
dhammah pada posisi rafa fail
: Badal bagi isim isyarah manshub dengan ya)
Catatan:
a. Diisyaratkan kepada jama tidak berakal dengan isim isyarah untuk
mufrad muannats (
)atau (
). Jarang sekali diisyaratkan dengan
kata atau
.
Contoh:
10
Bangunan-bangunan ini tinggi dan lapangan-lapangan itu luas.
b. Apabila isim isyarah bertemu dengan kaf khithab dan setelahnya
disebutkan mukhatabnya, maka kaf ini menyesuaikan dengan
mukhathab dalam hal ifrad, tatsniyah dan jama.
Contoh:
Kitab itu bermanfaat wahai Muhammad!
Kitab itu bermanfaat wahai dua temanku!
Kitab itu bermanfaat wahai teman-temanku!
Kitab itu bermanfaat wahai nyonya-nyonyaku! 11
c. Kaf tasybih bisa masuk kepada isim isyarah (
) sehingga kita
katakan (
) , dengan makna demikian juga.
Contoh:
(
)
Aku tahu bahwa Ali mulia dan aku tahu bahwa saudaranya demikian
juga (yaitu seperti dia).
Terkadang ha tanbih masuk kepada
.
11
Contoh:
{ }
Apakah demikian singgasanamu? (An Naml, hlm. 42)
Terkadang diberi lam dan kaf pada akhirnya.
Contoh:
Aku tahu bahwa Ali mulia dan aku tahu bahwa saudaranya demikian
juga.
Telah hadir satu pria yang berhasil.
: Untuk mufrad muannats.
Contoh:
Siswi yang unggul itu diberi hadiah.
Contoh:
Dua pria yang tinggal di hotel itu telah safar.
Dua wanita yang selalu hadir itu berhasil.
Contoh:
Para nyonya yang berbicara itu telah berbuat baik.
Lelaki yang berdiri itu telah datang.
Wanita yang berdiri itu telah datang.
239
Dua lelaki yang berdiri itu telah datang.
Dua wanita yang berdiri itu telah datang.
Para lelaki yang berdiri itu telah datang.
Para wanita yang berdiri itu telah datang.
Satu kisah yang telah engkau tulis mengagumkan aku.
Atau:
Dua kisah yang telah engkau tulis
Kisah-kisah yang telah engkau tulus
Isim maushul adalah isim mabni ( kecuali
dan
, keduanya
240
Para lelaki yang berhasil itu diberi hadiah.
(
: Isim maushul mabni atas fathah pada posisi rafa naibul fail
Sesungguhnya mobil yang berjalan di samping kami melaju cepat.
(
: Isim maushul mabni atas sukun pada posisi nashab badal bagi
isim inna
Telah hadir para lelaki yang mereka adalah teman-temanku.
c. Zharaf, contoh:
Lihatlah ke papan di depanmu.
d. Jar wa majrur, contoh:
Aku memetik bunga-bunga yang di kebun itu.
241
Para nyonya yang berbicara itu telah berbuat baik.
(Shilah maushul mengandung nun niswah dimana ia mencocoki isim
maushul pada jenis dan bilangannya)
Boleh menghapus aid apabila bisa dipahami dari konteks kalimat.
Contoh:
Telah datang pria-pria yang telah aku beri hadiah.
(yaitu
Hal tersebut sering terjadi apabila aid berupa dhamir muttashil pada
posisi nashab sebagaimana pada contoh yang lalu.
Pada shilah maushul berupa zharaf atau jar wa majrur disiratkan fiil
yang dihapus secara wajib, tersiratnya ((
)) , contoh:
Bunga-bunga yang di kebun itu telah dipetik.
Tersiratnya:
Bunga-bunga yang terletak di kebun itu telah dipetik.
242
Catatan:
a. Perlu diperhatikan bahwa isim maushul ((
dan
))
Aku telah membaca makalah-makalah yang engkau tulis.
b. Kata (
)kadang menjadi isim maushul apabila memungkinkan
diletakkan pada posisinya isim maushul (
) atau ( )kemudian pada
keadaan demikian ia murab.
Contoh:
Siapa pun yang menunaikan kewajibannya ia mengagumkan aku.
Siapa pun apa pun kapan pun kapan pun di mana pun di
mana pun di mana pun bagaimanapun . apa pun
243
akhir tanpa ada perubahan, isim syarat diirab sesuai posisinya dalam
kalimat.
Contoh:
Barang siapa yang menanam maka ia yang menuai.
(
: Isim syarat mabni atas sukun pada posisi rafa mubtada)
Catatan:
Akan datang penjelasan tentang isim syarat secara rinci pada
pembahasan fiil mudhari majzum.
5. ISIM ISTIFHAM (hlm. 126-127)
Isim istifham adalah isim mabni yang digunakan untuk bertanya
sesuatu.
Isim-isim istifham antara lain:
Siapa Apa Kapan Di mana Berapa Bagaimana yang mana
Isim-isim istifham (kecuali
)adalah
12
12
Contoh:
Siapa seniman yang engkau idolakan?
(
: Isim istifham mabni atas sukun pada posisi rafa mubtada)
Berapa engkau beli buku ini?
(
: Ba huruf jar : Isim istifham mabni atas sukun pada posisi
jar)
Catatan:
Akan datang penjelasan tentang isim istifham dengan rinci pada
pembahasan uslub-uslub istifham dalam bab uslub-uslub nahwu.
6. ADAD MURAKAB (DARI 11-19 KECUALI 12) (hlm. 127)
Adad murakkab dari 11-19 kecuali 12 adalah isim mabni atas fathah
pada dua sisinya dan telah lewat penjelasannya pada pembahasan
tamyiz.
Adad-adad ini bersama dengan huruf akhirnya yang tetap atas
fathah diirab sesuai kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
Telah datang 14 pelajar.
245
Di mana Kemarin Sekarang Ketika Jika Di mana Di sana
Contoh:
Aku duduk di mana kamu duduk.
(
: Zharaf makan mabni atas dhammah pada posisi nashab maful
bih).
Demikian pula, zharaf yang tersusun juga mabni.
Contoh:
Suang-malam.
Antara ini dan itu.
13
Maful fih
246
Catatan:
Kata ( ) menunjukkan waktu yang lampau, mabni atas sukun dan
dimudhafkan kepada kalimat.
Contoh:
Aku datang ketika Muhammad berdiri.
Apabila tidak dimudhafkan kepada kalimat maka kata ini ditanwin dan
sering disandingkan dengan kata yang menunjukkan kepada waktu,
seperti: ,
,
dan seterusnya Kemudian kita katakan: ,
dan
. 14
Contoh:
Maknanya:
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 31)
8. ISIM-ISIM FIIL (hlm. 128-130)
1. Isim fiil adalah isim mabni yang ketika digunakan semakna
dengan fiil tetapi tidak menerima tanda fiil.
2. Berdasarkan waktunya, isim fiil terbagi menjadi tiga:
a. Isim fiil madhi, yaitu isim fiil yang mengandung makna fiil madhi.
Isim fiil madhi yang paling penting adalah:
14
Yaitu bermakna:
(telah jauh)
Yaitu bermakna:
(telah berpecah/berpisah)
Yaitu bermakna:
(telah cepat)
b. Isim-isim fiil mudhari, yaitu isim fiil yang mengandung makna fiil
mudhari. Isim fiil mudhari yang paling penting adalah:
Yaitu bermakna:
( Aku mengeluh)
Yaitu bermakna:
( Aku mengaduh)
Yaitu bermakna:
( Aku kagum)
Yaitu bermakna:
(Cukup)
c. Isim fiil amr, yaitu isim fiil yang mengandung makna fiil amr. Isim
fiil amr yang paling penting adalah:
Yaitu bermakna: ( Tambahlah!)
Yaitu bermakna:
(Kabulkanlah!)
248
Yaitu bermakna:
( Cepatlah!)
Yaitu bermakna:
( Diamlah!)
Yaitu bermakna:
( Kemarilah!)
Yaitu bermakna:
(Ambillah!)
Yaitu bermakna: (Berpeganglah!)
Yaitu bermakna:
(Ambillah)
15
mutasharrif tam.
Contoh:
Yaitu bermakna:
(Hati-hati!)
Yaitu bermakna:
(Belalah!)
15
Yaitu bermakna:
(Dengarkan!)
Isim fiil adalah isim mabni yang digunakan dalam satu bentuk, baik
untuk mufrad, mutsanna atau jama 16.
Maka kita katakan:
Mari kita shalat wahai pria.
Mari kita shalat wahai para pria.
Kecuali apabila isim fiil bertemu dengan kaf khithab (Contoh: ,
,
,
Yaitu bermakna:
(Telah jauh angan-angan untuk sukses)
16
Yaitu bermakna:
(Mari kita shalat!)
: Jar wa majrur.
Contoh:
Yaitu bermakna:
(Hati-hati ada singa!)
tersiratnya anta.
Yaitu bermakna:
251
:
adalah fiil madhi dan ta adalah fail.
Telah hadir para lelaki ini.
:
( : Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi rafa fail
Badal bagi isim isyarah marfu dengan dhammah)
Aku melihat para lelaki ini.
( : Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi nashab maful bih
Aku berpapasan dengan para lelaki ini.
( : Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi
: Badal bagi
isim isyarah majrur dengan kasrah)
2. Isim-isim mabni tidak ditanwin. Apabila isim murab dimabnikan
dengan mabni yang temporal (sebagaimana pada kondisi yang
telah ditunjukkan pada halaman 94 17) maka isim tersebut tidak
ditanwin.
Contoh:
Bukan:
Bukan:
Bukan:
17
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
fiil
) atau (
) maka fiil
akhirnya selalu fathah.
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
niswah atau nun taukid secara langsung. Berikut ini penjelasan hal
tersebut secara rinci.
PASAL PERTAMA: FIIL MABNI (hlm. 133-137)
Fiil-fiil mabni adalah:
1. Fiil Madhi,
2. Fiil Amr, dan
3. Fiil Mudhari yang bersambung dengan nun niswah atau nun
taukid secara langsung.
1. Fiil Madhi dan Bentuk Binanya
Fiil madhi dimabnikan secara mutlak.
Fiil madhi mabni atas:
1. Sukun : (yaitu huruf terakhir fiil disukun). Hal tersebut terjadi
apabila fiil bertemu:
Ta fail, contoh:
fail, contoh:
Nun niswah, contoh:
2. Dhammah : (yaitu huruf terakhir fiil didhammah). Hal tersebut
terjadi apabila fiil bertemu:
Wawu jamaah, contoh:
255
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Salah satu dhamir nashab muttashil (ya mutakallim
kaf
khithab ha ghaib) .
Contoh:
2. Fiil Amr dan Tanda Binanya
Fiil amr dimabnikan secara mutlak.
Fiil amr mabni atas:
1. Sukun : Apabila huruf akhirnya shahih dan tidak bertemu dengan
sesuatu pun atau apabila bertemu dengan nun niswah.
Contoh:
2. Fathah : Apabila bersambung dengan nun taukid 2.
1
Kaidah pada poin ini tidak berlaku, karena dhamir nashab tidak
berpengaruh kepada tanda mabni fiil madhi yang ditempelinya.
Misalnya:
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
3. Dihilangkan nun : Apabila bersambung dengan alif itsnain atau
wawu jamaah atau ya mukhathabah 3.
Contoh:
4. Dihilangkan huruf illah : Apabila huruf terakhinya adalah huruf
illah.
Contoh:
4
5 6 (artinya: kemarilah, asalnya: )
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa fiil amr dimabnikan atas dihilangkannya
huruf illah apabila fiil huruf akhirnya adalah huruf illah.
Adapun apabila huruf terakhirnya adalah huruf shahih dan huruf
sebelum terakhirnya adalah huruf illah, (contoh:
,
, ,
3
4
, dan .
: Ridha
: Memaafkan
6
: Melempar
5
257
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
sebagai contoh,
.
3. Fiil Mudhari dan Tanda Binanya
Pada asalnya fiil mudhari murab (sebagaimana akan datang
penjelasannya). Fiil mudhari tidak mabni kecuali apabila bertemu
dengan nun niswah atau nun taukid secara langsung.
Fiil mudhari dimabnikan atas:
1. Sukun : Apabila bertemu dengan nun niswah.
Contoh:
2. Fathah : Apabila bertemu dengan nun taukid secara langsung.
Contoh:
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Jangan sekali-kali kalian berdua menolong orang zalim itu!
Jangan sekali-kali kalian laki-laki menolong orang zalim itu! 9
Jangan sekali-kali kamu perempuan menolong orang zalim itu! 10
(Fiil mudhari pada contoh-contoh di atas bersambung dengan nun
taukid, akan tetapi fiil tersebut murab karena diisnadkan kepada alif
itsnain, wawu jamaah dan ya mukhathabah )11
Contoh:
8
9
Asalnya:
. Karena ya sukun bertemu dengan nun sukun,
maka ya dihilangkan
11
Majzum dengan tanda hadzfun nun (dihilangkan nun).
259
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
bahwa alif ditambahkan antara nun niswah dan nun taukid untuk
pemisah antara keduanya )12
Catatan:
Nun taukid adalah nun yang menempel di akhir fiil mudhari atau
akhir fiil amr dengan syarat-syarat yang akan dijelaskan setelah ini,
jenisnya ada dua:
Nun tsaqilah : Berbentuk nun tasydid berfathah, contoh:
Nun khafifah : Berbentuk nun sukun, contoh:
a. Harus memberi taukid fiil mudhari dengan nun apabila sebagai
jawaban bagi qasam(sumpah) dan bersambung dengan lam qasam.
Contoh:
/
Demi Allah aku akan memuliakan orang yang berhasil itu.
b. Boleh mentaukidkan fiil mudhari dengan nun apabila
menunjukkan kepada tuntutan (tuntutan misalnya perintah, larangan
dan pertanyaan).
Contoh:
/
12
Karena tidak boleh ada tiga huruf serupa berurutan dalam satu
kata
260
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Janganlah engkau memuji seseorang sampai engkau mengetesnya.
/
Apakah engkau sepakat kepada pendapat ini?
c. Dilarang mentaukidkan fiil mudhari pada selain keadaan tersebut
di atas tadi.
Contoh:
13
Contoh:
/
/
Fiil madhi tidak boleh ditaukidkan dengan nun taukid.
13
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
b. Dhammah digantikan oleh tetapnya nun (tsubutun nun) apabila fiil
dari afal khamsah.Afal khamsah adalah: Setiap fiil mudhari yang
bersambung
dengan alif
itsnain,
wawu
jamaah atau ya
mukhathabah (
Contoh:
Catatan
Apabila fiil mudhari huruf terakhirnya alif, wawu atau ya, maka fiil
tersebut difathahkan dengan fathah muqaddarah (tersirat) pada
akhirnya.
262
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Fiil mutal akhir
muqaddarah atas alif.
dengan
alif,
marfu
dengan dhammah
wawu,
marfu
dengan dhammah
ya,
marfu
dengan dhammah
Fiil mutal akhir dengan
muqaddarah atas wawu.
Fiil mutal akhir
muqaddarah atas ya.
dengan
b. Fathah diganti oleh dihapusnya nun (hadzfun nun) apabila fiil
termasuk afaal khamsah.
Contoh:
Huruf penashab adalah:
263
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Menyenangkan aku engkau maju.
(
: Fiil mudhari manshub dengan fathah, Failnya dhamir
mustatir tersiratnya anta.Mashdar muawwal dari + fiil, yaitu:
Kebenaran tidak akan membiarkan orang korup itu.
(
: Fiil mudhari manshub dengan fathah)
Belajarlah kalian berdua supaya kalian berdua berhasil.
(
: Fiil mudhari manshub dengan hadzfun nun)
14
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Kalau bagitu aku akan menghormatimu.
Sebagai jawaban bagi orang yang mengatakan:
(Aku akan
mendatangimu)
(
:Fiil mudhari manshub dengan fathah)
: Bermakna ( supaya)
Contoh:
: Lam bermakna ingkar dan diawali dengan fiil Kana yang
dinafikan.
Contoh:
Aku tidak akan bermain-main dalam perkara serius.
( : Fiil mudhari manshub dengan fathah)
265
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Bersatulah kalian niscaya kalian akan menang.
( : manshub dengan hadzfun nun)
Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mencapai apa yang engkau
harapkan.
Aku meminta kepadanya supaya tidak menyerang tempat ini.
(
bagi fiil )
2. Apabila fiil mudhari mutal akhir dengan alif, wawu atau ya,
maka fiil tersebut dimanshubkan:
266
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Dia laki-laki tidak akan ridha Dia laki-laki tidak akan berlomba
Dengan fathah yang nampak apabila akhirnya wawu, contoh:
Dia laki-laki tidak akan mengadu Dia laki-laki tidak akan sombong
Dengan fathah yang nampak apabila akhirnya ya, contoh:
Dia laki-laki tidak akan melempar Dia laki-laki tidak akan
membangun.
3. FIIL MUDHARI MAJZUM
Fiil mudhari dimajzumkan apabila didahului oleh salah satu
perangkat penjazem.
Tanda majzumnya fiil mudhari adalah:
a. Sukun: Contoh:
b. Sukun digantikan oleh:
Hadzfun nun 15 : Apabila fiil termasuk afal khamsah.
Contoh:
Hadzfu harfi illah 16 : Apabila fiil mutal akhir.
Contoh:
15
16
Menghilangkan nun
Menghilangkan huruf illah
267
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Semua perangkat ini adalah huruf dan dinamakan huruf penjazem.
Berikut ini penjelasan ringkas bagi masing-masing huruf penjazem
satu fiil:
Muhammad belum hadir.
(
Telah datang waktu ujian dan kalian belum belajar.
(
: Fiil mudhari majzum dengan hadzfun nun)
17
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Yang
berkecukupan
kecukupannya.
hendaknya
menginfakkan
sebagian
(
: Fiil mudhari majzum dengan sukun)
Jangan lupakan kebaikan.
(
: Fiil mudhari majzum dengan hadzfu harfi illah)
b. Perangkat yang menjazem dua fiil, yaitu:
Jika Siapa pun Apa pun Apa pun Kapan pun Kapan pun Di
mana pun Di mana pun Di mana pun Di mana pun Bagaimana
pun apa pun.
Perangkat-perangkat ini dinamakan perangkat syarat dan penjazem,
di mana ia menjazemkan dua fiil, fiil syarat dan jawab syarat.
Semua perangkat ini adalah isim kecuali (
) ia adalah huruf.
Sebagaimana semua perangkat ini mabni kecuali (
)ia adalah
murab.
Berikut ini penjelasan ringkas bagi masing-masing penjazem.
syarat penjazem).
269
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Apabila engkau berusaha maka engkau akan berhasil.
: Fiil syarat
: Jawab syarat majzum dengan sukun, failnya dhamir mustatir
tersiratnya )
: Untuk yang berakal dan diirab pada posisi rafa mubtada atau
pada posisi nashab maful bih apabila fiil syarat adalah mutaaddi dan
mengenai maknanya.
Contoh:
Barang siapa yang menanam dia akan menuai.
(
: Isim syarat penjazem mabni atas sukun pada posisi rafa
mubtada
dan
atau pada posisi nashab maful bih apabila fiil syarat mutaaddi dan
mengenai maknanya.
270
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Apapun yang engkau baca, maka akan menambah pengetahuanmu.
( : Isim syarat penjazem mabni pada posisi nashab maful bih
karena fiil syarat mengenai maknanya : Fiil syarat majzum
dengan sukun mabni atas sukun, failnya dhamir mustatir tersiratnya (
dan : Untuk waktu dan diirab pada posisi nashab maful fih
(zharaf zaman) bagi fiil syarat.
Contoh:
Kapan pun datang waktu musim panas, maka masyarakat berwisata
ke tempat liburan musim panas.
Di mana pun keamanan stabil, maka ketenangan merata. 18
Di mana pun Sungai Nil mengalir, bumi akan menjadi makmur.
18
Fiil mudhari (
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Bagaimanapun engkau memperlakukan manusia, maka begitulah
manusia memperlakukanmu.
Bisa untuk yang berakal dan tidak berakal, bisa untuk waktu,
( )
Wanita mana saja yang memfokuskan pekerjaannya maka ia
berkhidmat kepada negaranya.
(
/
: Mubtada marfu dengan dhammah karena diidhafahkan
19
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Engkau memberi kemanfaatan apa saja kepada manusia, maka
mereka akan berterima kasih kepadamu.
( : Maful mutlak manshub dengan fathah karena diidhafahkan
kepada mashdar)
nafiyah ( ) .
Contoh:
Pergaulilah manusia dengan baik, kalau tidak mereka akan
membencimu.
( : Wawu huruf athaf
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Contoh:
Hormatilah manusia, niscaya mereka akan menghormatimu.
(
: Majzum dengan hadzfun nun karena terletak pada jawab
amr Tersiratnya adalah:
Apabila fiil mudhari huruf akhirnya shahih dan huruf sebelum akhir
adalah huruf illah, maka dimajzumkan dengan sukun, hanya saja
huruf illah sebelum terakhir dihapus untuk menghindari bertemunya
dua sukun.
Contoh:
, ,
Asalnya:
, ,
Huruf illahnya dihapus untuk menghindari bertemunya dua sukun.
b. Tidak disyaratkan setelah perangkat penjazem dua fiil harus ada
dua fiil mudhari, akan tetapi bisa juga salah satunya adalah fiil
madhi dan lainnya mudhari, atau kedua-duanya fiil madhi.
Apabila kedua fiil mudhari, maka keduanya dijazemkan
(sebagaimana yang telah lewat penjelasannya).
274
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
Apabila salah satunya fiil madhi dan lainnya mudhari, maka fiil
mudhari dimajzumkan dan fiil madhi tetap mabni pada posisi jazm. 20
Contoh:
Apabila Zaid datang Amr berdiri.
Apabila keduanya madhi, maka keduanya pada posisi jazm.
Contoh:
{
}
Apabila kalian berbuat baik, berarti kalian berbuat baik kepada diridiri kalian sendiri. (Al Isra: 7)
Barangsiapa bersabar maka ia menang.
c. Perlu diperhatikan bahwa kata: (
, , , , ) digunakan
20
Kecuali apabila fiil syarat adalah fiil madhi dan dan fiil jawab
syarat adalah fiil mudhari, maka boleh menjazemkan fiil dan boleh
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fiil - Fiil dari Segi Irab dan Bina
276
Fathah, contoh:
Dhammah, contoh:
Kasrah, contoh:
Huruf ba yang memajrurkan Huruf lam yang memajrurkan
Bisa juga membagi huruf berdasarkan letaknya dalam kalimat dan
pengaruhnya kepada kata-kata setelahnya dengan pembagian
sebagai berikut:
HURUF YANG MASUK KE ISIM (hlm. 148-149)
Huruf Jar
1 2
1
2
3
Semua huruf ini masuk ke mubtada dan khabar kemudian
menashabkan mubtada dan dinamakan isimnya dan merafakan
khabar dan dinamakan khabarnya.
Huruf Nida
Semua huruf ini datang sebelum munada. Isim setelahnya manshub
apabila mudhaf atau menyerupai mudhaf atau nakirah ghairu
maqshudah.
Huruf istitsna ( )4
Telah lewat pembahasannya pada bab mustatsna.
Isim setelah ( )manshub. Boleh mengikuti mustatsna minhu atau
manshub apabila kalimatnya tam manfi. Diirab sesuai kedudukannya
apabila kalimatnya manfi danmustatsna minhu tidak disebutkan.
Wawu maiyah
Yaitu wawu yang bermakna ( )yang menunjukkan kepada
kebersamaan. Isim setelahnya manshub sebagai maful maah.
3
4
Bisa juga masuk ke fiil, tetapi bukan lagi sebagai saudaranya inna
Huruf ini bisa juga masuk ke fiil
278
Lam ibtida 5
Lam ibtida berada di awal kalimat dan tidak ada pengaruhnya kepada
irab isim setelahnya.
Contoh:
-
Huruf-huruf ini menashabkan fiil mudhari, fiil mudhari setelahnya
manshub dengan fathah atau manshub dengan hadzfun nun apabila
termasuk afal khamsah.[1]6
2 Huruf-Huruf Penjazem
Huruf-huruf ini menjazemkan fiil mudhari. Fiil mudhari setelahnya
majzum dengan sukun atau dengan hadzfun nun (apabila termasuk
afal khamsah) atau dengan menghilangkan huruf illah (apabila fiil
mutal akhir) (Perlu diketahui bahwa ( )menjazemkan dua fiil).
5
6
dan
Huruf ini memberi faidah taukid apabila masuk ke fiil madhi dan
taqlil 8 apabila masuk ke fiil mudhari tanpa ada pengaruh kepada
irab fiil setelahnya.
5 Sin dan
Kedua huruf ini masuk kepada fiil mudhari.
Sin memberi faidah mustaqbal qarib (masa yang akan datang dalam
waktu dekat) dan
7
8
Huruf-huruf ini menjadi perantara antara dua isim atau dua fiil 9 dan
hukum irab isim atau fiil setelahnya sama dengan irab isim atau fiil
sebelumnya.
Hamzah
Hamzah bisa berupa:
a. Huruf nida : Digunakan untuk menyeru yang dekat dan berada
sebelum isim (munada).
Contoh:
b. Huruf istifham : Bisa masuk ke isim atau fiil dan tidak ada
pengaruhnya kepada irab isim dan fiil. Huruf ini digunakan untuk
menanyakan:
Salah satu dari dua perkara dan setelahnya ada ( )muadilah.
Contoh:
Apakah kamu naik kereta atau mobil?
Apakah engkau belajar sejarah atau geografi?
Kandungan kalimat yang mutsbat atau manfi 11.
Contoh:
Apakah engkau sudah membaca cerita ini?
Tidakkah engkau melihat saudaraku?
11
Adapun (
) hanya untuk kalimat mutsbat (positif). (Mughnil Labib,
hlm. 22)
282
Ba
Ba selalu mejadi huruf jar, dan masuk ke isim atau dhamir. Huruf ini:
a. Asli. Digunakan untuk salah satu arti berikut:
Zharfiyah makaniyah, contoh:
Keluarga itu berkumpul di rumah.
-Istianah, contoh:
Aku memotong roti itu dengan pisau.
-Tawidhn 12, contoh:
Aku membeli kitab ini dengan 70 irsh.
-Iltishaq 13, contoh:
Aku berpapasan dengan Muhammad.
-Qasam, contoh:
Demi Allah, Dia tidak akan menyia-nyiakan hak kami.
b. Tambahan. Ba tambahan berada di:
-Khabar laisa, contoh:
12
13
Penggantian
Menempel
283
Kemiskinan bukan suatu aib.
-Fail , contoh:
{
}
Cukuplah Allah sebagai pelindung (An Nisa: 45)
-Bentuk
Ta
Ta bisa berupa dhamir atau huruf.
Ta dhamir dinamakan ta fail dan bersambung dengan fiil madhi,
diirab pada posisi rafa fail (telah lewat pembahasan tentang huruf
ini pada pasal isim mabni) 15
Contoh:
,
,
Tanya fail.
Adapun ta huruf ada dua jenis:
a. Ta qasam : adalah huruf jar dan khusus untuk lafzhul jalalah
14
15
Contoh:
Demi Allah, akan aku beri kecukupan orang yang berhasil itu.
b. Ta tanits : Ada dua jenis:
-Ta tanits yang bertemu fiil dan ditulis terbuka, ditulis:
Sukun pada akhir fiil madhi, contoh:
Berharakat pada awal fiil mudhari, contoh:
-Ta tanits yang bertemu akhir isim, ditulis dengan bentuk ta
marbuthah.
Contoh:
: :
Sin dan
Sin masuk ke fiil mudhari dan memberi makna kedekatan waktu
terjadinya.
Contoh:
Aku akan datang besok.
285
Adapun
Nilai akan diumumkan dua bulan lagi.
Fa
Fa bisa berupa:
a. Huruf athaf : Memberi faidah tartib
bisa masuk ke isim atau fiil.
Contoh:
16
Abu Bakr mengemban khilafah kemudian Umar.
Guru itu masuk kemudian para siswa duduk.
b. Huruf nashab (fa sababiyah) : Masuk ke fiil mudhari kemudian
menashabkan fiil tersebut. Memberi faidah bahwa yang sebelumnya
merupakan sebab bagi yang setelahnya dan harus didahului
oleh thalab atau nafi. Contoh:
16
Pengurutan
286
Aku tidak kurang dalam berusaha yang mengakibatkan aku menyesal.
c. Huruf ibtida yang terletak pada jawab syarat : Wajib masuk ke
jawab syarat pada sebagian tempat yang akan datang penjelasannya
pada pembahasan uslub syarat di bab ke dua.
Contoh:
Barang siapa menyebarkan rahasia maka dia bukan orang yang dapat
dipercaya.
Kaf
Kaf bisa berupa dhamir atau huruf.
1. Kaf dhamir dinamakan Kaf khithab, yaitu:
-Bersambung dengan fiil dan pada posisi nashab maful bih, contoh:
-Atau bersambung dengan isim dan menjadi pada posisi jar mudhaf
ilaih, contoh:
2. Adapun kaf huruf yaitu:
a. Huruf jar : Memberi faidah tasybih (penyerupaan). Contoh:
287
Perawat itu seperti malaikat.
b. Atau huruf khithab tambahan :
-Pada isim isyarah, contoh:
Lam
Lam mempunyai empat bentuk:
a. Huruf jar, bisa berupa:
Dikasrahkan, memberi faidah kepemilikan atau sebab.
Contoh:
{
}
Milik Allah-lah segala yang di langit dan di bumi. (Al Baqarah: 284)
(Bermakna kepemilikan)
Siswa itu pergi ke sekolah untuk belajar. (bermakna sebab)
Atau difathahkan, digunakan untuk istighatsah atau taajjub (akan
datang penjelasannya pada bab ke lima).
Contoh:
17
adalah huruf
288
Betapa mengherankannya!
b. Huruf nashab yang masuk ke fiil
menashabkannya. Ada dua kemungkinan:
mudhari
kemudian
)18
Contoh:
{
}
Allah benar-benar tidak akan mengampuni mereka (An Nisa:168)
c. Huruf jazm (Lam amr) : Dikasrahkan dan memberi faidah tuntutan,
masuk ke fiil mudhari kemudian menjazemkannya.
Contoh:
18
(
) yang dinafikan, baik berbentuk madhi, mudhari, amr, isim
Sungguh Zaid lebih mulia daripada Amr.
Demi umurmu, sesungguhnya pertolongan bagi orang arab. 19
Lam yang masuk ke khabar inna atau isimnya apabila isimnya
diundurkan ke posisi khabar inna. Lam ini hanya masuk ke
khabar inna atau isimnya saja (tidak pada saudara-saudaranya).
Contoh:
{
}
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi (Al Fajr: 14)
{
}
Sesungguhnya pada yang demikian ada pelajaran bagi orang-orang
yang berakal 20
Lam yang masuk ke jawab ( )atau (( )akan datang penjelasannya
pada pembahasan uslub syarat pada bab ke lima).
19
20
Seharusnya: {
290
( }QS. An Nur: 44)
Contoh:
Seandainya tidak ada dokter niscaya keadaan orang sakit akan
memburuk. 21
Lam yang terletak pada jawab qasam (akan datang penjelasannya
pada pembahasan uslub qasam di bab ke lima).
Contoh:
Demi Allah, aku akan menghukum orang yang lalai.
Nun
Nun bisa berupa dhamir atau huruf.
Nun dhamir dinamakan nun niswah, disandarkan kepada fiil madhi,
mudhari dan amr berharakat fathah (sebelumnya sukun) dan diirab
pada posisi rafa fail 22.
Contoh:
(Nun disini adalah nun niswah dhamir mabni pada posisi rafa fail)
21
22
Tatatilah kedua orangtuamu.
(Nun khafifah sukun masuk ke fiil amr)
{
c. Nun inats : Ditasydid dan difathah, bersambung dengan dhamirdhamir yang menunjukkan kepada jama muannats. Contoh:
d. Nun tambahan, yaitu:
- Bertemu dengan fiil mudhari apabila diisnadkan kepada alif
itsnain atau wawu jamaahatau ya mukhathabah. Dihapus apabila
fiil didahului oleh huruf nashab atau perangkat penjazem 24, contoh:
23
Lengkapnya:
24
-Bertemu dengan isim mutsanna dan dikasrahkan, contoh:
-Bertemu dengan jama mudzakkar salim dan difathahkan, contoh:
-Dihapus apabila mutsanna atau jama diidhafahkan, contoh:
Telah datang dua arsitektur.
Telah hadir insinyur-insinyur jalan dan jembatan.
Wawu
Wawu bisa berupa dhamir atau huruf.
Wawu dhamir, dinamakan Wawu jamaah : Bersambung dengan fiil
madhi, mudhari dan amr dan diirab pada posisi rafa fail 25.
Contoh:
Wawu sebagai fail.
25
Bisa juga sebagai naibul fail atau isim kana dan saudaranya
293
Ahmad dan Said telah hadir dan telah pergi ke kebun.
Demi hakmu, aku akan memuliakanmu. 26
-Wawu
setelah menghapus
dan masuk ke isim nakirah.
Contoh:
c. Wawu maiyah: Memberi faidah mushahabah dan isim setelahnya
sebagai maful maah
Contoh:
Aku bangun bersama dengan terbitnya matahari.
26
d. Wawu hal : Mengikat antara shahibul hal dengan kalimat hal dan
kalimat setelah wawu tersebut pada posisi nashab hal.
Contoh:
(Ya pada posisi nashab, maful bih)
Atau bersambung dengan isim dan berposisi jar, mudhaf ilaih,
contoh:
(Ya pada posisi jar, mudhaf ilaih)
Atau bersambung dengan inna atau saudaranya dan berposisi
nashab, isim
Contoh:
295
Sesungguhnya aku mantap dengan pendapatmu.
(Ya pada posisi nashab isim inna)
Atau bersambung dengan sebagian huruf jar.
Contoh:
Ia berpapasan denganku.
b. Ya mukhathabah, yaitu:
Bersambung dengan fiil mudhari dan fiil amr (tidak bersambung
dengan fiil madhi).
Berupa dhamir mukhathabah muannats mufrad dan diirab pada
posisi rafa fail 27.
Contoh:
(Ya adalah ya mukhathabah pada posisi rafa fail)
Adapun ya huruf ada empat bentuk:
a. Ya mudharaah: Berada di awal fiil mudhari untuk orang ke tiga
laki-laki, mufrad, mutsanna dan jama dan orang ke tiga perempuan
jama. Contoh:
27
Bisa juga sebagai naibul fail atau isim kana dan saudaranya
296
Aku melihat dua insinyur.
Aku berpapasan dengan dua insinyur.
c. Ya jama : Adalah tanda nashab dan jar semua jama mudzakkar
salim dan disukunkan sebelumnya kasrah. Contoh:
Aku melihat para insinyur.
Aku berpapasan dengan para insinyur.
d. Ya nisbah : Bertasydid, huruf sebelumnya dikasrahkan dan
menunjukkan kepada penisbatan 28, contoh:
29 30 31 32
( Laa)
( ) masuk ke fiil sebagaimana juga masuk ke isim.
( ) yang masuk ke fiil berupa:
28
Anggur tidak matang pada musim dingin.
Dusta tidak bermanfaat.
b. Huruf jazem ( nahiyah) : Masuk ke fiil mudhari, memberi faidah
larangan dan menjazemkan fiil setelahnya.
Contoh:
{
}
Janganlah kalian mendekati shalat dalam kedaan mabuk (An Nisa:
43)
2. Adapun ( ) yang masuk ke isim adalah:
a. Huruf athaf : Memberi faidah penafian hukum dari mathuf.
Contoh:
Kami memanen gandum bukan jelai.
b. Huruf nafi dari saudaranya inna ( nafiyah lil jinsi): Masuk ke
mubtada dan khabar dan beramal seperti amalnya inna dengan
syarat isimnya nakirah dan bertemu langsung serta khabar dinafikan
dari jenis isimnya.
298
Contoh:
Tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.
Tidak ada buku yang kosong dari faidah.
c. Huruf nafi yang beramal seperti Laisa : Masuk ke mubtada dan
khabar, beramal seperti amalnya Laisa dengan syarat mubtada dan
khabar nakirah dan dengan syarat penafiannya tidak dibatalkan oleh
( )yang dimasukkan sebelum khabar.
Contoh:
Bukan satu jalan yang berjubel.
d. Huruf nafi tambahan : () menjadi huruf nafi tambahan apabila
masuk ke isim marifah atau apabila dimasuki huruf jar. Pada dua
keadaan ini () tidak berpengaruh kepada irab isim setelahnya.
Contoh:
Kaum itu bukan kaumku dan para penolong itu bukan penolongku.
Tentara itu berjalan tanpa rasa takut.
( Maa)
( ) bisa berupa isim atau huruf
299
Aku telah membaca kisah-kisah yang kamu tulis.
b. Isim istifham : Digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak
berakal.
Contoh:
Apa kisah yang paling engkau sukai?
c. Isim syarat : Menjazemkan dua fiil, fiil syarat dan jawabnya.
Contoh:
Apa yang engkau tabung akan bermanfaat bagimu pada masa yang
akan datang.
d. Isim nakirah dengan makna sesuatu yang agung (Ma
Taajjubiyah) : Diirab pada posisi rafa mubtada. Akan datang
penjelasannya pada pembahasan uslub taajjub di bab ke-5.
Contoh:
Betapa indahnya bunga-bunga itu.
300
Muhammad tidak keluar.
Apabila engkau bersungguh-sungguh maka aku tidak menolak untuk
memberimu hadiah.
b. Huruf nafi masuk ke mubtada dan khabar.
Bisa berupa huruf yang beramal seperti laisa dengan syarat
mubtada dikedepankan atas khabar dan penafiannya tidak
dibatalkan dengan dimasukkannya sebelum khabar.
Contoh:
Engkau tiada lain adalah penyair.
301
Sesungguhnya keadilan adalah pondasi hukum.
Apabila bersambung dengan fiil (
33
34
dan
35
) maka
Orang yang lalai jarang sekali mantap dalam mencapai tujuannya.
Apabila bersambung dengan dua huruf jar (kaf dan
) maka ()
Kadang-kadang teman lebih bermanfaat dari pada saudara kandung.
33
34
35
Banyak
Sedikit
Lama
302
{
}
Sebentar lagi mereka pasti akan menyesal (Al Muminun: 40)
(
: Huruf jar : Tambahan : Majrur dengan huruf jar )
Apabila bersambung dengan sebagian zharaf, contoh: (
, ,
).
Contoh:
Aku mengharapkan ia hadir tanpa terlambat.
(
: Mudhaf kepada majrur dengan kasrah)
(
) , ( ) dan ( )
( )
Contoh:
Sama saja bagi saya apakah engkau hadir atau tidak.
303
Engkau makan jeruk atau anggur?
( )digunakan untuk pilihan, pembagian atau keragu-raguan.
Contoh:
Ambillah jeruk atau anggur! (Untuk pilihan)
Kata bisa isim, fi,il atau huruf. (Untuk pembagian)
Berita itu dibawakan oleh Ali atau Muhammad. (Untuk keraguan)
( )memberi faidah seperti ( ), yaitu pilihan, pembagian dan
keraguan.
Contoh:
Kata bisa isim, fiil atau huruf.
304
maushul :
(Dengan
makna
atau
dan
Yaitu:
Mengagumkan aku siapa pun yang menunaikan pekerjaannya.
Siapa pun yang memuliakan aku maka aku muliakan dia.
c. Isim istifham : Akan datang penjelasannya pada pembahasan uslub
istifham dari uslub-uslub nahwu.
Contoh:
Di negeri mana Rasul alihish shalatu wassalam dilahirkan?
305
d. Isim munada mubham mabni atas dhammah (ini adalah satusatunya keadaan dimana
mabni) dan telah lewat penjelasannya
pada pembahasan munada.
Contoh:
Wahai para warga negara!
Wahai para warga negara wanita!
e. Naat bagi isim nakirah. 36
/
Aku berpapasan dengan pria yang benar-benar pria.( di sini
tambahan)
Adapun (
)huruf, mabni atas sukun dan ada 3 kemungkinan:
a. Huruf nida, telah lewat penjelasannya pada pembahasan munada.
Contoh:
Wahai Muhammad, kemari!
b. Huruf sebelum penafsiran (bermakna atau)37.
Contoh:
36
37
Maksud dari upah adalah semua yang diambil oleh pekerja atas
pekerjaannya, yaitu gaji pokok, uang lembur, uang ganti, dan bonus.
c.
( Dengan dikasrahkan hamzah) Huruf sebelum sumpah.
Contoh:
Ya, demi Allah.
, dan
, dan adalah
Apakah kamu paham pelajaran ini?
Jawabannya ketika positif:
Ya, aku paham pelajaran ini.
Jawaban ketika negatif:
Tidak, aku tidak paham pelajaran ini.
307
)
negatif (sebagaimana keadaan ini pada pertanyaan dengan
Contoh:
Tidakkah kamu paham pelajaran ini?
Jawaban ketika positif:
Ya, aku paham pelajaran ini.
Jawaban ketika negatif:
Tidak, aku tidak paham pelajaran ini.
Adapun apabila pertanyaan dengan hamzah mengandung kalimat
negatif, maka jawabannya dengan huruf () ketika positif dan
dengan (
) ketika negatif.
Contoh:
Tidakkah engkau paham pelajaran in?
Ya, aku paham pelajaran ini.
308
Tidak, aku tidak paham pelajaran ini.
dan
faidah istidrak (penyusulan) dan dijadikan alat athaf setelah nafi atau
nahi.
Contoh:
Mahmud tidak hadir akan tetapi Ali. (Untuk istidrak setelah nafi)
Jangan kalian berterima kasih kepada Muhammad tetapi kepada Ali.
(Untuk istidrak setelah nahi)
( dengan difathahkan dan nun bertasydid) termasuk saudaranya
inna dan memberi faidah istidrak.
Buku ini kecil akan tetapi manfaatnya besar.
Kadang-kadang nun bertasydid pada (
)di-takhfif sehingga kita
baca (
)dan ketika itu amalnya diabaikan dan tidak beramal.
Contoh:
Catatan:
Apakah kata ( )isim atau fiil?
Perlu diperhatikan bahwa kata ( )tidak termasuk dari satu jenis pun
huruf. Telah terjadi perbedaan pendapat apakah ( )termasuk isim
atau huruf. Pendapat yang kuat adalah ( )isim dan bukan huruf.
Dalil bahwa ia adalah isim adalah bisa ditanwin. Contoh:
Mereka datang secara bersama.
(Telah diketahui bahwa huruf semuanya mabni dan tidak bisa
ditanwin)
Oleh sebab itu maka ( )adalah isim, untuk menunjukkan tempat
atau waktu kebersamaan. Isim ini murab dan difathah ainnya karena
manshub sebagai zharaf. Isim setelahnya selalu majrur sebagai
mudhaf ilaih.
310
Contoh:
Hasan duduk bersama Muhammad.
(
: Mudhaf ilaih
Muhammad datang bersama Said.
(
: Zharaf zaman manshub dengan fathah
Mudhaf ilaih
311
Lelaki itu hadir.
Kami para mujahid.
Jumlah filiyah adalah kalimat yang diawali oleh fiil dan tersusun dari
fiil dan fail atau fiil dan naibul fail. 2
Fail atau naibul fail pada kalimat tersebut berupa:
1. Isim Zhahir (murab atau mabni)
Contoh:
Lelaki itu telah hadir.
(
dhammah)
Pelajar ini telah berhasil.
2. Dhamir Bariz
Contoh:
Kami telah hadir.
(
: Fiil madhi mabni atas sukun,
Lelaki itu telah hadir.
(
: Mubtada marfu dengan dhammah,
: Fiil madhi mabni
atas fathah, Failnya dhamir mustatir tersiratnya
313
Menyenangkan aku engkau berhasil.
( Mashdar muawwal dari (
), Kalimat (
) tersusun dari fiil dan fail
).
Ada sembilan posisi dimana kalimat (sama saja apakah ismiyah atau
filiyah) menempati posisi isim mufrad sehingga mengambil posisinya
dalam hal irab.
Posisi-posisi tersebut adalah:
1. Apabila kalimat sebagai khabar mubtada.
Contoh:
Pepohonan itu ranting-rantingnya berdaun.
Ikan itu berenang.
:Mubtada marfu dengan dhammah.
:Fiil mudhari marfu dengan dhammah,
failnya dhamir
mustatir tersiratnya .
Kalimat dari fiil dan fail pada posisi rafa khabar mubtada yaitu
.
Catatan:
Kalimat khabar wajib mengandung dhamir yang mengikat antara
kalimat tersebut dengan mubtada 3.
2. Apabila kalimat sebagai khabar kana atau salah satu saudaranya.
Contoh:
Lelaki itu pakaian-pakaiannya bersih.
khabar)
Pada waktu sore siswa itu belajar.
(
: Kalimat dari fiil dan fail pada posisi nashab khabar )
3. Apabila kalimat sebagai khabar inna atau salah satu saudaranya.
Contoh:
Sesungguhnya lelaki itu pakaian-pakaiannya bersih.
(
khabar inna ).
Contoh:
(
: Kalimat dari fiil dan fail pada posisi rafa khabar inna)
4. Apabila kalimat sebagai maful bih.
Contoh:
:
Pelajar itu berkata: Aku serius.
(
bih)
316
mubtada.
: Khabar bagi
marfu dengan dhammah.
: Naat bagi marfu dengan dhammah.
Kalimat dari mubtada dan khabar pada posisi nashab hal.
Contoh:
Aku mendengar burung-burung berkicau.
317
: Huruf jar.
: Majrur dengan kasrah.
:
: Dhamir
: Maful bih manshub dengan fathah.
: Fiil mudhari marfu dengan dhammah,
failnya dhamir
mustatir, tersiratnya . Kalimat dari fiil dan fail pada posisi nashab
nat bagi
.
Catatan:
Kalimat tidak menjadi naat kecuali apabila manutnya nakirah.
Kalimat-kalimat setelah isim nakirah adalah sifat 4 dan setelah isimisim marifah adalah hal. Apabila kita katakan:
Maka kalimat (( )) pada posisi nashab, hal.
Adapun apabila kita katakan:
Naat
318
) yang tersusun dari mubtada dan khabar pada
Aku pergi ke tempat kamu bermukim.
(
: Kalimat dari fiil dan fail pada posisi jar mudhaf ilaih bagi
)
Pelajar ini semangatnya besar dan cita-citanya luas/tinggi.
(Kalimat
Aku pergi ke rumah.
(Kalimat di awal kalimat).
Jangan berdusta, sesungguhnya dusta itu tidak disukai.
320
Telah datang orang yang telah menulis.
Seandainya tidak ada udara niscaya semua makhluk hidup tidak akan
hidup.
(
Bagaimanapun kamu memperlakukan manusia maka begitulah
mereka memperlakukan kamu.
321
(
: Kalimat jawab syarat yang menjazemkan, tidak mempunyai
kedudukan dalam irab)
5. Kalimat sisipan.
Contoh:
Beliau rahimahullah adalah suri tauladan yang baik.
(
6. Kalimat penafsiran.
Contoh:
Aku melihatnya dengan sikap menghina, yaitu aku menghinakannya.
Aku pergi ke rumah dan mengambil makanan.
(
322
Telah lewat penjelasan tentang perangkat-perangkat ini dan
penjelasan irabnya pada fiil mudhari majzum.
b. Perangkat-perangkat yang tidak menjazemkan, yaitu:
(Semuanya huruf)
1
Gaya bahasa
323
(Semuanya zharaf)
Berikut ini penjelasan ringkas bagi perangkat-perangkat yang tidak
menjazemkan.
: Huruf
Seandainya orang sakit itu diobati, niscaya ia sudah sembuh.
(Jawabnya bersambung dengan lam karena madhi positif)
Seandainya pekerja itu tidak tergesa-gesa, niscaya dia tidak menyesal.
(Jawabnya tidak bersambung dengan lam karena negatif)
dan
Seandainya tidak ada dokter niscaya keadaan orang sakit itu buruk.
Seandainya tidak ada dokter, niscaya orang sakit itu tidak sembuh. 3
Saya mengucapkan selamat kepada segenap yang lulus, adapun yang
juara pertama, akan saya beri hadiah.
: Zharaf bagi waktu yang akan datang. Tidak diiringi kecuali oleh fiil
yang nampak atau tersirat dan kalimat setelah
mudhaf ilaih.
325
Contoh:
Jika engkau sakit, pergilah ke dokter. (Fiil nampak)
Apabila dokter menasihatimu, maka turuti nasehatnya. (Fiil tersirat) 5
dan : Dua zharaf untuk madhi dan tidak disertai kecuali oleh
fiil madhi.
Contoh:
Ketika aku pergi menemuinya, aku dapati ia sedang sakit.
{
}
Setiap kali datang kepada kalian sesuatu yang tidak sesuai hawa
nafsu kalian, kalian menyombongkan diri (Al Baqarah: 87)[5]6
fiil (
) dihapus dan
, kemudian
digantikan oleh (
(
) yang irabnya sebagai fail (bukan mubtada) bagi fiil yang
dihapus. Maka jadilah seperti contoh di atas (Syarah Syudzur adz
Dzahab, hlm. 160-161).
6
Selengkapnya:
326
Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka keberhasilan menyertainya.
(Jawab syarat jumlah ismiyah positif)
Apabila Allah menolong kalian, tidak ada yang bisa mengalahkan
kalian. (Jawab syarat jumlah ismiyah negatif)
Apabila engkau sakit, ikutilah nasehat dokter! (Amr)
Apabila engkau dibebani suatu pekerjaan maka jangan engkau kurang
dalam menunaikannya! (Nahi)
Apabila aku berbicara kepadamu tentang suatu rahasia, apakah
engkau akan merahasiakannya? (Istifham)
327
, ,
dan
)
Contoh:
Barang siapa menyebarkan rahasia, maka dia bukan orang terpercaya.
Apabila kalian saling menolong, maka itu adalah sebaik-baik yang
kalian lakukan.
d. Jumlah filiyah yang diawali
, , , sin atau
.
Contoh:
Apabila engkau membangkang perintahku, maka engkau tidak akan
memperoleh cintaku.
Apabila engkau bersungguh-sungguh, maka aku tidak akan menolak
untuk memberimu hadiah.
Barangsiapa melalaikan pekerjaannya, maka ia telah berbuat jelek
kepada tanah airnya.
Barangsiapa menzalimi manusia, maka ia akan menyesal.
Hanya ada madhinya saja, atau mudharinya saja atau amrnya saja
328
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa perangkat-perangkat syarat yang
menjazemkan, akan menjazemkan fiil syarat dan jawabnya selama
jumlah jawab syarat tidak bersambung dengan fa (Contoh:
). Adapun apabila jumlah jawab syarat bersambung dengan fa,
maka fiilnya marfu, manshub atau majzum sesuai kedudukannya
dalam kalimat dan jumlah seluruhnya pada posisi jazm.
Contoh:
: Fiil mudhari
mustatir tersiratnya ( ) . Kalimat dari fiil dan fail pada posisi jazem,
jawab syarat)
Demi Allah, Dia tidak akan menyia-nyiakan hak kita.
Wawu: Wawu qasam.
Lafdzul jalalah: Muqsam bih, majrur dengan kasrah.
: Jawab qasam.
329
dan
c. Jawab qasam
Jawab qasam bisa jumlah ismiyah atau jumlah filiyah.
Apabila jawab qasam berupa jumlah ismiyah positif, maka wajib
memberi taukid dengan inna dan lam atau dengan inna
Contoh:
Atau:
Demi Allah, sesungguhnya pelaku kebaikan disukai.
Apabila jawab qasamnya jumlah filiyah positif dan fiilnya madhi,
maka jawab qasam ditaukidkan dengan
dan lam atau
Contoh:
Atau:
Demi Allah, aku telah memenuhi perintahmu.
Apabila jawab qasam jumlah filiyah positif dan fiilnya mudhari,
maka ditaukidkan dengan lam qasam dan nun taukid.
Contoh:
Demi Allah, aku akan memberi perhitungan kepada yang lalai.
Adapun apabila jawab qasam negatif, maka tidak diberi taukid, sama
saja apakah jumlah ismiyah atau filiyah.
Contoh:
Demi hakmu, tidak akan berhasil kecuali dengan ketekunan.
Demi Allah, Dia tidak akan menyia-nyiakan kesungguhanmu.
2. Terkumpulnya syarat dan qasam
Telah lewat penjelasan kami bahwa semua syarat dan qasam
membutuhkan jawaban.
Jawab syarat keadaannya majzum atau bersambung dengan fa,
sesuai kondisi. Di sisi lain jawab qasam terkadang diberi taukid dan
terkadang tidak, sesuai dengan penjelasan lengkap yang telah lalu.
331
Apabila engkau teliti dalam pekerjaanmu, maka demi Allah engkau
akan berhasil.
Demi Allah, apabila engkau teliti dalam pekerjaanmu, maka engkau
akan berhasil.
(
mendahului syarat)
Sebaik-baik penakluk adalah Amr.
Sejelek-jelek perkataan adalah kesaksian palsu.
332
(
)adalah fiil jamid (yaitu tidak ada mudhari dan amrnya) dan
menunjukkan kepada madh (pujian).
(
)adalah fiil jamid yang menunjukkan kepada dzam (celaan).
dan
tanits.
Contoh:
Atau:
Sebaik-baik sifat adalah cinta tanah air. 10
2. Fail bagi
dan
9
10
Fail bagi
dan
ada empat keadaan:
a. Bersambung dengan ().
Contoh:
Sebaik-baik lelaki adalah pencipta yang tekun.
(
: Fail bagi marfu dengan dhammah)
{
: Fail bagi
(
Sejelek-jelek tempat kembalinya penjahat adalah penjara.
(
: Fail bagi
marfu dengan dhammah karena dimudhafkan
kepada isim yang bersambung ()
c. Berupa dhamir yang diberi tamyiz nakirah.
Contoh:
Sebaik-baik teman adalah kitab.
(
dari
dan
Ketika demikian isim tersebut diirab sebagai mubtada dan kalimat
setelahnya sebagai khabar.
335
Catatan:
(
) digunakan juga untuk madh sama seperti
dan (
Sejelek-jeleknya adalah kemunafikan.
: Huruf nafi.
Betapa jernihnya air sungai Nil.
Dua shighah taajjub.
Taajjub mempunyai dua shighah:
( )
dan:
336
) .
b. Tam (yaitu tidak naqish seperti Kana dan saudaranya).
c. Bukan sifat yang berwazan
yang muannatsnya .
d. Mutsbat (tidak dinafikan).
e. Mabni lil malum 11.
f. Mutasharrif (yaitu ada madhi, mudhari, dan amr).
Contoh:
: Maful bih manshub dengan fathah.
Atau:
Betapa indahnya langit ini.
11
Berbentuk aktif
337
(
: Fiil madhi dalam bentuk amr, mabni atas fathah yang tersirat.
: Ba huruf jar tambahan,
: Fail marfu dengan dhammah
yang tersirat pada hamzah)
Apabila fiil bukan tsulatsi (Misalnya:
,
dan seterusnya) atau
naqish (misalnya: Kana, Zhalla dan seterusnya) atau sifat yang
berwazan yang muannatsnya
(misalnya:
, dan
kata (
)atau
(
)atau yang semisalnya dan kita datangkan setelahnya
mashdarnya yang sharih atau mashdar muawwal.
Contoh:
Betapa sulitnya keadaan obat yang pahit.
(Fiil naqish)
Betapa megahnya kemenangan tentara itu.
(Fiil bukan tsulatsi)
Betapa pekatnya malam.
(Sifat berwazan
yang muannatsnya )
Apabila fiil dinafikan (misalnya:
mabni majhul (Misalnya:
,
dan seterusnya) atau
Contoh:
Betapa merugikannya apabila pekerja tidak jujur.
(Fiil dinafikan)
Betapa indahnya apabila kebenaran itu diucapkan.
(Fiil mabni majhul)
Sama sekali tidak bisa membuat taajjub dari fiil jamid (
)
Catatan:
Taajjub juga mempunyai shighah yang bukan qiyasi 12.
Contoh:
Subhanallah.
Betapa hebatnya dia.
Betapa hebatnya dia sebagai pahlawan.
USLUB IKHTISHASH (hlm. 185-186)
Uslub ikhtishash adalah uslub yang disebutkan padanya isim zhahir,
biasanya setelah dhamir mutakallim (mufrad atau jama) dan
menerangkan maksud dari dhamir tersebut.
12
Tidak beraturan
339
Contoh:
Aku pelajar- menuntut ilmu.
Kami para tentara- membela tanah air.
Kami orang arab- mempunyai keseriusan sejak dulu.
Isim yang menjelaskan maksud dhamir (
,
dan
diirab
sebagai makhshush mabni atas dhammah pada posisi nashab dan isim
setelahnya sebagai naat marfu.
Contoh:
Kami para dokter- mengobati para pasien.
(
Tambahan
: Naat marfu dengan dhammah)
340
Tetapilah kejujuran, kejujuran!
(
yang pertama adalah maful bih bagi fiil yang dihapus,
tersiratnya
Tetapilah kejujuran!
Hati-hati dari kedustaan!
341
Hati-hati dari pengkhianatan, pengkhianatan!
c. Disebutkan mughra bih atau muhadzdzar minhu dengan di
athafkan.
Contoh:
Tetapilah kejujuran dan keikhlasan!
Hati-hati dari kemunafikan dan pengkhianatan!
Catatan:
Tahdzir mempunyai bentuk ke-4, yaitu muhadzdar minhu disebutkan
setelah lafadz ( )tanpa diathafkan atau diathafkan dengan wawu
atau dimajrurkan dengan
.
Contoh:
Hati-hati dari sikap meremehkan!
342
: : Maful bih mabni pada posisi nashab bagi fiil yang dihapus,
Kaf huruf khithab.
dihapus, tersiratnya
.
Wahai tim SAR, tolonglah orang-orang yang tersesat!
Uslub istighatsah tersusun dari tiga rukun.
a. Perangkat istighatsah: Yaitu
Wahai para pembaharu, perbaikilah kerusakan!
Catatan:
13
14
Betapa mengherankan!
Betapa indahnya bunga-bunga ini!
Pada kondisi ini mustaghats lah dihapus dan uslub ini
dinamakan uslub nida taajjubi(telah lewat penjelasannya pada
pembahasan munada).
USLUB ISTIFHAM (hlm. 188-191)
Definisi Uslub Istifham
Uslub istifham adalah uslub yang digunakan untuk meminta
penjelasan sesuatu.
Contoh:
Kapan ujian?
Uslub ini mempunyai beberapa perangkat yang dinamakan perangkat
istifham. Semua istifham membutuhkan jawaban.
Perangkat istifham ada dua jenis:
Huruf istifham Isim istifham
1. Huruf istifham
Huruf istifham ada dua, yaitu:
dan hamzah.
344
(
) : Untuk menanyakan kandungan kalimat yang posistif, jawabnya
dengan (
) ketika positif dan ( )ketika negatif.
Contoh:
Apakah engkau sudah membaca buku ini?
(Jawabannya
atau ) .
Hamzah: Hamzah ada 3 macam:
Untuk menuntut kepastian salah satu dari dua perkara, setelahnya
( )muadilah.
Jawabannya dengan memastikan yang ditanyakan.
Contoh:
Apakah engkau melihat Muhammad atau Ali?
(Jawabannya: (Muhammad) atau (Ali) )
Apakah engkau sudah membaca buku ini?
(Jawabannya
atau )
Masuk ke nafi, yaitu digunakan untuk menanyakan kandungan
kalimat negatif. Jawabannya () ketika positif dan (
) ketika
negatif.
345
Contoh:
Apakah engkau belum membaca buku ini?
(Jawabannya atau
2. Isim Istifham
Isim istifham adalah perangkat-perangkat yang digunakan untuk
menanyakan sesuatu dan meminta kepastiannya.
Isim-isim istifham antara lain:
: Untuk yang berakal.
Contoh:
Siapa yang mengibarkan bendera di atas bumi yang dimerdekakan?
Apa kisah-kisah yang telah engkau baca?
: Untuk waktu.
Contoh:
Kapan engkau hadir?
: Untuk tempat.
Contoh:
346
Dimana letak Kota Zagazig? 15
: Untuk bilangan.
Contoh:
Berapa kitab yang telah engkau baca?
: Untuk keadaan.
Contoh:
Bagaimana cara Zaid datang?
Pelajar mana yang lulus?
Jawaban atas pertanyaan dengan perangkat-perangkat ini adalah
memastikan sesuatu yang ditanyakan.
Isim-isim istifham semuanya mabni (kecuali
) diirab sesuai
Siapa yang menaklukkan Mesir?
(
: Isim istifham mabni pada posisi rafa mubtada)
15
Kapan ujian?
( : Isim istifham mabni pada posisi rafa khabar muqaddam)
Dimana letaknya Iskandariyah?
(
: Isim istifham mabni pada posisi nashab sebagai zharaf makan)
Bagaimana kabarmu?
(
: Isim istifham mabni pada posisi rafa khabar muqaddam
Catatan:
1. Perangkat-perangkat istifham selalu berada di awal kalimat
(sebagaimana pada contoh-contoh yang telah lewat) dan tidak
boleh didahului kecuali oleh huruf jar atau mudhaf.
Contoh:
Dari mana engkau mendapatkan ini?
(Isim istifham didahului oleh huruf jar)
Rumah siapa?
(Isim istifham didahului oleh mudhaf)
Apabila huruf jar masuk ke isim istifham (), maka alifnya dihapus.
Contoh:
348
Dengan apa, kenapa dan tentang apa mereka bertanya-tanya?
2. Seringkali ditambahkan kata ( ) setelah
dan
Pada kondisi demikian kata ( )bersama isim istifham dianggap
sebagai satu kesatuan kata.
Contoh:
Siapa di sisimu?
(
: Zharaf khabar)
Apa yang engkau baca?
(
: Isim istifham mabni atas sukun pada posisi nashab maful bih
bagi fiil ) .
Terkadang kata ( )diletakkan setelah (
) dan ().
349
350
Perkataan yang baik dan permohonan ampun lebih baik daripada
sedekah yang dibarengi dengan celaan, Allah Maha Kaya lagi Maha
Pemaaf. (Al Baqarah: 263)
alif karena
taadzdzur.
Lafdzul jalalah: Mubtada marfu dengan dhammah.
mulhaq
dengan mutsanna.
351
Seandainya tidak ada persatuan, niscaya umat manusia telah binasa.
Ditunggu pertambahan produksi industri kita.
: Naat bagi
marfu dengan dhammah.
Sebaik-baik penolong ketika musibah adalah saudaramu.
Sesungguhnya kebaikan-kebaikan bisa menghapuskan kejelekankejelekan (Hud: 114)
salim.
: Maful bih manshub dengan kasrah karena jama muannats
salim.
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang
Engkau beri nikmat.
: Maful bih ke dua manshub dengan fathah.
: Naat haqiqi bagi
manshub dengan fathah.
: Badal manshub dengan fathah.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Asy Syarh: 6)
353
: Didahului oleh huruf jar (ba) majrur dengan kasrah.
Lafdzul jalalah: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
Keuntungan-keuntungan diberikan kepada para pekerja pabrik
seluruhnya.
: Isim isyarah mabni atas sukun pada posisi nashab isim inna.
Yang datang adalah dekat akan tetapi yang berlalu adalah jauh.
rafa mubtada.
355
nashab isim
.
.
Guru itu hanya berjabat tangan dengan kalian.
: Dhamir munfashil mabni atas dhammah pada posisi rafa naibul
fail.
Siapa yang kamu temui?
: Isim istifham mabni atas sukun pada posisi nashab maful bih.
Ta : Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi rafa fail.
Di mana engkau telah habiskan hari libur?
zaman.
Ta : Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi rafa fail.
356
Kepala keluarga itu berupaya memperbaiki keadaan.
Fiil madhi mabni atas fathah yang tersirat pada alif karena
taadzdzur.
Relalah dengan bagianmu!
Jangan engkau sangka bahwa keberhasilah itu mudah diraih!
Sesungguhnya aku menyukai
kewajibannya secara sempurna.
357
orang-orang
yang
menunaikan
: Fiil mudhari marfu dengan dhammah.
: Fiil mudhari manshub dengan fathah, failnya dhamir mustatir
tersiratnya Anta, Mashdar muawwal dari
+fiil+fail adalah fail bagi
fiil
.
Dan seandainya kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya
kalian tidak akan bisa menghitungnya (An Nahl: 18)
sebagai fail.
sebagai fail.
358
: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
: Wawu: Huruf athaf.
: Huruf nahi dan jazm.
: Fiil mudhari majzum dengan sukun, Failnya dhamir mustatir
tersiratnya Anta.
: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
6. CONTOH IRAB POTONGAN PROSA (hlm. 198-200)
Sesungguhnya kepemimpinan syari yang besar dan sukses pada
masyarakat yang memperjuangkan dan memperbaharui pola
hidupnya, membutuhkan dukungan anak-anak bangsa dalam menjaga
fungsi negara dan membutuhkan kepercayaan mereka bahwa sikap
boros berarti menyia-nyiakan kekayaan negaranya.
: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
: Naat majrur dengan kasrah yang tersirat
taadzdzur.
mustatir tersiratnya Huwa.Kalimat dari fiil dan fail pada posisi jar
naat bagi
.
kasrah, Ha dhamir
: Khabar Inna marfu dengan dhammah.
: Huruf mashdari dan nashab.
: Fiil mudhari manshub oleh , tanda nashabnya fathah yang
tersirat pada alif karena taadzdzur.
Wawul
jamaah fail.
Petunjuk telah lahir, maka alam menjadi bercahaya.
Dan mulut zaman tersenyum serta memuji.
karena taadzdzur.
Fa huruf athaf
dhammah.
: Khabar mubtada marfu dengan dhammah.
: Wawu Huruf athaf Mubtada marfu dengan dhammah.
: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
: Khabar mubtada marfu dengan dhammah.
:
Mathuf
kepada
marfu dengan
dhammah.
362
JUZ 2 SHARAF
BAB 1 MIZAN SHARAF (Hlm. 6)
Kaidah-kaidah shorof khusus membahas tentang bentuk kata dalam
bahasa arab dan semua perubahan yang berkenaan dengannya, baik
berupa penambahan atau pengurangan.
Sebagian besar kata dalam bahasa arab terdiri dari tiga huruf. Oleh
sebab itu ulama ahli shorof menyatakan bahwa pokok kata ada tiga
huruf, dan meletakkan aturan bagi kaidah bentuk kata dan
mengumpamakan wazan dengan huruf fa, ain dan lam ().
Atas rumus ini, maka kata (
) berwazan
kata (
)
berwazan
dan kata ( ) berwazan .
Apabila suatu kata terdiri dari 4 atau 5 kata, maka huruf ke-4 atau
ke-5 dilambangkan dengan mengulang huruf lam.
) wazannya ,
Contoh: (
wazannya
) berwazan ( ) , kata ( )
) berwazan ( ), kata ()
berwazan (), kata (
berwazan () , kata (
) berwazan ( ), dan kata ( )
berwazan ( ).
Apabila ada huruf dari kata yang dirumuskan dihapus, maka dihapus
pula lambang huruf tersebut pada mizan. Atas dasar ini maka kata
(
) berwazan ( ) dan fiil amr (
) dari kata ( ) berwazan (
) .
Demikianlah, kata dalam Bahasa Arab sebagaimana telah lewat
pembahasannya- terbagi menjadi 3 bagian: Isim Fiil Huruf.
Pada juz kitab ini kita akan membahas kaidah-kaidah shorof yang
berkaitan dengan semua isim dan fiil. Adapun huruf-huruf, semuanya
jamid, yaitu tidak terdapat padanya perubahan apa pun.
Pada akhir isim maqshur disiratkan tiga harakat irab (dhammah,
farhah dan kasrah)
3
Contoh:
( : Marfu
taadzdzur)
Aku memasuki tempat bermain.
(
: Manshub dengan fathah muqaddarah atas alif karena
taadzdzur)
Aku bertopang di atas tongkat.
( : Majrur dengan kasrah muqaddarah atas alif karena
taadzdzur)
Apabila isim maqshur ditanwin, maka alifnya tetap secara tulisan
dan dihapus secara lafadz ketika rafa, nashab, dan jar.
Contoh:
Sorang pemuda telah datang Aku masuk ke tempat hiburan Aku
bertopang di atas tongkat.
Isim manqush: adalah semua isim murab yang akhirnya ya lazimah
yang asli dan huruf sebelumnya kasrah.
Contoh:
Pengacara Pemberi petunjuk Penggembala Hakim Lembah
Penyeru.
4
Pengacara itu telah datang.
(
: Marfu dengan dhammah muqaddarah atas ya karena
tsiqal)
Aku berjalan di lembah itu.
( : Majrur dengan kasrah muqaddarah atas ya karena tsiqal)
Aku bertemu dengan hakim itu.
1
2
Kijang
Tetapi disukun
5
Tempat tinggal ini dibuat dari batu bata.
Aku berpapasan dengan orang mesir.
Isim mamdud: adalah semua isim murab yang akhirnya hamzah
sebelumnya alif tambahan.
Contoh:
Pertumbuhan Permulaan Langit Pakaian Hijau Para penyair
Para pembesar.
Hamzah pada isim mamdud ada 4 jenis, yaitu:
,dan dari
1. Asli, contoh: dari
Perubahan dari ya atau wawu, contoh: dari dan
dari
2. Tambahan untuk tanits, contoh:
3
Kalajengking betina
6
Perlu diperhatikan bahwa isim mamdud yang diakhiri dengan hamzah
tambahan (untuk tanits atau jama), tidak ditanwin karena termasuk
isim mamnu minash sharf. Contoh:
Aku bertemu dengan para penyair di padang pasir yang kering.
Adapun isim mamdud yang diakhiri hamzah yang asli (seperti )
atau hamzah yang berubah dari ya atau wawu (seperti dan
),
maka ditanwin, dengan menjaga agar tidak ada alif tambahan ketika
nashab, karena hamzah tidak boleh memperantarai dua alif ketika
tanwin.
Contoh:
Pengajaran-pengajaran ini mulai dilaksanakan dari jam 6 sore.
Isim Shahih Akhir
Isim shahih akhir adalah setiap isim murab yang tidak maqshur, tidak
manqush dan tidak mamdud.
Contoh:
Seorang pria Batu Kijang Ember
Seorang manusia Seekor singa Sekuntum bunga
Isim Marifah
Isim marifah adalah setiap isim yang menunjukkan kepada sesuatu
yang sudah tertentu.
Contoh:
dst
Muhammad Aisyah Maghrib Libanon Mekkah Damaskus
Sungai Nil Sungai Donao
Alam ada 3 jenis:
a. Kunyah: yaitu semua susunan yang dimulai dengan (
,(
atau ( ).
Contoh:
b. Laqab: yaitu semua yang mengandung sifat bagi sesuatu yang
dinamainya.
Contoh:
c. Nama: yaitu semua nama selain kunyah dan laqab. Nama bisa
berupa:
Mufrad (dari satu kata), contoh:
Atau tersusun dengan susunan mazji (campuran), contoh:
Catatan:
a. Alam terbagi menjadi murtajil dan manqul.
Murtajil adalah isim yang tidak pernah digunakan untuk selain
nama.
Contoh:
Adapun manqul, adalah isim yang pernah digunakan untuk selain
nama. Isim ini dinukil dari:
Sifat. Contoh:
Bagus Terpuji Mulia Paling bersinar Paling bahagia Bernyanyi
Yang ditolong Yang memaksa.
Atau dari mashdar. Contoh:
Atau dari isim jenis. Contoh:
Singa Singa Mawar Zamrud Permata
Atau dari fiil. Contoh:
Apabila tidak memperantarai dua nama, maka ditulis secara
sempurna.
Contoh:
Aku telah membaca Alfiyyah Ibnu Malik.
3. Isim isyarah: Isim marifah yang menunjukkan kepada sesuatu
yang tertentu dengan isyarat kepada isim tersebut.
Contoh:
, ,
,
,
, , , DST
(Telah lewat penjelasan isim isyarah pada pembahasan isim mabni di
juz pertama kitab ini).
4. Isim maushul: Isim marifah yang menunjukkan kepada sesuatu
yang tertentu dengan perantara kalimat setelahnya yang
dinamakan shilah maushul.
Contoh:
, , , , DST
(Telah lewat penjelasan isim maushul pada pembahasan isim mabni
di juz pertama kitab ini).
Muarraf dengan (): Semua isim nakirah yang dimasuki ()
kemudian menjadi marifah.
Contoh:
a. Apabila ( ) masuk ke isim yang bertanwin, maka tanwin tersebut
dihilangkan.
11
Contoh:
b. Huruf-huruf dalam bahasa arab menurut pengucapan lam pada
( )ketika memasuki huruf tersebut- terbagi menjadi dua bagian:
Huruf qamariyyah: adalah huruf yang nampak pengucapan huruf
lamnya. Jumlahnya ada 14 huruf, yaitu:
Bumi Sumur Unta Alis Kesalahan Tongkat Kamar Pemuda
Pendek Buku tulis Madinah Hijrah Anak laki-laki Kiri.
Huruf syamsiyyah: adalah huruf yang tidak nampak pengucapan
huruf lamnya. Jumlahnya ada 14 huruf, yaitu:
12
Contoh:
Pelajar Salju Pohon yang tinggi Srigala Kaca Bagian
Matahari Padang pasir Kabut Alat penggiling Naungan Lisan
Jendela
Catatan:
Masih berhubungan dengan pembahasan huruf qamariyyah dan
huruf syamsiyyah, layak untuk ditunjukkan pula tentang tahun
qamariyyah dan tahun syamsiyyah.
Setahun qamariyyah adalah sempurnanya 12 perputaran bulan
mengelilingi bumi. Itu adalah fondasi penanggalan hijriyah.
Adapun setahun syamsiyyah adalah waktu tempuh matahari selama
12 bulan. Itu adalah pondasi penanggalan milad.
Bulan-bulan hijriyah (bulan-bulan qamariyyah) adalah:
Bulan-bulan milad (bulan-bulan syamsiyyah) adalah:
)( )( )( ( )
( ) ( )
)( )( )(
( )
( ) ) (
6. Mudhaf kepada isim marifah: Isim nakirah mencapai marifah
dengan mengidhafahkannya kepada isim marifah.
13
Contoh:
(
: Isim nakirah mencapai marifah dengan diidhafahkan kepada
)
7. Munada maqshud: Isim nakirah yang mencapai marifah dengan
kepastian maksud dalam panggilan.
(Telah lewat penjelasan munada maqshud pad juz pertama kitab ini)
14
Ayah Pria Murid Singa Jantan Kuda Jantan Pipit Jantan
Adapun nama-nama sesuatu yang tidak mempunyai kehidupan4,
maka telah sepakat bahwa sebagiannya dijadikan sebagai mudzakkar.
Contoh:
2. Isim Muannats
Isim muannats adalah setiap isim yang menunjukkan kepada
perempuan baik manusia atau pun hewan (muannats haqiqi). Contoh:
Ibu Saudari Perempuan Pemudi Ular betina Keledai betina.
Tanda-tanda Tanits Isim muannats mempunyai 3 tanda, yaitu: Ta
tanits Alif tanits maqshurah Alif tanits mamdudah.
1. Ta tanits: Ta tanits (dinamakan dengan ta marbuthah) adalah
tanda tanits yang paling banyak digunakan.
Huruf ini:
a. Asli terdapat pada sebagian isim muannats susunan yang alami.
Contoh:
Fatimah Meja Kebun Faidah Negara.
Roh
15
Ada juga sifat-sifat yang tidak menerima ta ini, yaitu:
Setiap isim berwazan ( dengan makna )Contoh:
Laki-laki yang sabar dan bersyukur
Dan wanita yang sabar dan bersyukur.
Atau berwazan ( dengan makna ). Contoh:
Laki-laki yang dilukai dan dibunuh.
Dan wanita yang dilukai dan dibunuh.
Atau sifat yang hanya berlaku untuk perempuan tidak untuk lakilaki. Contoh:
( hamil), (menyusui), dst
16
:
:
:
d. Ada isim yang mudzakkarnya menunjukkan kepada isim jenis,
seperti:
, , , , ,
,
Merpati Ayam Sapi Belalang Jeruk semangka Batu besar
Apabila ta marbuthah diberikan ke isim-isim ini, maka menunjukkan
kepada satu mudzakkar atau muannats dari jenis ini (mudzakkar atau
muannats sama dan berlaku untuk hewan).
Contoh:
, , , , , ,
Seekor merpatu Seekor ayam Seekor sapi Seekor belalang
Sebiji jeruk Sebiji semangka Sebuah batu besar Demikianlah,
biasanya jama isim ini sama dengan isim jenis tersebut. Maka kita
(muannatsnya ) .
17
Contoh:
:
Haus
:
Lapar
:
Malas
b. Muannats isim tafdhil yang mudzakkarnya berwazan
(muannatsnya )
Contoh:
:
Paling besar
:
Paling agung
:
Paling kecil
:
Paling tinggi
:
Paling mulia
c. Mashdar-mashdar yang diakhiri dengan alif maqshurah. Contoh:
.
d. Isim-isim atau sifat-sifat yang diakhiri dengan alif tanits maqshurah
dengan susunan yang alami.
18
Contoh:
Wanita Ular betina Wanita hamil Demikianlah, adapun selain
keadaan-keadaan yang tersebut di atas, maka isim-isim atau sifat-sifat
yang diakhiri dengan alif maqshurah tidak dianggap muannats.
Contoh:
Rumah sakit Yang dilestarikan/diawetkan Mutsanna Orangorang yang terluka Orang-orang yang sakit
3. Alif Tanits Mamdudah
Alif mamdudah menjadi tanda tanits pada keadaan-keadaan berikut
ini:
a. Muannats sifat yang mudzakkarnya berwazan
( muannatsnya
)Contoh:
: : :
Merah Pincang Buta
b. Isim-isim atau sifat-sifat yang diakhiri dengan alif tanits mamdudah
dengan susunan yang alami. Contoh:
dan ).
19
Catatan:
1. Ada sebagian isim yang menunjukkan kepada mudzakkar tetapi
diberi tanda tanits.
Contoh:
2. Ada sebagian isim yang menunjukkan kepada mudzakkar tetapi
tidak menerima tanda muannats.
Contoh:
(muannats haqiqi). Zainab Maryam Hindun Keledai betina
Telinga Bumi Ular betina Sumur Peperangan Negeri Rahim
Paha Kaki Piala Tapak tangan Taring Api Tangan.
3. Ada isim-isim yang tidak mempunyai tanda tanits tetapi
memungkinkan untuk digunakan sebagai mudzkkar atau
muannats.
Contoh:
Ketiak Jari-jemari Payudara Keadaan Baju besi Jalan Pisau
Senjata Langit Pasar Jalan Tengkuk Liver - Punggung
Maka kita katakan:
atau
Pasar internasional.
atau
Jalan ini luas.
atau
Langit biru atau Ini jalanku.
20
Ali Satu anak laki-laki Seekor kuda Seorang pemudi Satu
hidangan
ISIM MUTSANNA (Hlm. 17-20)
1. Bentuk Isim Mustanna
Isim mutsanna adalah semua isim yang menunjukkan kepada dua lakilaki atau dua perempuan, dengan menambahkan alif dan nun pada
isim mufrad ketika rafa, dan dengan ya dan nun ketika nashab dan
jar.
Huruf sebelum ya mutsanna difathahkan ketika nashab dan jar, dan
nun dikasrahkan pada semua keadaan irab.
Contoh:
Dua insinyur itu telah hadir Aku telah mengunjungi dua negara
Aku berpapasan dengan dua nyonya.
Isim yang dimutsannakan disyaratkan harus mufrad, murab, dan
tidak murakkab. Oleh sebab itu, mutsanna dan jama tidak bisa
dimutsannakan. Demikian pula isim mabni, seperti isim syarat,
istifham dan selainnya.
21
( ) (
)
Apabila terletak pada huruf ke empat atau lebih, maka dirubah
menjadi ya.
Contoh:
(
)
b. Apabila isim manqush dimutsannakan,
dikembalikan jika sebelumnya dihapus.
Contoh:
maka
huruf
ya
( )
c. Apabila isim mamdud dimutsannakan, maka perlu dilihat
hamzahnya.
Apabila untuk tanits, maka diubah menjadi wawu.
Contoh:
(
)
Apabila asli, maka tetap seperti semula.
Contoh:
( )
Apabila sebelumnya merupakan perubahan dari ya atau wawu,
maka hamzahnya tetap atau dirubah menjadi wawu.
Contoh:
Dua guru Bahasa Arab itu telah hadir.
(Nun pada ( ) dihapus)
Contoh:
Banha terletak di antara dua kota, Kairo dan Tanta.
4. Lafadz-lafadz Mulhaq bil Mutsanna fi Irabih
Isim Mulhaq (disamakan) dengan mutsanna dalam hal irab ada 5
lafadz:
dan
dhamir).
Pada asalnya isim mutsanna adalah isim mufrad yang ditambahkan
alif dan nun atau ya dan nun. Hanya saja lafadz-lafadz yang lewat
tidak mempunyai mufrad tetapi maknanya menunjukkan kepada
mutsanna.
Oleh sebab itu, ia di-mulhaq-kan (disamakan) dengan mutsanna
dalam hal irabnya, yaitu dirafakan dengan alif dan dinashabkan dan
dijarkan dengan ya.
Berikut ini penjelasan ringkas mengenai penggunaan lafadz (
dan
).
(untuk mutsanna
23
Aku telah berpapasan dengan dua siswi itu semuanya.
(
: Taukid majrur dengan ya)
Adapun jika diidhafahkan kepada isim marifah mutsanna, maka
keduanya diirab dengan irabnya isim maqshur, dirafakan dengan
dhammah muqaddarah atas alif, dinashabkan dengan fathah
muqaddarah atas alif dan dijarkan dengan kasrah muqaddarah atas
alif. Isim setelahnya sebagai mudhaf ilaih majrur.
Contoh:
Kedua lelaki itu rajin
Kedua nyonya itu rajin. (Ketika rafa)
Aku telah melihat dua lelaki itu atau dua nyonya itu. (Ketika nashab)
Aku telah berpapasan dengan dua lelaki itu atau dua nyonya itu.
(Ketika jar).
{
}
Kedua kebun itu menghasilkan buahnya. (Al Kahfi: 33)
Terkadang menjaga maknanya.
Contoh:
Para insinyur Para guru wanita Sungai-sungai
Jama ada 3 jenis: Jama mudzakkar salim Jama muannats salim
Jama taksir.
1. JAMA MUDZAKKAR SALIM
a. Bentuk Jama Mudzakkar Salim
Jama mudzakkar salim dibentuk dengan menambahkan wawu dan
nun pada mufradnya ketika rafa dan ya dan nun ketika nashab dan
jar.
Pada jama mudzakkar salim sebelum ya dikasrahkan ketika nashab
dan jar.
25
Para seniman telah hadir Sesungguhnya Allah mencintai orangorang yang berbuat ihsan.
b. Apa Saja yang Bisa Dijamakan dengan Jama Mudzakkar Salim
Tidak boleh dijamakan dengan jama mudzakkar salim kecuali
alam6 dan sifat.
Untuk alam disyaratkan harus mudzakkar berakal, kosong dari ta 7
dan tidak tersusun.
Contoh:
:
:
:
Oleh sebab itu isim seperti
dan
dan
karena keduanya alam muannats, begitu juga seperti dan
karena keduanya mengandung ta dan begitu juga seperti
karena murakkab.
Untuk sifat disyaratkan harus mudzakkar berakal, kosong dari ta,
bukan dari bab
yang muannatsnya , bukan dari bab yang
6
7
:
:
:
:
:
:
Oleh sebab itu tidak dijamakan dengan jama ini seperti 8 karena
kata ini sifat bagi muannats, tidak juga seperti
10
karena
seperti
dan
yang
karena
muannatsnya
dan
muannats.
Menyusui
Tinggi
10
Luas
9
27
, :
,
:
2)
, :
, :
3)
: (Hamzahnya asli)
: atau (Hamzahnya perubahan dari ya)
d. Menghapus Nun Jama Mudzakkar Salim Ketika Menjadi Mudhaf
Nun jama mudzakkar salim dihapus ketika menjadi mudhaf.
Contoh:
Aku menemui para insinyur jalan dan jembatan.
e. Lafadz-lafadz Mulhaq Dengan Jama Mudzakkar Salim
Di-mulhaq-kan (disamakan) dengan jama mudzakkar salim dalam hal
irabnya lafadz-lafadz berikut ini:
( Maknanya ,
(
sampai
Isim-isim ini tidak terpenuhi syarat-syarat jama mudzakkar salim
(yang tertera dalam poin no. 2 tadi), hanya saja isim-isim ini
dimarfukan dengan wawu, dimanshubkan dan dimajrurkan dengan
ya. Oleh sebab inilah isim-isim ini dianggap mulhaq dengan jama
mudzakkar salim dalam hal irabnya.
Contoh:
{
}
Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia. (Al Kahfi: 46)
:
Apabila akhir mufradnya adalah ta, maka ta dihapus ketika jama.
Contoh:
:
b. Isim-isim yang Bisa Dijamakan Dengan Jama Muannats Salim,
yaitu:
Alam muannats dan sifatnya. Contoh:
,
,
Semua isim yang diakhiri dengan ta.
Contoh:
(Kecuali sebagian kecil dari isim, misalnya:
, , ,
Wanita, kambing, bibir, budak wanita.
Jamanya:
,
, ,
dst)
30
, maka jamanya
, dan
)
dan
Isim tidak berakal yang ditashghir.
Contoh:
Sifat bagi yang tidak berakal.
Contoh:
dan
(Maka kita katakan:
Gunung-gunung ini tinggi dan gunung-gunung itu pendek dan curam.
Sebagian besar mashdar yang lebih dari 3 huruf.
Contoh:
Sebagian keadaan yang samai.
Contoh:
(Jamanya
)
31
: (asalnya wawu)
: (asalnya ya)
Jika terletak pada huruf ke empat atau lebih, maka diubah
menjadi ya.
Contoh:
dijamakan
dengan
, padahal yang benar adalah
)
)
)
Aku berpapasan dengan sungai-sungai yang mengalir.
3. Apabila menjamakan isim mamdud menjadi jama muannats
Contoh:
:
Jika untuk tanits, maka diubah menjadi wawu.
Contoh:
:
Jika perubahan dari wawu atau ya, maka hamzahnya tetap
atau diubah menjadi wawu.
Contoh:
: atau
(Hamzah asalnya wawu dari
: atau
(Hamzah asalnya ya dari )
4. Menjamakan Isim Tiga Huruf Tengahnya Sukun Menjadi Jama
Muannats Salim
a. Apabila isim muannats tiga huruf, huruf tengahnya sukun
shahih (yaitu bukan huruf illat) dan awalnya fathah (contoh
:
:
:
:
:
11
:
atau
atau
: atau
atau
(Ada kesalahan yang tersebar dimana kata
dijamakan
dengan
)
Catatan:
Apabila isim mufrad bukan tiga huruf seperti (
), atau mutal ain
seperti ( ), atau tengahnya bukan sukun seperti (
), maka
12
:
Jama taksir terbagi menjadi dua: Jama qillah Jama katsrah.
1. Jama qillah: Jama qillah untuk 3 sampai 10.
Mempunyai 4 wazan, yaitu:
Contoh:
:
- Jiwa.
: - Mata.
Contoh:
- Pedang.
- Anggur.
Contoh:
:
- Roti.
: - Pondasi.
Contoh:
: -
Pemuda.
- Anak kecil.
35
2. Jama katsrah: Menunjukkan 3 sampai tak terhingga. Wazanwazan jama katsrah ada banyak, diantaranya:
a. Jama untuk sifat mudzakkar berakal.
Wazan-wazannya:
( )
Contoh:
b. Jama untuk sifat berwazan yang muannatsnya .
Wazannya:
(
)
Contoh:
Orang-orang yang terluka Orang-orang yang sakit Orang-orang
yang terbunuh Orang-orang yang tertawan.
d. Jama untuk isim berwazan
atau .
Wazannya:
(
dan )
Contoh:
:
36
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
37
Catatan:
1. Terkadang sebagian bentuk-bentuk jama
membutuhkan sebagian bentuk jama katsrah 13.
Contoh:
qillah
tidak
katsrah
tidak
:
:
Sebagaimana sebagian bentuk-bentuk jama
membutuhkan sebagian bentuk jama qillah 14.
Contoh:
:
Terkadang satu kata mempunyai lebih dari satu jama. Banyak sekali
sifat-sifat bagi mudzakkar berakal yang dijama dengan jama
mudzakkar salim karena terpenuhinya syarat-syarat jama ini pada
sifat tersebut, juga dijamakan dengan jama taksir.
Contoh:
, , ,
dst
, , , dst
Sebagaimana juga bisa dijamakan dengan jama taksir, maka kita
katakan:
, , ,
dst
13
14
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
39
(Jama )
:
:
:
:
40
Seorang pria Dahan Sungai
MASHDAR (Isim Makna) (Hlm. 30-34)
Mashdar (isim makna) adalah setiap isim yang menunjukkan kepada
suatu makna yang tidak berkaitan dengan waktu.
Contoh:
Keadilan Kebersamaan Pemuliaan
Adapun fiil, menunjukkan kepada dua perkara, kejadian dan waktu.
Maka fiil ( )menunjukkan kepada berdiri pada waktu lampau, ( )
menunjukkan kepada berdiri pada waktu sekarang atau akan datang,
dan (
) menunjukkan kepada berdiri pada waktu yang akan datang.
41
Bergolak Rotasi Perputaran
Wazan untuk yang menunjukkan warna.
Contoh:
Hijau Kuning
15
Batuk Influensa Tangisan Suara anjing.
Wazan untuk yang menunjukkan kepada penolakan.
Contoh:
Enggan Menghindar Mencerca Berlindung
b. Apabila mashdar tidak menunjukkan kepada salah satu makna di
atas, maka biasanya mengikuti wazan berikut ini:
Fiil mutaaddi (yaitu fiil yang mempunyai maful bih):
Wazan
.
Contoh:
(Ada kesalahan yang tersebar di mana kata
memfathahkan qaf, padahal yang benar
dibaca dengan
dengan mensukunkan
qaf.
Fiil lazim (yaitu fiil yang tidak mempunyai maful bih):
Contoh:
:
:
:
:
(Kecuali
)
43
Contoh:
: :
:
:
Contoh:
:
: :
:
2. Mashdar Fiil 4 Huruf (Hlm. 32)
Mashdar-mashdar fiil 4 huruf qiyasi 16 dan wazan-wazannya berbedabeda sesuai bentuk fiilnya.
Apabila fiil berwazan
, maka mashdarnya berwazan .
Contoh:
:
:
:
Apabila fa fiilnya huruf wawu (contoh:
atau )maka wawu
dirubah menjadi ya ketika menjadi mashdar.
Contoh:
:
:
:
16
Ada rumusnya
44
dan ), maka
pertama
dan
:
:
:
Apabila fiil berwazan
mashdarnya berwazan
.
Contoh:
:
:
:
Apabila fiil mutal akhir (contoh:
dan
),
maka
mashdarnya berwazan .
Contoh:
:
:
:
Apabila fiil mahmuz akhir, maka mahdarnya berwazan
atau
.
Contoh:
: ATAU
45
ATAU
atau
: atau
:
atau
:
atau
Apabila fiil berwazan
atau
.
Contoh:
.
Contoh:
:
atau
: atau
:
atau
3. Mashdar Fiil 5 dan 6 Huruf (Hlm. 33)
Mashdar-mashdar bagi fiil 5 dan 6 huruf qiyasi.
Apabila fiil 5 dan 6 huruf diawali dengan hamzah washal, maka
mashdarnya berwazan seperti fiil madhi dengan mengkasrahkan
huruf ke 3 dan menambahkan alif sebelum huruf terakhir.
Contoh:
:
:
:
46
:
:
:
MASHDAR MIMI, MASHDAR SHINAI, MASHDAR MARRAH DAN
MASHDAR HAIAH (Hlm. 34-35)
4. Mashdar Mimi (Hlm. 34)
Mashdar mimi adalah mashdar yang diawali dengan mim tambahan
dan memberikan makna mashdar itu sendiri.
Mashdar mimi dibentuk dari fiil 3 huruf dengan wazan
, kecuali
jika fiil awalnya huruf illat, maka dibentuk dengan wazan
.
Contoh:
Mengungkapkan satu pendapat secara lisan.
(yaitu
)
Sungguh perkataannya mempunyai pengaruh yang bagus.
Apabila fiil bukan 3 huruf, maka mashdar mimi berwazan seperti
wazan mudharinya dengan menukar huruf mudharaah menjadi mim
dhammah dan huruf sebelum terakhir difathahkan.
Contoh:
:
47
, ,
DAN
5. Mashdar ShinaI (Hlm. 34)
Mashdar shinai adalah isim yang diberi ya nasab setelahnya ta
tanits, untuk menunjukkan makna mashdar.
Contoh:
Kemanusiaan Persyerikatan Kemerdekaan Kebangsaan
Pertanggungjawaban Kebuasan
6. Isim Marrah dan Isim Haiah (Hlm. 35)
Isim marrah adalah mashdar yang menunjukkan kepada kejadian
sesuatu sekali. Isim marrah berwazan
Aku makan sekali.
Dia pergi sekali.
48
Aku melihatnya dengan penglihatan yang ragu.
Aku duduk seperti duduknya ulama.
Artinya:
Tinggalkanlah kesia-siaan!
(
: Maful bih bagi mashdar, manshub dengan fathah) 17
Bisa disiratkan oleh (
+ fiil) atau ( + fiil) 18
17
Pada kondisi seperti ini, sebenarnya maful bih manshub oleh fiil
yang dihapus, adapun mashdar diirab sebagai maful mutlaq.
Asalnya:
Contoh:
Aku kagum kepada minum madunya Zaid.
(Bisa kita letakkan (
+ fiil) pada posisi mashdar, kemudian kita
katakan:
: Fiil madhi mabni, Ta adalah fail : Huruf jar
:
: Maful bih
18
3. Tidak berbentuk dhamir. Maka tidak boleh mengatakan:
Mengagumkan aku satu pukulanmu kepada Zaid.
5. Sebelum beramal tidak boleh disifati. Maka tidak boleh
mengatakan:
Mengagumkan aku pukulanmu yang keras kepada Zaid.
6. Tidak dihapus. Maka tidak boleh mengatakan:
Tersiratnya adalah:
7. Antara mashdar dengan maful tidak dipisah oleh selain jar wa
majrur atau zharaf.
Sebagaimana contoh nomer 5.
8. Maful tidak boleh di depan mashdar. Maka tidak boleh
mengatakan:
Bentuk susunan mashdar ini ada 4:
1. Mashdar sebagai mudhaf, mudhaf ilaihnya adalah fail.
Sebagaimana dalam contoh yang telah lewat. Ini adalah bentuk
yang paling banyak.
2. Mashdar sebagai mudhaf, mudhaf ilaihnya adalah maful. Contoh:
51
Contoh:
Aku ingin bertemu dengan kamu.
(Yaitu:
2.
Contoh:
Menyenangkan aku apa yang engkau kerjakan.
(Yaitu:
3.
)
+ +
Contoh:
Diberi ( ) . Contoh:
Aku heran kepada pemukulan kepada Zaid itu.
(Syarah Qathrun Nada, hlm. 351-361)
52
(Yaitu:
Kalian bersatu lebih mulia bagi kalian.
: Fail marfu
muawwal dari +
fail bagi
)
dengan fathah
Contoh:
Telah diketahui bahwa kamu mulia.
4. (
: Huruf taukid dan nashab, Kaf dhamir mabni atas fathah pada
posisi nashab isim anna
53
sebagai
Aku berharap engkau ikhlas dalam amalanmu.
(
: Huruf mashdari dan nashab
Mashdar
muawwal dari +
adalah maful bih bagi fiil )20
diambil
darinya kata
,
,
,
dst
Isim-isim musytaq ada 7, yaitu:
1. Isim fail (dan shighah mubalaghah),
2. Isim maful,
3. Shifah musyabbahah bismil fail,
4. Isim tafdhil,
5. Isim zaman,
6. Isim makan,
7. Isim alat
20
Isim fail adalah isim musytaq yang menunjukkan kepada pihak yang
melakukan fiil.
Sebagai contoh, kita katakan:
,
Laki-laki itu tidur, maka ia adalah orang yang tidur.
,
Anak lelaki itu memukul, maka dia adalah orang yang memukul.
Maka kata
dan menunjukkan
pecahan dari
:
: :
:
:
: : ( AIN FIIL ALIF)
Isim fail berwazan (
) untuk semua fiil 3 huruf yang ain fiilnya
difathah, sebagaimana dalam contoh-contoh yang telah lewat
(kecuali fiil-fiil yang sangat sedikit walau ainnya difathah, seperti:
,
,
55
Contoh:
dst
Adapun apabila fiil ain fiilnya didhammahkan, contoh:
dst
Atau ain fiilnya dikasrahkan dan lazim (contoh:
dst
Maka isim failnya tidak berwazan (
DST
Ketika itu dinamakan shifah musyabbahah bismil fail.
(Akan lengkap pembahasan hal itu setelah isim maful secara
langsung)
2. Dari fiil lebih dari 3 huruf:
Isim fail dari fiil lebih dari 3 huruf dibentuk secara mutlak dengan
wazan mudharinya dengan merubah huruf mudharaah menjadi mim
yang didhammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum terakhir.
Contoh:
:
:
:
:
:
:
:
56
Sebaiknya engkau (wanita) berhemat.
(
Apabila isim fail dari kana dan saudaranya, maka juga beramal
seperti kana dan saudaranya
57
Telah datang lelaki yang mulia saudaranya itu.
( : Fail bagi isim fail (
)
Contoh:
)
b. Kosong dari (). Disyaratkan untuk mengamalkan isim fail pada
kondisi seperti ini, harus menunjukkan makna sekarang atau akan
datang (yaitu bisa kita letakkan pada posisinya dengan fiil mudhari)
dan harus bertopang kepada sesuatu sebelumnya, misal terletak
setelah nafi, istifham, mubtada atau maushuf 22.
Contoh:
Petani itu sapinya membajak sawah.
22
Manut
58
(
Contoh:
Apakah sekarang engkau meninggalkan pekerjaanmu?
( Hamzah: Huruf istifham
: Mubtada marfu dengan dhammah
Muhammad menuai panenannya kemarin.
(Isim fail (
59
Contoh:
Penulis makalah itu telah diberi hadiah.
(Isim fail (
)tidak beramal karena kosong dari ( )dan tidak
bertopang kepada nafi, istifham, mubtada atau maushuf)
Contoh:
Sering melarang Sering berdiri (shalat) Sering puasa Sangat
waspada.
Contoh:
Sering menikam Sering salah bicara Sangat memudahkan Sangat
miskin.
Contoh:
Maha pengampun Sering bersyukur Sering iri Sangat sabar.
Contoh:
60
Maha mengetahui Maha berkuasa Maha mendengar Maha
mengetahui.
Contoh:
Sangat berhati-hati Sangat labil Penuh waspada Sangat paham.
Shighah-shighah ini menunjukkan kepada makna isim fail bersama
dengan fungsi mubalaghah. Oleh sebab itu dinamakan shighah
mubalaghah. Tidak dibentuk kecuali dari fiil 3 huruf.
Sebagai contoh kita katakan tentang seseorang:
Sungguh dia iri.
Apabila ia sering iri maka kita katakan:
Demikian pula kita katakan tentang seorang tentara:
Sungguh dia menikam.
Apabila ia banyak menikam maka kita katakan:
Catatan:
, , DAN
Tukang kayu, tukang roti, tukang tenun, dan tukang giling.
61
Aku menenangkan seorang pria yang kolaps keadaannya.
(
: Fail bagi shighah mubalaghah ( ) karena ditempati oleh ()
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar doa.
(
Isim maful adalah isim musytaq dari fiil mabni lil majhul untuk
menunjukkan kepada pihak yang dikenai fiil.
Sebagai contoh kita katakan:
Hadits itu telah didengar, maka hadits itu sesuatu yang didengar.
Maka kata (
) diambil dari fiil mabni lil majhul ( ) dan
menunjukkan kepada pihak yang dikenai fiil.
BENTUK-BENTUK ISIM MAFUL (Hlm. 43)
a. Dari fiil 3 huruf
Isim maful dari fiil 3 huruf dibentuk dengan wazan (
).
Contoh:
,
62
Berita itu telah didengar, maka berita itu sesuatu yang didengar.
,
Berita itu telah dinukil, maka berita itu sesuatu yang dinukil.
Apabila fiil tsulatsi
23
,
dan ,
, dan .
Ada satu kesalahan yang tersebar dalam membentuk isim maful dari
fiil dengan
padahal yang benar adalah ( ).
Apabila fiil tsulatsi huruf tengahnya adalah huruf illat alif asalnya
Apabila fiil tsulatsi huruf akhirnya adalah huruf illat alif yang
,
menjadi
, dan
.
dan
24
Apabila fiil tsulatsi huruf akhirnya adalah huruf illat alif yang
asalnya wawu, misalnya
menjadi
dan
, dan
.
Anak laki-laki yang terluka dan anak perempuan yang terluka.
Lelaki yang terbunuh dan wanita yang terbunuh.
Yang demikian tidak bisa diterapkan kepada semua isim, tetapi harus
dibatasi oleh sama 25.
b. Dari Fiil Lebih dari 3 Huruf
Isim maful dari fiil lebih dari 3 huruf dibentuk atas wazan mudhari
dengan mengganti huruf mudharaahnya menjadi mim yang
didhammah dan huruf sebelum akhir difathah.
Contoh:
:
:
:
:
:
IRAB ISIM MAFUL (Hlm. 45)
Isim maful digunakan dalam bentuk mufrad, mutsanna dan jama
bersamaan dengan mudzakkar dan muannats. Diirab sesuai
kedudukannya dalam kalimat.
25
Contoh:
Sesungguhnya pintu-pintu itu terkunci.
( : Khabar inna marfu dengan dhammah)
AMALNYA ISIM MAFUL (Hlm. 45-46)
Isim maful bisa berupa salah satu dari dua kemungkinan:
1. Kosong dari makna sebagai objek fiil. Pada kondisi ini isim maful
tidak beramal seperti amalnya fiil.
Contoh:
Lihat kepada yang akan datang Pelajar ini dicintai Mengagumkan
aku pria yang terdidik itu.
(Isim maful pada contoh-contoh tersebut tidak menunjukkan kepada
objek fiil tetapi hanya menunjukkan kepada isim atau sifat)
2. Menunjukkan kepada objek fiil (yaitu terletak pada posisinya fiil
mabni lil majhul). Pada kondisi seperti ini isim maful beramal
seperti amalnya fiil mabni majhul,merafakan naibul fail dan
menashabkan maful bih. Hal tersebut tidak terjadi kecuali pada
dua kondisi berikut ini:
a. Isim maful diberi ( ( ) bermakna
kata yang menjadi naibul fail atau maful bih, seandainya kita
letakkan fiil mabni lil majhul pada posisi isim maful.
Contoh:
Waktu muktamar yang ditetapkan pelaksanaannya di Kairo telah
diputuskan.
65
( .
b. Kosong dari (). Disyaratkan untuk mengamalkan isim maful pada
kondisi seperti ini, harus menunjukkan makna sekarang atau akan
datang (yaitu bisa kita letakkan pada posisinya dengan fiil mudhari)
dan harus bertopang kepada sesuatu sebelumnya, misal terletak
setelah nafi, istifham, mubtada atau maushuf 26.
Contoh:
Yang menang itu diberi hadiah.
( : Maful bih bagi isim maful ( ) 27 karena kosong dari ()
dan menunjukkan kepada waktu sekarang atau yang akan datang
serta bertopang dengan mubtada)
Demikianlah, apabila isim maful kosong dari ( )dan menunjukkan
kepada masa lampau, atau menunjukkan kepada masa sekarang atau
yang akan datang tetapi tidak ditopang oleh nafi, istifham, mubtada
atau maushuf, maka isim maful tidak beramal seperti amalnya fiil.
Isim yang setelahnya majrur sebagai mudhaf ilaih.
Contoh:
Musuh itu sayapnya menjadi patah.
(
: Mudhaf ilaih majrur)
26
Manut
Sebagai maful bih karena isim maful membutuhkan dua maful
bih, sedangkan maful bih pertama berubah menjadi naibul fail
berupa dhamir mustatir. Dan maful bih ke dua tetap manshub
sebagai maful bih pertama. Lihat pembahsan naibul fail juz pertama
27
66
Pemuda ini mulia Tentara ini pemberani.
Maka kata
dan kata
masing-masing menunjukkan kepada
Telah lewat pada pembahasan isim fail- penjelasan kami bahwa fiil
tsulatsi yang difathahkan ainnya bisa dibentuk darinya isim fail
dengan wazan (
) . Sedikit sekali wazannya selain ini. Disamping itu
semua
fiil tsulatsi
lazim yang
dikasrahkan
ain
fiilnya
dan
28
(dengan
Contoh:
Bahagia Jelek akhlaknya Bersorak Lancar
(Muannatsnya )
Contoh:
Merah Bercelak Pincang Coklat Buta sebelah
(Muannatsnya )
Contoh:
Haus Lapar Tipis Penuh Marah
b. Shifah musyabbahah dari fiil yang berwazan
(dengan
Contoh:
Mulia Mulia Lemah Lincah Bersih Banyak Lembut
68
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Pahlawan Bagus
Contoh:
Manis Keras Pahit
c. Sedikit sekali shifah musyabbahah dengan wazan yang beragam
berasal dari fiil tsulatsi lazim berwazan dengan ain fathah,
diantara wazan tersebut:
( Baik)
(Dari )
(Sempit)
69
(Dari
)
( Beruban)
(Dari
)
AMALNYA SHIFAH MUSYBBAHAH (Hlm. 48-49)
Shifah musyabbahah beramal apabila menunjukkan kepada naat
sababi 29 (yaitu jika menunjukkan kepada sifat pada isim setelahnya).
Hal tersebut sama saja apakah bergandengan dengan ( )atau tidak
30
.
Mamul bagi shifah musyabbahah (yaitu isim setelah shifah
musyabbahah) ada 3 keadaan:
a. Marfu sebagai fail, apabila dimudhafkan kepada dhamir atau isim
yang lain.
Contoh:
Aku memasuki kebun yang indah pemandangannya.
(
: Fail bagi shifah musyabbahah ( )
b. Manshub sebagai tamyiz, hal tersebut apabila nakirah.
Contoh:
(
: Tamyiz manshub)
c. Majrur dengan idhafah, apabila diiringi () .
Contoh:
29
70
(
: Mudhaf ilaih majrur) 31
4. ISIM TAFDHIL (Hlm. 49-51)
Matahari lebih besar dari bumi.
Isim sebelum isim tafdhil dinamakan mufadhdhal (dalam misal di atas
misal di atas
).
Bentuk-bentuk Isim Tafdhil
1. Isim tafdhil dibentuk dari fiil yang boleh dibuat taajjub, yaitu fiil
tsulatsi tam (bukan naqish), mutasharrif (bukan jamid), mutsbat
(tidak dinafikan), mabni lil malum dan bukan sifat berwazan
yang muannatsnya .
Contoh:
Gunung-gunung lebih tinggi dari bukit.
Zaid lebih utama dari Amr dan lebih mulia dari Khalid.
31
: Tamyiz manshub
dengan fathah).
Keadaan-keadaan Isim Tafdhil
Isim tafdhil mempunyai 4 keadaan:
1. Kosong dari dan idhafah.
Pada posisi ini harus memufradkan dan memudzakkarkan isim tafdhil
serta mendatangkan setelahnya mufadhdhal alaih yang majrur
dengan
.
Contoh:
Pesawat-pesawat itu lebih cepat dari kereta-kereta.
2. Ditarif dengan .
Pada kondisi ini wajib mengikuti mufadhdhal dan tidak menyebutkan
mufadhdhal alaih.
Contoh:
72
Kakak perempuan tertua itu pintar.
Para kakak perempuan itu pintar.
Dua negara paling besar itu sepakat.
Demikianlah, mentanits dan menjama taksirkan isim tafdhil,
hukumnya kembali kesama. Terkadang tanits dan taksirnya tidak
menurut sama, misalnya:
dan
. Dengan demikian
).
Dua kitab itu sebaik-baik teman.
Kitab-kitab itu adalah sebaik-baik.
4. Dimudhafkan kepada isim marifah
Pada kondisi ini boleh mencocoki atau tidak.
73
Contoh:
Kalian dua laki-laki sebaik-baik manusia.
Kalian laki-laki sebaik-baik manusia.
Kalian perempuan sebaik-baik manusia.
AMALNYA ISIM TAFDHIL (Hlm. 51)
Isim tafdhil bisa merafakan fail apabila pada posisinya bisa
diletakkan fiil beserta maknanya. Hal ini terjadi pada setiap isim
tafdhil yang didahului oleh nafi atau istifham.
Contoh:
Tidak ada satu muka bumi pun yang lebih baik kapasnya daripada
bumi Mesir.
(
: Fail bagi isim tafdhil (
) ,
) bisa
menempati posisi isim tafdhil, dan karena isim tafdhil didahului nafi)
5. DAN 6 ISIM ZAMAN DAN MAKAN (Hlm. 51-52)
Waktu ujian adalah awal juni.
Isim makan adalah isim musytaq yang menunjukkan tempat
terjadinya fiil.
74
Contoh:
Lapangan sepak bola itu luas.
Bentuk-bentuk Isim Zaman dan Makan
1. Dari fiil tsulatsi
Isim zaman dan makan dari fiil tsulatsi dibentuk dengan dua wazan:
a. Wazan (dengan memfathahkan ain)
Apabila fiil mutal akhir.
Contoh:
Apabila mudharinya difathahkan atau didhammahkan ainnya.
Contoh:
(Mudharinya
)
(Mudharinya
)
(Mudharinya
)
(Mudharinya
)
b. Wazan
(dengan mengkasrahkan ain)
Apabila fiil shahih akhir mudharinya dikasrahkan ainnya.
Contoh:
75
(Mudharinya
)
(Mudharinya
)
Apabila fiil shahih akhir awalnya huruf illah.
Contoh:
(Dari fiil-fiil
)
2. Dari fiil bukan tsulatsi
Isim zaman dan makan dari fiil bukan tsulatsi dibentuk dengan
wazanisim maful:
Contoh:
7. ISIM ALAT (Hlm. 53)
Contoh:
32
Jika ada fiil, maka dari tiga wazan ini tidak bisa dipastikan mana
wazan yang dipakai, semuanya semata-mata berdasarkan sama
76
Kunci Gergaji Paku Alat pembajak Cermin Timbangan
Contoh:
Peraut Alat pintal Sabit Kapak dengan dua ujung runcing
Gunting Mikroskop Alat bor
Contoh:
Sapu Palu Sendok Saringan Setrika
Catatan:
1. Terkadang isim alat mempunyai wazan yang berbeda dengan
wazan yang telah lewat.
Contoh:
Majma Lughah al Arabiyyah
33
Pelubang kertas Pemanggang Mesin cuci Kulkas.
33
Sungai kecil.
Tashghir dari .
Penghinaan
Contoh:
Penulis amatir.
Tashghir dari
.
Mendekatkan waktu dan tempat
Contoh:
Sesaat sebelum.
Tashghir dari .
Tadlil 34
Contoh:
Wahai anakku
Tashghir dari
.
34
Keakraban
78
BENTUK-BENTUK TASHGHIR
Tashghir mempunyai 3 bentuk, yaitu:
Apabila isimnya muannats dan tidak mempunyai tanda tanits, maka
akhirnya diberi ta tanits ketika ditashghir.
Contoh:
Tashghir dari
Tashghir dari
Tashghir dari
Juga diperlakukan sebagai isim tsulatsi dalam hal tashghir adalah
isim-isim yang huruf aslinya 3 huruf tetapi ujungnya diberi:
Ta tanits. Contoh:
79
Tashghir dari
.
Tashghir dari .
Atau alif tanits maqshurah. Contoh:
Tashghir dari
dan
Atau alif tanits mamdudah. Contoh:
Tashghir dari
dan
.
Atau alif dan nun tambahan. Contoh:
Tashghir dari
dan .
Demikian juga semua jama taksir dengan wazan (
)
diperlakukan seperti isim tsulatsi ketika ditashghir.
Contoh:
Tashghir dari
dan .
80
Tashghir dari
dan .
Juga diperlakukan sebagai isim rubai dalam hal tashghir, isim-isim
yang huruf aslinya 4 huruf tetapi ujungnya diberi:
Ta tanits. Contoh:
Tashghir dari
dan
.
Atau alif tanits mamdudah. Contoh:
Tashghir dari .
Atau alif dan nun tambahan. Contoh:
Tashghir dari
.
3. Tashghir Isim Khumasi
Isim khumasi ditashghir dengan wazan
.
Contoh:
Tashghir dari
dan
.
81
Tashghir dari
dan
.
(Alif pada dua isim di atas adalah tambahan yang ditambahkan ke
huruf-huruf asli kata)
Apabila isim yang huruf ke tiganya adalah huruf illah ditashghir,
maka huruf ini diubah ke bentuk aslinya.
Contoh:
Tashghir dari
dan
Tashghir dari ,
dan
.
82
Dia orang Mesir.
Untuk kita tunjukkan dengan kata tersebut penisbatan dia
kepada Mesir.Ya bertasydid ini dinamakan ya nasab, isim yang
bersambung dengannya dinamakan mansub 35 dan isim sebelum
bersambung dengan ya dinamakan mansub ilaih. Nasab digunakan
untuk menunjukkan kepada:
Jenis/Kewarganegaraan
Contoh:
Orang Kairo Orang Assiut Orang Baghdad
Agama
Contoh:
Orang Islam Orang Kristen
35
Profesi
Contoh:
Petani Tukang Pedagang
Suatu sifat
Contoh:
Keemasan Keperakan Berdebu
1. Kaidah Pokok dalam Nasab (Hlm. 57)
Pada asalnya nasab adalah dengan memberi kepada akhir mansub
ilaih ya bertasydid yang sebelumnya kasrah.
Contoh:
:
:
:
:
:
:
Untuk isim yang diakhiri ta tanits, ta ini dihapus ketika nasab.
Contoh:
Nisbah kepada
.
Nisbah kepada
.
84
Nisbah kepada .
Nisbah kepada .
2. Nisbah Kepada Isim Maqshur (Hlm. 58)
Apabila alif adalah huruf ke tiga, maka diubah menjadi wawu.
Contoh:
Nisbah kepada 36 dan
37.
Nisbah kepada
38 dan 39 (Tanya dihapus sesuai kaidah umum
kemudian alif diubah menjadi wawu).
Apabila alif adalah huruf ke empat, maka:
Dihapus apabila huruf ke duanya berharakat 40.
Contoh:
36
37
38
39
40
.
Kota Qena
Kota Tama
Ibu mertua istri
Bukan sukun
85
Nisbah kepada
dan .
Dihapus, diubah menjadi wawu atau ditambahkan alif sebelum wawu,
apabila huruf keduanya sukun.
Nisbah kepada
.
Apabila alif adalah huruf ke 5, maka kebanyakannya adalah wajib
menghapusnya.
Contoh:
Nisbah kepada
dan .
Nisbah kepada
dan
( alif dihapus kemudian yanya dihapus
supaya tidak terkumpul 3 huruf ya).
3. Nisbah Kepada Isim Manqush (Hlm. 58)
Apabila ya berada pada huruf ke tiga, maka diubah menjadi wawu
dan huruf sebelumya difathah.
Contoh:
Nisbah kepada
.
Apabila ya berada pada huruf ke empat, maka boleh menghapus
atau merubahnya menjadi wawu.
86
Contoh:
atau
Nisbah kepada .
Nisbah kepada
Apabila ya berada pada huruf ke lima atau lebih, maka dihapus.
Contoh:
Nisbah kepada
.
4. Nisbah Kepada Isim Mamdud (Hlm. 59)
Apabila hamzahnya asli, maka hamzahnya tetap.
Contoh:
Nisbah kepada dan .
Apabila hamzahnya merupakan perubahan dari wawu atau ya,
maka boleh tidak merubah hamzah atau merubah menjadi wawu.
Contoh:
,
Nisbah kepada
(hamzah perubahan dari wawu).
,
Nisbah kepada (hamzah perubahan dari ya).
87
Nisbah kepada
dan .
5. Nisbah Kepada Isim yang Diakhiri Ya Bertasydid (Hlm. 59)
Apabila ya bertasydid setelah satu huruf, maka ya pertama
dikembalikan ke aslinya (wawu atau ya) dan ya ke dua diubah
menjadi wawu.
Contoh:
Nisbah kepada
dan .
Apabila ya bertasydid setelah dua huruf, maka ya pertama dihapus
dan ya ke dua diubah menjadi wawu dengan memfathah huruf
sebelumnya.
Contoh:
Nisbah kepada
dan .
Apabila ya bertasydid setelah tiga huruf atau lebih, maka ya
dihapus dan diganti posisinya oleh ya nasab.
Nisbah kepada
dan .
88
, ,
,
(Lamnya wawu atau ya).
Demikian juga ada isim-isim lain yang terdiri dari 3 huruf, lamnya
dihapus dan bertemu dengan ta tanits tambahan.
Contoh:
, , , ,
(Huruf lamnya sebelum dihapus adalah wawu atau ya)
Ketika menisbahkan semua isim, maka huruf akhirnya dihapus dan
dua huruf lainnya tetap, sebelum ya nasab diberi wawu dan sebelum
wawu difathah.
Contoh:
,
,
,
Nisbah kepada ,
,
dan .
Contoh:
,
,
,
,
.
Nisbah kepada ,
, , dan .
7. Nisbah Kepada Jama (Hlm. 60)
Pada asalnya tidak bisa dinisbahkan kepada jama. Apabila ingin
menisbahkan kepada jama, maka dinisbahkan kepada mufradnya.
Contoh:
,
Nisbah kepada dan
.
89
Nisbah kepada
dan .
Majma Lughah Arabiyyah berpandangan bahwa memungkinkannya
nisbah kepada jama ketika dibutuhkan untuk membedakan antara
nisbah kepada mufrad dan nisbah kepada jama.
Contoh:
(Nisbah kepada
, jama)
(Nisbah kepada
, jama).
8. Isim-isim Mansub yang Tidak Berdasarkan Kaidah (Hlm. 61)
Telah didengar dari orang arab isim-isim mansub yang menyelisihi
kaidah-kaidah yang telah lewat. Diantara isim tersebut adalah:
, ,
, , ,
Nisbah kepada
,
,
, ,
, dan
.
, ,
,
,
Nisbah kepada
,
, , , dan .
90
Fiil shahih terbagi menjadi 3 bagian:
1. Mahmuz: Yaitu semua fiil yang salah satu huruf aslinya adalah
hamzah.
Contoh:
2. Mudhaaf tsulatsi: yaitu setiap fiil yang huruf ke dua dan ke tiga
dari satu jenis.
Contoh:
3. Salim: yaitu setiap fiil yang huruf aslinya selamat dari hamzah dan
tasydid.
91
Contoh:
-
Fiil mutal terbagi menjadi 3 bagian:
1. Mitsal: yaitu setiap fiil yang awal huruf aslinya adalah huruf illat.
Contoh:
2. Ajwaf: yaitu setiap fiil yang huruf asli yang ke dua adalah huruf
illat.
Contoh:
3. Naqish: yaitu setiap fiil yang akhir huruf aslinya adalah huruf illat.
Contoh:
Kita akan membahas pada pasal khusus Fiil menurut waktu
terjadinya cara isnad dhamir kepada fiil mitsal, ajwaf dan naqish
ketika madhi, mudhari dan amr.
92
Fiil mujarrad ada dua bagian: tsulatsi dan rubai.
1. Fiil Mujarrad Tsulatsi
Fiil mujarrad tsulatsi mempunyai 3 wazan, yaitu:
:
:
:
:
Sebagaimana kaidah umum, maka fiil mudhaaf mutaaddi selalu dari
bab
Contoh:
:
:
:
93
:
Bab
-
:
:
:
Sebagaimana kaidah umum, maka fiil mudhaaf lazim dan fiil yang
diawali oleh wawu berasal dari bab
Contoh:
:
(Mudhaaf tsulatsi lazim)
Contoh:
:
:
:
(Mitsal wawu)
Bab
-
:
94
:
:
:
b.
( Dengan mengkasrahkan ain)
Mudharinya ada dua bab.
-
Bab
(Dengan memfathahkan ain mudhari)
Contoh:
:
:
:
Bab
:
( Dengan mendhammahkan ain)
c.
Mudharinya ada satu bab, yaitu:
Bab -
(Dengan mendhammahkan ain pada mudharinya)
Contoh:
:
:
95
:
2. Fiil Mujarrad Rubai
Fiil mujarrad rubai mempunyai satu wazan, yaitu
.
Contoh:
Ketika mudhari huruf mudharaahnya selalu didhammah dan huruf
sebelum terakhir dikasrah.
Contoh:
FIIL MAZID (Hlm. 67)
Fiil mazid adalah setiap fiil yang ditambahkan kepada huruf-huruf
aslinya satu huruf atau lebih.
Contoh:
Huruf tambahan adalah salah satu dari huruf-huruf berikut:
: (Asal fiilnya
)
: (Asal fiilnya , disandarkan padanya satu huruf dari jenis ain
fiil)
: (Asal fiilnya
, disandarkan padanya salah satu huruf dari
dan satu huruf dari jenis lam fiil)
96
1. Tsulatsi Mazid
Fiil tsulatsi bisa ditambahkan satu, dua atau tiga huruf.
Tambahan satu huruf ada 3 wazan, yaitu:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Tambahan dua huruf ada 5 wazan, yaitu:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
97
Contoh:
Contoh:
Tambahan tiga huruf ada 3 wazan, yaitu:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
2. Rubai Mazid
Fiil rubai bisa ditambahkan satu huruf atau dua huruf dan fiil mazid
tidak lebih dari 6 huruf.[1]
98
Contoh:
Tambahan dua huruf ada dua wazan, yaitu:
Contoh:
Contoh:
(Bermakna
)
(Bermakna
)
99
Telah menyenangkan aku - engkau menjauhi kejelekan.
Dewan menteri telah berkumpul kemarin.
MENYANDARKAN FIIL MADHI KE DHAMIR
Maksud dari menyandarkan fiil madhi ke dhamir adalah
mentashrifnya bersama dhamir takallum, khithab dan ghaibah,
mufrad, mutsanna atau jama.
Dhamir-dhamir yang disandarkan ke fiil ada dua jenis:
Dhamir berharakat, yaitu: Ta fail Nun niswah
Dhamir sukun, yaitu: Alif itsnain Wawu jamaah Ya
mukhathabah
Fiil madhi disandarkan kepada semua dhamir, kecuali ya
mukhathabah.
100
Fiil madhi berbeda dengan fiil mudhari dan amr pada bisanya fiil
madhi menerima ta fail dan
failin,
Mahmuz (
)
Mudhaaf ( )
Mutakallim:
- Mufrad (Aku)
- Jama (Kami)
Mukhathab
Mukhathabah
101
Ghaibah
Ajwaf (
)
Naqish ( )
Naqish ( )
- Mufrad (Aku)
- Jama (Kami)
Mutakallim:
Mukhathab
Mukhathabah
- Mufrad (Kamu pr)
102
Ghaib
Ghaibah
) dan didhammahkan
).
FIIL MUDHARI (Hlm. 72-75)
Fiil mudhari adalah setiap fiil yang menunjukkan kepada terjadinya
sesuatu pada waktu berbicara atau setelahnya.
Contoh:
103
Sekarang pesawat itu sedang lepas landas dari bandara.
Ujian akan dilaksanakan pada minggu depan.
MENYANDARKAN FIIL MUDHARI KE DHAMIR
Fiil mudhari disandarkan kepada semua dhamir-dhamir yang sukun
(alif itsnain, wawu jamaah, ya mukhathabah) dan tidak disandarkan
kepada nun niswah yang merupakan dhamir berharakat.
Dhamir-dhamir yang disandarkan kepada fiil mudhari diirab pada
posisi rafa fail. 1
Fiil mudhari berbeda dari fiil madhi dan fiil amr dengan
penerimaannya untuk dimasuki oleh huruf nafi (
) .
Berikut ini contoh tashrif masing-masing fiil shahih dan fiil mutal
pada mudhari ketika disandarkan ke dhamir.
1. MENYANDARKAN FIIL SHAHIH KE DHAMIR KETIKA MUDHARI
Salim (
)
Mahmuz (
) Mudhaaf ( )
Mutakallim:
- Mufrad (Aku)
- Jama (Kami)
Mukhathab
- Mufrad (Kamu lk)
Mukhathabah
- Mufrad (Kamu pr)
Ghaib
- Mufrad (Dia lk)
Ghaibah
- Mufrad (Dia pr)
105
:
:
:
2. MENYANDARKAN FIIL MUTAL KE DHAMIR KETIKA MUDHARI
Mitsal ( )
Ajwaf (
)
Naqish ( )
Naqish ( )
- Mufrad (Aku)
- Jama (Kami)
Mutakallim:
Mukhathab
- Mufrad (Kamu lk)
Mukhathabah
Ghaib
- Mufrad (Dia lk)
Ghaibah
- Mufrad (Dia pr)
106
).
).
).
Hormatilah kedua Ibu bapakmu!
Contoh:
dan , selain kedua fiil ini huruf illat ketika mudhari
Fiil amr bisa disandarkan ke semua dhamir yang sukun (alif itsnain,
wawu jamaah dan ya mukhathabah) dan tidak bisa disandarkan
kecuali kepada nun niswah yang mana dhamir ini dari dhamir
berharakat. Dhamir-dhamir yang disandarkan ke fiil amr diirab pada
posisi rafa fail.
Tashrif fiil amr tidaklah lengkap, hanya untuk mukhathab dan
mukhathabah saja.
Berikut ini contoh tashrif masing-masing fiil shahih dan fiil mutal
ketika amr yang disandarkan ke dhamir.
1. MENYANDARKAN FIIL SHAHIH KE DHAMIR KETIKA AMR
Salim (
)
Mahmuz (
)
Mudhaaf ( )
Mukhathab
- Mufrad (Kamu lk)
Mukhathabah
108
Hamzah pada fiil mahmuz dihapus.
Idgham mudhaaf diurai ketika disandarkan ke nun niswah dan
ditambahkan hamzah washal.
Ajwaf (
)
Naqish ( )
Naqish ( )
Mukhathab
Mukhathabah
- Mufrad (Kamu pr)
Adapun apabila ain mudhari difathah atau didhammah, maka fa
tidak dihapus. Contoh:
109
3
Fiil ajwaf, ain fiilnya dikembalikan ke aslinya (wawu atau ya), dan
ain tersebut dihapus apabila tidak disandarkan ke dhamir 4 atau
apabila disandarkan ke nun niswah 5.
Fiil naqish, lam fiilnya dikembalikan ke aslinya (wawu atau ya).
Huruf illah dihapus apabila tidak disandarkan ke dhamir atau
disandarkan ke wawu jamaah atau ya mukhathabah6 dengan
memfathah huruf sebelum wawu jamaah apabila huruf illah yang
dihapus adalah alif.
Contoh:
Pada awal fiil naqish tsulatsi diberi alif yang bukan mahmuz (hamzah
washal), kemudian hamzah ini selalu kasrah ( ) kecuali apabila ain
mudharinya didhammahkan, maka hamzah washal didhammahkan .
Contoh:
Seharusnya
, karena huruf illat apabila didahului kasrah maka
FIIL MUTAADDI
Fiil mutaaddi adalah setiap fiil yang tidak cukup dengan failnya
tetapi membutuhkan maful bih, satu atau lebih.
Contoh:
Aku menyangka kemuliaan itu mudah diraih.
FIIL-FIIL YANG MENASHABKAN DUA MAFUL
Fil-fiil yang menashabkan dua maful, ada dua janis:
1. Fiil-fiil yang menashabkan dua maful, asal keduanya adalah
mubtada dan khabar.
Fiil-fiil ini adalah:
Afal zhan:
Menyangka Menyangka Menyangka Menyangka Menyangka
Sangkalah.
Afal yaqin:
Melihat Mengetahui Mendapati Mendapati Ketahuilah.
111
Afal tahwil:
Aku menyangka lelaki itu tidur.
Aku melihat pencuri itu melarikan diri.
Pengguna jalan itu mendapati jalan itu bergelombang.
Memakai Memakaikan Memberikan Memberikan Meminta
Menolak.
Contoh:
Musim gugur menyelimuti bumi dengan perhiasan yang indah.
Memutaaddikan Fiil
a. Fiil tsulatsi lazim terkadang bisa menjadi mutaaddi ke satu maful
bih dengan menambahkan hamzah pada awalnya atau dengan
mentasydid huruf yang ke dua.
112
Contoh:
Kejujuran telah selamat.
Kejujuran menyelamatkan orang yang jujur.
Kejujuran menyelamatkan orang yang jujur.
Sebagaimana juga fiil tsulatsi lazim menjadi mutaaddi dengan
menambahkan alif setelah huruf pertama yang dinamakan alif
mufaalah.
Contoh:
Muhammad telah duduk.
Muhammad duduk-duduk bersama orang-orang baik.
b. Fiil tsulatsi mutaaddi ke satu maful terkadang menjadi mutaaddi
ke dua maful dengan menambahkan hamzah atau tasydid.
Contoh:
Pelajar itu paham pelajaran itu.
Aku memahamkan pelajaran ini ke pelajar itu.
Aku memahamkan pelajaran ini ke pelajar itu.
113
Memberitahu Memperlihatkan Memberitahu Memberitahu
Memberitahu Memberitahu.
Contoh:
Aku memberitahu Ali bahwa berita itu benar.
Aku memberitahu Abdullah bahwa Zaid safar.
114
Penyiar itu membaca berita.
Muhammad menulis pelajaran itu.
FIIL MABNI LIL MAJHUL
Fiil mabni lil majhul adalah setiap fiil yang dihapus failnya dan
posisinya ditempati oleh maful bih dan dinamakan naibul fail.
Contoh:
Berita itu telah dibaca.
Pelajaran itu ditulis.
Ketika menjadi mabni lil majhul bentuk fiil berubah, perubahan
tersebut seperti berikut ini:
1. Bentuk Fiil Madhi Majhul
Fiil madhi dijadikan majhul dengan mengkasrahkan huruf sebelum
terakhir dan mendhammahkan semua huruf sebelumnya yang
berharakat.
Contoh:
115
Apabila fiil ajwaf (mutal di tengah), maka ainnya diubah menjadi
ya.
Contoh:
:
:
:
2. Bentuk Fiil Mudhari Majhul
Fiil mudhari dijadikan majhul dengan mendhammahkan huruf
pertama dan memfathah huruf sebelum terakhir.
Contoh:
Apabila huruf sebelum terakhir wawu atau ya, maka diubah
menjadi alif.
Contoh:
:
:
:
Catatan:
Fiil amr tidak bisa dibuat majhul, karena failnya mukhathab, dan
mukhathab tidak bisa dibuat majhul. 7
,
, dan : Termasuk fiil madh dan dzam.
dan : Termasuk fiil istitsna.
, dan
: Termasuk fiil syuru (ketika digunakan sebagai
fiil-fiil syuru).
2. Fiil-fiil yang Selalu Dalam Bentuk Amr Saja
Fiil-fiil yang selalu dalam bentuk amr saja adalah:
: Bermakna ( menyangkalah).
: Bermakna (ketahuilah).
FIIL MUTASHARRIF
Fiil mutasharrif adalah setiap fiil yang tidak selalu dalam satu
bentuk.
Fiil mutasharrif terbagi menjadi dua:
117
dst.
2. Fiil yang Tidak Sempurna Tashrifnya
Fiil ini hanya ada madhi dan mudharinya saja.
Diantara fiil-fiil ini adalah:
: Termasuk saudaranya kana.
dan
: Termasuk fiil muqarabah.
118
2. Awal huruf.
Contoh:
(Kecuali ( ) , hamzahnya washal)
3. Awal isim.
Contoh:
(Kecuali
, , , , , , , ),
hamzahnya
washal.
119
HAMZAH WASHAL
Hamzah washal adalah alif yang kosong dari hamzah, ditambahkan
pada awal kata untuk memperantarai pengucapan sukun. Hamzah ini
diucapkan lafadznya apabila di awal kalimat, dan digugurkan
pengucapannya apabila terletak di sela-sela kalimat.
Hamzah washal ada di:
1. Awal fiil madhi khumasi, sudasi, amr dan mashdarnya.
Harakatnya kasrah apabila di awal kalimat 1.
Contoh:
(Khumasi)
(Sudasi)
2. Amr fiil tsulatsi. Harakatnya kasrah apabila di awal kalimat,
kecuali amr tsulatsi yang sebelum terakhirnya dhammah, maka
harakatnya dhammah.
Contoh:
Huruf tarif ( ) .
Contoh:
( : Hamzahnya hamzah washal).
Isim-isim berikut ini:
1
Anak laki-laki Anak perempuan Seseorang Wanita Dua laki-laki
Dua perempuan Nama Demi Allah.
Catatan:
Apabila hamzah washal didahului oleh kata yang akhirnya sukun,
maka huruf terakhir kata tersebut dikasrah untuk mencegah
bertemunya dua sukun, kecuali dhamir-dhamir
, , ,
maka
Matahari terbit.
Barangsiapa berpegang dengan keutamaan maka ia berhasil.
Katakanlah kebenaran!
(
,
dan akhirnya dikasrahkan untuk mencegah bertemunya
dua sukun)
Contoh:
Mereka adalah orang-orang yang saleh.
121
Kalianlah yang menang.
Aku telah membaca kitab kalian yang baru.
2. HAMZAH DI TENGAH
Hamzah di tengah ditulis dengan ya, apabila:
Dikasrahkah
Contoh:
Sebelumnya kasrah
Contoh:
Sebelumnya yasukun
Contoh:
Didhammah dibaca panjang bersambung
Contoh:
Hamzah di tengah ditulis di atas wawu, apabila:
Didhammah setelah fathah
Contoh:
Didhammah setelah sukun
Contoh:
122
Disukun setelah dhammah
Contoh:
Difathah setelah sukun shahih
Contoh:
Disukun setelah fathah
Contoh:
Hamzah di tengah ditulis sendirian, apabila:
Difathah setelah alif
Contoh:
Difathah setelah wawu sukun
Contoh:
Contoh:
3. HAMZAH DI UJUNG
Hamzah ketika di ujung ditulis:
Di atas alif apabila sebelumnya fathah
Contoh:
Di atas ya apabila sebelumnya kasrah
Contoh:
Di atas wawu apabila sebelumnya dhammah
Contoh:
Sendirian apabila sebelumnya sukun
Contoh:
124
sebagai
:
:
2. WAWU DIUBAH MENJADI YA
Wawu diubah menjadi ya:
a. Apabila wawu dan ya berkumpul dalam satu kata dan salah
satunya sukun.
Contoh:
125
(Asalnya
)
(Asalnya
)
(Asalnya
)
b. Pada isim maful yang dibentuk dari fiil tsulatsi mutal akhir dengan
ya seperti
, dst
Contoh:
(Asalnya
)
(Asalnya
)
c. Pada mashdar fiil yang berwazan
, fanya wawu (seperti ,
: :
: :
d. Apabila wawu terletak di ujung setelah kasrah.
Contoh:
126
: :
b. Apabila wawu atau ya berada di ujung setelah alif tambahan.
Contoh:
:
:
4. MENGHILANGKAN WAWU MAFUL
Apabila isim maful dibentuk dari fiil tsulatsi mutal tengah (seperti
:
(Asalnya
dengan wazan )
:
(Asalnya
dengan wazan )
2. IBDAL
Ibdal adalah peristiwa suatu huruf menempati posisi huruf yang lain
dalam satu kata.
127
:
:
Hal ini juga terjadi pada fiil mudhari dan mashdar.
Contoh:
:
:
MERUBAH TA MENJADI DAL
Apabila fiil tsulatsi fanya dal (contoh
(
), maka ta diubah menjadi dal.
Contoh:
:
:
Hal ini juga terjadi pada fiil mudhari dan mashdar.
Contoh:
:
:
128
:
:
Hal ini juga terjadi pada fiil mudhari dan mashdar.
Contoh:
, ,
,
,
129
3
4
5
6
7
Karya ar Razi
Karya Zamakhsyari
Karya al Fuyumi
Karya Majma Lughah al Arabiyyah, Mesir
Karya al Fairuz Abadi
130
Metode Kedua
Diikuti oleh al Qamus al Muhith, dalam susunan katanya diterapkan
urutan berdasarkan huruf yang asli dengan diawali oleh huruf terakhir
kata. Kosa kata terbagi menjadi 28 bab sesuai huruf akhir dari setiap
kata. Setiap bab mengandung pasal-pasal dimana setiap pasal
diurutkan berdasar huruf awal dari kata.
Metode Mencari Kata dari Kamus
1. Kata dikembalikan ke mufradnya, apabila ia jama dan ke fiil
madhi apabila mudhari, amr, mashdar atau musytaq-musytaq
yang lain.
2. Kata dikosongkan dari huruf-huruf tambahan apabila mazid 8.
3. Apabila mencari di salah satu kamus yang kata-katanya tersusun
berdasarkan awal pokok kata, maka dilihat huruf pertama kata
kemudian huruf ke dua kemudian huruf ke tiga.
4. Apabila mencari di al Qamus al Muhith, maka dilihat huruf
terakhir dari huruf aslinya supaya diketahui babnya dan huruf
pertama supaya diketahui pasalnya kemudian huruf ke tiga.
, ,
,
Sesungguhnya sosok yang bertakwa itu, takut kepada Allah, tidak
menyakiti seorang pun, dan tidak menzaliminya.
b. Antara kata-kata yang sendirian dan bersambung dengan kata-kata
lain serta menjadikannya menyerupai kalimat.
Contoh:
,
Dan hanya milik Allah-lah segala yang di langit, dan segala yang
dibumi.
c. Antara jenis sesuatu dan pembagiannya.
Contoh:
132
,
, , , :
.
d. Setelah lafadz munada.
Contoh:
,
Wahai Ali, bersemangatlah kamu!
Titik Koma ( ; )
Titik koma diletakkan:
a. Antara kalimat-kalimat yang panjang.
Contoh:
Sesungguhnya manusia tidak melihat ke lamanya bekerja; tetapi
hanya melihat kepada seberapa besar kualitasnya.
b. Antara dua kalimat yang salah saunya mejadi sebab bagi yang lain.
Contoh:
Aku benar-benar jujur dalam ucapanku; karena aku tidak mengenal
dusta sama sekali.
Titik ( . )
Titik diletakkan:
a. Setelah kalimat sempurna.
Contoh:
. ,
Setia ulama bisa tergelincir, dan setiap kuda bisa terpeleset.
133
Dua Titik ( : )
Dua titik diletakkan:
a. Antara sesuatu yang global dan rinciannya.
Contoh:
: .
b. Antara qaul atau yang semakna.
Contoh:
( ) :
Aku katakan padanya: Sampai jumpa.
Tanda Tanya ( ? )
Tanda tanya diletakkan:
a. Pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
Apa keluhanmu?
Tanda Taajjub ( ! )
Tanda taajjub diletakkan:
a. Pada akhir kalimat yang dianggap mengagumkan, dahsyat, sesuatu
yang menyenangkan atau yang menyedihkan.
Contoh:
!
Betapa hijau tanaman ini!
!
Betapa mengherankan apa yang engkau katakan!
134
!
Keberhasilanmu membahagiakan aku!
!
Sikap saudaramu yang mengabaikan menyakitkan aku.
Tanda Petik ( )
Antara dua tanda petik diletakkan:
a. Kutipan kalimat persis dengan teksnya.
Contoh:
:
Umar bin Khaththab berkata: Bukti diharuskan bagi yang mengakuaku, dan sumpah bagi yang mengingkari.
Strip ( )
Strip diletakkan:
a. Setelah bilangan di awal paragraf.
Contoh:
:
1
2
3
b. Antara dua rukun kalimat apabila rukun pertama panjang.
Contoh:
.
Sesungguhnya tentara yang berani dan beriman kepada Tuhannya
dan negaranya-pantas mendapat pujian.
135
Dua Garis ( )
Antara dua garis diletakkan:
a. Kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan sisipan.
Contoh:
.
-
Wajib bagi kami keturunan arab- untuk menyatukan barisan kami.
Dua Kurung ( )
Antara dua kurung ditulis:
a. Kalimat-kalimat sisipan yang tidak ada hubungan konteks.
Contoh:
(
)
Tanda Hapus ()
Tanda hapus diletakkan di posisi kalimat yang dihapus.
Contoh:
:
Sempurnakanlah yang berikut ini dengan khabar yang sesuai:
Para insyinyur
136
Pasien itu keluar dari rumah sakit dengan bertelekan tongkat.
Dua pasien itu keluar dari dua rumah sakit dengan bertelekan
tongkat.
Para pasien itu keluar dari rumah sakit-rumah sakit dengan
bertelekan tongkat.
Perlu diperhatikan bahwa isim maqshur ketika dimutsannakan
atau dijamakan dengan jama muannats salim:
Alifnya diubah menjadi ya apabila huruf ke 4 atau lebh.
Contoh:
Alif dikembalikan ke huruf aslinya apabila huruf ke 3.
Contoh:
Ketika menjamakan isim maqshur menjadi jama mudzakkar salim,
maka alifnya dihapus dan huruf sebelum alif yang dihapus difathah.
137
Contoh:
b.
Sesungguhnya pengacara itu berupaya untuk damai.
Sesungguhnya dua pengacara itu berupaya untuk damai.
Sesungguhnya para pengacara itu berupaya untuk damai.
Perlu diperhatikan bahwa isim manqush yanya dikembalikan ketika
dimutsannakan apabila dihapus.
Contoh:
(
)
Dan dengan mengkasrahkan sebelum ya.
Contoh:
c.
Petualang itu kembali dari padang pasir dalam keadaan tidak puas.
138
( )
( )
Perlu diperhatikan bahwa isim mamdud ketka dimutsannakan dan
dijamakan:
Hamzahnya tetap seperti keadaan semula apabila asli.
Contoh:
Dari
Diubah menjadi wawu apabila untuk tanits.
Contoh:
Boleh dua bentuk apabila merupakan perubahan dari wawu atau ya.
Contoh:
Dari
2. Contoh-contoh Mutsanna dan Jama Bagi Sebagian Kalimat yang
Mengandung Isim Tafdhil
a.
139
Perlu diperhatikan bahwa isim tafdhil apabila diberi ( ) misalnya:
maka
(
)
Pemuda ini adalah tentara yang paling berani dan pemudi ini adalah
pemudi yang paling mulia.
(
)
(
)
Perlu diperhatikan bahwa isim tafdhil apabila dimudhafkan ke
nakirah, misalnya:
, maka boleh mencocoki dan tidak mencocoki.
140
Pria ini berupaya kepada kebaikan dan menyerukan persatuan serta
bertemu orang-orang yang mensupportnya.
Perlu diperhatikan bahwa fiil madhi mutal akhir dengan alif
seperti:
, dan :
Alif
dihapus
dan
huruf
sebelumnya
difathah
ketika
Contoh :
141
.
.
.
.
Perlu diperhatikan bahwa fiil madhi ajwaf (contoh:
huruf
),
Bukan:
142
.
Perlu diperhatikan bahwa fiil mudhari mutal akhir dengan alif
(contoh: ):
Apabila disandarkan ke ya mukhathabah atau wawu jamaah,
maka alifnya dihapus dan huruf sebelum ya atau wawu
difathah.
Apabila disandarkan ke alif itsnain atau nun niswah, maka alif diubah
)
Apabila fiil mudhari mutal akhir dengan wau atau ya (contoh:
dan ):
)dan didhammahkan sebelum wawu jamaah
(contoh:
).
143
Contoh:
.
b.
Jangan sekali-kali engkau putus asa apabila engkau terpeleset satu
kali.
Perlu diperhatikan bahwa ketika fiil mudhari yang bersambung
dengan nun taukid disandarkan ke dhamir:
Yamukhathabah atau wawu jamaah dihapus untuk mencegah
bertemunya dua sukun dan huruf sebelum nun taukid dikasrahkan
pada keadaan pertama dan didhammahan sebelum nun pada
keadaan ke dua.
Antara nun niswah dan nun taukid dipisah dengan alif dan nun
ditasydid dan dikasrahkan.
Ketika fiil disandarkan ke alif itsnain, nun rafa dihapus dan
posisinya ditempati oleh nun bertaysdid yang dikasrahkan.
Amr sama dengan mudhari ketika ditaukidkan.
144
Perlu diperhatikan bahwa fiil amr mabni atas sukun apabila shahih
akhir dan tidak bersambung dengan dhamir (contoh:
dan ) dan
dimabnikan
atas
hadzfu
harfil
illah
apabila
fiilnya
naqish
(contoh:
).
Fiil amr dimabnikan atas dihilangkan nun apabila bersambung
dengan ya mukhathabah, alif itsnain atau wawu jamaah, dan
dimabnikan atas sukun apabila bertemu nun niswah.
145
:
:
Jama muaanats salim dibentuk dengan menambahkan alif dan ta
kepada mufradnya.
Isim-isim yang dijamakan dengan jama muannats salim adalah alam
muannats dan sifatnya, isim yang diakhiri ta 1, alif tanits maqshurah
atau mamdudah, isim yang ditashghir, sifat bagi isim yang
tidak berakal dan sebagian besar mashdar yang fiilnya lebih dari 3
huruf.
Contoh:
:
:
:
:
:
:
:
:
Adapun jama taksir, dibentuk dengan merubah bentuk mufradnya.
Jama taksir adalah jama bagi semua yang berakal dan tidak berakal,
mudzakkar atau muannats. Jama ini samai pada sebagian besar
1
Marbuthah
146
:
:
:
dst
Fiil khumasi dan sudasi diawali dengan hamzah washal atau ta
tambahan dan mudharinya selalu difathahkan huruf mudharaahnya.
Apabila didahului hamzah washal, maka mudharinya huruf sebelum
dan ).
terakhir dikasrahkan (kecuali apabila berwazan
Contoh:
Apabila didahului ta tambahan atau berwazan
dan , maka
mudharinya difathahkan huruf sebelum terakhir.
Contoh:
165
dan bab : )dan fiil tsulatsi yang berwazan
berwazan
:
dan bab
:
). Fiil
berwazan
mudharinya ada satu bab (bab : )
mudharinya ada 2 bab (bab
166
dan
,
) .
,
)atau alah satu dhamir dari dhamir-dhamir nashab (contoh: ,
mafulnya, sama saja apakah isim manshub (contoh:
, ) .
2. Kami jelaskan pada samping setiap fiil, maknanya. Apabila fiil
mempunyai lebih dari satu makna, maka kami cukupkan dengan
menampakkan makna yang paling banyak digunakan.
167
168
()
Contoh:
=
Irab mashdar muawwal
= + ( )
Contoh:
Engkau rajin, menyenangkan aku.
(
: Fiil madhi mabni atas fathah Nun: Nun wiqayah Ya: Dhamir
muttashil mabni pada posisi nashab maful bih
: Huruf
taukid dan nashab Kaf : Dhamir muttashil mabni pada posisi nashab
isim anna
: Khabar anna marfudengan dhammah Mashdar
muawwal (
) pada posisi rafa fail, tersiratnya adalah:
)
2. (
)
Susunannya seperti ini:
= + ( )
Contoh:
{
}
Kalian berpuasa lebih baik bagi kalian.
(
: Huruf mashdar
) :
: Khabar mubtada marfu
dengan dhammah)
253
3. (
)
Susunannya:
= + ( )
Contoh:
( )
Bersungguh-sungguhlah supaya engkau berhasil!
(Lam : Huruf jar : Huruf mashdar
dengan fathah Mashdar muawwal (
Aku melanjutkan ke universitas itu untuk menuntut ilmu.
Tersiratnya:
Mashdar muawwalnya:
254
4. ( )
Susunannya:
= +
( )
Contoh:
)
Ayahmu menginginkan supaya kamu berhasil.
(
: Fiil
)
maful bih, tersiratnya adalah:
)
Catatan:
Biasanya
jumlah syarat dan jumlah jawab syarat dan berada di awal kalimat.
Contoh:
Seandainya aku melihatmu niscaya aku duduk bersamamu.
( ) (
5.
( )
Susunannya:
255
= +
( )
Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Contoh:
{ }
Sama saja bagi mereka apakah engkau beri peringatan atau tidak
engkau beri peringatan
(
: Khabar muqaddam marfu dengan dhammah
Hamzah : Hamzah taswiyah, huruf mashdari,
Catatan:
Biasanya hamzah ini diawali oleh kata (
) (
Susunannya:
= +
( )
Contoh:
(
)
Apa yang aku dengar darimu menyenangkan aku.
(
Dhamir muttashil mabni atas sukun pada posisi nashab maful bih
: Huruf mashdari
:
: Fiil madhi mabni atas sukun, Ta :
Mashdar muawwal (
)
7.
) (
Susunannya:
= + ( )
Contoh:
(
)
Aku akan berpegang teguh dengan agamaku selama aku hidup.
(
mustatir tersiratnya
: Fiil madhi mabni atas sukun, Ta: Dhamir muttashil pada posisi
rafa fail Mashdar muawwal (
): Pada posisi nashab zharaf
zaman, tersiratnya:
Catatan:
Lafadz ( ) mempunyai beberapa arti, bisa sebagai:
257
= +
Contoh:
{
}
Dan kalian memperbincangkan seperti
memperbincangkan (At Taubah: 69)
(
mereka
yang
telah
Dhamir mttashil
mabni atas sukun pada posisi rafa fail Kaf: Huruf jar : Huruf
mashdari
jamaah: Dhamir muttashil mabni atas sukun pada posisi rafa fail
Mashdar muawwal (
):
tersiratnya:
Catatan:
Lafadz ini biasanya sebagai isim maushul, tetapi sebagian ulama
menyatakan bahwa huruf ini terkadang bisa menjadi huruf mashdari,
sebagaimana dalam ayat di atas. Seandainya kata tersebut adalah
isim maushul maka seharusnya:
=
b. Apabila khabar berupa isim jamid atau fiil jamid, maka ditakwilkan
dengan lafadz (
) yang diidhafahkan kepada isim anna.
Contoh:
=
Telah sampai berita kepadaku bahwa Zaid adalah saudaramu.
c. Apabila khabar berupa jar wa majrur atau zharaf, maka ditakwil
dengan lafadz ( )atau yang semakna kemudian diidhafahkan
kepada isim anna. Contoh:
Telah sampai berita kepadaku bahwa Zaid di mesjid.
d. Apabila khabar anna dinafikan, maka kita datangkan lafadz ( )
kemudian diidhafahkan kepada mashdar. Contoh:
=
Aku yakin bahwa engkau tidak menyia-nyiakan.
259
Aku menyangka bahwa Zaid berdiri.
260
Sumber:
1. Al Kawakib ad Durriyyah, karya al Ahdal, cetakan DKI Lebanon
2004,
2. Muqarrar Jamiah King Abdul Aziz, Maddah Nahwu Semester 2,
DR. Ahmad al Adhib,
3. http://www.zajel.edu.ps/Lessondata/12/arabic/2006/112006/
.doc
4. http://www.startimes.com/?t=14177668
2. ISIM MENYERUPAI MUDHAF
Isim yang menyerupai mudhaf adalah isim nakirah yang bersambung
dengan kata yang menyempurnakan maknanya. Isim ini dinamakan
isim yang menyerupai mudhaf karena memiliki kesamaan dengan
mudhaf, yaitu sama-sama bersambung dengan kata yang
menyempurnakan maknanya.
Isim ini hanya berbentuk isim musytaq yang bisa beramal 1, selain isim
tersebut tidak bisa menjadi isim yang menyerupai mudhaf. Untuk bisa
memahami pembahasan ini, pembaca harus mempelajari terlebih
dahulu isim-isim tersebut beserta amalnya.
Adapun kata setelah isim ini ada dua macam:
1. Isim,
2
Ada yang manshub sebagai maful bih , contoh
Isim musytaq yang bisa beramal adalah isim fail, isim maful, syifah
musyabbahah, shighah mubalaghah, isim tafdhil dan mashdar.
Termasuk juga isim jamid yang dinisbahkan, yaitu isim nasab.
2
Maful bih bagi isim fail, shighah mubalaghah atau mashdar
261
Wahai pendaki gunung!
( ) dan (
) sebagai maful bih.
Ada yang marfu sebagai fail 3 atau naibul fail 4, contoh:
Yang ayahnya mulia tidak ada yang hadir.
Wahai yang dipukul wajahnya!
( : Marfu dengan wawu sebagai fail bagi syifah musyabbahah)
(
: marfu dengan dhammah sebagai naibul fail bagi isim maful).
2. Jar wa Majrur,
Setelah isim tafdhil, contoh:
Wahai yang mencintai kebaikan!
Wahai yang membenci kebaikan!
3
Asal fiilnya
artinya menyukai,
artinya benci.
yaitu bermakna:
(Aku menghadap).
Adapun menurut istilah, nahwu adalah: Ilmu pengetahuan tentang
kaidah-kaidah dan dasar-dasar untuk mengetahui keadaan suatu kata
dari segi kepatutannya baik irab atau bina. Apabila kata tersebut
mabni, maka apa tanda bina-nya dan apabila kata terseut murab,
maka apa tanda irab-nya, sama saja apakah tandanya pokok atau
cabang.
Dulunya ilmu ini dikenal dengan nama Ilmu Bahasa Arab. Namanya
berubah pada abad pertama hijriyah yang kemudian dikenal menjadi
Ilmu Nahwu. Dengan nama ini ilmu nahwu masih merupakan
campuran dengan ilmu-ilmu yang lain, mula-mula bercampur dengan
semua ilmu bahasa arab, yaitu adab, tarikh, dan syair walaupun porsi
terbesar adalah bagi nahwu dan kaidah-kaidah nahwu. Demikianlah
keadaan ilmu nahwu pada awalnya.
Sumber: Muqarrar Ilmu Nahwu, Jamiah al Imam Muhammad bin
Suud al Islamiyyah, Imadatut Talim an Bud, Kulliyyah Syariah.
4. URGENSI ILMU NAHWU (1)
Apa urgensi ilmu nahwu?
263
Sesungguhnya Kami telah turunkan adz Dzikr (al Quran) dan Kami
benar-benar akan menjaganya [QS. Al Hijr: 9]
Allah subhanahu wa taala pada banyak ayat telah memuji kitab-Nya
sebagai kitab yang jelas tanpa ada kesamaran. Contohnya firman
Allah taala:
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al Quran berbahasa
arab supaya kalian dapat memahami [QS. Yusuf: 2].
Dan firman-Nya:
Seandainya Kami menjadikannya al Quran berbahasa non-arab,
niscaya mereka menyatakan: Kenapa ayat-ayatnya tidak jelas?
Apakah patut berbahasa non-arab sedangkan rasul arab? [QS.
Fushshilat: 44].
Allah subhanahu wa taala berfirman:
Bahasa orang yang mereka tuduhkan bahwa Nabi belajar kepadanya
adalah bahasa non-arab, padahal al Quran ini adalah bahasa arab
yang jelas. [QS. An Nahl: 103].
264
Pelajarilah bahasa arab, karena bahasa arab bisa menambah
kecerdasan dan kewibawaan.
265
Pelajarilah ilmu waris dan ilmu lahn sebagaimana kalian mempelajari
al Quran.
Maksud dari ilmu lahn adalah kaidah-kaidah bahasa arab. Perkataan
yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu:
Seseorang itu bersembunyi di bawah lisannya
Maksudnya yaitu apabila seseorang berbicara maka nampaklah
kedudukannya, apakah fasih atau tidak fasih. Semata-mata hanya
berbicara maka nampak darinya kedudukan dalam hal bahasa.
Perkataan lain yang dinisbatkan kepada beliau adalah dua bait syair
berikut ini: