Sunteți pe pagina 1din 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul DBD (Demam Berdarah
Dengue) tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Ns. Ria Anugrahwati,Skep selaku pembimbing mata ajar Keperawatan anak.
Penulis menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Bekasi, 27 september 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai
demam berdarah.
Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit yang disebabkan
oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan
gejala perdarahan spontan seperti : bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada
kesadaan yang parah diertai muntah atau BAB berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorraghic Fever (DHF) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya
adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda,
tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar dinegaranegara tropis dan subtropis.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Di indonesia
penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 disurabaya dan sekarang
menyebar keseluruh propinsi di indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya
korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DBD
disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor
genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan
tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi
masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan subtropis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demam berdarah.
2. Apakah etiologi dari demam berdarah.
3. Bagaimana manifestasi klinik dari demam berdarah.
4. Bagaimana fatofisiologi dari demam berdarah.
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari demam berdarah.
6. Bagaimana penatalaksanaan dari demam berdarah.
7. Bagaimana pengkajian keperawatan dari demam berdarah.
8. Apa diagnosa yang muncul dari demam berdarah.
9. Bagaimana perencanaan keperawatan dari demam berdarah.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pembelajaran tentang Asuhan Keperawatan Anak dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) diharapkan mahasiswa mampu memahami Asuhan
Keperawatan Anak dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengertian dari demam berdarah.
b. Mengidentifikasi etiologi dari demam berdarah.
c. Mengidentifikasi manifestasi klinik dari demam berdarah.
d. Mengidentifikasi patofisiologi dari demam berdarah.
e. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik dari demam berdarah.
f. Mengidentifikasi penatalaksanaan dari demam berdarah.
g. Mengidentifikasi pengkajian dari demam berdarah.
h. Mengidentifikasi diagnosa yang muncul dari demam berdarah.
i. Mengidentifikasi perencanaan keperawatan dari demam berdarah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Demam berdarah dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypty (Suriadi, 2001:57).
Demam berdarah merupakan manifestasi klinik yang berat dari penyakit arbovirus
(Soedarmo Sumarno,2005).
Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk
spesies Aedes (Hasan Rusepno,2007).
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina
(Hidayat Aziz Alimul,2008).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di indonesia,
virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang
termasuk dalam grup B arthropediborne.

Viruses

(arbiviruses),

yaitu

DEN-1,

DEN-2,

DEN-3,

DEN-4

(Nursalam

Susilaningrum,2005).
Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk Aedes
Aegypty. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype
lain.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty, badannya kecil, warnanya hitam dan berbelangbelang, menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup didaerah
tropis, terutama hidup dan berkembang biak di tempat-tempat yang gelap (terhindar
dari sinar matahari, ditempat penampungan air. Jarak terbangnya kurang dari 100 M.
Senang menggigit manusia, Aedes Aegypty betina mempunyai kebiasaan berulang
(multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.

3. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian bereaksi dengan antibody dan terbentuklah komplek virus antibody, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal
pada DBD.
Yang menentukkan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia
dan diatesis hemoragik.Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding

pembuluh

darah.Dan

dengan

hilangnya

plasma

klien

mengalami

hypovolemic.Apabila tidak diatasi bisa terjadi hipoksia jaringan dan kematian.

Infeksi Virus Dengue

Demam anoreksia
Muntah
Dehidrasi

Komplek virus-antibodi
Aktivasi komplemen

Depresi sumsum
tulang

Anti histamine dilepaskan

Perdarahan

Permeabilitas membrane meningkat

trombositopenia

Kebocoran plasma
Hipovolemia
Renjatan hipovolemi,hipotensi
Asidosis metabolik
Vektor aedes aegyty

Komplek antibody virus

Virus yang masuk

Aktivasi komplemen

Depresi

sumsum

tulang

melalui kulit yang

Histamin dilepaskan oleh C3a C5a

Tombosit kehilangan fungsi

tergigit nyamuk

Peningkatan permeabilitas PO

agregasinya dan mengalami

viremia

(Plasma leakage)
stimulasi sel

Plasma ke ekstravaskuler

system makrotag DMN

Dimusnahkan

Volume plasma turun

untuk produksi

Trombositopenia

Aliran darah ke jantung

Perdarahan

Perubahan Perfusi

mengacaukan

Jaringan Perifer

oleh

RE

Hematokrit meningkat

pirogen endogen
masuk hipotalamus

metabolisme

Hepatomegali
Peregangan kapsul hati

termoregulasi
Hiperpireksia

Hipoksia jaringan

PENINGKATAN
SUHU TUBUH
(HIPERTERMI)
NUTRISI
KURANG
DARI
KEBUTUHAN

Mobilitas usus

metabolisme sel anaerob

lambat
mual muntah
Dehidrasi

Penimbunan Asam laktat


Keletihan, Malaise,
nyeri otot, sendi, nyeri

KEKURANGAN
VOLUME
CAIRAN

NYAMAN
(NYERI)

kepala

4. Manifestasi Klinik
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari
asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai
syndrome syok dengue.Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat demam berdarah
dengue.
Fase pertama yang relative ringan dengan dengan demam mulai mendadak, malaise
muntah, nyeri kepala, anoreksia dan batuk.
Fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas,
mata merah, keringat banyak, gelisah, iritabel dan nyeri mod-epigastrik.Seringkali
ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan
mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim.Ruam makular
atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan
perifer.Nadi lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus.Hati mungkin membesar
sampai 4-6 cm dibawah tepicosta dan biasanya keras agak nyeri.Kurang dari 10%
penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca masa
syok yang tidak terkoreksi.
Menurut WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD berdasarkan adanya gejala klinik
sebagai berikut:
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan paling tidak terdapat uji turnikel positif, dari adanya salah
satu bentuk perdarahan yang lain misalnya ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
petekie, melena, atau hematemesis
3. Pembesaran hati
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistol menurun
sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan
lembabterutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul
sianosis di sekitar mulut.
5. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO
Derajat I
: Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turnikel positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi
Derajat II
: Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain
Derajat III

: Kegagalan sirkulasi nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin,

lembab dan gelissah


Derajat IV
: Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat di ukur
6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah lengkap, hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau


lebih) trombositopeni (100.00/mm3 atau kurang)
Pemeriksaan Ig G dan Ig M dengue positif
Pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan

hiponatremia.
Pemeriksaan ureum dan PH darah mungkin meningkat.
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) menunjukan Asidosis metabolik.
pemeriksaan SGOT/SGPT mungkin meningkat.
Rontgen Thorax : Effusi Pleura

7. Penatalaksanaan
Tirah baring.
Pemberian makan lunak.
Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air putih, teh atau susu).
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik jika terdapat demam.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik jika terdapat infeksi.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antikonvulsan jika terdapat kejang.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika
pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.
Pemberian cairan intravena yang biasa diberikan Ringer Lactat dan Nacl. Ringer
Lactat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan, karena
mengandung Na+ 130 mEq/liter, K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter, Cl
109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
Pemeriksaan darah rutin setiap hari.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
DBD dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur < 15 tahun.
b. Keluhan Utama
Panas/demam, pusing, mual, muntah, anoreksia, nyeri sendi
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tandatanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan lembab
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF
lagi. Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah di
derita dahulu
e. Riwayat Pernyakit Keluarga
Penyakit DBD bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang
menderita penyakit ini kemungkinan terkena virus dengue aedes aegipty
f. Riwayat Tumbuh Kembang anak
Sesuai dengan tumbuh kembang klien
g. Pemeriksaan
Keadaan umum : Suhu badan tinggi (39,4-41C), mengigil, hipotensi, nadi
cepat dan lemah
Kulit
: Tampak bintik merah (petekie), hematom, ekimosit
Kepala
: Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
Dada
: nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat
Abdomen
: Pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada
keadaan dehidrasi turgor kulit menurun
Anus dan genitalia
: Dapat terganggu Karen diare/konstipasi
Ekstrimitas atas dan bawah : ekstrimitas dingin, sianosis
h. Pemeriksaan Penunjang

Hb dan PCV meningkat ( 20%)


Trombositopenia (100.000/ml)
Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
IgD D dengue positif
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoprotinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia
Urium dan PH darah mungkin meningkat
Asidosis metabolic PCO<35-40 mmHg HCO rendah
SGOT/SGPT memungkinkan meningkat

2. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler, perdarahan, muntah dan demam
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia
d. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
e. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan
perdarahan yang dialamiklien
3. Rencana dan Intervensi Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus
Tujuan
: Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh 36-37C
Klien bebas demam

Intervensi

1. Memonitor temperature tubuh


2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan 3 jam atau
lebih sering)
3. Anjurkan klien untuk minum banyak 1,5-2 liter dalam 24 jam
4. Berikan kompres dingin
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler, perdarahan, muntah, dan demam
Tujuan
:
Kriteria Hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Turgor kulit kembali dalam 1 detik
Ubun-ubun datar
Produksi urin 1cc/kg/BB/jam
Tidak terjadi syok hipovolemik
Intervensi

1. Kaji keadaan umum klien


2. Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun,
akral dingin, kesadaran menurun, gelisah)

3. Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung,


produksi urin turun)
4. Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
5. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half
strength Nacl 0,9%, dextran L40
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah dan anoreksia
Tujuan
: Intake nutrisi klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Adanya minat/selera untuk makan
Mual dan muntah berkurang/hilang
Porsi makan sesuai kebutuhan
BB dipertahankan sesuai usia
Intervensi

1. Monitor intake makan


2. Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
3. Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan dalam suasana yang
menyenangkan
4. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
5. Timbang BB setiap hari
6. Konsul ke ahli gizi
d. Perubahan perfusi jaringan berhubuhan dengan perdarahan
Tujuan
: Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang
adekuat
Kriteria Hasil :
Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda
Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan
Intervensi

1. Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tekanan darah,
capillary reffil)
2. Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban dan warna)
3. Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ektrimitas seperti dingin, nyeri,
pembengkakan
e. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise sekunder
akibat DBD.
Tujuan
: Rasa nyaman klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nyeri dapat berkurang atau hilang
Intervensi
1.
2.
3.
4.

Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (0-10)
Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri
Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang
Berikan suasana gembira bagi klien, alihkan perhatian dari rasa nyeri dengan

mainan, membaca buku cerita


5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan analgesic

f. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan


perdarahan yang dialami klien atau keluarga
Tujuan
: Kecemasan berkurang
Kriteria Hasil :
Klien/keluarga tampak lebih tenang
Klien mau berkomunikasi dengan perawat

Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.

Kaji rasa cemas yang dialami klien/keluarga


Beri kesempatan pada klien/keluarga untuk mengungkapkan rasa cemasnya
Gunakan komunikasi terapeutik
Jaga hubungan saling percaya dari klien dan keluarga
Jawab pertanyaan dari klien/keluarga dengan jujur dan benar

4. Evaluasi
a. Suhu tubuh dalam batas normal
b. Pemenuhan kebutuhan cairan dalam tubuh terpenuhi
c. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
d. Mempertahankan perfusi jaringan perifer agar tetap adekuat
e. Mempertahankan rasa nyaman klien (nyeri dapat berkurang/hilang)
f. Kecemasan klien/keluarga dapat berkurang

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak cara untuk menurunkan insiden terjadinya DBD. Karena vektor dari DBD adalah
nyamuk Aedes agepty, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan untuk
memutuskn rantai penyakit:
Tanpa insektisida:
a. Menguras bak mandi, tempat air dan lain-lain minimal seminggu sekali.
b. Menutup penampungan air rapat-rapat.
c. Membersihkan pekarangan dan kaleng bekas, botol bekas yang memungkinkan
nyamuk bersarang.
Dengan insektisida:
a. Melathion untuk membunuh nyamuk dewasa, biasanya dengan fogging/pengasapan.
b. Abate untuk membunuh jentik nyamuk dengan cara ditabur pada bejana-bejana
tempat penampungan air bersih.
B. Saran
Penulis berharap semoga penyusunan makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Anak
dengan DBD ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
praktik keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan
proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, Yuliana R. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. (Edisi I). Penerbit
PT. Fajar Interpratama: Jakarta.
Nelson.(2000). Ilmu Kesehatan Anak. (Bagian II). Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Ngastiyah.(1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
http://www.riyawan.com//
http ://www.nissa-uchil.blogspot.com/2015//

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan pertolongan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuahan Keperawatan Anak
dengan Penyakit DHF.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth:

1. Ibu Ns. Hernida Dwi L, Skep, SPd selaku Ka.Prodi S1 Keperawatan STIKes Dr.
SISMADI
2. Ibu Ns. Ria Anugrahwat, Skep selaku coordinator dan pembimbing mata kuliah
Keperawatan Anak
3. Tim staf pengajar mata ajar Keperawatan Anak
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan atau penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari pembimbing guna menjadi acuan penulis untuk lebih
di masa yang akan datang.

Bekasi, September 2015

Penulis

BAB I
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa/i mampu menjelaskan atau meperoleh gambaran
tentang asuhan keperawatan anak dengan penyakit DHF
2. Tujuan Khusus
a.

S-ar putea să vă placă și