Sunteți pe pagina 1din 25

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “S” GIIP10001 UK 24 MINGGU DENGAN MOLA HIDATIDOSA


DI RUANG GINEKOLOGI IRD LANTAI 2 RSU Dr. ……………..

OLEH :
BLA BLA BLA BLA BLA
NIM : P 27824103006

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ………………….
PRODI KEBIDANAN ………………
…………………………..
2006
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus di Ruang Ginekologi IRD Lantai 2 RSU Dr. Soetomo Surabaya
tanggal 20 Mei s/d 2 Juni 2006 disusun oleh :
Nama : Domas Prita Kusumaningtyas
NIM : P27824103006

Disyahkan dan disetujui pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 1 Juni 2006

Mengetahui
Penanggung jawab Ruang Ginekologi Pembimbing Ruang Ginekologi
IRD Lantai II RSU Dr. Soetomo IRD Lantai II RSU Dr. Soetomo
Surabaya Surabaya

Sunariyah, Amd. Keb Choiriyah, Amd. keb

Pembimbing Akademik
Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya

Mamik, SKM., M.Kes


NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan klinik di Ruangan Ginekologi IRD
Lantai 2 RSU Dr. Soetomo Surabaya dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.S
dengan Mola Hidatidosa”.
Pada kesempatan ini tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. Slamet Riyadi Juwono, DTMH, MARS selaku Direktur RSU Dr. Soetomo
Surabaya
2. Ibu Sitti Aras, SST, S.Pd. M.Pd selaku Kepala Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya
3. Ibu Sunariyah, Amd. Keb selaku Penanggung Jawab Ruang Ginekologi IRD Lantai 2
RSU Dr. Soetomo Surabaya
4. Ibu Choiriyah, Amd. Keb selaku Pembimbing Ruangan Ginekologi IRD Lantai 2
RSU Dr. Soetomo Surabaya
5. Ibu Sani sebagai pasien dalam laporan klinik di Ruangan Ginekologi IRD Lantai 2
RSU Dr. Soetomo Surabaya
6. Orang tua, saudara serta rekan-rekan yang telah membantu terselesaikannya laporan
klinik ini.
Saran dan kritik sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan klinik ini
dan semoga dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban atas praktik kilnik di
Ruangan Ginekologi IRD Lantai 2 RSU Dr. Soetomo Surabaya serta bermanfaat bagi
penyusun dan pembaca pada umumnya.

………………., Mei 2006

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan
bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan
derajat kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu hal ini merupakan prioritas dalam upaya
peningkatan status kesehatan masyarakat yang utama di Negara kita.
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di
Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia gravidarum.
(Depkes RI, 1999:27)
Salah satu penyebab perdarahan saat kehamilan adalah mola hidatidosa. Mola
hidatidosa merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45 tahun) dan pada
multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola hidatidosa
dan lebih besar. Dan mola hidatidosa adalah salah satu penyakit trofoblas yang jinak
(Manuaba, 1998:424)
Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, afrika, dan amerika latin
dibandingkan dengan negara-negara barat. Di Negara-negara barat dilaporkan 1:200 atau
2000 kehamilan. Di negara-negara berkembang 1:100 atau 600 kehamilan Soejoenoes
dkk. (1967) melaporkan 1:85 kehamilan: RSCM Jakarta 1:31 persalinan dan 1:49
kehamilan: Luat A Siregar (Medan) tahun 1982: 11-16 per 1000 kehamilan: Soetomo
(Surabaya): 1-80 persalinan; Djamhoer Martaadisoebrata (Bandung): 9-21 per 1000
kehamilan. Biasanya dijumpai lebih sering pada umur reproduktif (15-45 tahun); dan
pada multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan akan menderita mola
akan lebih besar.
(Mochtar,1998)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan mola
hidatidosa
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu dengan mola hidatidosa
1.2.2.2 Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa masalah serta keluhan ibu dengan mola
hidatidosa
1.2.2.3 Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan berdasarkan rumusan masalah
pada ibu dengan mola hidatidosa
1.2.2.4 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan mola hidatidosa
1.2.2.5 Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilaksanakan

1.3 Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Ginekologi RSU Dr Soetomo Surabaya pada
tanggal 20 Mei s/d 2 Juni 2006

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan umum, tujuan khusus.
BAB II: Landasan Teori
Konsep dasar mola hidatidosa, konsep dasar kuretase, konsep dasar asuhan
kebidanan pada mola hidatidosa.
BAB III: Tinjauan Kasus
Pengkajian S O A P (plan of action)
BAB IV: Simpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Mola Hidatidosa


2.1.1 Batasan
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri stroma villus cotialis
langka vaskulatisasi dan odematus, janin biasanya meninggal, akan tetapi villus-
villus yang membesar dan odematus itu tumbuh terus, gambaran yang diberikan
adalah sebagai segugus anggur. Jaringan trofoblas pada villus kadang-kadang
berproliferasi ringan kadang-kadang keras dan mengeluarkan hormon yaitu
Human Choriotic Gonadotropin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada
kehamilan biasa
(Hanifa, 1994: 262)
Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur, karena itu disebut juga hamil anggur atau mata
ikan
(Rustam, 1998:238)
Mola hidatidosa adalah suatu neoplasma jinak dan sel trofoblas dimana terjadi
kegagalan pembentukan plasenta atau fetus dengan terjadinya villi yang
menggelembung sehingga menyerupai bentukan seperti buah anggur

2.1.2 Patofisiologi
Dugaan Mola Hidatidosa

Tingkat kecurigaan HCG sub unit beta


Ukuran rahim membesar USG
Tidak terdengar DJJ Tes fungsi hati, tiroid
Perdarahan vagina CT scan untuk metastase
Hiperemesis Sifat koagulasi
Hipertiroidisme
Hemoptisis, nyeri dada
Perjelas diagnosis dengan USG

Tentukan status resiko

Keadaan resiko tinggi terlihat keadaan resiko rendah


HCG sebelum evakuasi > 100.000 IU/ml sebelumnya
Rahim lebih besar daripada perkiraan
Usia kehamilan
Kista teka lutein >6 cm
Neoplasma mola atau trofoblastic
Gestasional sebelumnya
Keadaan yang memperberat (komortid)
Ditunjukkan adanya metastasis

Pertimbangkan tujuan fertilitas


Konseling tentang resiko, prognosis dan pilihan yang ada

Px menghendaki Pasien tidak menginginkan


mempertahankan kesuburan mempertahankan kesuburannya

EVAKUASI RAHIM dg KOMBINASI EVAKUASI EVAKUASI RAHIM dg


SUCTION CURRETAGE dan HISTEREKTOMI SUCTION EVAKUASI

Actinomycin D Profilaksis
Follow up ketat dan serial
Dengan penekanan HCG
Subunit Beta HCG serial tidak turun tentukan patologis contoh
lakukan penentuan
HCG subunit beta
jec serial
Ubah dan berikan
pengobatan kemoterapi
tambahan sesuai keperluan
2.1.3 Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang menyebabkan
antara lain:
2.1.3.1 Faktor ovum
ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan
2.1.3.2 Immunoselektif dari trofoblast
yaitu dengan kematian fetus, pembuluh darah pada stroma villi menjadi jarang
dan stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi hyperplasia sel-sel
trofoblast
2.1.3.3 Keadaan sosial ekonomi yang rendah
keadaan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi ibu yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan ovum abnormal yang mengarah
pada terbentuknya mola hidatidosa
2.1.3.4 Paritas tinggi
ibu dengan paritas tinggi, memiliki kemungkinan terjadinya abnormalitas pada
kehamilan berikutnya, sehingga ada kemungkinan kehamilan berkembang
menjadi mola hidatidosa
2.1.3.5 Kekurangan protein
sesuai dengan fungsi protein untuk pembentukan jaringan atau fetus sehingga
apabila terjadi kekurangan protein saat hamil menyebabkan gangguan
pembentukan fetus secara sempurna yang menimbulkan jonjot-jonjot korion
2.1.3.6 Infeksi virus dan faktor kromosom

2.1.4 Diagnosis dan gejala


2.1.4.1 Anamnesa/ keluhan
a. terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari
kehamilan biasa
b. kadang ada tanda toksemia gravidarum
c. terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, bewarna tengguli
tua atau kecoklatan
d. pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan seharusnya (lebih
besar)
e. keluarnya jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)
yang merupakan diagnosa pasti
2.1.4.2 Inspeksi
a. muka dan kadang-kadang badan terlihat pucat kekuning-kuningan yang
disebut muka mola (mola face)
b. kalau gelembung mola keluar dapat dilihat dengan jelas
2.1.4.3 Palpasi
a. uterus lebih besar/membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba
lembek
b. tidak teraba bagian-bagian janin dan ballottement juga gerakan janin
c. adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar dan fundus
uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
2.1.4.4 Auskultasi
a. tidak terdengar bunyi DJJ
b. terdengan bising dan bunyi khas
2.1.4.5 Reaksi kehamilan
karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik ( galli
mainini dan planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi)
a. galli mainini 1/3000 (+) maka suspect mola hidatidosa
b. galli mainini 1/2000 (+) maka kemungkinan mola atau hamil kembar
2.1.4.6 Pemeriksaan dalam
pastikan pembesaran rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin,
terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan cavum vagina, serta
evaluasi keadaan serviks
2.1.4.7 Uji sonde
sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis
servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik
sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
2.1.4.8 Foto rontgen abdomen
tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
2.1.4.9 Ultrasonografi
Pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin
(merupakan diagnosa pasti)

Tabel diagnosis mola hidatidosa


Data Klinik Pemeriksaan Diagnostik
- perdarahan dalam separo pertama - ultrasonografi
kehamilan - foto rontgen
- nyeri perut bagian bawah
- toksemia sebelum 24 minggu
kehamilan
- hiperemesis gravidarum
- rahim terlalu besar untuk
tanggalnya
- tanda tonus jantung janin dan
bagian janin
- keluarnya vesikel
(Hacker/Moore, essensial obstetric dan ginekologi, 2001: 683)

2.1.5 Diagnosis banding


Kehamilan ganda, hidramnion, abortus
(Rustam, 1998:240)
2.1.6 Komplikasi
2.1.6.1 perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak dapat ditolong dapat berakibat
fatal
2.1.6.2 perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
2.1.6.3 infeksi sekunder
2.1.6.4 perforasi karena keganasan dank arena tindakan menjadi ganas (PTG) pada kira-
kira 18-20% kasus akan menjadi mola destruens atau korio karsinoma
2.1.7 Penanganan
2.1.7.1 Terapi
a. Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki
keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran
sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah. Barulah dengan tenang
evakuasi sisa-sisanya dengan kureksi
b. Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil:
1. pasang ganggang laminaria untuk memperbesar pembukaan selama 12
jam
2. setelah itu pasang infus D5% yang berisi 50 satuan oksitosin, cabut
laminaria kemudian bisa dilakukan curet oleh dokter
c. Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan hispatologik dalam 2 porsi
1. porsi 1: yang dikeluarkan dengan cunam ovum
2. porsi 2: yang dikeluarkan dengan kuretase
d. Berikan obat-obatan: antibiotika, uterotonika, dan perbaikan keadaan umum
pasien
e. 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk
membersihkan sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan
laboratorium
2.1.7.2 Periksa Ulang (follow up)
Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil.
Apabila terjadi kehamilan akan menyulitkan observasi.
Jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun:
Setiap 1 minggu pada triwulan pertama
Setiap 2 minggu pada triwulan kedua
Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya dan selanjutnya
Setiap 3 bulan.
Yang perlu diperhatikan setiap periksa ulang adalah:
Gejala klinis, perdarahan, keadaan umum, dll.
Lakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo:
Tentang keadaan serviks, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista lutein
bertambah kecil atau tidak.
Selain itu juga adanya H, B, E, S
H: History, penderita pernah mola
B: Bleeding, adanya perdarahan
E: Enlargement, pembesaran uterus
S: Soft, rahim masih tetap lunak
2.1.7.3 tata laksana penanganan

PENYAKIT TROFOBLAST

Dasar Diagnosis: Gejala Klinis:


a. pemeriksaan fisik a. rahim membesar
- rahim cepat membesar b. perdarahan dan syok
- tanda pasti hamil tidak ada c. ekspulsi gelembung mola
- terdapat gelembung d. anemis dan gejala sekunder
- perdarahan sampai syok
b. pemeriksaan laborat
c. pemeriksaan
- roentgen
- USG

Mola Hidatidosa Korio Karsinoma


o mola hidatidosa 75%
o abortus 20-25%
o persalinan 5-10%
Persiapan Evakuasi Metastase Non Metastase
a. lab dasar hati, vagina, paru
- alat evakuasi otak, tulang
- vakum listrik
dan manual
b. infuse tranfusi
c. profilaksis Sitostatika
- antibiotika - Methotraxate
- uterotonika - Actynimycin D
- Evaluasi faal
- Hati, ginjal
- darah

Pemeriksaan lanjutan Histerektomi


- Trias acosta sison - Dasar : Umur/paritas
- Periksa laborat hormonal

(Ida Bagus Manuaba, 1998 : 426)

2.2 Konsep Dasar Kuretase


2.2.1 Pengertian
- Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok
kerokan)
- Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada
dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument
(sendok kuret) ke dalam kavum uteri
2.2.2 Langkah
2.2.2.1 Konseling pra tindakan:
a. memberi informed consent
b. menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita
c. menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan
dilakukan:
 garis besar prosedur tindakan
 tujuan dan manfaat tindakan
d. memeriksa keadaan umum pasien, bila memungkinkan pasien dipuasakan
2.2.2.2 Persiapan tindakan
a. menyiapkan pasien
1. mengosongkan kandung kemih
2. membersihkan genetalia eksterna
3. membantu pasien naik ke meja ginek
b. persiapan petugas
1. mencuci tangan dengan sabun antiseptik
2. memakai sarung tangan steril/DTT
c. persiapan alat dan obat
1. curettage set
2. curettage suction set
3. uterotonika
4. petidine dan diazepam
5. spul injeksi
2.2.2.3 Tindakan kuretase
2.2.2.4 Tindakan pasca kuretase
1. menyiapkan bahan untuk pemeriksaan hispatologi
2. melakukan dekontaminasi alat dan bahan bekas operasi
3. melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih
2.2.2.5 Konseling pasca tindakan
1. menerangkan kepada pasien akan tanda-tanda kemungkinan terjadinya
komplikasi, perdarahan, atau infeksi
2. minta pada pasien agar segera dating ke klinik bila ada keluhan/ komplikasi
3. minta pada pasien untuk dating control (1 minggu kemudian)
4. memberi penjelasan tentang obat yang harus diminum sesuai resep
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Mola Hidatidosa
2.3.1 Pengkajian
2.3.1.1 Data subyektif
1. Identitas
Berisi tentang biodata klien dan suaminya yang mencakup : nama, umur,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2. Anamnesa
Terdiri dari :
a. Keluhan utama
Keluar perdarahan dari kemaluan, nyeri pada perut bagian bawah,
dismenorhea, darah keluar banyak
b. Riwayat penyakit ini
Berisi keluhan ketidaknyamanan dalam siklus menstruasi, hipomenorrhoe,
amenorrhoe, pengeluaran sekret vagina yang abnormal, perdarahan setelah
koitus atau aktivitas berat, timbulnya nyeri dari lumbal ke ekstremitas
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Adakah riwayat kanker atau penyakit yang berhubungan dengan alat
kandungan juga penggunaan estrogen > 3 tahun
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
e. Riwayat tumbuh kembang reproduksi
Menarche pada umur berapa, siklus, lama, banyaknya, haid terakhir,
dismenorrhea, fluor albus, (bau, fluxus) usia pertama menikah, keluhan
pada koitus, keluar darah diluar haid.
f. Riwayat obstetri dan KB
g. Perilaku kesehatan
Mencakup riwayat kehamilan, persalinan, nifas, kelahiran anak, KB yang lalu
h. Pola hidup sehari-hari
• Pola nutrisi ● Pola aktivitas
• Pola eliminasi ● Pola spiritual
• Pola istirahat ● Pola hubungan seksual
2.3.1.2 Data Obyektif
Adakah data yang didapat dari hasil pemeriksaan pada klien disertai hasil lab dan
tes diagnostik lainnya.
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum, gizi, bentuk badan, kesadaran
- Tanda-tanda vital  tensi, nadi, suhu, RR
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Apakah ibu tampak pucat, mata : sklera putih atau tidak, konjungtiva
merah muda atau tidak
b. Leher
Vena jugularis, kelenjar gondok, kelenjar limfe
c. Dada (payudara)
Adakah massa
d. Abdomen
Adakah pembesaran pada salah satu sisi, adakah sakit pada saat palpasi
pada bagian adneksa
e. Genetalia
- Vulva dan vagina
Kebersihannya, adakah sekret yang keluar (fluor albus), kondilomata
- Porsio
Bagaimana keadaannya, utuh atau ruptur, ataukah kemerahan, pada
kasus ini porsio ibu dalam keadaan baik, tidak ada nyeri pada porsio
f. Ekstremitas
Tidak ada oedem pada ekstremitas atas atau bawah
g. Palpasi
Tidak ada pembesaran pada salah satu sisi
3. Pemeriksaan khusus
a. Pada pemeriksaan dalam
Tidak didapatkan kelainan pada porsio
b. Laboratorium
Mungkin terjadi kelainan hematologik
4. Assesment / Diagnosa
Ibu dengan mola hidatidosa
5. Diagnosa potensial
6. Tindakan segera
Curetage
7. Rencana tindakan
1) Menjalin komunikasi terapeutik
R/ pendekatan mencerminkan kepedulian dan perhatian
2) Menyiapkan informed consent
R/ dengan informed concent klien adanya persetujuan tindakan medik
3) Mengkaji tanda-tanda vital
R/ pemantauan terhadap kondisi ibu
4) Menyiapkan posisi litotomi di meja ginekologi
R/ pelaksanaan kuretase lebih mudah karena daerah genitalia lebih tereksplor
5) Mengambil darah 2 cc untuk pemeriksaan laboratorium
R/ hasil laboratorium memberi gambaran system hematology klien
6) Memasang infus RL 20 tetes/menit
R/ penggantian cairan yang hilang
7) Memasang O2
R/ agar pernafasan ibu baik
8) Memasukkan clavamox (antibiotik) 1 gr IV
R/ antibiotik melindungi tubuh terhadap pencegahan infeksi
9) Memasukkan valium 2 ml IV
R/ anestesi membuat klien tenang saat dilakukan kuretase
10) Memasukkan methergin 1 amp IV
R/ mencegah perdarahan lanjut
11) Melakukan observasi 2 jam setelah tindakan
R/ mencegah perdarahan lanjut
12) Menganjurkan klien untuk kunjungan ulang ke poli kandungan
R/ memantau keadaan ibu
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Subyektif


3.1.1 Identitas
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. M
Umur : 24 th Umur : 28 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pemdidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Sidotopo lor 68 Alamat : Sidotopo lor 68
No. Reg : 10605188
No. Telp :-

3.1.2 Anamnesa
Tanggal 22 Mei 2006 Jam 10.00 Oleh : Prita
3.1.2.1 Keluhan utama
Ibu mengatakan keluar perdarahan dari kemaluan, nyeri pada perut bagian bawah,
dismenorhea, darah keluar banyak. Pindahan dari ruang Kandungan dengan mola
hidatidosa pro kuret ke II
3.1.2.2 Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : banyak + 3 pembalut saat banyak
Sifat darah : merah segar, encer
Teratur/tidak : teratur
Dismenorhea : ya (sebelum haid)
Fluor albus :-
HPHT : 5 April 2006
3.1.2.3 Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak
Anak
Nifas Jenis KB Ket
ke Suami UK Penyul Penol Jenis Penyul B/P Hidup Mati
Kelamin
1 1 9 bl - bidan Spt - baik ♂ 3200/49 3th -
2 hamil
ini

3.1.2.4 Riwayat kesehatan klien


Jantung : tidak ada Ginjal : tidak ada
DM : tidak ada Asma : tidak ada
TBC : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
3.1.2.5 Riwayat kesehatan keluarga
Jantung : tidak ada Ginjal : tidak ada
DM : tidak ada Asma : tidak ada
TBC : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
3.1.2.6 Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola nutrisi
Ibu mengatakan selalu makan teratur, nafsu makan baik, menu makanannya
sederhana, terdiri dari nasi, sayur kadang-kadang, tahu/ tempe, sambal, tidak
pernah minum susu, sehari makan 2-3 kali.
2. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB setiap hari, BAK lancar setiap hari + 4-5 kali
3. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidak pernah tidur di siang hari, tidur malam ( 5-6 jam ),
kurang nyenyak karena perut nyeri dan mengeluarkan darah
4. Pola aktivitas
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga
5. Pola spiritual
Ibu mengatakan beragama Islam, dan berdoa memohon kesembuhan pada
Allah SWT
6. Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan sudah tidak melakukan hubungan seksual sejak keluar
perdarahan,biasanya 2-3 kali/minggu

3.2 Data Obyektif


3.2.1 Keadaan umum : baik
3.2.2 Kesadaran : composmentis
3.2.3 Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 N : 80 x/mnt S : 366 C RR : 20 x/mnt
3.2.4 Pemeriksaan fisik
3.2.4.1 Kepala dan muka
Rambut bersih dan tidak rontok, muka tidak pucat, tidak odem
3.2.4.2 Mata
Sklera putih, konjungtiva merah muda, ikterus tidak ada
3.2.4.3 Telinga
Telinga bersih, tidak ada sekret, tidak ada gangguan pendengaran
3.2.4.4 Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3.2.4.5 Dada
Bentuk dada simetris
3.2.4.6 Abdomen
Ada pembesaran pada salah satu sisi, adakah sakit pada saat palpasi pada bagian
adneksa
3.2.4.7 Genetalia
3.2.5 Vulva dan vagina
Kebersihannya cukup baik, ada sekret yang keluar (fluor albus), tidak ada
kondiloma
Porsio :
Utuh, porsio dalam keadaan baik, tidak ada nyeri pada porsio
3.2.5.1 Anus
Tidak ada hemorrhoid
3.2.5.2 Ekstremitas atas : tidak ada oedem
Ekstremitas bawah : tidak ada oedem dan varises
3.2.6 Pemeriksaan dalam
Tidak didapatkan kelainan pada portio
Laboratorium : Hb : 11,3 g%
Trombosit : 265 /L
Leukosit : 10,3 x 10³ /L

3.3 Assesment
3.3.1 Diagnosa
Tanggal 22 Mei 2006 jam 10.00
Ibu dengan mola hidatidosa pro kuret ke-II
3.3.2 Masalah
-
3.3.3 Diagnosa potensial

3.3.4 Tindakan segera


-
3.4 Planning
1. Menjalin komunikasi terapeutik
R/ pendekatan mencerminkan kepedulian dan perhatian
Kriteria hasil : ibu dapat terbuka dengan petugas
2. Menyiapkan informed consent
R/ dengan informed concent klien adanya persetujuan tindakan medik
Kriteria hasil : sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
3. Mengkaji tanda-tanda vital
R/ pemantauan terhadap kondisi ibu
Kriteria hasil : kondisi umum ibu dan tanda-tanda vital dalam kondisi normal
4. Menyiapkan posisi litotomi di meja ginekologi
R/ pelaksanaan kuretase lebih mudah karena daerah genitalia lebih tereksplor
Kriteria hasil : dengan posisi litotomi pelaksanaan kuretase menjadi mudah
5. Mengambil darah 2 cc untuk pemeriksaan laboratorium
R/ hasil laboratorium memberi gambaran system hematology klien
Kriteria hasil : sample darah dapat diambil untuk pemeriksaan laboratorium
6. Memasang infus RL 20 tetes/menit
R/ penggantian cairan yang hilang
Kriteria hasil : pemasangan infus sebagai pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit
7. Memasang O2
R/ agar pernafasan ibu baik
Kriteria hasil : Pernafasan ibu teratur dan normal
8. Memasukkan clavamox (antibiotik) 1 gr IV
R/ Antibiotik melindungi tubuh terhadap pencegahan infeksi
Kriteria hasil : ibu terlindungi dari infeksi
9. Memasukkan valium 2 ml IV
R/ anestesi membuat klien tenang saat dilakukan kuretase
Kriteria hasil : ibu tidak merasa kesakitan
10. Memasukkan methergin 1 amp IV
R/ mencegah perdarahan lanjut
Kriteria hasil : perdarahan berhenti
11. Melakukan observasi 2 jam setelah tindakan
R/ mencegah perdarahan lanjut
Kriteria hasil : perdarahan berhenti
12. Menganjurkan klien untuk kunjungan ulang ke poli kandungan
R/ memantau keadaan ibu
Kriteria hasil : menjadwalkan kunjungan ulang pada 25 Mei 2006

3.5 Implementasi
No Hari/Tgl Kegiatan TTD
1 22-5-06 - Menjalin komunikasi terapeutik dengan
10.00 klien
- Menyiapkan informed consent
- Mengkaji tanda-tanda vital
No Hari/Tgl Kegiatan TTD
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 363 C
Fluxus aktif : negatif
2 22-5-06 - Menyiapkan posisi litotomi di meja
10.10 ginekologi
- Mengambil darah 2 cc untuk pemeriksaan
laboratorium
- Memasang infus RL 20 tetes /menit
3 22-5-06 - Memasukkan clavamox 1 gr IV
10.10 - Memasukkan provecom 2 kapsul
supposutoria
- Memasukkan valium 2 ml IV
4 22-5-06 - Dokter melaksanakan kuretase
10.15 - Memasukkan transamin 1 amp IV
- Mengkaji tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 365 C
Fluxus : negative

3.6 Evaluasi
Tanggal 22 Mei 2006 pukul 12.30 WIB
S : klien mengerti tentang terapi yang harus dilakukan untuk kesembuhannya dan
masih keluar sedikit darah
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 365 C
RR : 20 x/mnt
Fluxus aktif : negatif
A : ibu dengan mola hidatidosa post kuretase
P : anjurkan ibu untuk kontrol 3 hari lagi tanggal 25 Mei 2006 di Poli Kandungan
HE tentang : 1. personal hygene
2. istirahat yang cukup
3. tidak melakukan pekerjaan yang berat
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa Wignjosastro. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta. YBP-SP

Hanifa Wignjosastro. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP-SP

Hecker/Moore. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. Hipocrates

Lynda Jual Carpenito. 1998. Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC

Bagian Obsgyn. FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung. Elstar Offset

Mochtar Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta. EGC

Mochtar Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri jilid II. Jakarta. EGC

Friedman Acker Sachs. 1998. Seri skema diagnosis dan penatalaksanaann obstetric edisi
II. Jakarta. Binarupai Aksara

S-ar putea să vă placă și