Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1 Batasan
1.1 Patobiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan biologik yang
menyimpang, mulai dari sistem sampai molkul, yang disebut abnormal,
yang menimbulkan penyakit (Hill, 1980)
1.2 Patologi adalah ilmu tentang penyakit yang menekankan pad deskriptif
perubahahn morfologik dari penyakit (Hill, 1980)
3.1.1 Atropi, adalah mengecilnya ukuran sel yang sudah pernah mencapai ukuran
normal, oleh karena respon penurunan atau pengkerutan ukuran sel dengan
pengurangan substansi sel.
Etiologi,
1) menurunya beban kerja (disuse atropy), misalnya patah tulang, imobilisasi
2) hilangnya inervasi saraf (neurogenic atropy), misalnya myolitis
3) berkurangnya aliran darah (vaskular atropi), misalnya arterosklerosis
pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke jaringan menurun dan
terjadi atropi.
4) nutrisi yang tidak cukup,
5) hilangnya stimulus endokrin (endokrin atropi)/penuaan, misalnya post
menopause oleh karena stimulus endokrine berhenti, gonad mengalami atropi.
Hormon-hormon insulin, tiroid, glukokortikoid dan prostaglandin mempengaruhi
proses sintesis dan degradasi protein.
Makrokopis : Organ mengecil, bila banyak mengandung lipofusin akan berwarna
coklat (brown atropi)
Mikroskopis , sel-sel jaringan mengecil, deposisi lipofusin sitoplasma.
3.1.2 Hipertropi, adalah peningkatan ukuran sel sehingga organ atau jaringan
yang dibentuk membesar. Hipertropi tidak memerlukan pembelahan sel dan tidak ada
sel baru yang terbentuk.
Etiologi, meningkatnya fungsi oleh karena kenaikan beban dan adanya stimulasi
hormon (peningkatan sintesis protein pada sitoplasma, retikulum endoplasmik,
mikrofilamin dan mitokondria) bukan pada cairan sel.
Ada dua bentuk fisioogik dan patologik
Contoh,
1) pada kehamilan membesarnya rahim disebabkan adanya hipertropi dan
hiperplasia sel-sel otot rahim oleh karena rangsangan hormon
2) Menurut Kissane (1990), hipertrpi otot jantung diwali dengan pembesaran
ukuran organ jantung yang disebabkan karena dilatasi bilik jantung akibat
beban berat yang diikuti sintesis protein dan sintesis DNA. Sel otot jantung
termasuk sel permanen, sehingga sel jantung yang sudah dewasa tidak dapat
mitosis (Contrans, 1994).
3) pada otot skletal pekerja berat, dan pada oto jantung penderita tekanan darah
tinggi, oleh karena meningkatnya beban, sel-sel otot menjadi hipertropi.
Secara ultrastruktur terdapat peningkatan jumlah mitokondria, retikulm
endoplasmik dan miofibril, tetapi kemampuan adaptasi ini ada batasannya,
sehingga bila terlampaui sel akan sakit dan mati.
Makroskopis, orgam membesar dan tambah berat
Mikroskopis, sel-sel tambah besar dibanding keadaan nomral.
Hipertropi dan hiperpalisa sering berjalaman bersama-sama, namun melihat
kemampuan adaptasi dari jaringan tersebut kita dapat menentukan apa yang
terjadi.
3.2 Metaplasia, adalah perubahan yang reversibel dari satu jenis sel dewasa
menjadi sel dewasa yang lain.
Contoh,
- Epitel sistem respirasi pada perokok berat, epitel silinder pada trakea dan
bronkus akan mengalami metaplasia skuamosa
- Radang menahun pada bronki dan bronki kecil
- Batu pada pankreas dan kandung kencing
- Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan metaplasia.
Perubahan-perubahan sel yang bukan reaksi adaptasi :
a) Displasia, perubahahn pada sel dewasa dengan vareasi dalam bentuk, ukuran
dan susunan dari sel-selnya atau kelainan pertumbuhan.
Contoh :
Epitel servix pada keganasan menahun, tetapi dapat pula mengenai epitel lain.
b) Hipoplasia, gangguan pertumbuhan
Organ terbentuk tetapi tidak mencapai ukuran dewasa normal. Fungsi organ
umumnya di bawah normal, tetapi kadang-kadang mampu mengatasi kebutuhan
tubuh.
c) Aplasia, tingkat perkembangannya tidak sempurna.
Organ terbentuk ttapi sangat tidak sempurna, kecil, an fungsi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh.
d) Agenesis, tidak terbentuknya suatu organ.
4.1 Klasifikasi distropik, bila deposisi terjadi pada jaringan yang mati atau
hampir mati. Pada bentuk ini tidak terdapat perubahan metabolisme kalsium,
dan kadar kalsium normal.
Misalnya :
Pada nekrosis koagulasi, nekrosis perlunakan, nekrosis pengejuan dan
enzymatic fat nekrosis.
5 Pembentukan batu
Garam-garam kalsium dapat juga diendapkan dalam bentuk batu atau kalkuli di
dalam sistemsaluran dari berbagai organ.
Kalukuli terbentuk akibat
1) hancurnya debris nekrotik dalam saluran,
2) ketidakseimbangan unsur-unsur sekresi, yang terjadi pada saluran empedu,
pankreas, kelenjar saliva, prostat dan sistem kemih.
Bila kalkuli berlanjut dan bergerak tersangkut pada aliran yang sempit dan
menimbulkan penyumbatan , sehingga mudah infeksi, atropi parenkim, sakit dan
perdarahan.
6 Kematian Sel
Secara morfologi ada dua bentuk kematian sel yaitu (Contrans, 1994) :
6.1 Nekrosis
Pada nekrosis ada dua perubahan yaitu pencernaan enzimatik (autolisis) dan
denaturasi protein.
Perubahan irreverisbel dari inti sel :
Pikonosis, inti sel mengkerut
Karioraksis, inti terpecah-pecah menjadi bagian kecil-kecil
Kariolisis, pecahnya seluruh inti karena metabolisme protein inti oleh DNA-se
dan RNA-se.
6.2 Apoptosis
Perubahan morfologik yangterjadi adalah
Pengkerutan sel
Kondensasi kromatin
Pembentukan blebs sitoplasma dan apoptosis baodies
Fagosistosis apoptosis bodies oleh makrofage
7.2 Algor mortis , dinginnya mayat karena suhu tubunya mendekati suhu
lingkungan
7.3 Livor mortis, perubahan warna (sirkulasi berhenti, darah dalam pembuluh
mengambil tempat menurut tarikan gravitasi, dan jaringan yang terletak paling
bawah dalam tubuh menjadi merah keunguan , disebabkan bertambahnya
kandungan darah. Secara ikroskopis enzim-enzim kimia dikeluarkan secara
lokal melalui rekasi lisis yang disebut otolisis post mortem (melaurutkan diri)
Bila tidak dilakukan pembalseman, maka bakteri akan tumbuh dengan subur dan
terjadi pembusukan, tergantung individual dan sifatsifat lingkungan sekitarnya.
8 Sel Kanker
8.1 Konsep patobiologik
1) kanker berkembang dari satu sel
2) pertumbuhan kelompok sel kanker monoklonal
3) perubahahn gen yang heterogen
4) kelainan pengendalian proliferasi dan diferensiasi
5) dedifferensiasi dan immortatility
6) etiologi multifaktor
7) proses multistep.
Perubahan sel tumor jinak ke sel tumor ganas terjadi karena onkogen ras dapat
meningkatkan ketidakstabilan genetik, sehingga terjadi mutasi gen/onkogen ras
mampu mengatur replikasi gen yang terlibat dalam metastase. Faktor-faktor yang
emmpengaruhi pertumbuhan sel tumor menjadi ganas tergantung :
1) heterogenitas sel kanker, 2) sifat imunogen sel kanker dan 3) pertahana tubuh
terhadap kanker