Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
MUJAHID
30
Terima Ksaih Para Mujahid
31
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
32
Terima Ksaih Para Mujahid
33
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
34
Terima Ksaih Para Mujahid
35
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
36
Terima Ksaih Para Mujahid
4 )
Penerbit PT. Grafidian Jaya, Cet. Pertama 1986, Cetakan Sapdodadi,
Jakarta, Halaman 31 - 35
37
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
38
Terima Ksaih Para Mujahid
39
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
40
Terima Ksaih Para Mujahid
41
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
beliau di daerah ini tepat sekali, di saat kita baru memasuki era
baru, Pembangunan Bangsa dan Negara di bawah Orde Baru.
Beliau datang memberikan dorongan dan motivasi kepada
segenap lapisan masyarakat, bahkan juga di perguruan-
perguruan tinggi yang ada di Padang. Formula yang
diketengahkan beliau pada waktu itu, adalah "hidupkan da'wah,
bangun negeri".
Pak Natsir (nama yang akrab dipanggilkan terhadap
beliau) adalah Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan
pendiri dari Yayasan Dewan Dakwah. Dan Dewan Dakwah itu
sendiri didirikan di Jakarta pada bulan Februari 1967, sebagai
hasil dari Musyawarah Alim Ulama se-DKI Jaya, yang untuk
pertama kali berkantor pusat di Masjid Al Munawwarah Kp. Bali
I/53 Tanah Abang Jakarta Pusat17).
Dalam setiap kunjungannya beliau selalu mendorong
ummat untuk memulai suatu amal nyata, dan menghindarkan
diri dari berpangku tangan. Yang akan mengangkat ummat dan
mengubah nasib mereka adalah usaha (amal karya) yang mereka
telah perbuat dan lakukan jua. "Jangan berhenti tangan
mendayung, supaya arus tak membawa hanyut", begitulah
nasehat yang sering disampaikan oleh Pak Natsir saat itu.
Ummat Muslim itu tidak akan bangkit dan berjaya,
kecuali melalui usaha nyata (amal-amal khairat) yang mereka
tumbuhkan, dan dipelihara terus menerus, sehingga
membuahkan hasil yang dinikmati bersama, tidak hanya oleh si
penanam bahkan juga oleh orang yang lewat di dekat tanaman
itu.
Sebelum beliau berangkat meninggalkan Sumatera Barat,
beliau meninggalkan program besar yang segera harus
diwujudkan di daerah ini, sesuai dengan kemampuan yang ada.
Modalnya, kata beliau,"mulailah dengan apa yang ada, karena
17 )
Sekarang beralamat di Jl. Kramat Raya no. 45 Jakarta 10450
42
Terima Ksaih Para Mujahid
yang ada itu sudah amat cukup untuk memulai". Rencana besar
yang perlu diujudkan (direalisir) itu ada lima.
(1) Hidupkan semangat, gerakkan tangan, dan tumbuhkan
kesejahteraan ummat (masyarakat) melalui keterampilan-
keterampilan yang ada. Itu berarti merajinkan kembali
tangan-tangan terampil dengan kerajinan tangannya, dan
membangunkan pekarangan-pekarangan (lahan) yang
tidur menjadi terbuka dan menghidupkan kesejahteraan
bagi ummat (masyarakat) yang hidup di atasnya.
(2) Siapkan kembali "puro"18), yang menjadi sumber pendanaan
pekerjaan ummat . Yaitu dengan menghidupkan kembali
ruhul infaq, menyatukan dan memobilisir zakat,
shadaqah dan infaq. Menghimpun dana ummat itu
adalah ibadah. Dan meningkatkan nilai ibadah itu dengan
mempergunakan dana ummat itu kembali kepada ummat
sesuai dengan perintah dan acuan syariat Islam. Ide besar
yang terkandung padanya adalah membiasakan ummat
untuk berhemat. Dan menghidupkan mereka dalam
suasana yang hidup dan memberi hidup. Mengingatkan
senantiasa bahwa di dalam hartanya ada tersimpan hak
orang lain. Hak itu kadang kalanya milik orang yang
memintanya, dan adakalanya menjadi milik dari orang
yang tidak mau meminta. Menggulirkan dana ummat
kembali untuk ummat, inilah intinya.
(3) Hidupkan kembali madrasah dan pesantren-pesantren Islam
yang tengah lesu darah. Madrasah tidak hanya sebagai
wadah tempat mendalami satu disiplin ilmu (ilmu agama).
Madrasah adalah tempat pembinaan kader-kader
pemimpin ummat dan pelopor-pelopor serta penggerak
pembangunan bangsa. Ummat tidak boleh dibiarkan
18 )
Semacam kantong penyimpanan uang dan barang berharga, yang kadang
kala selalu dibawa dan disisipkan di pinggang pemiliknya
43
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
44
Terima Ksaih Para Mujahid
19 )
Lihat Taushiyah Bapak Mohammad Natsir, pada Tasyakkur 24 tahun
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta 10 s/d 12 Dzulqa’idah 1411 H / 24
s/d 26 Mei 1991 M, diterbitkan oleh DDII Pusat, hal. 4
20 )
Lihat - Taushiyah, hal. 8
45
Mentawai Menggapai Cahaya Iman
46