Sunteți pe pagina 1din 63

GARDJITO2006

GARDJITO2005
Ini bahannya
apa ya?!

PENGETAHUAN
GARDJITO2005 BAHAN TEKNIK
Selamat Pagi ...........!!!
Nama saya: Semoga Tidak
GARDJITO Mengantuk !!!

GARDJITO2005
CATATAN KULIAH UNTUK MAHASISWA TEKNIK PERTANIAN

Oleh:
Gardjito

Proyek Peningkatan
Institut Pertanian Bogor
2005
GARDJITO2005
Materials MicroCharacterization Collaboratory

GARDJITO2005
Figure 1: a)
Measured SANS
pattern of a Ni—
10at.% Al—5at.%
Mo single crystal
(face-centered
cubic) after ageing
at 1073 K for 3 h.
The incident beam
was parallel to the
<110> surface
normal of the
sample. The dotted
lines represent lines
of equal intensity as
calculated for a
cuboidal precipitate
(Fig. 1b). b) Best-
fitting cuboidal
shape.

GARDJITO2005
Figure 2: SANS patterns of Ni-rich Ni-Ti single crystals (face-centered
cubic) homogenised at 1440 K and annealed in-situ for a) 46 min at
1240 K, b) 10 min at 1220 K, c) 43 min at 1200 K. The patterns were
symmetrised to highlight the dominating features. The incident beam
was parallel to the <110> surface normal of the sample, the horizontal
axis is along <100>.
GARDJITO2005
Organization of atoms in crystals

Order and Disorder

Materials and Devices


GARDJITO2005
Microstructure
Mechanical
The properties of any material are critically
dependent upon its internal microstructure, Behavior of
which may consist of a 'simple' grain structure, Solids
or more complex, multiphase components
GARDJITO2005
Biomaterials
Living systems are composed of natural
materials, some with remarkable
combinations of properties. This course
analyses these natural materials and
draws inspiration for the design of man-
made materials

Materials under Extreme Conditions


This course looks at how materials behave
under extremes of temperature, pressure
and stress

GARDJITO2005
High technology applications demand highly
engineered materials and devices.
Predominantly lead (Pb) based, electroceramic
materials pose several processing problems of
both ceramic and device natures. The materials
should be dense, single phase and possess
high mechanical strength

GARDJITO2005
Polymer foams and
polymeric gels materials

The image shows a polymer


glass that has been deformed
into a craze at large strains

GARDJITO2005
These images show shapes that a
computer program found as the optimum
structure for a composite material that
conducts both heat and electricity

Strength-toughness
balance of metallic
materials. As strength
(e.g., yield stress
against plastic
deformation) increases,
toughness (fracture
strength) decreases in
n general.
n
n

GARDJITO2005
High strain rate superplasticity of an Fe-Cr-Ni-Mo
dual-phase stainless steel. Grain refinement of ( + )
duplex structure up about 1µm has established a
large elongation over 1000% even at high-strain
rates in the order of 0.1 s-1

GARDJITO2005
SIFAT UMUM BAHAN 1. Sifat Mekanik(a)

(GENERAL PROPERTIES OF 2. Sifat Fisik(a)


MATERIALS) 3. Sifat Kimia(wi)

A. Sifat Mekanik(a):
Sifat mekanik suatu bahan menyangkut karakteristik dan
perilaku bahan dalam hubungannya dengan beban-beban luar
atau beban-beban mekanis (gaya, momen, kopel, dsb) yang
bekerja padanya
P2
P1
Tegangan (Stress)

Reaksi Internal
C M
Deformasi
(Deformation)
GARDJITO2005 P3
Uji Tarik Bahan
• Kekuatan (strength) adalah ukuran besarnya gaya yang diperlukan
untuk mematahkan atau merusak suatu bahan. Kekuatan ini
biasanya dinyatakan dalam bentuk tegangan (stress), yaitu gaya
persatuan luas penampang atau bidang.
• Deformasi bahan dinyatakan dalam bentuk regangan (strain).

P
σ =
Bentuk spesimen untuk -------
bahan kayu dan karet A

 - o ΔL
ε = ---------- = --------
Bentuk spesimen bahan o L
GARDJITO2005 logam
Kurva Hubungan Tegangan dan Regangan
(Contoh: Baja Karbon Rendah)
σ (tegangan normal) Keterangan:

P = batas proporsional
U Y = titik luluh
σU U = titik puncak
B = titik patah
σB B EL = daerah elastis
σY Y
P PL = daearah plastis
σ Y = ketahanan terhadap
deformasi plastis awal
(kekuatan luluh)
EL PL σ U = kekuatan puncak
O ε (regangan) σ B = kekuatan patah

Hukum HOOKE: P
σ = -------
σ=Eε P L
A ΔL = ---------
(hanya berlaku di daerah elastis), A E
ΔL
dimana E adalah Modulus Elastisitas ε = ----------
Young dan ε adalah nilai regangan L
GARDJITO2005
Keuletan (Ductility)

Keuletan (ductility) merupakan


suatu sifat mekanik yang dikaitkan f - o
dengan besarnya regangan
permanen (plastik) sebelum Ε = --------------

terjadinya perpatahan
o

Ketangguhan (Toughness)

Ketangguhan (toughness) Hasil kali dari tegangan dan


merupakan sifat mekanik yang regangan (σ x ε) merupakan
dikaitkan dengan jumlah energi per volume. Luasan
energi yang diserap oleh dibawah kurva tegangan-
bahan sampai terjadi regangan merupakan hasil energi
perpatahan yang dimaksud
GARDJITO2005
Kekerasan (Hardness)

Skala:

Brinell P
BHN = ------------------------------------
Indenter: Bulat (2.6)(π D/2)(D - √ D2 – d2 )

Rockwell
Indenter: Bentuk Intan
(Diamnond)

Vickers
Indenter: Bentuk intan
(Diamond)

GARDJITO2005
Sifat Mekanik Lainnya (karena beban dinamis):

Kelelahan (Fatigue): Reduksi kekuatan bahan akibat


pembebanan yang bersifat
variabel, vibrasi, dan siklus
(Cycle) yang berulang

“Creep”: Reduksi kekuatan bahan akibat lingkungan


suhu tinggi dan jangka waktu lama

Modulus Resiliens : Sifat kemampuan bahan


untuk menyimpan dan
melepaskan kembali energi
akibat pembebanan (terjadi
pantulan)
GARDJITO2005
B. Sifat Fisik(a)
Secara umum, sifat fisik suatu bahan adalah karakteristik atau
perilaku bahan itu dalam hubungannya dengan pengaruh
lingkungan luar yang bukan merupakan beban. Faktor-faktor
lingkungan luar tersebut dapat berupa faktor termal dan faktor listrik

Sifat Termal:
Sifat-sifat termal suatu bahan berhubungan erat dengan energi panas atau
termal. Karakteristik atau perilaku dari bahan secara fisik ditunjukkan oleh
beberapa sifat seperti kapasitas panas, panas jenis, panas peleburan,
panas penguapan, muai panas, dan konduktivitas panas.

Muai Panas Konduktivitas Panas Konduktans (C)


(∆ /) = α 
(T2 – T1)
Resistan (R)
∆ T Jth = − k ----------------
(x2 - x1)

GARDJITO2005
Tabel 2.1. Koefisien muai panjang beberapa jenis bahan pada 20 °C

Bahan α 
(10-6 /°C)
Aluminium 22
Kuningan 20
Tembaga 16
Besi 12
Batu bata 9
Gelas (jendela) 9
Beton 13
Polyethylene 110 – 180
Polystyrene 72
Karet (vulkaniser) 81

Sumber: van Vlack, 1973.

GARDJITO2005
Tabel 2.2. Konduktivitas panas beberapa jenis bahan pada 20 °C

k
Bahan (joule.cm)/(cm2.sec. °C)

Aluminium 2.23
Kuningan 1.24
Tembaga 3.99
Besi 0.72
Batu bata 0.0062
Gelas (jendela) 0.0072
Polyethylene 0.0034
Polystyrene 0.0008
Karet 0.0013

Sumber: van Vlack, 1973.

GARDJITO2005
Sifat Listrik

• Sifat-sifat fisik yang dipengaruhi oleh medan listrik antara lain adalah
sifat dielektrik, kapasitas, dan konduktivitas listrik.
• Sifat listrik yang berlawanan seperti halnya pada sifat termal adalah bahan
yang memiliki konduktivitas listrik yang sangat rendah atau nol. Bahan
semacam ini disebut bahan insulator listrik
• Antara sifat termal dan sifat listrik terdapat kaitan yang sangat erat,
terutama pada bahan-bahan yang memiliki elektron bebas yang
mudah berpindah dari satu atom ke atom lainnya
e e

• Bahan sejenis ini apabila memiliki konduktivitas panas yang tinggi maka
dapat dipastikan akan memiliki konduktivitas listrik yang tinggi pula
• Contohnya adalah logam tembaga, selain baik untuk digunakan dalam
peralatan-peralatan yang berfungsi sebagai penukar panas (heat
exchanger) juga baik digunakan sebagai konduktor (kabel) listrik
GARDJITO2005
Konduktivitas Listrik: Sifat Fisik Lainnya:

κ = nqµ • Berat Jenis


• Massa Jenis
pembawa coul cm/detik
ohm . cm = -------------
-1 -1
------------- ------------- • Kadar Air
cm3 pembawa volt/cm
• Permeabilitas
Mobilitas
• Densitas
µ =ν /E
• Higroskopik, dll.

B. Sifat Kimia(wi)
• Sifat-sifat kimia suatu bahan lebih ditekankan pada karakteristik
kimiawi di dalam bahan itu sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk
reaksi-reaksi kimia untuk pembuatan suatu produk tertentu.
• Contoh sifat kimiawi yang penting pada logam adalah sifat korosif
atau karatan yang disebabkan adanya reaksi oksidasi
GARDJITO2005
BAHAN (MATERIAL) ALAMIAH
Bahan bangunan untuk konstruksi yang langsung
diambil (ditambang) dari alam dan langsung dapat
digunakan tanpa atau sedikit melalui proses atau
pengolahan yang rumit

BAHAN ALAMIAH BAHAN ALAMIAH


AN-ORGANIK ORGANIK

BAHAN BATUAN BAHAN KAYU


DAN PASIR DAN BITUMEN

GARDJITO2005
BAHAN BATUAN DAN PASIR
Batu Kapur (Lime stone):
• Batuan sedimen warna putih, umumnya digunakan untuk fondasi
jalan (batu kapur hidrolik)
• Batu kapur non-hidrolik menjadi keras bila bereaksi dengan CO2;
dibuat dengan pembakaran suu tinggi (900 – 1100 °C) menjadi
kapur aktif. Bila dicampur air menjadi bubur kapur dan digunakan sebagai
semen bila dicampur dengan tumbukan bata merah

Batu Gunung/Batu Kali:


• Batu gunung/kali berwarna abu-abu kehitaman, banyak terdapa di
sungai atau lereng gunung (batu pasangan bulat, kerikil bulat dan
pasir)
• Batu gnung merupakan bongkahan besar; dengan proses
“quarrying” dapat dipecah (direduksi ukurannya) menjadi batu
pasangan, kerikil (agregat), belahan (split), dan pasir buatan
GARDJITO2005
GARDJITO2005
GARDJITO2005
GARDJITO2005
Batu Pualam (Marmer):

GARDJITO2005
Batu Granit

GARDJITO2005
BAHAN KAYU DAN BITUMEN
Bahan Kayu:
• Bersifat ringan, kuat dan mudah dibentuk
• Struktur selulosa (polimer alamiah) dengan serat memanjang
(grain)
• Berasal dari pohon dengan ribuan spesies dan diberi nama
berdasarkan nama botani, nama daerah, dan nama dagang
• Berdasarkan tipe daun: kayu daun lebar (hardwood), hayu daun
jarum (softwood), dan kayu palma (famili palmae)
• Bersifat unisotropik, yaiu kekuatan pada tiga arah sumbu(x,y,z)
tidak sama
• Kestabilan dimensi, yaitu berdasarkan sifat higroskopiknya dapat
mengembang atau menyusut tergantung RH lingkungan (HK
tinggi KD rendah dan sebaliknya)
GARDJITO2005
GARDJITO2005
GARDJITO2005
GARDJITO2005
Tabel beberapa jenis kayu terpenting di Indonesia (contoh)

No. Suku Nama Botanis Nama Kelas Kuat Kelas Awet


Perdagangan

1. Anacardiaceae Koordersiodendren Bugis I-III III-IV


pinnatum Merr.
2. idem Gluta renghas L. Rengas II II
3. idem Campnosperma Terentang III-IV V
suriculata Hook, f.
4. Araucariaceae Agathis borneoensis Agathis (damar) III IV
Warb.
5. Bombacaceae Ochroma spec. div. Balsa V V
6. Casuarinaceae Casuarina Cemara I-II II-III
equisetifolia Forst.

GARDJITO2005
Berdasarkan PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia):

Tabel 3.2. Kelas keawetan kayu

Kelas Keawetan berdasarkan jenis tempat seperti keterangan diatas (dalam tahun)
(a) (b) (e) (d) (e) (f)
I 8 20 tak terbatas tak terbatas tak terserang tak terserang
II 5 15 tak terbatas tak terbatas tak terserang tak terserang
III 3 10 tak terbatas tak terbatas agak cepat tak terserang
IV singkat beberapa 10-20 20 cepat sekali tak berbahaya
V sekali tahun singkat sekali 20 cepat sekali cepat sekali
singkat singkat
sekali sekali

a) tempat terlindung tanpa


Tabel 3.3. Kelas kekuatan kayu ada air sama sekali,
b) tanah yang lembab,
Kelas Berat Jenis Kukuh Lentur Mutlak Kukuh Tekanan Mutlak c) tempat terlindung dan
Kuat Kering Udara masih ada kemungkinan
(dalam kg/cm2) udara lembab,
d) tempat terlindung dan
I ≥ 0,90 ≥ 1100 ≥ 650 terpelihara,
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425 e) tempat yang mudah
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300 terserang rayap, dan
IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 - 215 f) tempat yang mudah
V ≤ ≤ 360 ≤ 215 terserang serangga atau
bubuk
GARDJITO2005
Tabel 3.4. Contoh ukuran-ukuran kayu di perdagangan umum
Ukuran Penampang (cm) Kegunaan
 
1x5 Lis
2 x 3 dan 3 x 4 Lis dan reng
4 x 6 dan 5 x 7 Kaso, rangka dinding
6x8 Kaki kuda-kuda, rangka dinding
5 x 10 Balok pancang, rangka dinding, gording
10 x 10 Tiang atau kolom
6 x 12 Kusen pintu/jendela, gording
8 x 12, 8 x 16, dan 8 x 18 Balok bubungan
2 x 20, 3 x 30, 3 ½ x 30, dan 3 x 40 Papan lisplang, lantai

GARDJITO2005
Bahan Bambu:
• Bahan bambu berasal dari tanaman bambu yang termasuk famili
gramineae, sub-famili bambusoidea, dan suku bambuseae
• Di dunia ini ada ratusan sampai ribuan jenis atau spesies bambu
yang masuk kedalam 80 genera
• Sekitar 200 spesies dari 20 genera terdapat di wilayah Asia
Tenggara, termasuk Indonesia

GARDJITO2005
Bahan Bitumen:
• Bahan bitumen atau yang biasa disebut aspal dapat merupakan
bahan tambang asli atau dapat didistilasikan dari bahan minyak
bumi
• Tambang aspal yang penting di Indonesia adalah di Pulau
Buton. Produk aspal dari pulau ini dikenal dengan aspal buton
atau lebih terkenal dengan “Buton Asphalt” yang disingkat
menjadi “butas”
• Bahan aspal dicampur dengan pasir digunakan untuk pelapisan
jalan, landasan pacu pesawat, pelataran parkir, untuk
menstabilkan tanah, dan masih banyak kegunaan lain dalam
bidang konstruksi
• Konstruksi jalan sekarang ini, terutama jalan raya atau jalan tol,
menggunakan “hotmix” karena lebih praktis dan efisien di dalam
pengerjaannya

GARDJITO2005
GARDJITO2005
BAHAN KERAMIK
Pengertian Umum:
• Kata keramik dapat diartikan sebagai bahan atau material (ceramics)
dan juga bisa diartikan sebagai produk
• Asal kata keramik adalah dari bahasa Yunani keramos yang artinya
tanah liat atau bahan lempung yang dibakar untuk pembuatan gerabah
(pottery), dan keramikos yang artinya produk-produk atau barang
keramik
Pengertian Teknis:
• Secara teknis, keramik adalah bahan atau material yang mengandung
senyawa-senyawa dari unsur-unsur logam dan non-logam (senyawa
dengan fasa logam dan non-logam, misalnya MgO, Al2O3, PbZrTiO3)
• Senayawa-senyawa tersebut dapat tersusun secara sederhana,
misalnya terdiri dari hanya dua atom seperti MgO. Dapat juga senyawa-
senyawa tersebut tersusun secara lebih kompleks, misalnya mika yang
tersusun dari minimal lima tipe unsur yang berbeda
GARDJITO2005
Sifat Umum Keramik:

1. Senyawa kermik lebih stabil dalam lingkungan termal dan


kimiawi dibandingkam elemen atau unsurnya
2. Keras, tahan terhadap beban tekan tetapi kurang ulet (lebih
bersifat getas) dan tidak tahan terhadap beban tarik/lentur bila
dibandingkan dengan bahan logam dan polimer
3. Karakteristik dielektrik, semikonduktif, dan magnetik dari
beberapa jenis bahan keramik sangat penting untuk aplikasi
dalam bidang peralatan elektronika
4. Sebagian bahan keramik merupakan bahan insulator termal dan
listrik (memiliki resistensi atau tahanan termal dan listrik) yang
tinggi

5. Bahan keramik dalam bentuk PC (Portland Cement) memiliki


sifat sebagai bahan pengikat hidrolik dengan aplikasi pada
bahan mortar, plesteran dan beton
GARDJITO2005
Kategori dan Kegunaan Bahan Keramik

KERAMIK TRADISIONAL
Produk abrasif (ampelas) Roda gurinda, kain dan kertas
ampelas, nozzle untuk
penyemburan pasir, penggilingan
Produk lempung Bata, tembikar (pottery), pipa air
kotor
Konstruksi Bata, beton, ubin, plester, gelas
Gelas Botol, piranti laboratorium, kaca
Refraktori Bata, wadah peleburan logam
(crucibles), cetakan (molds),
semen
Perangkat keramik putih Barang pecah-belah, ubin,
perpipaan (plumbing), enamel

GARDJITO2005
KERAMIK TEKNIK
Otomotif dan pesawat Komponen turbin, heat shields and
udara exchangers, komponen reentry,
seals

Elektronika Semikonduktor, insulator, tranduser,


laser, dielektrik, elemen pemanas

Suhu-tinggi Refractories, brazing fixtures, kilns


(tanur)
Manufacturing Alat potong, komponen anti aus dan
korosi, keramik gelas, magnit, serat
optik
Medikal Piranti laboratorium, pengendali,
prostetika, dental (gigi)
Nuklir Bahan bakar, pengendali
GARDJITO2005
Struktur Bahan Keramik:

• Kristalin: struktur mikro merupakan susunan kristal dengan berbagai tipe,


tetapi tidak banyak mengandung elektron bebas seperti pada struktur
logam.
• Amorf: struktur mikro tidak beraturan seperti susunan kristal.

Struktur jarinngan kristal pada bahan keramik:


A. 1-Dimensi (linier):
Contohnya adalah bahan asbes untuk atap.

B. 2-Dimensi:
Contohnya adalah bahan mika dan bahan lempung.

C. 3-Dimensi:
Contohnya adalah BaTiO3 yang merupakan prototipe bahan kartrid pada
piringan hitam perekam suara dan lebih kuat dan stabil pada tiga arah
sb.X, sb.Y dan sb.Z
GARDJITO2005
Contoh Bentuk Kristal:

Struktur AX: misalnya MgO


• Atom A terkoordinir dengan teratur dan baik dengan atom X sebagai
tetangga
• Berbentuk kubus (kubikal) seperti pada kristal garam NaCl
• Dalam satu kristal, jumlah atom A dan atom X sama yang tersusun
berdasarkan bilangan koordinasi (BK)

Tiga prototipe/struktur dasar:


• CaCl dengan BK=8, dengan susunan kubik pemusatan ruang (KPR)
• NaCl dengan BK=6, dengan susunan kubik pemusatan sisi (KPS)
• ZnS dengan BK=4, dengan susunan kubik pemusatan sisi (KPS)
Catatan: lihat introceramics dan week3

GARDJITO2005
Struktur AmXp:
Atom A dan/atau atom X dapat lebih dari satu jumlahnya
Contoh:
• CaF2 (fluorit) → struktur dasar VO2 → terdapat pada reaktor bahan bakar
nuklir
• Al2O3 (korundum), untuk pembuatan busi

Struktur Ganda AmBnXp:


Contoh:
• BaTiO3 → kartrid piringan hitam
• PbZrO3 ; PbTiO3 → piezoelektrik (resonator untuk kontrol frequensi)
• MFe2O4 → spinelfero/ferit, untuk bahan magnit bukan logam

Bahan Silikat: → SiO4, banyak terdapat pada berbagai keramik seperti


bahan gelas, semen portland (portland cement / PC) sebagai bahan
GARDJITO2005
pengikat hidrolik.
Proses Pembentukan Bahan Keramik:
1. Pembentukan viskos → pencairan dan peniupan (bahan-bahan dari
gelas) untuk peralatan laboratorium (mis: pyrex)
2. Proses sinter (aglomerasi partikel halus menjadi bentuk yang
dikehendaki) disusul dengan pembakaran untuk mengikat partikel (mis:
bahan isolator listrik, bagian dari busi, barang-barang kerajinan, dll)
3. Proses hidrasi pada semen portlanf (PC) dalam proses pembentukan
bahan beton (concrete)
4. Pencetakan dan pembakaran (mis: bata merah, genting, dll)

Peralatan Semi Konduktor


• Fotokonduktor → alat pengindraan cahaya
• Termistor → untuk mencatat perubahan suhu
• Dioda → pemancar cahaya seperti pada LED (light emission diode)
• Fotomultiplier → pengganda cahaya yang lemah
• Transistor → pemancar/amplifier audio
GARDJITO2005
BAHAN BETON
(Semen PC + Pasir + Kerikil/Agregat + Air)

Portland Cement (PC):


• Bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari bahan kapur dan gypsum baik
dengan proses basah maupun proses kering
• Umumnya berwarna abu-abu, tapi juga dapat berwarna putih atau warna-
warna lain sesuai kebutuhan
• Terdiri dari semen aluminat (ada unsur Al) dan silikat (unsur Si)

Pasir dan Kerikil (agregat):


• Bahan awet seperti kuarsa berupa batu gunung/kapur
• Kerikil bulat/pasir berasal dari dasar sungai atau ditambang dari lapisan
bawah tanah
• Ukuran agregat sudah tertentu, ditentukan dengan analisis ayakan (screen)
• Contoh screen (US Series): No.1 (1”/25.4mm); No.2 (0.187”/4.75mm);
No.100 (0.0059”/0.150mm)

GARDJITO2005
Proses Hidrasi Semen:
→ Reaksi pencampuran semen dengan air, dimana air (H2O) diikat
oleh semen sedemikian rupa sehingga terjadi proses pengerasan
terhadap waktu.

Reaksi Hidrasi Semen:


A. CaAl2O6 + 6 H2O → Ca3Al2(OH)12 + (865 J/g)↑
B. Ca2SiO4 + x H2O → Ca2SiO4.xH2O + (260 J/g)↑
C. Ca3SiO5 + (x+1) H2O → Ca2SiO4.xH2O + Ca(OH)2 + (500 J/g)↑

Catatan:
A = semen aluminat
B = semen silikat rendah
C = semen silikat tinggi
GARDJITO2005
Kurva Hidrasi Semen:

100
B
80
C
60

40
) a P M( nak e Tt au K

20 A

0
180 360 540 720

Waktu (Hari)

GARDJITO2005
Contoh perbandingan volume campuran beton:
PC : Pasir : Kerikil
1 : 2 : 3 → beton kedap air
1: 3 : 5 → beton kurang/tidak kedap air

Perbandingan berat → nisbah air/semen (water/cement ratio)


→ Mempengaruhi proses hidrasi semen dan kekuatan awal beton
terhadap waktu
→ Campuran/adukan harus bersifat plastis untuk memudahkan
pengecoran (pencetakan beton ke dalam bekisting/cetakan)
→ Secara umum proses hidrasi dianggap selesai setelah 28 hari (kekuatan
beton sudah stabil) dan cetakan beton sudah boleh dibuka
→ Namun, pada kasus khusus dengan perhitungan rancangan tertentu,
cetakan beton boleh dibuka walaupun belum mencapai 28 hari

GARDJITO2005
7 Hari 28 Hari

40 40

30 30

20 20

( nak e Tt au K
( nak e Tt au K

10 10

0.4 0.5 0.6 0.7 0.4 0.5 0.6 0.7


) aP M
) aP M

Rasio Air/Semen Rasio Air/Semen

GARDJITO2005
Penyempurnaan Proses Hidrasi Semen (Conditioning):
→ pengkondisian beton dengan air untuk beberapa waktu dengan
tujuan untuk menjamin bahwa jumlah air yang dibutuhkan untuk
proses hidrasi sempurna mencukupi
→ dapat dilakukan dengan cara “flooding” (penggenangan air)
pada lantai/pelat beton/plesteran dan “mist” (penyemprotan
dengan pengabutan air) pada bagian konstruksi beton lainnya
→ ‘Entrained Cement’ adalah semen yang diberi bahan kimia tertentu agar
menimbulkan gelembung udara agar beton berpori-pori kecil

Jenis semen PC menurut American Society for Testing Materials (ASTM):


Tipe I (multipurpose) → untuk bangunan umum tanpa syarat-syarat
khusus
Tipe II dan Tipe V → pemakaian khusus dengan lingkungan yang
mengandung asam (H2SO4)
Tipe III → untuk beton dengan kekuatan awal tinggi
Tipe IV → untuk beton dengan panas hidrasi rendah (pada
GARDJITO2005 konstruksi bendung/dam)
BAHAN POLIMER
Polimer:
→ Nama teknik (engineering) untuk bahan yang sehari-hari disebut
‘plastik’
→ Istilah polimer berasal dari bahasa Yunani: ‘poli’ yang berarti
banyak dan ‘meros’ yang berarti bagian
→ ‘Mer’ berarti molekul besar/raksasa (giant molecule) yang
merupakan ‘satuan’ yang dapat tersusun secara berulang-ulang
→ ‘Polimerisasi’ adalah proses pembentukan/pembuatan polimer
→ Merupakan bahan organik yang terdiri dari polimer alamiah (kayu
dan karet alam yang berasal dari tanaman karet Hevea
brasiliensis) dan polimer sintetik (buatan)
→ Bahan baku polimer terdiri atas unsur-unsur C, H, N, O yang
membentuk senyawa organik
→ Secara umum merupakan senyawa hidrokarbon: CmH2m+2
GARDJITO2005
Contoh Polimer: C2H3Cl (PoliVinilChlorida/PVC)

H H H H H H H H

C C C C C C C C

H Cl H Cl H Cl H Cl
mer mer mer mer
Penggunaan semakin meluas karena beberapa faktor:
1. Bahan baku/mentah melimpah (batu bara, minyak bumi, limbah
pertanian, dan hasil hutan)
2. Sifat-sifat menguntungkan dari polimer (ringan, secara kimiawi
stabil, ‘elastis’)
3. Mudah diproses secara efisien (ekstruksi, benturan termal,cetak
injeksi, tuangan, dll)
GARDJITO2005
Secara geometris, struktur molekul polimer dapat berupa:

• Linier bercabang • 3-dimensi


• 2-dimensi • Bentuk payung, bintang, dll

Polimer Linier

Rumus umum:

massa molekul
H H n = ---------------------------
massa mer

C C

H R n

Dimana:
n = derajat atau tingkat
polimerisasi
R = variasi kelompok tambahan
Molekul jenis vinil: Nama Polimer R Singkatan
Poli Etilen -H PE
H H Poli Vinil Klorida - Cl PVC
Poli Vinil Alkohol - OH PVA
C C vinil Poli Propilen - CH3 PP
Poli Vinil Asetat - OCOCH3 PVAc
H R
Poli Akrilonitril -C N PAN
Poli Stiren/benzen - PS

Molekul jenis vinil:


Nama Polimer R’ R” Singkatan
Iso Butilen - CH3 - CH3 PIB
H R”
Viniliden Klorida - Cl - Cl PVDC
C C viniliden Metil Metrakilat - CH3 - COOCH3 PMMA

H R’
Contoh senyawa-senyawa lainnya

F F F Cl

C C C C

F F F F
Tetra Fluoro Etilen Tri Fluoro Kloro Etilen
Proses Polimerisasi
A. Penambahan:

F F F Cl
n C C → C C
F F F F n

Analogi sederhananya → perangkaian gerbong kereta api


A. Proses Kondensasi:

OH + H N OH + …. → + nH2O
n
kondensasi

Kopolimer:
→ Gabungan lebih dari satu jenis mer, miisalnya: mer vinil klorida
dan vinil asetat
→ Tujuan pembuatan kopolimer adalah untuk meningkatkan sifat-
sifat fisik dan mekaniknya
→ Kopolimerisasi digunakan pada pembuatan karet sintetik
→ Contoh: ABS (Akrilonitril Butadiena Stirena) yang merupakan
kopolimer rangkap tiga.
Termoplastik:
→ Sifat umum jenis polimer lnier, yaitu pada suhu tinggi (diatas
suhu kamar) polimer dapat melelh/mencair,melunak dan bersifat
plastis
→ Pembuatan barang/komponen dari polimer termoplastik: pada
suhu tinggi bahan cair dibentuk melalui proses injeksik, ekstrusi,
pencetakan (moulding), penuangan/cor, kemudian didinginkan
agar mengeras dan stabil
→ Pada proses termoplastik ini dilakukan polimerisasi bahan baku
sampai selesai, baru dilakukan pembentukan untuk pembuatan
barang

Polimer Non-linier:
→ Polimer membentuk ‘struktur jaringan’ bila monomer yang
bereaksi bersifat fungsional ganda, yaitu dapat menghubungkan
tiga atau lebih molekul yang berdekatan
→ Contoh: Formaldehida (CH2O) dan Fenol (C6H5OH); PF (Fenol
Formaldehida)

Termoset:
→ Sifat umum polimer tiga dimensi (non-linier) dimana bahan
polimer tidak mudah menjadi lunak bila dipanaskan sampai suhu
tinggi
→ Proses pembuatan barang/komponen polimer termoset: diawali
dengan proses polimerisasi sebagian (belum lengkap/sempurna)
kemudian dilakukan pembentukan, didiamkan pada suhu 200 –
300 0C danditunggu sampai polimerisasi sempurna atau lengkap
→ Catatan: produk dapat dikeluarkan dari cetakan tanpa menunggu
pendinginan lebih lanjut
→ Pembentukan produk bersamaan dengan proses polimerisasi
Vulkanisasi:
→ Terbentuknya hubungan silang dari molekul karet oleh belerang
→ Menghasilkan karet yang secara mekanik stabil dan masih cukup
fleksibel
→ Digunakan dalam industri pembuatan ban mobil, dll.

Deformasi Bahan Polimer:


→ Elastomer: polimer yang bersifat elastis dan memiliki deformasi
elastis yang sangat besar
→ Kristalisasi parsial: terjadi pada bahan karet yang mengalami
tarikan
→ Deformasi viskos: deformasi pada polimer dalam kondisi viskos

S-ar putea să vă placă și