Sunteți pe pagina 1din 7

PERENCANAAN & IMPLEMENTASI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


PADA PENGEMBANGAN USAHA HORTIKULTURA

Ir. Oki Marsiano, MM-BAT


0811442622
marsianooki@yahoo.com
KOLOM USIL

Pertanyaan banyak orang, kenapa ya jarang nama Indonesia disebut-sebut


Sebagai salah satu pemain dunia atau paling minim calon
pemain dunia dibidang florikultura sekarang
berdasarkan Majalah Floriculture International, Media Cetak dan Elektronik
Internasional, mereka lebih sering menyebut Belanda, Jerman, Kolombia, Ekuador,
Kenya, Israel,Thailand dan lain lain sebagai pemain dunia,
dengan prediksi calon bintang kedepan
China, Malaysia, Vietnam, Zimbabwe, Ethiopia dan Uganda,
Trus kita ada dimana ya ?

Mungkin kayaknya kita semua yang bisa menjawab, kenapa ya ?


Eit, tapi ada kabar gembiranya lho, ternyata masih banyak bidang lain
yang lebih kasian deh dibanding bidang florikultura he..he, bukan maksud
membandingkan ya tapi
Kayaknya tidak lengkap kalau kita mau jadi pemain florikultura
internasional,tapi mental yang kita pakai seperti sepakbola indonesia,
“Apapun pertandingannya tetap bogem mentah gol terbaiknya” he..he, payah.
The cost of “un”coordination in the indonesia floriculture

bibit pengakaran
Penanaman
Perawatan

Panen

Breeder & kebun:


Pasca Panen

Trader/wholesale

Retail/ Florikultura:
konsumsi Distribusi Rp XXX,-

Pasar
Domestik/ekspor
Kirim ke retail

Total kerugian rantai sistem : Rp xxx,-


PERENCANAAN SUPPLY CHAIN TANAMAN HIAS

Demand Production Distribution Trade Ekspor/Impor Consumption

International & Domestic Competitiveness


APA YANG HARUS DISIAPKAN
1. Jumlah total luas lahan produksi florikultura nasional yang akan dituju (cover plastic/open field).
2. Struktur kebun florikultura nasional , Kebun Kecil (0,2 – 2 ha), Kebun medium (2 – 20 ha), kebun besar
(20 – 100 ha) dan sentra-sentra produksi.
3. Jumlah kebijakan dan peraturan yang mendukung florikultura baik dari pemerintah dan asosiasi terkait.
4. Jumlah tipe produk dan jumlah tujuan pasar baik domestik/ekspor yang siap dan memiliki nilai
kompetisi yang tinggi.
5. Pasar dan produk florikultura yang akan dijadikan andalan sekarang dan kedepan.
6. Kesiapan struktur rantai konsumsi (florist, supermarket, retail, lelang, decorator, eksportir/importir dll).
7. Jumlah & bonafiditas produsen/kebun, jumlah& besarnya pasar bunga (hardware & software), jumlah
eksportir, jumlah middle man/perantara.
8. Jumlah Breeder, Jumlah Armada Transportasi, Jumlah & kapasitas Fasilitas Pendukung (cold chain),
Jumlah Tenaga kerja yang terserap, Data Volume Transaksi domestik dan ekspor.
9. Berapa jumlah kerjasama (C2C, B2B, G2G) yang sedang dan akan dilakukan.
10. Struktur investasi florikultura (pribadi, keluarga, group/holding, PMA).
11. Tipe pekerja (terdidik/tidak terdidik).
12. Jumlah Implementasi mutu/label, standar proses (tradisional, semi, GAP)
13. Jumlah & tipe perjanjian/kontrak perdagangan florikultura.
14. Jumlah Hub distribusi (Jumlah & jadwal transportasi ; darat, laut, penerbangan dari dan ke tujuan pasar
florikultura).
15. Ada tidaknya day to day demand dan stock position.
16. Ada tidaknya standar transaksi & koneksi data (sharing) supplier florikultura ke konsumen mengarah ke
realtime visibility dan terkontrol.
17. Last but not least, Teknologi & Anggaran Biaya Supply Chain Management Florikultura (Financial Plan).
BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA
1. Dari Total lebih kurang 200.000 ha greenhouse dunia, berapa luas lahan produksi cover plastic
yang dapat kita tuju untuk mencapai standar produksi internasional, idealnya indonesia dapat menuju
3-5 % dari total populasi greenhouse dunia (60.000 -100.000 ha) dan open area 300.000 ha untuk
mencapai skala ekonomis produksi nasional.
2. Terbentuknya Struktur Kebun yang kuat, diantaranya ada lebih kurang 25 kebun besar (20 -100 ha)
sebagai barometer hub distribusi dibantu kebun medium 100 – 500 kebun dan dibantu
minimal 3000 kebun kecil.
3. Ada kebijakan dan regulasi di bidang hortikultura/florikultura yang berpihak untuk kemajuan dan insentif
baik bagi petani, kebun besar dan PMA yang atraktif, baik menyangkut bibit, bahan baku pupuk dan
bahan pendukung (alat kerja dan perlengkapan), agraria, jalur transportasi dan tarif .didukung asosiasi
yang kuat manajemennya
4. Dari Total produk florikultura, tipe dan jenis produk , apa yang akan dijadikan andalan :
a. Cut Flower : Anggrek (Phalaenopsis, Denrobium,Oncidium), Anthurium, Chrysantemum,
Carnation ,Gerbera dll.
b. Potted Plants : Aglonema, Adenium, Calancoe, calandiva, chrysanthemum dll.
c. green leaf : Knee Cactus, Philo-series, Leather Fern dll.
d. Bedding Plants : Celosia, Grass, dll
Perlu kesepakatan bersama baik dari pemerintah, asosiasi, kebun, trader/wholesale, eksportir dll.
5. Perlu Kesepakatan pasar domestik dan ekspor yang akan dituju, contoh luar jawa, timur tengah, asia
tenggara, asia timur, australia dll berdasarkan competitive advantage indonesia.
6. Mulai terbentuknya komunitas konsumsi yang kuat (komunitas pencinta bunga, komunitas pencinta taman,
komunitas pencinta kebun dll). Dan rantai konsumsi yang kuat dan terintegrasi di florist, decorator, super-
market, pasar bunga, auction, rumah tangga dll.
7. Terkelola dengan baik pasar bunga yang ada, bukan hanya hardwarenya saja (bangunan dll) tapi juga
sofwarenya (pengelola, sistem informasi, layout dll) secara modern. di Pasar bunga rawabelong,
Pasar kayoon, Pasar Wastukencana, suryakencana dll dan munculnya pasar bunga baru dan link ekspor.
dengan trader/wholesale internasional.
BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA (lanjutan)

8. Munculnya breeder-breder florikultura yang tangguh dan jaminan label dan mutu produk.
9. Cold chain yang kuat (cold storage di kebun, armada transportasi, cold storage di pasar bunga,
cold facilities di airport dll), fasilitas jalan, infrastruktur grading & packing di hub centre
9. Adanya on-line Integrated Data Processing Centre (Demand, stock position, day to day production,
source, time dll).
10. Kerjasama C2C, B2B dan G2G terdata dan continous.
11. Integrated hub distribution centre di semua link baik dari kebun, wholesale, pasar,eksportir dll).
12. Melibatkan pekerja terdidik dan profesional.

YANG HARUS DIANTISIPASI


1. Resiko Permintaan/demand risk produk florikultura (perishable goods).
2. Fluktuasi energi & tarif listrik.
3. Biaya Perawatan Integrated Information System
4. Konsumsi BBM.
5. Hi-low customer.
6. Pungutan liar.

TANTANGAN SUPPLY CHAIN


1. Bagaimana mengelola siklus bisnis.
2. Meningkatnya product mix florikultura.
3. Perubahan produk tidak konstan (sering cepat berubah, re-schedule tanam yang kacau).
4. Pengembangan kapabilitas supplier/pasar.
5. Merubah paradigma dari berorientasi transaksi ke relasi jangka panjang

S-ar putea să vă placă și