Sunteți pe pagina 1din 21

Ê Ê

   


‘ Ê  

Manusia hidup di dunia sebagai makhluk social. Sebagai makhluk sosial,
manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu lain. Dalam
proses berinteraksi, keberhasilan maupun kegagalan hubungan sosial
tergantung terhadap perilaku individu masing-masing. Perilaku ini sangat
menentukan arah hidup seorang manusia.
Perilaku kesehatan suatu individu atau masyarakat sangat menentukan
status kesehatan si empunya untuk selanjutnya. Perilaku kesehatan yang buruk
maka akan menghasilkan kualitas kesehatan yang buruk pula. Perilaku
manusia merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik. Hal
ini disebabkan perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek kehidupan
manusia.

‘½      
c.‘ Mencakup apa saja domain dari perilaku kesehatan itu?
2.‘ Apa saja determinan atau faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan
3.‘ Bagaimanakah proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan?
4.‘ Apakah budaya berpengaruh terhadap perubahan perilaku kesehatan?
5.‘ Bagaimanakah pengukuran untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
perubahan perilaku kesehatan?

c

‘^  
c.‘ Untuk memahami domain-domain perilaku kesehatan
2.‘ Untuk memahami determinan yang berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan
3.‘ Untuk memahami proses terjadinya perubahan perilaku kesehatan
4.‘ Untuk mengetahui apakah budaya berpengaruh terhadap perubahan
perilaku kesehatan
5.‘ Untuk memahami pengukuran suatu keberhasilan dari perubahan perilaku
kesehatan

 

¦
Ê Ê
^  ^  

Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu


kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia ({ 
{
) merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik. Hal
ini disebabkan perilaku manusia terdapat dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup dua
komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (  ). Sikap atau mental
merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai
reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku
merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau
situasi yang dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam bidang


kesehatan ada dua. Kedua faktor tersebut adalah faktor keturunan atau genetik dan
faktor lingkungan. Perspektif yang berpusat pada persona mencakup faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis memandang bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh warisan bilogis dari kedua orang tua. Faktor
sosiopsikologis mengatakan karena manusia merupakan makhluk sosial maka
perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
perilaku, pada hakikatnya identik dengan faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu.

Proses perubahan tingkah laku dalam pendidikan kesehatan gigi menurut


Roger yang dikutip Azwar (c 3) adalah sebagai berikut:

a.‘ ^ingkat kesadaran


b.‘ ^ingkat perhatian
c.‘ ^ingkat evaluasi
d.‘ ^ingkat percobaan
e.‘ ^ingkat adopsi


Ê Ê



 
   

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),


merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori ³S-O-R´
atau   
 .

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

c.‘ Perilaku tertutup ( 


{
)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus


dalam bentuk terselubung atau tertutup ( 
). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.

0
2.‘ Perilaku terbuka ( 
{
)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata


atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain.

Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau


mental dan tingkah laku (  ). Sikap atau mental merupakan
sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi
manusia terhadap suatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku
merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap
keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan tertentu ini dapat bersifat
positif dapat pula negative. Perlu pula ditekankan bahwa individu dalam
merespons atau menanggapai suatu peristiwa atau keadaan, selain
dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, juga dipengaruhi lingkungan
ataupun kondisi pada saat itu.

Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap


stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makan minuman, lingkungan, dan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.

      

Pembagian domain menjadi tiga kawasan (Benyakin Bloom, c 0) yaitu :

a.‘ Ranah Kognitif (å   )


b.‘ Ranah Afektif (   )
c.‘ Ranah Psikomotor (Y{ 
 )

G
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk
kepentingan hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari :

c.‘ Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan


(Ã   ).

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6


tingkat, yakni

a. ^ahu ( )
^ahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. ^ermasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (
 ) terhadap suatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat
menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak
balita.

b. Memahami (å 
{ )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (    )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

ü
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (
 
   ) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang diberikan.

d. Analisis (  )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja yaitu dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis ( {)


Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (   )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat
membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-
anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah


diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak
mau ikut KB, dan sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara


atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-
tingkat tersebut diatas.

2.‘ Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (  ).

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih


tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan diatas
dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat


emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli
psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif
tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi


merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku
yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan
reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.

D
Dalam bagian lain Allport (c 54) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.


b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (
  {)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (     ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan
penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai


tingkatan, yakni:

a. Menerima ()
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap
seseorang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatiannya
terhadap ceramah-ceramah.

b. Merespons (  )


Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau
salah, berarti orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai ( )


Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu lain
(tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi
menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang

-
gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap
positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung Jawab (  )


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3.‘ Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan
dengan materi pendidikan yang diberikan (
 ).

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan


( 
 {
). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

^ingkat-^ingkat Praktek
a. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama.
Misalnya seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi
bagi anak balitanya.

b. Respon ^erpimpin (   )


Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
sesuai dengan contoh merupakan indikator praktek tingkat kedua.
Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari
cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak,
menutup pancinya, dan sebagainya.

c. Mekanisme ()
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan
maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu

c
yang sudah biasa mengimunisasi bayi pada umur-umur tertentu
tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

d. Adaptasi (    )
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya
tersebut. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang
bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan murah dan sederhana.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung


yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (
 ).
Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

^erbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai


pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap
stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan
pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan
respons batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui itu.
Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respons lebih jauh lagi, yaitu
berupa tindakan (  ) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau
objek tadi. Namun semikian didalam kenyataannya, stimulus yang diterima
oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat
betindak dan berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna
stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (
 ) seseorang
tidak ahrus didasari oleh pengetahuan atau sikap.

cc
       

^ 

Areen menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut


Areen kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu :

c.‘ Faktor perilaku ({


 )
Perilaku dibentuk oleh 3 faktor, antara lain :

a.‘ Faktor-faktor predisposisi (


   
)
^erwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-
nilai, dan sebagainya.

b.‘ Faktor-faktor pendukung (  


)
^erwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, dan sebagainya.

c.‘ Faktor-faktor pendorong (



 
)
^erwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang


kesehatan ditentukan oleh pengeteahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersengkutan.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatanterhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku.

2.‘ Faktor di luar perilaku ( {


 )


^  Ê  

Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa


perilaku itu merupakan fungsi dari :

a.‘ Niat seseoarng untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau


perawatan kesehatannya ({
   .
b.‘ Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (   
).
c.‘ Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan (    
  ).
d.‘ Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
atau keputusan £
    ).
e.‘ Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(     ).

         membedakan determian perilaku menjadi


dua, yaitu :

c.‘ Faktor internal


yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya.

2.‘ Faktor eksternal


yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor dominan yang
mewarnai perilaku seseorang.

 !‘     

^erbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa


dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya

c
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek
yang diketahui itu. Akhirnya, rangsangan yakni berupa objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih
jauh lagi, yaitu berupa tindakan terhadap atau sehubungan dengan stimulus
objek tadi.

Pengetahuan itu sendiri merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang ddidasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.

Namun demikian di dalam kenyataannya, stimulus yang diterima


oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya, seseorang dapat
bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna
stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan seseorang tidak harus
didasari oleh pengetahuan atau sikap.

Penelitian Rogers (c 4) mengungkapkan bahwa sebelum orang


mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:

‘ " #  
Di tahap ini individu mulai berkenalan dengan suatu inovasi, tetapi
belum memperoleh informasi yang cukup mengenai inovasi tersebut. Ia
mulai tahu tentang inovasi yang diperkenalkan kepadanya itu, tetapi
masih belum tergugah atau tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut
tentang inovasi yang baru diperkenalkan.

c0
 ‘   #  
Pada tahap ini individu sudah berkenalan dengan inovasi itu mulai
tergugah atatu tertarik untuk memperoleh informasi lebih banyak. Dia
mulai bertanya kepada orang ± orang yang dianggap mengetahui tentang
inovasi yang baru dikenalnya itu.
 ‘ $  #%  
Disini individu mulai mengadakan penilaian untuk mengetahui apakah
inovasi itusesuai bagi dirinya baik disaat sekarang maupun akan dating.
Pada tahap ini individu perlu dukungan untuk memantapkan keyakinan
bahwa apa yang dilakukannya sudah benar. Untuk ia akan minta
pendapat dari teman±temannya atau orang±orang yang dipercayainya.
! ‘ ^ #% 
Pada tahap ini individu mulai menerapkan inovasi yang baru dikenalnya
itu sebagai suatu percobaan dahulu, untuk mengetahui apakah benar±
benar sesuai baginya atau tidak. Hasil dari percobaan ini menentukan
apakah ia menerima atau menolak inovasi tersebut.
G ‘ % # 
Disini individu sudah mengambil keputusan akan terus menerima dan
menjalankan inovasi tersebut. Oleh karena manusia mempunyai sifat
yang berbeda±beda, serta berubah±ubah sesuai dengan situasi dan
kondisinya masing±masing.

Kemungkinan jalannya proses adopsi tidak persis sama dengan yang sudah
diuraikan. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
a.‘ ^ahap±tahapnya berlangsung tidak urut seperti itu melainkan loncat±
loncat, ada juga tahap±tahap yang tidak dilalui atau hilang.
b.‘ Proses tersebut tidak berakhir pada proses adopsi, karena individu yang
bersangkutan sudah menolak pada tahap±tahap seebelumnya.
c.‘ Dalam kenyataannya proses ini tidak berhenti pada tahap adopsi
melainkan terus berkelanjutan, sesudah individu tersebut menerima

cG
ataupun menolak, dia masih terus mencari±cari informasi untuk
meyakinkan apakah keputusan yang telah diambilnya sudah tepat.

  G  Ê & ^ %   

Menurut A. M Foster (c 3), yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), aspek


budaya yang mempengaruhi status dan perilaku kesehatan, meliputi:

c.‘ ^radisi
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat menghasilkan
pengaruh negative terhadap kesehatan masyarakat, seperti di New
Auinea, yaitu terjadi penyebaran wabah penyakit kuru. Penyakit kuru ini
menyerang susunan saraf otak yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini menyerang wanita dan anak- anak. Hal ini disebabkan
karena adanya tradisi kanibalisme, yaitu tradisi memenggal kepala orang
dan memberikannya kepada wanita dan anak- anak untuk dimakan.

2.‘ Nilai
Nilai berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Nilai tersebut ada
yang menunjang dan adapula yang merugikan kesehatan.Beras putih
dinilai memiliki kandungan dan khasiat yang lebih tinggi daripada beras
merah. Hal ini dikarenakan adanya kepercayaan bahwa warna putih pada
beras berarti suci. Padahal apabila diteliti lebih lanjut, beras merah
memiliki kandungan yang lebih tinggi daripada beras putih. Beras merah
mengandung lebih banyak vitamin Bc daripada beras putih.

3.‘ Sikap fatalism


Beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang
beragama islam memiliki kepercayaan bahwa anak adalah titipan ^uhan
dan sakit atau mati adalah takdir dari ^uhan yang tidak dapat dicegah
atau ditahan. Hal ini menyebabkan kurangnya usaha mencari
pertolongan apabila anak mereka sedang dilanda sakit.


4.‘ Sikap enthocentrism
Sikap enthocentrism merupakan sifat yang menganggap
kebudayaan sendiri jauh lebih baik daripada kebudayaan yang lainnya,
bahkan menganggap kebudayaan sendiri merupakan kebudayaan yang
terbaik. Sehingga tidak mau menerima pendapat atau kebudayaan baru.
^idak mau menerima peradaban baru sehingga pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik tidak dimengerti.

  '   %     

c.‘ Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.

Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat


pengetahuan terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi:

a.‘ Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:


-‘ penyebab penyakit
-‘ gejala atau tanda-tanda peyakit
-‘ bagaimana cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan
-‘ bagaimana cara penularannya
-‘ bagaimana cara pencegahannya.
b.‘ Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup
sehat, meliputi:
-‘ jenis-jenis makanan yang bergizi
-‘ manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya
-‘ pentingnya olahraga bagi kesehatan
-‘ penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok dan narkoba
-‘ pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya.

c
c.‘ Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan meliputi:
-‘ Manfaat air bersih
-‘ Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk
pembuangan kotoran yang sehat dan sampah.
-‘ Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat.
-‘ Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan
2.‘ Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tak langsung.
Secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan
bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
Misalnya: µBagaimana pendapat Anda tentang pelayanan dokter di Rumah
Sakit Cipto?¶ Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya,
µapabila rumah ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan posyandu?¶

Indikator untuk sikap kesehatan yakni:

a.‘ sikap terhadap sakit dan penyakit


Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseoarang terhadap gejala
atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan
penyakit, cara pencegahan penyakit

b.‘ sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat


Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara
memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat.

c.‘ Sikap terhadap kesehatan lingkungan


Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian
terhadap air bersih, pembuagan limbah, polusi.

cD
3.‘ Praktek atau tindakan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam,
hari, atau bulan yang lalu (
 ). Pengukuran juga dapat dilakukan secara
langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Indikator praktek kesehatan meliputi

a.‘ ^indakan (praktek) sehubungan dengan penyakit


tindakan ini mencakup: pencegahan penyakit (mengimunisasikan
anaknya, melakukan pengurasan bak mandi semnggu sekali),
penyembuhan penyakit (minum obat sesuai petunjuk dokter,
melakukan anjuran-anjuran dokter).

b.‘ ^indakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan


^indakan ini mencakup: mengkonsumsi makan dengan gizi seimbang,
melakukan olah raga secara teratur, tidak merokok.

c.‘ ^indakan (praktek) kesehatan lingkungan


Perilaku ini mencakup membuang air besar di jamban (WC),
membuang sampah di tempat sampah, dan menggunakan air bersih
untuk mandi.

c-
Ê Ê(^

 %  

c.‘ Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
2.‘ Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan
minuman, lingkungan, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
3.‘ Domain perilaku kesehatan
a.‘ Ranah Kognitif (å   )
b.‘ Ranah Afektif (   )
c.‘ Ranah Psikomotor (Y{ 
 )
4.‘ Determinan perilaku kesehatan

^erdapat beberapa teori dalam determinan perilaku kesehatan, salah


satunya adalah ^eori Laurence Areen, yang terbagi dalam:

a.‘ Faktor-faktor predisposisi (


   
)
b.‘ Faktor-faktor pendukung (  
)
c.‘ Faktor-faktor pendorong (

 
)
5.‘ Proses Perubahan Perilaku
a.‘ Awareness (tahu)
b.‘ Interest (tertarik)
c.‘ Evaluation (penilaian)
d.‘ ^rials (percobaan)
e.‘ Adoption (menerima)
6.‘ Indikator Pencapaian Perilaku Kesehatan

Perubahan perilaku kesehatan dapat diukur melalui:

a.‘ Latihan yang disengaja (secara sadar)


b.‘ Perubahan sikap yang positif sesuai informasi

¦
 )^ ½^  

Herijuliani, Eliza. 2002. Y  Ã{ . Jakarta: EAC.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Y



 
    { 

à Cetakan ke-2. Jakarta: Bineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2006. Y


Y
 
    { 

à . Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 200. Y


  {      Y
 Ã . Jakarta :
Rineka Cipta.

Suprihatina, dkk.2004.   { 


à . Jakarta.

¦c

S-ar putea să vă placă și