Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prevalensi obesitas telah meningkat secara global baik di negara maju
maupun negara berkembang termasuk indonesia. Badan Kesehatan Dunia
( WHO ) menyatakan bahwa obesitas sudah menjadi masalah epidemi dunia.Di
Indonesia tahun 2002 prevalensi obesitas telah mencapai kisaran 22%-24%
sekitar 48-53 juta penduduk. Sedangkan data kenaikan obesitas untuk Amerika
Serikat mencapai 31% pada tahun 2000 dari 15% pada dua dekade
sebelumnya. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami
berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta
diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar
orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas.
Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah
10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan
berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan
(1)
6,4%.
Obesitas terjadi karena ketidak seimbangan masukan energi dan keluaran
energi dalam jangka waktu yang lama yang dapat dilihat dengan perhitungan
nilai indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas terjadi bila seseorang memiliki nilai
IMT 95% pesentil berdasarkan kurva NCHS-CDC. Faktor risiko penyebab
obesitas diantaranya adalah penurunan aktivitas fisik, penurunan kebugaran
fisik dan negatif imej tubuh di samping faktor lainnya seperti faktor
genetik,konsumsi makanan, pengetahuan gizi, sosial ekonomi. (2)
1
Kecerdasan intelektual (IQ) berkaitan dengan keterampilan
seseorang menghadapi persoalan teknikal dan intelektual,
serta identik dengan faktor kognitif seseorang.(3)
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara obesitas dan IQ (Intelligence Quitient)
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
tentang hubungan obesitas terhadap IQ seseorang sehingga dapat dilakukan
pencegahan dan penanganan tepat dan akurat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas
Salah satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur kategori berat
badan seseorang adalah Indeks Massa Tubuh atau yang singkat dengan IMT.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk
mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: (3)
IMT = -------------------------------------------------------
3
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Keterangan :
- Preobesitas 23-24,5
- Obesitas 1 25-29,9
- Obesitas 2 > 30
4
didapat secara benar, khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah
tentang pencatatan kelahiran anak. (4)
Penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan para ahli gizi.
Ambang batas dapat disajikan ke dalam tiga cara yaitu persen terhadap median,
persentil dan standar deviasi unit. Penelitian ini menggunakan Weight Height
Z-Score sebagai alat ukur status gizi. Standar deviasi unit disebut juga Z-score.
Penggunaan nilai standar deviasi direkomendasikan oleh Waterlow untuk
mengevaluasi data antropometri. Metode ini mengukur deviasi pengukuran
antropometri dari referensi median standar deviasi. (4)
Rumus standar deviasi berdasarkan antropometri BB/TB (WHZ) yaitu
sebagai berikut :
BBsubyek − NilaiMedia nBakuRujuk anBB / TB
Z − score =
NilaiSimpa ngBakuRuju kan
Di bawah ini merupakan klasifikasi status gizi pada anak dan balita
menurut Kepmenkes Nomor 920/Menkes/2002.
Indeks Status Gizi Ambang batas
BB/U Gizi Lebih >+2 SD
Gizi Baik >-2 SD sampai +2 SD
Gizi Kurang <-2 SD sampai - ≥-3 SD
Gizi Buruk < -3 SD
TB/U Normal ≥ 2 SD
Pendek < -2 SD
BB/TB Gemuk > + 2SD
Normal ≥ - 2 SD sampai + 2 SD
Kurus (wasted) < - 2 SD sampai ≥ -3 SD
Kurus sekali < -3 SD
5
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.
6
d. Serangan jantung (infark miokardium)
Semua orang gemuk cenderung memiliki risiko penyakit jantung, orang
dengan obesitas sentral lebih-lebih lagi.
e. Kanker
Temuan terbaru, dalam jurnal Clinical Cancer Research, Para peneliti
mengatakan jika hasil penelitian menunjukan orang yang dirawat karena
kanker usus besar harus menjaga indeks massa tubuhnya (BMI) dibawah
30. Kelebihan lemak tubuh dapat mempengaruhi agresivitas kanker usus
besar. Selain kanker usus besar, kejadian kanker prostat juga meningkat
pada laki-laki dengan obesitas. Sedangkan kanker endometrium, uterus,
dan serviks meingkat pada wanita obes.
f. Penurunan kemampuan kognitif
Menurut studi terbaru orang dengan obesitas memiliki jaringan otak 8
persen lebih sedikit dibandingkan dengan yang berat badannya normal.
Mereka yang kelebihan berat badan memiliki jaringan otak 4 persen lebih
sedikit daripada orang dengan berat badan normal.
g. Osteoartritis
Kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Bagaimanapun,
keterbatasan kemampuan berolahraga pada pasien OA sedikit banyak
mengambil peranan terhadap timbulnya kelebihan berat badan
h. Tidur apneu
Kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah. (2)
B. IQ (Intelligence Quotient)
7
Kecerdasan ini ditemukan pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern.
Digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada masanya saat itu, dan
ternyata masih juga di Indonesia saat ini. Bahkan untuk masuk ke militer pada
saat itu, IQ lah yang menentukan tingkat keberhasilan dalam penerimaan
masuk ke militer. Kecerdasan ini terletak di otak bagian Cortex (kulit otak).
Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan
untuk berhitung, bernalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta
inovasi. (6)
Gambar 2.1
Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang
biasa disebut sebagai tes IQ. Skor tes IQ sering dilihat sebagai
ukuran kecerdasan seorang anak. Tes IQ adalah alat ukur
kecerdasan yang hasilnya berupa skor. Tetapi skor tersebut
hanya memberi sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan secara
keseluruhan. Tes IQ yang sering dipakai di Indonesia adalah
tes Binet dan Wecshler. (7)
8
Skor IQ Kategori
> 140 Jenius
120-140 Very superior intelligence
110 -119 Superior intelligence
90-109 Normal or average intelligence
80-89 Dullness
70-79 Borderline deficiency
< 70 Definite feeble-mindedness
9
Gambar 2.2
10
3) Area prefrontal merupakan area perencanaan pola-pola yang kompleks
dan berurutan dari gerakan motorik, melakukan proses berpikir yang
lama
b. Lobus Temporal
Lobus ini terkait dengan gerakan, orientasi, pengenalan, persepsi
rangsangan. Terdiri dari beberapa area :
1) Korteks auditori terletak di permukaan gyrus temporal superior.
Hemisfer dominan penting untuk pendengaran bahasa, sedangkan yang
non dominan untuk mendengar nada, ritme, dan musik
2) Area Wernickne
Terletak di belakang korteks auditorik primer pada bagian posterior dari
girus temporalis merupakan pusat pemahaman bahasa. Regio yang
paling penting di seluruh otak untuk fungsi intelektual yang lebih
tinggi, karena hampir semua fungsi intelektual didasarkan pada bahasa.
3) Area Limbik
Area ini ditemukan di belahan anterior lobus temporalis yang
berhubungan dengan tingkah laku, emosi, dan motivasi
c. Lobus Parietal
Terkait dengan proses visual
1) Gyrus postcentral
Korteks somatosensorik yang menerima jaras afferen dari posisi, raba
dan gerakan pasif
2) Gyrus angularis
Merupakan bagian lobus parietalis posterior yang paling anteroinferior,
terletak tepat di belakang area Wernickne. Apabila area ini rusak, maka
penderita masih dapat menginterpretasikan pengalaman auditorik
seperti biasanya, namun rangsanga visual yang berjalan dari korteks
visual ke area Wernickne terambat.
3) Area terhadap Keserasian Tubuh secara Spasial
Area yang dimulaidi bagian posterior dari korteks parietalis dan meluas
ke korteks oksipitalis superior.
11
d. Lobus Occipitalis
Terkait dengan persepsi dan pengakuan dari stimuli pendengaran, memori,
dan pidato.
1) Area untuk mengenali wajah
Terletak di bawah medial dari lobus occipitalis dan sepanjang
permukaan medioventral lobus temporalis. (9, 10)
Hemisfer kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada 94 %
orang dewasa kinan dan lebih dari 75 % pada orang dewasa kidal. Selama
bertahun-tahun telah dipikirkan bahwa korteks prefrontal adalah lokus bagi
fungsi intelektual yang lebih tinggi pada manusia. Kerusakan pada area
pemahaman bahasa pada lombus temporalis bagian posterior superior (area
Wernickne) dan regio girus angularis yang berdekatan pada hemisfer dominan
menyebabkan pengaruh yang jelas jauh lebih berbahaya untuk intelektual
daripada kerusakan prefrontal.
Dalam penelitian dimana pasien yang area prefrontalnya tidak
berfungsi, yaitu sebagai berikut :
1. pasien kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah yang
kompleks
2. tidak mampu merangkai suatu aksi secara bersama-sama guna
mencapai tujuan yang spesifik
3. tidak mampu untuk belajar melakukan beberapa aksi secara paralel
pada waktu bersamaan
4. tingkat keagresivan menurun, kadang-kadang sangat jelas dan
penurunan ambisi
5. respon sosial seringkali tidak sesuai untuk peristiwa
6. pasien masih dapat berbicara dan memahami bahasa, tapi mereka
tidak mampu untuk berpikir lama.
7. Pasien juga masih dapat membentuk sebagian besar pola umum
fungsi motorik yang telah mereka lakukan sepanjang hidupnya, tetapi
seringkali tanpa tujuan.
Fungsi lain dari area prefrontal yang telah dinyatakan oleh ahli
fisiologi dan ahli neurologi adalah perluasan pikiran. Area prefrontal terbagi
12
menjadi beberapa segmen terpisah yaitu (1) memperkirakan masa depan, (2)
membuat rencana untuk masa depan, (3) menyelesaikan masalah matematik,
hukum, atau filsafat yang kompleks, (4) menghubungkan semua jalur
informasi dalam mendiagnosis penyakit yang jarang, dan (5) mengendalikan
aktivitas kita dalam kaitannya dengan hukum moral. (11)
Sebuah studi lima-tahun lebih dari 2.200 orang dewasa mengklaim telah
menemukan hubungan antara obesitas dan penurunan fungsi kognitif
seseorang. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan indeks massa tubuh -
suatu ukuran lemak tubuh - dari 20 atau kurang bisa mengingat 56 persen kata
dalam tes kosa kata, tetapi mereka yang mengalami obesitas, dengan BMI 30
atau lebih tinggi, bisa mengingat hanya 44 persen. Subyek gemuk juga
menunjukkan tingkat yang lebih tinggi penurunan kognitif ketika mereka diuji
ulang lima tahun kemudian: ingat mereka turun menjadi 37,5 persen, tetapi
(12)
mereka dengan berat badan yang sehat mempertahankan tingkat recall.
13
ganglia (untuk pergerakkan). Penciutan permukan otak (korteks) yang terjadi di
bagian temporal (pelipis) dan frontalis (depan) berfungsi sebagai pusat daya
ingat. Perubahan struktur anatomi otak itu akan diikuti gangguan fungsi faal
otak terutama daya ingat. (12,13)
Dalam riset yang dilakukannya, Gale dan tim peneliti mengumpulkan data
dari 8200 pria dan wanita berusia 30 tahun, yang IQ-nya pernah dites saat
mereka berusia 10 tahun. Hasilnya yaitu anak dengan IQ tinggi banyak yang
menjadi vegetarian saat mereka berusia 30 tahun. Sekitar 4,5 persen responden
adalah vegetarian, 2,5 persen seorang vegan (menolak makan daging atau
memakai produk yang menggunakan tes terhadap binatang), dan 33,6 persen
menyatakan mereka vegetarian tetapi juga makan ikan dan daging ayam.
Seperti kita ketahui, seorang vegetarian kadar kalesterolnya rendah serta jarang
menderita obesitas dan penyakit jantung. Studi lain juga menyebutkan bahwa
anak berotak cerdas biasanya memiliki gaya hidup sehat : tidak merokok, tidak
kegemukan, tekanan darahnya normal, dan rajin berolahraga. (14)
14
d. Langkah 4: bariatrik pembedahan (untuk pasien obesitas yang telah
gagal terapi medis) . (15)
Obesitas
DM tipe 2
Hiperglikemi
15
Advanced glycation end product (AGEs) secara eksperimental terbukti
berpengaruh
terhadap kerusakan vaskular dan fungsi endotel, kerusakan
protein, DNA dan mitokondria, serta meningkatkan radikal bebas
dan inflamasi
toksisitas saraf
16
pertumbuhan), dan produk-produk dari COX-2 berperan dalam proses
inflamasi termasuk arterogenesis.
Jalur lipooksigenasi (LO) terbagi dalam 4 kelompok yaitu LO5, LO8,
LO12, dan LO15, yang dibedakan berdasar kemampuannya dalam proses
memasukkan molekul oksigen pada rantai karbon ke dalam asam arakhidonat.
Kelompok LO5 dan O8 tidak berperan dalam diabetes. Untuk LO12 dan LO15
dapat membentuk 12/15 HETEs dari AA, produk tersebut akan tampak pada
beberapa jaringan pembuluh darah dan sel, termasuk sel otot polos pembuluh
darah (vascular smooth muscle cells /VSMC), endotel dan monosit.
Jalur mediator inflamasi lipid pada sistem saraf pusat hampir sama
dengan jalur asam arakhidonat, hanya pada sistem saraf pusat, fungsi
neurotropik (fisiologis) dari jalur tersebut dapat berubah menjadi neurotoksik
(patologis). Komponen penting pada metabolisme lipid pada otak adalah AA
dan DHA (docosahexaenoic acid/asam dokosaheksaenoik), yang akan
dimetabolisme menjadi eikosanoid, dokosanoid, lisofosfolipid, reative oxygen
species (ROS), 4-HNE (4hidroksinonenal/ oksidasi dari AA), dan 4-HHE (4-
hidroksiheksenal/oksidasi dari DHA). Komponen tersebut akan memberikan
efek neurotropik bila terdapat dalam kadar rendah, tetapi bila komponen jalur
tersebut terpicu untuk termobilisasi kadarnya akan meningkat dan memberikan
efek neurotoksik. Asam dokosaheksaenoik dihidrolisis oleh plasmalogen
selektif fosfolipase A2.
Efek neurotoksik AA akibat hiperstimulasi adalah kerusakan pada
struktur sel dan fungsi saraf. Asam arakhidonat mengakibatkan asidosis
intraseluler dan tidak terkendalinya oksidasi fosforilasi, sehingga terjadi
disfungsi mitokondria. Siklooksigenase dan lipooksigenase yang mengubah
AA menjadi protaglandin, leukotrin, dan tromboksan. Komponen eikosanoid
tersebut apabila terstimulasi akibat kondisi patologis berefek pada gangguan
aliran pembuluh darah otak dan mempengaruhi trombosit dan leukosit,
sehingga aliran mikrosirkulasi akan terganggu dan sistem saraf pusat akan
terganggu.
Lisofosfolipid yang merupakan hasil oksidasi fosfolipid selain AA,
yang dapat teralkilasi oleh koenzim A menjadi fosfolipid kembali, pada kondisi
17
patologis seperti iskemik, epilepsi, dan overstimulasi fosfolipase akan
mengakibatkan akumulasi lisofosfolipid dan asam lemak bebas. Lisofosfolipid
dapat memproduksi faktor aktivasi platelet, sebagai mediator proinflamasi
yang poten. Pada sel endotel lisofosfolipid dapat memodulasi sinyal kalsium,
dan fosforilasi nitrit oksid dan sitosolik fosfolipase 2. Sehingga bila terjadi
akumulasi lisofosfolipid yang berlebih akan berakibat demielinisasi dan
kerusakan sel saraf.
4-hidroksinonenal (4-HNE/oksidasi dari AA), pada kadar rendah
berefek menyampaikan sinyal hingga ke sel basal, stimulasi fosfolipase c,
adenil siklase, dan menurunkan aktivitas ornitin dekarboksilase, bila
terstimulasi berlebihan mengakibatkan efek neurotoksik berupa efek
deteriorisasi sel, menghambat sintesis DNA dan RNA, mengganggu
homeostasis kalsium, dan menghambat respirasi mitokondria, 4-HNE juga
meningkatkan permeabilitas sawar darah otak selama eksitoksisitas,
menurunkan fungsi mitokondria dengan mengganggu transport gula, dan
berperan dalam memicu stres oksidatif dan proses apoptosis sel saraf
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
2. Guyton, A.C & John E.H. 1997. Keseimbnagan Diet : Obesitas dan
Kelaparan dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
4. Supariasa, I. D. N., Bachyar B., Ibnu F. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC,
Jakarta. 8 hal.
7. Dunbar RI, S Shultz. 2007. Evolusi dalam otak sosial 1344-1347. "Ilmu"
317 (5843).: DOI : 10.1126/science.1145463 . PMID 17823343 .
11. Guyton, A.C & John E.H. 1997. Fungsi Intelektual Otak, dan
Proses Belajar,dan Mengingat dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC,
Jakarta.
12. T Chandola, Deary IJ, D Blane dan Batty GD. 2006. Anak IQ
dalam kaitannya untuk mendapatkan obesitas dan berat dalam kehidupan
orang dewasa: Anak Pembangunan Nasional (1958) StudyChildhood IQ dan
20
obesitas dewasa dalam Jurnal of Obesity. Diakses
http://www.nature.com/ijo/journal/v30/n9/full/0803279a.html. hal 1422-1432
21