Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
Tabel 2.1 Informasi Penting Tentang Kunjungan Antenatal
Kunjungan Waktu Informasi Penting
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
• Mendeteksi masalah dan menanganinya
• Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
• Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
• Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga Antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, dtambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga Setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
2.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)
2.2.2 Tujuan
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang
sehat.
PUSTAKA
Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Penelitian
Bidan, Jakarta : EGC.
Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologis, Jakarta : EGC
Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
Kebijaksaan Program
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
1 kali pada trimester I
1 kali pada trimester II
2 kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Kunjungan ANC yang ideal adalah :
- setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
- setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.
Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.
www.lenterabiru.com,2010.antenatalcare,htm
Jadwal kunjungan ANC
KUNJUNGAN ULANG
Karena dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap pada
kunjungan antenatal pertama, maka pada kunjungan ulang difokuskan
pada:
Setiap kunjungan ulang mencakup peninjauan kembali bagan, riwayat dan pemeriksaan
fisik yang disesuaikan dengan evaluasi dan kesejahteraan ibu dan bayi, pemeriksaan
spekulum dan atau panggul bila ada indikasi, tes laboratorium bila ada indikasi serta
penjelasan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan wanita dan usia kehamilannya.
Segera setelah wanita hamil tersebut melakukan kunjungan ulang, bidan harus meninjau
kembali format untuk informasi sebagai berikut:
1. Nama
2. Usia
3. Paritas
a. Riwayat Obstetrik
c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Kehamilan sekarang
efektivitas pengobatan.
6. Kecemasan atau keinginan tertentu , rencana yang dibuat, instruksi yang diberikan.
7. Obat-obatan khusus, pengobatan dan persyaratan diet yng saat ini harus dipenuhi oleh
wanita tersebut.
a. Normalitas hasil-hasil
Riwayat kunjungan ulang dirancang untk mendeteksi gejala – gejala atau indikasi
subyektif dari komplikasi atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh wanita
tersebut sejak kunjungan terakhirnya. Wanita tersebut ditanyakan tentang hlal – hal
berikut :
1. Kecemasan, keluhan, pertanyaan – pertanyaan atau masalah – masalah yang
dialami.
2. Sakit kepala.
3. Gangguan penglihatan.
4. Pusing.
5. Mual/muntah-muntah.
6. Gerakan janin, jika memungkinkan.
7. Nyeri perut/kontraksi.
8. Disuria.
9. Keluarnya cairan vagina.
10. Perdarahan vagina.
11. Konstipasi/Haemorrhoid.
12. Edema (pergelangan kaki, wajah, tangan)
13. Paparan terhadap penyakit infeksi.
14. Penggunaan obat selain yang dianjurkan (misalnya aspirin).
15. Perubahan – perubahan hubungan, misalnya peningkatan atau adanya perlakuan
buruk.
16. Perawatan medis sejak kunjungan terakhir (misalnya, dokter, ruang gawat
darurat);untuk apa, diagnosis, pengobatan, perawatan lanjutan.
Pada setiap kunjungan ulang antepartum pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk
mendeteksi tanda – tanda komplikasi dan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin :
1. Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah biasanya yang diperoleh pada
waktu kunjungan awal.
2. Berat ( bandingkan dengan berat sebelum hamil, catatlah jumlah kilogram selama
beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catatlah pola peningkatan berat
badan ).
3. Pemeriksaan perut untuk :
a. Letak, presentasi, posisi jika usia kehamilan 32 minggu atau lebih.
b. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ( bandingkan dengan pengukuran TFU
pada kunjungan terdahulu, catatlah pola pertumbuhan uterus )
c. Denyut Jantung Janin ( catatlah laju dan lokasi )
4. Pemeriksaan ekstremitas atas untuk edema jari tangan (catatlah jika ada cincin
yang ketat).
5. Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk :
Setelah pemeriksaan awal, bidan melakukan beberapa atau seluruh komponen berikut ini
dari pemeriksaan panggul, sebagaimana diindikasikan :
1. Jika wanita tersebut mengeluh tentang keluarnya cairan vagina, periksalah tanda –
tanda visual dari infeksi vagina dan ambil bahan untuk pemeriksaan diagnostik.
2. Ketuban pecah dini.
3. Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu
dievaluasi kembali atau jika tidak mungkin untuk memperoleh informasi ini pada
waktu pemeriksaan awal.
4. Lakukan pemeriksaan vagina jika wanita tersebut memiliki tanda – tanda /gejala
persalinan kurang bulan untuk menilai :
a. Penipisan portio
b. Pembukaan
c. Status ketuban
d. Masuknya kepala janin
Tes laboratorium dan penelitian penunjang juga perlu dilakukan pada kunjungan ulang.
Test urine untuk mengetahui protein urine dan glukosa dalam urine perlu dilakukan pada
kunjungan ulang. Begitu juga dengan pemeriksaan Hemoglobin ( Hb ).
Pengumpulan database melalui riwayat, pemeriksaan fisik dan panggul dan tes – tes
laboratorium merupakan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah –
langkah lainnya dari penatalaksanaan tergantung pada database ( langkah 2 ) dan
interpretasinya. Interpretasi database mencakup :
1. Menentukan normalitas.
2. Membedakan antara ketidaknyamanan-ketidaknyamanan umum dari kehamilan
dengan kemungkinan komplikasi.
3. Mengidentifikasi tanda – tanda dan gejala – gejala kemungkinan penyimpangan
dari yang normal atau komplikasi.
4. Mengidentifikasi hal – hal yang mungkin menjadi kebutuhan belajar.
1. Tes – tes laboratorium atau penelitian untuk memastikan atau membedakan antara
kemungkinan – kemungkinan komplikasi.
2. Konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
3. Reevaluasi diet dan intervensi.
4. Pengajaran dan konseling untuk memenuhi kebutuhan belajar.
5. Pengobatab untuk ketidaknyamanan.
6. Obat atau tindakan lain untuk pengobatan komplikasi – komplikasi kecil
( misalnya vaginitis, infeksi saluran urine ).
7. Jadwal kunjungan ulang berikutnya.
Pemeriksaan selama hamil pada intinya bertujuan untuk menekan angka kematian ibu
melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi, serta mendeteksi dini seandainya
terdapat gangguan, agar bisa segera diatasi. Antenatal care penting dilakukan mengingat
perkembangan penyakit seringkali berjalan cepat. Selain itu, kesehatan ibu hamil dapat
dipantau, misalnya kondisi jantung, tekanan darah, dan sebagainya.
Antenatal Care
Pengertian Antenatal Care /Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
5. Meneropong kelainan
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocenesis, yakni
mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya
bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bayi mendapat pertolongan yang
tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah.
Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:
• Kadar hemoglobin (Hb) rendah
• Diabetes gestasional
• Pre-eklampsia/ eklampsia
bagian dari masyarakat, berada ditengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan
yang dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat dari pada dokter, perawat, bidan dan sebagainya yang
masih asing bagi mereka seperti juga pengobatan yang dilakukan, obat-obatnya pun merupakan
kebudayaan mereka. Dalam hal ini peran petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat
pengetahuan ibu hamil sangatlah diharapkan. Karena pada umumnya pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin baik pula tingkat pengetahuannya Nursalam, 2001:163. dan menurut Notoatmodjo, 1996:130
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Umur responden yang paling banyak berada pada rentang usia 20-30 tahun sebesar 60% dan tingkat
pendidikan menengah keatas lebih besar yaitu 56.67% sedangkan jumlah responden yang tidak
bekerja lebih besar yaitu 80% serta status kehamilan (Paritas}≤ 2 adalah sebesar 66.67%.
2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care yang baik dan yang
kurang baik adalah sama besar.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Untuk Puskesmas Tipo diharapkan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil terutama di daerah terpencil
2. Bagi petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Tipo agar meningkatkan kegiatan penyuluhan yang