Sunteți pe pagina 1din 19

askeb-ANC/PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Posted on April 4, 2009 by ayurai

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keteraturan ANC


2.1.1 Keteraturan
Keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali
atau lebih, keadaan atau hal teratur (Hoetomo, 2005).
Dalam hal ini bagaimana ibu hamil memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan
kehamilan.
2.1.2 Keteraturan ANC
Keteraturan ANC adalah kedisiplinan / kepatuhan ibu hamil untuk melakukan
pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak.
Kunjungan antenatal untuk pemanfaatan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
2.1.2.1 Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu)
2.1.2.2 Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28)
2.1.2.3 Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36)
(Saifuddin, AB, 2002)

Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
Tabel 2.1 Informasi Penting Tentang Kunjungan Antenatal
Kunjungan Waktu Informasi Penting

Trimester pertama Sebelum minggu ke 14 •

Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
• Mendeteksi masalah dan menanganinya
• Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
• Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
• Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya
Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga Antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, dtambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga Setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
2.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)

2.2.1 Batasan Antenatal Care (ANC)


2.2.1.1 Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 1998).
2.2.1.2 Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada stiap kunjungan antenatal (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
2.2.1.3 Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga
mental (Prawiroharjo, 1999).
2.2.1.4 Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil
dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi selain
pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).
2.2.1.5 Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi
bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).

2.2.2 Tujuan
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
Menurut Rustam Muchtar (1998) adalah :
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang
sehat.

Tujuan khusus adalah


1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan,persalinan,dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil
sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal,
tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan
untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

2.2.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai
berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan,dan kehamilan
trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat
minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali,
kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat
sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan.
sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono,
1999).

PUSTAKA
Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Penelitian
Bidan, Jakarta : EGC.
Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologis, Jakarta : EGC

Bobak, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC.


Cunningham, F. Gary, 2005, Obstetri Williams, Jakarta : EGC.

Ayurai.wordpress.com, 2009.askeb anc pemeriksaan kehamilan


Definisi
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.

Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.

Kebijaksaan Program
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
1 kali pada trimester I
1 kali pada trimester II
2 kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Kunjungan ANC yang ideal adalah :
- setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
- setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.
Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.

Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”


1. Timbang berat badan
2. Tekanan Darah
3. Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4. TT lengkap (imunisasi)
5. Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan
Konsep Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan khusus obstetri
- Pemeriksaan penunjang
3. Diagnosis / kesimpulan
4. Diagnosis banding
5. Prognosis

www.lenterabiru.com,2010.antenatalcare,htm
Jadwal kunjungan ANC

KUNJUNGAN ULANG

Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan


setelah kunjungan antenatal pertama. Ingat, wanita hamil sebaiknya
melakukan minimal 4 kali kunjungan antenatal selama kehamilan.
Pada Trimester I sebanyak 1 kali kunjungan, pada Trimester II
sebanyak 1 kali kunjungan dan Trimester III sebanyak 2 kali
kunjungan.

Karena dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah lengkap pada
kunjungan antenatal pertama, maka pada kunjungan ulang difokuskan
pada:

a. Pendeteksian komplikasi kehamilan (Early Detection)

b. Mempersiapkan kelahiran (Birth Preparadness)

c. Kesiapan menghadapi kegawatdaruratan (Complication Readiness)

Jadwal Kunjungan Ulang dan tujuannya :

1. Kunjungan ulang I (16 minggu) dilakukan untuk :


a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan Kunjungan III (32 minggu)
dilakukan untuk :

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan


pengobatannya
b. Apenapisan pre eklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi
dan saluran kemih
c. Mengulang rencana persalinan

3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) dilakukan untuk :


a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b. Mengenali kelainan letak dan presentasi
c. Memantapkan rencana persalinan
d. Mengenali tanda – tanda persalinan

Setiap kunjungan ulang mencakup peninjauan kembali bagan, riwayat dan pemeriksaan
fisik yang disesuaikan dengan evaluasi dan kesejahteraan ibu dan bayi, pemeriksaan
spekulum dan atau panggul bila ada indikasi, tes laboratorium bila ada indikasi serta
penjelasan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan wanita dan usia kehamilannya.

Segera setelah wanita hamil tersebut melakukan kunjungan ulang, bidan harus meninjau
kembali format untuk informasi sebagai berikut:

1. Nama

2. Usia

3. Paritas

4. Usia kehamilan dengan tanggal

5. Temuan bermakna dari :

a. Riwayat Obstetrik

b. Riwayat Medis lampau

c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Kehamilan sekarang

e. Pemeriksaan Fisik awal

f. Pemeriksaan Panggul awal

6. Masalah yang telah diidentifikasi, pengobatan dan evaluasi

efektivitas pengobatan.

6. Kecemasan atau keinginan tertentu , rencana yang dibuat, instruksi yang diberikan.

7. Obat-obatan khusus, pengobatan dan persyaratan diet yng saat ini harus dipenuhi oleh
wanita tersebut.

8. Laporan – laporan laboratorium :

a. Normalitas hasil-hasil

b. Perlu untuk mengulangi tes-tes laboratorium

c. Perlu untuk penyelidikan lebih lanjut dan tes – tes laboratorium

Peninjauan format komprehensif ini berfungsi untuk :

1. Mengenalkan bidan kembali dengan temuan-temuan, masalah-masalah,


kecemasan, serta aspek – aspek unik yang berkaitan dengan wanita tersebut.
2. Mengevaluasi keseluruhan database.
3. Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan terdahulu.

Riwayat kunjungan ulang dirancang untk mendeteksi gejala – gejala atau indikasi
subyektif dari komplikasi atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami oleh wanita
tersebut sejak kunjungan terakhirnya. Wanita tersebut ditanyakan tentang hlal – hal
berikut :
1. Kecemasan, keluhan, pertanyaan – pertanyaan atau masalah – masalah yang
dialami.
2. Sakit kepala.
3. Gangguan penglihatan.
4. Pusing.
5. Mual/muntah-muntah.
6. Gerakan janin, jika memungkinkan.
7. Nyeri perut/kontraksi.
8. Disuria.
9. Keluarnya cairan vagina.
10. Perdarahan vagina.
11. Konstipasi/Haemorrhoid.
12. Edema (pergelangan kaki, wajah, tangan)
13. Paparan terhadap penyakit infeksi.
14. Penggunaan obat selain yang dianjurkan (misalnya aspirin).
15. Perubahan – perubahan hubungan, misalnya peningkatan atau adanya perlakuan
buruk.
16. Perawatan medis sejak kunjungan terakhir (misalnya, dokter, ruang gawat
darurat);untuk apa, diagnosis, pengobatan, perawatan lanjutan.

Pada setiap kunjungan ulang antepartum pemeriksaan fisik ini dilakukan untuk
mendeteksi tanda – tanda komplikasi dan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin :

1. Tekanan darah (bandingkan dengan tekanan darah biasanya yang diperoleh pada
waktu kunjungan awal.
2. Berat ( bandingkan dengan berat sebelum hamil, catatlah jumlah kilogram selama
beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catatlah pola peningkatan berat
badan ).
3. Pemeriksaan perut untuk :
a. Letak, presentasi, posisi jika usia kehamilan 32 minggu atau lebih.
b. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ( bandingkan dengan pengukuran TFU
pada kunjungan terdahulu, catatlah pola pertumbuhan uterus )
c. Denyut Jantung Janin ( catatlah laju dan lokasi )
4. Pemeriksaan ekstremitas atas untuk edema jari tangan (catatlah jika ada cincin
yang ketat).
5. Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk :

a. Edema pergelangan kaki dan pretibial.


b. Refleks tendon.
c. Tanda Homan dan Varicositis, bila diindikasikan.

Setelah pemeriksaan awal, bidan melakukan beberapa atau seluruh komponen berikut ini
dari pemeriksaan panggul, sebagaimana diindikasikan :

1. Jika wanita tersebut mengeluh tentang keluarnya cairan vagina, periksalah tanda –
tanda visual dari infeksi vagina dan ambil bahan untuk pemeriksaan diagnostik.
2. Ketuban pecah dini.
3. Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu
dievaluasi kembali atau jika tidak mungkin untuk memperoleh informasi ini pada
waktu pemeriksaan awal.
4. Lakukan pemeriksaan vagina jika wanita tersebut memiliki tanda – tanda /gejala
persalinan kurang bulan untuk menilai :
a. Penipisan portio
b. Pembukaan
c. Status ketuban
d. Masuknya kepala janin

Tes laboratorium dan penelitian penunjang juga perlu dilakukan pada kunjungan ulang.
Test urine untuk mengetahui protein urine dan glukosa dalam urine perlu dilakukan pada
kunjungan ulang. Begitu juga dengan pemeriksaan Hemoglobin ( Hb ).

Pengumpulan database melalui riwayat, pemeriksaan fisik dan panggul dan tes – tes
laboratorium merupakan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah –
langkah lainnya dari penatalaksanaan tergantung pada database ( langkah 2 ) dan
interpretasinya. Interpretasi database mencakup :
1. Menentukan normalitas.
2. Membedakan antara ketidaknyamanan-ketidaknyamanan umum dari kehamilan
dengan kemungkinan komplikasi.
3. Mengidentifikasi tanda – tanda dan gejala – gejala kemungkinan penyimpangan
dari yang normal atau komplikasi.
4. Mengidentifikasi hal – hal yang mungkin menjadi kebutuhan belajar.

Antisipasi kemungkinan masalah-masalah yang terkait (langkah 3 ) merupakan hal


penting dalam pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh. Eavaluasi kebutuhan
akan intervensi segera dari bidan atau dokter dan/atau untuk konsultasi atau
penetalaksanaan kerjasama dengan para anggota tim perawatan kesehatan (langkah 4)
menjadi mutlak hanya bila terdapat penyimpangan dari normal dengan atau tanpa situasi
gawat darurat.

Perencanaan rencana perawatan menyeluruh mencakup komponen – komponen berikut :

1. Tes – tes laboratorium atau penelitian untuk memastikan atau membedakan antara
kemungkinan – kemungkinan komplikasi.
2. Konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
3. Reevaluasi diet dan intervensi.
4. Pengajaran dan konseling untuk memenuhi kebutuhan belajar.
5. Pengobatab untuk ketidaknyamanan.
6. Obat atau tindakan lain untuk pengobatan komplikasi – komplikasi kecil
( misalnya vaginitis, infeksi saluran urine ).
7. Jadwal kunjungan ulang berikutnya.

Fitrinaylacahaya.blogspot.com,,2009,,jadwal kunjungan anc


Pentingnya Antenatal Care ( ANC )
Kehamilan merupakan sebuah anugerah bagi pasangan suami istri. Bayangkan, seorang
bayi mungil akan menyemarakkan hari-hari Anda.
Ketika hasil tes kehamilan menunjukkan tanda positif, sebuah babak baru tengah dimulai.
Sebagai calon ibu, Anda memiliki tanggung-jawab menjaga kehamilan dengan baik. Tapi
bukan berarti Anda harus bersikap berlebihan, karenanya siapkan diri dengan banyak
meraup pengetahuan seputar kehamilan - bisa lewat buku atau sharing dengan teman.

Kapan Siap Hamil?


Idealnya, pasangan suami istri disarankan melakukan cek kesehatan sebelum kehamilan.
Artinya, kehamilan memang diinginkan serta direncanakan. Tujuannya, agar bayi yang
dilahirkan kelak berasal dari orangtua yang sehat dan siap memiliki anak. Oleh
karenanya, ketika hasil tes kehamilan positif sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau
bidan.

Pemeriksaan selama hamil pada intinya bertujuan untuk menekan angka kematian ibu
melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi, serta mendeteksi dini seandainya
terdapat gangguan, agar bisa segera diatasi. Antenatal care penting dilakukan mengingat
perkembangan penyakit seringkali berjalan cepat. Selain itu, kesehatan ibu hamil dapat
dipantau, misalnya kondisi jantung, tekanan darah, dan sebagainya.

Antenatal Care
Pengertian Antenatal Care /Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

Sumber: dari sini

Tujuan Antenatal Care


• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil.
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya.
• Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
Kunjungan Ante Natal Care ( ANC )
1. Kunjungan antenatal care ( ANC ) sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan,
yaitu :
• 1 kali pada trimester pertama, yaitu :
1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga suatu mata rantai
penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan.
2. Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam jiwa.
3. Mencegah masalah, seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5. Mendorong prilaku yang sehat ( nutrisi, latihan, dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya ).

• 1 kali pada trimester kedua ( sebelum minggu ke 28 ),yaitu


1. Sama seperti kunjungan pada trimester pertama.
2. Perlu kewaspadaan khusus mengenai pre eklampsia, pantauan tekanan darah, periksa
protein urine dan gejala yang lainnya.

• 2 kali pada trimester ketiga, yaitu :


1. Sama seperti kunjungan sebelumnya.
2. Perlu adanya palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda.
3. Deteksi kelainan letak atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di Rumah Sakit.

2. Asuhan Standar minimal 7T, yaitu


1) Timbang berat badan,
2) Mengukur Tekanan darah,
3) Ukur Tinggi fundus uteri (TFU),
a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).
d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk badan.
4) Pemberian imunisasi TT lengkap,
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.
5) Pemberian Tablet fe,
1. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
2. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
3. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
4. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6) Tes terhadap penyakit menular seksual, dan
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

Sumber: dari sini


KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
1. Tujuan
- menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
- menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
- menentukan status kesehatan ibu dan janin
- menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko
kehamilan
- menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya
2. Anamnesis
• Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan.
Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja,
apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang
tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko
tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban
pecah dini, persalinan preterm, abortus.
• Keluhan utama sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
• Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang Ada/tidaknya gejala dan tanda
kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya
berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk
siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya
atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap
penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
• Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
3. Pemeriksaan Fisis Status generalis / pemeriksaan umum Penilaian keadaan umum,
kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan),
tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi BAB V

Sumber: dari sini

Tujuh Manfaat Antenatal Care


1. Memastikan kehamilan
Melalui alat konvensional atau yang modern seperti ultrasonografi (USG), bidan atau
dokter akan memastikan kehamilan Anda.

2. Apakah kehamilan berada di rahim?


Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi sesuatu
dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.

3. Mengetahui usia kehamilan


Penting diketahui untuk memperkirakan kapan perkiraan melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin
Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan mental intelektual selanjutnya.

5. Meneropong kelainan
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocenesis, yakni
mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya
bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bayi mendapat pertolongan yang
tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah.
Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:
• Kadar hemoglobin (Hb) rendah
• Diabetes gestasional
• Pre-eklampsia/ eklampsia

Sumber: dari sini

Tanda bahaya pada kehamilan :


• Perdarahan vaginal
• Bengkak muka atau jari
• Nyeri kepala berat atau lama
• Penglihatan kabur
• Muntah terus2 an
• Demam
• Nyeri waktu kencing
• Keluar cairan banyak dari vagina
• Gerak anak bertambah atau hilang

Dokterrosfanty. Blogspot. Com,,2009..pentingna antenatalcare


teratas dibanding pengobatan lainnya. Dukun yang melakukan pengobatan tradisional merupakan

bagian dari masyarakat, berada ditengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat dan pengobatan

yang dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat dari pada dokter, perawat, bidan dan sebagainya yang

masih asing bagi mereka seperti juga pengobatan yang dilakukan, obat-obatnya pun merupakan

kebudayaan mereka. Dalam hal ini peran petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat

pengetahuan ibu hamil sangatlah diharapkan. Karena pada umumnya pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin baik pula tingkat pengetahuannya Nursalam, 2001:163. dan menurut Notoatmodjo, 1996:130

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang.

36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Umur responden yang paling banyak berada pada rentang usia 20-30 tahun sebesar 60% dan tingkat

pendidikan menengah keatas lebih besar yaitu 56.67% sedangkan jumlah responden yang tidak

bekerja lebih besar yaitu 80% serta status kehamilan (Paritas}≤ 2 adalah sebesar 66.67%.

2. Tingkat pengetahuan responden tentang antenatal care yang baik dan yang
kurang baik adalah sama besar.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut:

1. Untuk Puskesmas Tipo diharapkan lebih memperhatikan ibu-ibu hamil terutama di daerah terpencil

dimana tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi.

2. Bagi petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Tipo agar meningkatkan kegiatan penyuluhan yang

berkaitan dengan kehamilan agar pengetahuan ibu hamil lebih baik.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melaksanakan dan membuat


penelitian yang lebih baik.
37
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar,
Jakarta.
Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta.
Mannaba IBG, 2001, Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Ginecologi
dan KB, EGC, Jakarta.
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid
2, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.
Notoatmodjo, 1996, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta.
Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan
Bagi Dosen Diploma II Kebidanan, Buku 2 Agustus Antenatal,
Pusdiknakes, Jakarta.
Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta.
Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi,
Jakarta

S-ar putea să vă placă și