Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1 ISSN : 1907-3275
BOOK REVIEW
ABSTRACTS
From several decades, research about leadership has been directed toward exploration of information
related to determinant of leadership effectiveness. One out of these thousands of researches is done by
Locke et al. (2002) which based on their study wrote a book about leadership effectiveness. They then
developed a leadership effectiveness model in organizational and business fields through qualitative
approach. In this model there are four components must be fulfilled by a leader, i.e motive and traits;
knowledge, skill, and ability; vision; and implementation of vision. This book provide a comprehensive
perspective about the essence of leadership because its picture deeply and detail related to key components
of leadership effectiveness. However, they not discuss about leader ability to affect follower at all. This
limitation may be due to this study has carried out through qualitative approach. Despite this limitation,
there is one interesting matter must be observed attentively. Locke et al. points out the importance of
management of meaning must be possessed by a leader, so he/she can manage and define situations as a
critical ability that can be used as a guidance of action by the followers.
Buku yang ditulis oleh Locke, dkk (1991), model dan perspektif kepemimpinan lainnya. Kritik
bukan berkenaan dengan paradigma atau teori, berkenaan dengan kelemahan dan keunggulan
melainkan dengan model kepemimpinan. Model model akan didiskusikan pada bagian berikutnya.
dibedakan dengan teori dalam hal peranannya, Kajian buku diakhiri dengan simpulan yang
dimana teori berperan dalam menjelaskan, memuat pandangan pribadi tentang kontribusi
sedangkan peranan model adalah untuk buku ini terhadap pengembangan studi di bidang
menggambarkan sesuatu (Cooper dan Schindler, manajemen umumnya dan teori organisasi secara
2003). Selanjutnya model didefinisikan sebagai khusus.
gambaran tentang suatu sistem yang dibangun
untuk mempelajari beberapa aspek dari sistem atau Ikhtisar
mempelajari sistem yang bersangkutan secara Buku yang terdiri dari enam bagian ini
keseluruhan, seperti yang diuraikan oleh kedua berkenaan dengan model kepemimpinan dalam
penulis sebagai berikut. bidang organisasi dan bisnis yang dibangun
A model is not an explanation; it is only the berdasarkan studi kualitatif yang dilakukan secara
structure and/or function of a second object or terintegrasi. Dimulai dengan pemaparan tentang
process. A model is the result of taking the sifat dasar kepemimpinan, Locke melihat secara
structure or function of one object or process and positif, tapi realistis terhadap pentingnya pemimpin
using that as a model for the second. When the dalam kehidupan masyarakat secara umum dan
substance, either physical or conceptual, of the organisasi khususnya. Dengan memberikan
second object or process has been projected onto the beberapa contoh dramatis tentang keberhasilan
first, a model has been constructed (hal. 55). beberapa pemimpin perusahaan besar, dia
berargumentasi bahwa keberhasilan para pemimpin
Dari tiga macam model yang diajukan oleh ini merupakan cerminan ratusan, bahkan ribuan
Cooper dan Schindler, (2003), model kasus efektifitas kepemimpinan yang terjadi pada
kepemimpinan yang dikembangkan oleh Locke, organisasi dengan skala yang lebih kecil. Akan
dkk (1991) dapat dikelompokkan ke dalam model tetapi, dengan mengacu pada sebuah artikel,
eksplikatif karena menurut definisinya merupakan dikemukakannya bahwa dari tiga ribu lebih studi
model yang dibangun untuk memperluas penerapan tentang kepemimpinan, banyak yang tidak benar-
teori yang sudah berkembang atau untuk benar mengaitkannya dengan pemimpin, melainkan
meningkatkan pemahaman dari konsep-konsep pada penyelia. Walaupun kemudian diakuinya
yang terkandung dalam teori yang bersangkutan. bahwa beberapa tahun belakangan kondisi ini
Dua model yang lain adalah model simulasi, yaitu berubah, dimana terdapat konsistensi tentang sudi
model yang menjelaskan hubungan struktural dari efektifitas kepemimpinan, bukan lagi semata-mata
beberapa konsep serta berupaya untuk tentang efektifitas penyelia.
mengungkapkan proses hubungan antara konsep- Model kepemimpinan yang dikembangkan
konsep tersebut, dan model deskriptif karena merupakan hasil kajian beberapa teori
dibangun untuk mendeskripsikan perilaku dari kepemimpinan, antara lain, teori sifat
unsur-unsur dalam sebuah sistem dimana teori yang kepemimpinan dan teori kepemimpinan
sudah ada, dianggap tidak layak. kontingensi. Dikemukakan bahwa untuk menjadi
Tujuan penulisan buku adalah untuk seorang pemimpin yang efektif, tidak cukup hanya
memperoleh konsensus tentang unsur-unsur yang dengan kepemilikan sifat-sifat seorang pemimpin,
terdapat dalam kepemimpinan serta untuk menggali melainkan diperlukan kemampuan dan ketrampilan
informasi tentang hal-hal apa yang menyebabkan untuk merumuskan visi serta mengimplementasikan
seorang pemimpin lebih efektif dibandingkan visi tersebut ke dalam realitas organisasi.
dengan yang lain. Untuk selanjutnya pengacuan Ditambahkan, dalam beberapa hal, teori
nama penulis hanya ditulis dengan ‘Locke’ saja kepemimpinan kontingensi yang menyatakan
mengingat pemeriksaan naskah untuk semua bagian bahwa dalam situasi yang berbeda diperlukan
buku dilakukan olehnya, walaupun masing-masing penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan dan tipe
bagian ditulis oleh penulis yang berbeda. Diawali pemimpin yang berbeda, dapat diterima
dengan penyajian ikhtisar buku dari bagian-bagian kebenarannya. Dalam model yang dikembangkan,
yang dianggap penting, kemudian saya akan juga terdapat kontingensi walaupun dalam
mengajukan perbandingan model kepemimpinan pengertian yang berbeda. Kontingensi dalam hal ini
yang dikembangkan oleh Locke dengan beberapa lebih mengacu kepada derajat kepentingan yang
harus disesuaikan dengan bagian atau sub bagian kegiatan dalam organisasi. Dalam hal ini diberikan
dari model dibandingkan dengan unsur intinya gambaran tentang penggunaan kekuasaan antara
sendiri. Di satu sisi, kepandaian yang merupakan pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang
salah satu unsur dalam model misalnya, bisa jadi tidak efektif. Pemimpin yang efektif menggunakan
lebih rendah derajat kepentingannya pada motif kekuasaan yang tersosialisasi, bukan motif
organisasi dengan tingkat teknologi rendah kekuasaan yang dipersonalisasikan. Pada tipe
dibandingkan dengan yang menggunakan teknologi pemimpin yang pertama, kekuasaan digunakan
tinggi. Di sisi lain, beberapa unsur dalam model sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang
seperti kejujuran, integritas, dan penciptaan serta diinginkan atau visi yang ditetapkan, bukan
diseminasi visi, tampak memiliki derajat ditujukan untuk mendominasi bawahan, seperti
kepentingan yang sama bagi semua pemimpin agar halnya pada tipe yang kedua.
dapat berfungsi secara efektif. Sifat, dalam model yang diajukan
Sesuai dengan judul bukunya, pengembangan dikelompokkan menjadi dua yaitu sifat inti dan sifat
model (disajikan pada lampiran), ditujukan untuk bonus. Secara rinci dijelaskan bahwa sifat inti yang
menunjukkan esensi dari proses kepemimpinan. wajib dimiliki oleh seorang pemimpin efektif adalah
Secara rinci model yang dikembangkan terdiri dari rasa percaya diri, kejujuran, dan integritas. Rasa
empat komponen yaitu 1) motif dan sifat; 2) percaya diri memegang peranan penting dalam
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan; 3) visi; pengambilan keputusan, sedangkan kejujuran dan
serta 4) penerapan visi. Keempat unsur ini integritas secara bersama-sama dicermati akan
dikatakan merupakan determinan utama yang harus membentuk fondasi hubungan kepercayaan antara
dipenuhi untuk menjadi seorang pemimpin yang pemimpin dengan bawahannya. Tidak cukup hanya
efektif. dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
Dalam penjelasannya, Locke membedakan ditekankan juga bahwa pemimpin harus dapat
antara motif dengan sifat yang harus dimiliki oleh meyakinkan bawahannya untuk dapat
seorang pemimpin yang efektif. Perbedaan ini mempersepsikan rasa percaya diri yang dimilikinya.
terletak pada pola tindakan yang dapat diobservasi, Orisinalitas, fleksibelitas dan karisma digolongkan
cara berperilaku atau cara berpikir. Dinyatakan sebagai sifat bonus dalam model kepemimpinan
bahwa motif mungkin saja mendasari sifat tertentu, berdasarkan pertimbangan bahwa hanya sedikit
tetapi tidak terdapat hubungan langsung antara studi kepemimpinan yang telah dilakukan
keduanya. Selanjutnya suatu sifat tertentu dapat menunjukkan hasil yang positif. Sesuai dengan
mencerminkan beberapa motif, seperti halnya suatu sebutannya, ketiga sifat ini seringkali memiliki peran
motif dapat mendasari beberapa sifat. namun dianggap tidak esensial. Karisma misalnya,
Motif adalah keinginan yang mendorong lebih banyak dianggap sebagai ekspresi seseorang
seseorang untuk bertindak. Locke berpendapat dari pada sifat yang menentukan efektifitas
bahwa ada beberapa motif yang umum dimiliki oleh kepemimpinan.
para pemimpin yang sukses. Dari hasil observasi Pada bagian ketiga dibahas tentang pengetahuan,
dan kajian terhadap beberapa studi tampak bahwa ketrampilan, dan kemampuan yang harus dimiliki
ambisi yang merupakan salah satu unsur dorongan, oleh seorang pemimpin. Diawali dengan penjelasan
bertindak sebagai prediktor terkuat dalam tentang pentingnya pengetahuan dan keahlian
menentukan keberhasilan seorang pemimpin. teknologi, diskusi dilanjutkan dengan peranan
Karena merupakan pengemban tanggungjawab pengetahuan tentang organisasi dan industri sebagai
tertinggi dalam sebuah organisasi yang cenderung fasilitator keberhasilan seorang pemimpin. Idealnya,
bekerja dalam jam kerja panjang serta melakukan seorang pemimpin memiliki pengetahuan dan
kegiatan secara intensif, sifat enerjitik juga informasi yang luas tentang organisasi, industri, dan
merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang dunia usaha agar dapat mengantarkan organisasinya
pemimpin. Di samping itu dorongan lain seperti menuju keberhasilan. Penyajian tentang beberapa
kegigihan dan inisiatif ditengarai menjadi unsur contoh kasus memberikan gambaran yang jelas
penting lain dalam pencapaian efektifitas terkait dengan kegagalan beberapa pemimpin
kepemimpinan. Digarisbawahi, bahwa pemimpin organisasi yang diakibatkan oleh terbatasnya
yang berhasil harus bersedia menghikmatkan pengetahuan dan pengalaman tentang industri dan
kekuasaan kepada bawahannya karena kekuasaan dunia usaha.
merupakan “mata uang” seorang pemimpin yang Peranan ketrampilan dalam kepemimpinan yang
merupakan sarana utama pelaksanaan segala efektif disajikan oleh Locke secara padat walaupun
dengan nuansa klasik. Ketrampilan interpersonal dilakukan melalui studi tentang sifat pemimpin.
yang meliputi ketrampilan mendengarkan, Ditambahkan lagi, hampir semua studi tersebut
berkomunikasi secara lisan, pembangunan jejaring, bertujuan untuk mengungkap hubungan sifat-sifat
serta pengelolaan konflik dihubungkan dengan pemimpin dengan efektifitas kepemimpinan. Kajian
kegagalan dan keberhasilan seorang pemimpin. kualitatif yang dilakukan oleh Judge dan Bono
Mengacu pada pendapat Bennis dan Nanus (1985), terhadap sepuluh model dan perspektif tentang
Locke menekankan pada peranan ketrampilan sifat serta atribusi personal pemimpin
mendengarkan dan berkomunikasi secara lisan menunjukkan, bahwa terdapat tumpang tindih sifat
dalam pengelolaan makna dalam organisasi. Lebih pemimpin yang teridentifikasi dari kesepuluh studi
lanjut diuraikan, bahwa merupakan suatu keharusan yang dikaji. Tampak bahwa rasa percaya diri,
bagi seorang pemimpin untuk memiliki ketrampilan muncul pada hampir semua bahan kajian;
pengelolaan konflik dan kemampuan untuk sedangkan integritas, penyesuaian diri, dan
membangun jejaring dalam upaya memelihara kemampuan bersosialisasi hanya terlihat di
hubungan dengan bawahan, teman sejawat, serta beberapa hasil studi. Menariknya, semua hasil
pihak ekternal lainnya. bahan kajian yang memunculkan rasa percaya diri
Seni dalam melibatkan diri dengan bawahan menunjukkan bahwa variabel ini berkorelasi kuat
dikategorikan sebagai ketrampilan manajemen. dengan efektifitas kepemimpinan. Hal ini logis
Dikatakan bahwa pengambilan keputusan dan karena rasa percaya diri biasanya berkaitan erat
pemecahan masalah merupakan ketrampilan yang dengan sifat-sifat yang lain. Locke juga
erat kaitannya dengan kemampuan kognitif seorang mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang
pemimpin. Kualitas keputusan dan solusi memiliki rasa percaya diri umumnya memiliki
pemecahan masalah sangat tergantung dari tingkat stabilitas emosional, tingkat penyesuaian diri yang
intelijensi seorang pemimpin karena dengan modal tinggi dan tidak rentan terhadap stress. Sifat ini
ini ia dapat menggali akar permasalahan yang terlebih lagi akan sangat besar peranannya pada saat
dihadapi dan mencapai optimalisasi dalam seorang pemimpin yang mengalami kegagalan.
pengambilan keputusan. Sehubungan dengan itu, Locke mengajukan
Berdasarkan argumen bahwa motif, sifat, argumen berikut ini.
pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan tidak Even when a decision a leader makes turns out to
akan bermakna tanpa pengembangan visi, maka be a poor one, the self-confident leader can use it as
pada dua bagian berikutnya dibahas tentang visi dan a learning opportunity by admitting the mistake
implementasinya. Secara tegas dikemukakan bahwa and can often build trust in response......On the
visi memberikan nafas dan perasaan kepada other hand, “derailed” manager were often more
anggota organisasi bahwa hidup dan pekerjaan defensive about their failures and tried to cover up
mereka terjalin dan bergerak kearah tujuan yang their mistakes rather than admit them (hal 27).
telah disepakati secara resmi. Visi inilah yang
memedomani organisasi dengan segala aktivitas Hasil kajian yang dilakukan Stogdill (dalam
beserta iringannya untuk menyongsong masa depan Yulk2, 1989), konsisten dengan studi Judge dan
sehingga dalam jangka panjang tidak perlu dirubah Bono serta dengan model yang diajukan oleh
atau diganti keberadaannya. Merupakan tanggung Locke, walaupun terdapat perbedaan dalam
jawab pemimpin untuk merumuskan visi startejik beberapa hal. Berdasarkan kajian terhadap 163
melalui pengumpulan dan pemrosesan informasi studi dan perspektif tentang sifat dan ketrampilan
serta pengkonseptualisasian dan pengevaluasian pimpinan, Stogdill menemukan bahwa beberapa
visi. sifat dan ketrampilan yang sama muncul dalam
beberapa bahan kajian dan ternyata berhubungan
Perbandingan dengan Model dan Perspektif dengan efektifitas kepemimpinan. Rasa percaya diri,
Kepemimpinan yang Lain kemampuan beradaptasi, orientasi terhadap
Hingga saat ini sudah ribuan studi dilakukan pencapaian hasil, enerjitik, kepandaian, serta
berkaitan dengan kepemimpinan. Dari semua studi- kreatifitas ditemukan menjadi sifat dan ketrampilan
studi tersebut sebagian besar dilakukan melalui yang dimiliki oleh para pemimpin yang sukses.
penelitian tentang atribusi personal atau sifat Berbeda halnya dengan model yang diajukan oleh
pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh Judge, Locke, Stogdill menggolongkan kreatifitas ke dalam
dkk (2002), pendekatan dan studi tentang kelompok ketrampilan, sedangkan Locke
kepemimpinan, biasanya atau mungkin selalu,
organisasi seringkali kriteria efektifitas Walaupun disinggung secara sepintas, saya setuju
kepemimpinan tergantung dari tujuan dan nilai dengan pendapat Locke yang menekankan bahwa
yang dianut oleh pihak yang melakukan penilaian. keberhasilan kegiatan pengelolaan makna
Pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi (management of meaning) yang dilakukan seorang
(misalnya dewan komisaris atau para pemegang pemimpin ditentukan oleh ketrampilannya dalam
saham) akan menetapkan kriteria pengukuran yang berkomunikasi (hal 42). Mengutip pendapat Bennis
kemungkinan besar berbeda dengan yang dituntut dan Nanus (1985), dikemukakan bahwa
oleh bawahan dari pemimpin yang bersangkutan. pengelolaan makna, melalui penguasaan teknik
Dalam uraiannya, Locke menekankan bahwa berkomunikasi, merupakan hal yang tidak
untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, terpisahkan dari efektifitas kepemimpinan.
keempat komponen yang diajukan dalam model Kenyataannya, dalam kehidupan organisasi realitas
harus dipenuhi. Penjelasan model dari satu bagian yang terjadi sebetulnya sama, namun dapat
ke bagian lain dilakukan secara terstruktur dan dimaknai berbeda karena didefinisikan secara
terorganisir. Akan tetapi istilah manajer dan berbeda oleh pemimpinnya. Dalam hal ini realitas
pemimpin digunakan secara tidak konsisten baik dipandang secara subjektif karena tergantung dari
dalam pembahasan model maupun contoh kasus interpretasi masing-masing pihak yang memberi
yang diberikan. Padahal dalam satu bagian bukunya, penilaian.
ia dengan tegas menekankan perbedaan antara Realitas dibentuk oleh semua pihak dalam
fungsi utama seorang manajer dengan pemimpin. organisasi, akan tetapi dominasi berada pada bahu
Penegasan ini kemudian menjadi kabur ketika pemimpin (Smircich dan Morgan, 1982). Berarti
Locke mengutip pendapat beberapa ahli tentang pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat
ketidakjelasan garis demarkasi antara pemimpin mengelola dan mendefinisikan situasi sedemikian
dengan manajer. Hingga akhir pembahasan tentang rupa sehingga para bawahannya “menyerah” pada
topik ini, penulis tidak menentukan posisi yang makna yang terbentuk dan pada gilirannya akan
hendak diambilnya. Maka tidak mengherankan dijadikan sebagai dasar bertindak. Salah satu
ketika seringkali ditemukan istilah pemimpin dan indikator penting dalam pencapaian kondisi ini
manajer yang digunakan secara bergantian atau adalah keahlian pemimpin dalam berkomunikasi
bahkan bersamaan, misalnya berkaitan dengan secara lisan. Dalam organisasi tidak jarang ditemui
pembahasan tentang pengelolaan informasi, seperti pemimpin yang memiliki kelemahan dalam
kutipan berikut: menyampaikan ide atau sikap kepada bawahannya,
A leader can receive a large amount of padahal ia tergolong cemerlang di bidang yang lain.
information........that already in place. Company Akibatnya dia tidak mampu untuk mendefinisikan
record can give a manager internal-performance makna dan menyampaikan sikap kepada anggota
information about what is not working or what can organisasi sesuai dengan keinginannya.
be improved. Kouzes and Posner (1987) advise Jika dikaitkan dengan kondisi antar budaya,
managers to go find something to fix rather than menarik untuk disimak bahwa di negara-negara
wait for problems to develop from whatever is in tertentu ternyata keahlian berkomunikasi secara
functional disrepair (hal 91). lisan tampak bukan menjadi unsur efektifitas
kepemimpinan yang esensial. Hal ini terlihat dari
Kerancuan ini tidak akan terjadi jika saja Locke gambaran hasil studi yang dilakukan oleh Smith,
memberikan penegasan terhadap konsistensi istilah dkk, 1989 (dalam House dan Aditya, 1997)
yang akan digunakan, karena beberapa ahli juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan generik.
menyadari bahwa hingga kini masih terdapat Beda negara, beda cara pemimpin dalam
kontroversi terhadap perbedaan antara manajer menyampaikan ide dan sikapnya kepada bawahan.
dengan pemimpin (Yulk1, 1989). Seseorang dapat Di negara demokratis seperti Amerika Serikat
menjadi pemimpin tanpa menjadi manajer, dan pemimpin cenderung bersikap konsultatif dan
dapat menjadi manajer tanpa memimpin, karena partisipatif terhadap bawahan sehingga segala
dalam beberapa hal seorang manajer bisa jadi tidak sesuatu disampaikan secara lisan dengan basis tatap
memiliki bawahan sama sekali. Ditambahkan, muka. Kondisi ini tentu saja mensyaratkan keahlian
bahwa belum ada pihak yang menyamakan manajer berkomunikasi kepada seorang pemimpin sebagai
dengan pemimpin, namun derajat pemimpin formal dalam organisasi. Hal ini penting
tumpangtindihnya hingga kini masih menjadi karena jika gagal berarti dia dapat dianggap gagal
perdebatan. sebagai pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh
keberhasilan pencapaian visi yang ditetapkan juga fenomena yang tidak akan pernah berhenti dibahas
perlu dihargai. Secara eksplisit ia menguraikan dan selalu menjadi topik hangat dalam studi tentang
bahwa pada setiap langkah implementasi visi, teori organisasi, yaitu “kepemimpinan”.
seorang pemimpin harus menempatkan
pemberdayaan sebagai prioritas utama. Dalam
pelatihan misalnya, dijelaskan bahwa pemimpin
yang efektif memberdayakan bawahannya dengan
cara membantu pengembangan ketrampilan,
kemampuan dan pengetahuan mereka. Serupa DAFTAR PUSTAKA
dengan itu, pengembangan kepercayaan diri dan
pelimpahan delegasi, yang merupakan unsur-unsur Argyris, C. (1998). Empowerment : the emperor’s
motivasi merupakan cara yang digunakan untuk new clothes. Harvard Business Review, May- June
memberdayakan bawahan. Selanjutnya, pengelolaan 1998: 98-119
informasi melalui penyebaran informasi ke seluruh
Arnold, J.A., Arad, S., Rhoades, J.A., and Drasgow,
bagian organisasi bermanfaat terutama guna
F. (2000). The empowering leadership
memberdayakan pengikut untuk meningkatkan
questionaire : the construction and
kinerja melalui pemberian sumber daya yang
validation of a new scale measuring leader
diperlukan. Dalam penjaminan efektifitas
behaviors. Journal of Organizational
kepemimpinan dan kelangsungan hidup organisasi,
Behavior, 21: 249-269.
pemberdayaan sangat besar peranannya karena
menurut Stoker, dkk (2001) akan berkorelasi Cooper, D.R., and Schindler, P.S. (2003) Business
dengan perilaku inovatif yang akhirnya berpengaruh Research Methods. Boston, Mc. Graw-Hill.
terhadap efektifitas dan daya inovatif anggota Gioia, D.A., and Pitre, E. (1990). Multiparadigm
organisasi. Akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa Perspectives on Theory Building. Academy
perubahan dalam lingkungan bisnis yang ditandai of Management Review, 15: 584-602.
dengan persaingan luar negeri yang semakin tajam,
meningkatnya permintaan akan produk berkualitas House, R.J., and Aditya, R.N. (1997). The social
tinggi, dan perubahan orientasi ekonomi dari scientific study of leadership : quo vadis?
industri menuju jasa, menuntut organisasi untuk Journal of Management, 23: 409-473
mengadopsi pendekatan manajemen yang berbeda Judge, A.T., and Bono, E.B., Ilies, R., and
yaitu pemberdayaan karyawan (Argyris, 1988; dan Gerhardt, M.M. (2002). Personality and
Arnold, dkk, 2000). leadership : a quantitative and qualitative
review . Journal of Applied Psychology, 87:
Simpulan 765-780
Model kepemimpinan yang diajukan oleh Locke
menyajikan perspektif menyeluruh tentang esensi Judge, A.T., and Bono, J.E. (1998). Five factor
suatu kepemimpinan yang efektif. Secara lugas ia model of personality and transformational
mengajukan model sekaligus memberikan uraian leadership. Journal of Applied Psychology, 85:
tentang empat unsur kunci yang dapat 751-765
membedakan seorang pemimpin yang efektif Lim, B.C., and Ployhart, R.E. (2004).
dengan yang tidak efektif. Terlepas dari pengabaian Transformational leadership : relations to
tentang kriteria efektifitas kepemimpinan yang the five factor model and team
sebenarnya merupakan unsur esensial dalam model, performance in typical and maximum
Locke berhasil membangun suatu model yang contexts. Journal of Applied Psychology,
sangat substantif bagi pengembangan teori 89:610-621.
kepemimpinan.
Locke, E.A., Kirkpatrick, S., Wheeler, J.K.,
Saya setuju dengan pernyataan Locke bahwa
model yang diajukan tidak dapat dibuktikan secara Schneider, J., Niles, K., Goldstein, H.,
Welsh, K., and Dong-Ok, C. (1991). The
ilmiah mengingat pada dasarnya dikembangkan
Essence of Leadership, The Four Keys to
hanya berdasarkan beberapa studi kualitatif. Akan
Leading Successfully, New York, Lexington
tetapi menurut pandangan saya buku ini signifikan
Books.
kontribusinya bagi pengembangan ilmu karena
memberikan gambaran yang kaya tentang
Lampiran
Leadership Model
Motives Knowledge
Drive (achievement, ambition, Technological expertise
energy, tenacity, initiative) Knowledge of organization and
Leadership motivation industry, gained through
(socialized vs. personalized) experience
Skill
Traits People skills (listening, oral
Honesty/integrity Strong communication, network-
Self-confidence evidence building, conflict management,
(incl. emotional stability) assessment)
Management skills (problem
Originality/creativity Weaker solving, decision-making, goal
evidence
Flexibility/adaptability setting, planning)
Charisma Ability
Cognitive ability/intelligence
Vision
Vision statement
Formulating the vision
Promoting commitment
Developing a strategic vision
Agenda development
Structuring
Selecting, acculturating, and training
Motivating (authority, role modeling, building self-
evidence, delegating, goal setting, rewarding, and
punishing)
Managing information (gathering, disseminating)
Team building
Promoting change, innovation, and risk taking