Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kurang lebih ada sekitar 100 – 1000 tinggal disatu kampung. Setiap kampung asmat terdapat
satu ‘rumah bujang’ dan banyak rumah keluarga. Rumah bujang merupakan rumah untuk
acara keagamaan dan adat, sedangkan rumah keluarga merupakan tempat tinggal untuk 2 atat
3 keluarga.
Bagaimana? Anda tertarik untuk berwisata seni ukir dan budaya ke asmat? Nah tentukan
segera!
http://epwisata.wordpress.com/2009/07/08/suku-asmat-sosok-budaya-indonesia-
di-papua/
Ukira
n
Kayu
Suku
Asma
t
•
• 1
• 2
• 3
• 4
• 5
(37 votes)
Dari segi model, ukiran suku Asmat sangat beragam, mulai dari patung manusia,
perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat
biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola
ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang dan orang berperahu, orang
berburu dan lain-lain.
Mengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan
spiritualitas hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika Suku
Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam kayu tetapi
mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.
Seni ukir Asmat termasuk aliran naturalis karena yang menjadi model ukiran
adalah mahluk hidup seperti burung, ikan, katak, pohon, biawak atau manusia
yang diwujudkan dalam ukiran patung kayu mereka.
Masyarakat Asmat terdiri dari 12 sub etnis, dan masing-masing memiliki ciri khas
pada karya seninya. Begitu juga dengan kayu yang digunakan, ada juga
perbedaannya. Ada sub etnis yang menonjol ukiran patungnya, ada yang
menonjol ukiran salawaku atau perisai, ada pula yang memiliki ukiran untuk
hiasan dinding dan peralatan perang.
Jika di beli di pasaran, ukiran kayu Asmat termasuk mahal. Tapi tidak demikian
ketika kita membeli langsung di tempat asalnya. Jarak yang jauh dan sulitnya
transportasi adalah salah satu sebab mengapa ukiran itu harganya mahal.
Yang paling istimewa dan unik adalah bahwa setiap karya ukir tidak memiliki
kesamaan atau duplikatnya karena mereka tidak memproduksi ukiran berpola
sama dalam skala besar. Jadi, kalau kita memiliki satu ukiran dari Asmat dengan
pola tertentu, itu adalah satu-satunya yang ada karena orang Asmat tidak
membuat pola sama dalam ukirannya. Bentuk boleh sama, misalnya perisai atau
panel, tetapi soal pola pasti akan berbeda. Itulah keunikan ukiran suku Asmat.
Bagi para pencinta ukiran bergaya etnik, ukiran suku Asmat adalah salah satu
pilihan untuk hiasan rumah. Tapi harus waspada dan hati-hati ketika membeli
ukiran suku Asmat di pasaran, karena banyak juga orang yang tidak
bertanggungjawab yang memalsukan ukiran mereka.
Peta Lokasi :
JavaScript must be enabled in order for you to use Google Maps.
However, it seems JavaScript is either disabled or not supported by your browser.
To view Google Maps, enable JavaScript by changing your browser options, and
then try again.
Map data ©2010 Tele Atlas - Terms of Use
Map
Satellite
Hybrid
Top of Form
• Daftarkan diri
• Masuk
Cari
Follow us:
• t
• f
Suku asmat
oleh: simanizjembatansungaimusi Pengarang : si maniz jembatan sungai
musi
Suku asmat adalah sebuah suku di papua. suku asmat dikenal dengan hasil
ukiran kayunya yang unik. populasi suku asmat terbagi dua yaitu mereka yang
tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. kedua
populasi ini saling berbada satu sama lain dalam hal cara hidup,sturktur sosial
dan ritual.populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi kedalam dua bagian yaitu
suku bisman yang berada di antara sungai sinesty dan sungai nin serta suku
simai.
Ada banyak pertentangan di antara desa asmat. yang paling mengerikan adalah
cara yang dipakai suku asmat membunuh musuhnya. ketika musuh bunuh,
mayatnya dibawa kekampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh
penduduk untuk memakan bersama. mereka menyanyikan lagu kematian dan
memenggal kepalanya. otaknya dibunngkus daun sago dan dipanggang
kemudian dimakan.
sekarang biasanya di satu kampung dihuni kira-kira 100 sampai 1000 orang.
setiap kampung punya satu rumah bujang dan banyak rumah keluarga. rumah
bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. rumah keluarga
dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur
sendiri.
suku asmat meiliki cara yang sangat sederhana untukmerias diri mereka.
mereka hanya membutuhkan tanah merah untuk menghasilkan warna merah.
untuk menghasilkan warna putih mereka membuatnya dari kulit kerang yang
sudah dihaluskan. sedangkan warnah hitam mereka hasilkan dari arang kayu
yang dihaluskan. cara menggunakan pun cukup simpel, hanya dengan
mencampur bahan tersebut dengan sedikit air, pewarna itu sudah bisa digunkan
untuk mewarnai tubuh.
selain budaya, penduduk kampung syuru juga amat piawai membuat ukiran
seperti suku asmat umumnya.
ukiran bagi suku asmat bisa menjadi penghubung antara kehidupan masa kini
dengan kehidupan leluhur. di setiap ukiran bersemayam citra dan penghargaan
atas nenek moyang mereka yang sarat dengan kebesaran suku asmat.
patung dan ukiran umumnya mereka buat tanpa sketsa. bagi suku asmat kala
menukir patung adlah saat di mana mereka berkomunikasi dengan leluhur yag
ada di alam lain. itu dimungkinkan karena mereka mengenal tiga konsep dunia:
Amat ow capinmi (alam kehidupan sekarang), Dampu ow campinmi (alam
pesinggahan roh yang sudah meninggal), dan Safar (surga).
percaya sebelum memasuki dusurga< arwah orang sudah meninggal akan
mengganggu manusia. gangguan bisa berupa penyakit, bencana bahkan
peperangan. Maka, demi menyelamatkan manusia serta menebus arwah,
mereka yang masih hidup membuat patung dan mengelar pesta seperti pesta
patung bis (Bioskokombi), pesta topeng, pesta perahu, dan pesta ulat ulat sagu.
konon patung bis adalah bentuk patung yang paling sakral. namun kini membuat
patung bagi suku asmat tidak sekadar memenuhi panggilan tradisi. sebab hasil
ukiran itu juga mereka jual kepada orang asing di saat pesta ukiran. mereka tahu
hasil ukiran tangan dihargai tinggi antara Rp. 100 ribu hingga jutaan rupiah
diluar papua.
mata pencariannya
Kebiasaan bertahan hidup dan mencari makan antara suku yang satu dengan
suku yang lainnya di wilayah Distrik Citak-Mitak ternyata hampir sama. suku
asmat darat, suku citak dan suku mitak mempunyai kebiasaan sehari-hari dalam
mencari nafkah adalah berburu binatang hutan separti, ular, kasuari< burung<
babi hitan< komodo dll. mereka juga selalu meramuh / menokok sagu sebagai
makan pokok dan nelayan yakni mencari ikan dan udang untuk dimakan.
kehidupan dari ketiga suku ini ternyata telah berubah.
Nilai : 12345
<div
dir='ltr'><font size='6
Copy to Clipboard
• Kutipan
Buat kutipan untuk ringkasan ini CustomValidator
Related Videos
•
○
suku Asmat Dibanting
○
Wisata ke Kampung Ru
○
Pameran Budaya Asmat
○
Tari Irian Jaya
•
Tutup
Tambahkan komentar TerjemahkKiri Lin Cet Share
Anda an m k ak
Hot on Shvoong
Write about a suggested topic > We promote & You earn
Orang yang membaca ringkasan ini juga membaca:
• Deccan Chronicle
• Setiap Wanita Cantik
• Pride and Prejudice
• Bahkan Malaikat pun Bertanya
• A Walk to Remember
• Pemahaman Latah tentang Waktu
• Madhouse: The Story of a GeniusMurderer
false
Komentar
View All Tambahkan komentar Anda
1.
1 Nilai
View All
1893522 0 (1 Tinjauan)
More About :
Hot Topics
• Tubuh
• Karena
• Keluarga
• Daun
• Tanah
• Warna
• Komunikasi
• Kehidupan
• Agama
• Air
• Budaya
• Sosial
• Rumah
• Hitam
• Alam
.
• Buku
○ Roman,
○ Novel & Novela,
○ Biografi,
○ Mitologi & Sastra Kuno,
○ Sastra Klasik,
○ Anak & Remaja,
○ Poetry,
○ Humor,
○ Bagaimana Cara Menggunakan Bantuan & Swakarya,
○ Misteri & Thriller,
○ selanjutnya
• Teknologi & Internet
○ Permainan,
○ Piranti Lunak,
○ Situs Web,
○ Blog,
○ Hardware,
○ Perusahaan perdagangan,
○ Olah Raga,
○ Mesin Cari & SEO,
○ Universitas dan institusi penelitian,
○ selanjutnya
• Bisnis & Keuangan
○ Usaha Online,
○ Manajemen & Kepemimpinan,
○ Marketing & Penjualan,
○ Usaha Mikro,
○ Sumber Daya Manusia,
○ Bisnis Internasional,
○ selanjutnya
• Seni & Humaniora
○ Sejarah,
○ Linguistik,
○ Filsafat,
○ Ilmu Agama,
○ Teori & Kritik,
○ Studi Film dan teater,
○ selanjutnya
• Ilmu Sosial
○ Pendidikan,
○ Psikologi,
○ Sosiologi,
○ Ilmu Politik,
○ Ilmu Ekonomi,
○ Antropologi,
○ selanjutnya
• Kedokteran & Kesehatan
○ pengobatan alternatif,
○ Nutrition,
○ Ginekologi,
○ Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat,
○ Genetika,
○ Pengobatan Investigatif,
○ selanjutnya
• Sains
○ Biologi,
○ Fisika,
○ Biokimia,
○ Matematika,
○ Ekologi,
○ Kimia,
○ selanjutnya
• Hukum & Politik
○ Hukum Konstitusional,
○ Hukum Pidana,
○ Hukum Umum,
○ Hukum Pemerintahan,
○ Hukum Tenaga Kerja,
○ Hukum Pajak,
○ selanjutnya
• Hiburan
○ Film,
○ Film Musikal,
○ Drama,
○ Film Musik,
○ Serial TV,
○ Konser
• Produk
○ Telekom,
○ Kamera,
○ Gadget & Gizmo,
○ Barang Elektronik,
○ Permainan, Boneka & Hadiah,
○ Perkakas,
○ selanjutnya
• Gaya Hidup
○ Makanan & Minuman,
○ Kencan,
○ Keluarga & Relasi,
○ Mode & Kecantikan,
○ Hobi,
○ Rumah & Kebun,
○ selanjutnya
• Perkumpulan & Berita
○ Barang Baru,
○ Kolom Pendek,
○ Opini Murni,
○ Politik,
○ Lingkungan,
○ Budaya,
○ selanjutnya
• Wisata
○ Daerah Tujuan,
○ Situs Web dan Komunitas Online,
○ Wisata Hemat,
○ Berkemah,
○ Petualang Alam,
○ Berlayar,
○ selanjutnya
• Menulis & Bicara
○ Teks Pidato,
○ Pidato,
○ Presentasi,
○ Penulis Naskah Iklan,
○ Ezine & Newsletter,
○ Swapublikasi,
○ selanjutnya
• How To
○ Computers & Internet ,
○ Money & Business ,
○ Electronics & Gadgets,
○ Careers ,
○ Family ,
○ Health ,
○ selanjutnya
•
• English
• Español
• Português
• polski
• عربي
• Български
• 简体中文
• čeština
• Dansk
• Nederlands
• English
• فارسي
• suomi
• Français
• ქართული
• Deutsch
• Ελληνικά
• עברית
• िहंदी
• Magyar
• Indonesia
• Italiano
• 日本語
• 한국어
• Melayu
• Norsk
• polski
• Português
• Română
• русский
• Српски
• Español
• Svenska
• ภาษาไทย
• 繁體中文
• Türkçe
• Узбек тили
• Tiếng Việt
•
○ Shvoong
○ Apakah Shvoong itu?
○ Peta situs
○ Blog
○ Hubungi Kami
○ Pertanyaan yang sering diajukan
•
○ Writing
○ Top Writers
○ Top Earners
○ Persetujuan pemakai
○ Use our Content
○ Write & earn
•
○ Business info
○ Link ke kami
○ Pengiklan
○ Afiliasi
○ Profil Perusahaan
○
•
○ selanjutnya
○ Kutipan
○ Laporan
○ Pembuat ringkasan
○ Today
○
•
○
○
○
/w EPDw ULLTEzM
Bottom of Form