Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
JANUARI 2011
Dosen Pembimbing:
Abdul Salam, S.Pd
PENGANTAR
LABORATORIUM FISIKA
AKKC 415
GEJALA
KAPILARITAS
KELOMPOK 6:
1. Uswatunnabila (A1C410006)
2. Isrofil Amar (A1C410011)
3. Rihil Lailah (A1C410026)
4. Syahrijal (A1C410035)
5. Brissanty Galih P. (A1C410042)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas merancang
eksperimen dalam bentuk makalah Mengenai “Gejala Kapilaritas”.
Kami berharap makalah ini nanti dapat bermanfaat bagi banyak pihak,
terutama oleh para mahasiswa-mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat.
Kami pun menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap seluruh mahasiswa atau pembaca dapat
memakluminya. Mengingat bahwa kami masih dangkal akan ilmu. Terutama kami
minta kepahaman dari Bapak Abdul Salam, S.Pd atas tugas makalah kami, jika
terdapat kesalahan baik itu dari materi, pengetikan, ataupun kata-kata yang kurang
tepat. Kami harapkan kemaklumannya. Mengingat kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Kami harapkan Anda bisa memberikan kritik atau saran. Kami ucapkan
banyak terimakasih atas semua bantuan dan kritik atau saran dari semua pihak.
Penulis
Daftar Isi
JUDUL ………….......................................................................................... 9
TUJUAN …………………………………………………………………... 9
ALAT DAN BAHAN ……………………………………………………... 9
PROSEDUR KERJA ……………………………………………………… 9
TABEL PENGAMATAN…………………………………………………. 9
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fenomena yang menarik dapat disaksikan ketika lilin
sedang bernyala. Bagian bawah dari sumbu lilin yang terbakar
biasanya selalu basah oleh leleh lilin (di bagian sumbu). Adanya
leleh lilin pada sumbu membuat lilin bisa bernyala dalam waktu
yang lama. Fenomena yang sama bisa diamati pada lampu
minyak. Lampu minyak merupakan salah satu sumber
penerangan ketika belum ada lampu listrik. Mungkin saat ini
masih digunakan. Lampu minyak terdiri dari wadah yang berisi
bahan bakar (biasanya minyak tanah) dan sumbu. Sebagian
sumbu dicelupkan dalam wadah yang berisi minyak tanah,
sedangkan sebagian lagi dibungkus dalam pipa kecil. Pada ujung
atas pipa tersebut, disisakan sebagian sumbu. Jika kita ingin
menggunakan lampu minyak, maka sumbu yang terletak di
ujung atas pipa kecil tersebut harus dibakar. Sumbu tersebut
bisa menyala dalam waktu yang lama karena minyak tanah yang
berada dalam wadah merembes ke atas, hingga mencapai ujung
sumbu yang terbakar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, faktor yang mempengaruhi
ketinggian zat cair dalam pipa kapiler, adalah : besar-kecilnya
jari-jari pipa kapiler.
Hal ini terlihat pada saat naiknya minyak tanah pada sumbu
hingga mencapai bagian sumbu yang terbakar. Bertambah
tinggi dan cepat jika diameter sumbu kecil dan semakin rendah
ketinggian dan lambat pergerakan minyak tanahnya, jika
diameter sumbu besar.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tadi, maka masalah dalam
penyelidikan ini dirumuskan sebagai :
D. Kajian Teori
GAYA KOHESI DAN ADHESI
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara
molekul dalam zat yang sejenis, sedangkan gaya tarik
menarik antara molekul zat yang tidak sejenis dinamakan
Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah
gelas. Kohesi terjadi ketika molekul air saling tarik menarik,
sedangkan adhesi terjadi ketika molekul air dan molekul
gelas saling tarik menarik.
SUDUT KONTAK
Misalnya kita tinjau cairan yang berada dalam sebuah
gelas (lihat gambar di bawah). Ketika gaya kohesi molekul
cairan lebih kuat daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka
permukaan cairan akan membentuk lengkungan ke
atas(gambar a). Contoh untuk kasus ini adalah ketika air
berada dalam gelas. Biasanya dikatakan bahwa air
membasahi permukaan gelas. Sebaliknya apabila gaya
adhesi lebih kuat maka permukaan cairan akan melengkung
ke bawah(gambar b). Contohnya ketika air raksa berada di
dalam gelas.
PERSAMAAN KAPILARITAS
Pada penjelasan sebelumnya, dikatakan bahwa
ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan ketika
cairan naik melalui pipa kapiler terjadi ketika gaya tegangan
permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam
pipa kapiler. Perhatikan gambar:
Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler
yang memiliki jari-jari (r) hingga ketinggian (h). Gaya yang
berperan dalam menahan cairan pada ketinggian h adalah
komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F
cos teta (bandingkan dengan gambar di bawah).
Bagian atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat
tekanan atmosfir pada permukaan cairan. Panjang
permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2πr
(keliling lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya
tegangan permukaan komponen vertikal yang bekerja
sepanjang permukaan kontak adalah :
Keterangan :
F=w
γ 2πr cos θ = ρ(πr2h)g
E. Hipotesis
Berdasarkan persamaan ketinggian maksimum di atas, maka
hipotesis dalam penyelidikan ini dapat dirumuskan sebagai:
F. Identifikasi Variabel
Untuk mengetahui hubungan antara h dengan r, maka:
• Variabel manipulasi : jari-jari pipa (r)
• Variabel respon : tinggi zat cair di dalam pipa (h)
• Variabel kontrol : massa jenis zat cair (ρ),
tegangan
permukaan zat cair (ϒ) dan
kemiringan
sudut dalam pipa kapiler (θ).
Tujuan :
Menyelidiki Hubungan antara Ketinggian Zat Cair dalam
pipa
kapiler dengan jari-jarinya
Prosedur Kerja :
1. Menyusun alat seperti gambar di bawah.
Tabel Pengamatan :
Ketelitian Mistar Ukur: ….. m.
Ketelitian Jangka Sorong : ….. m.
Ketelitian Busur Derajat : ..... O.
Gelas kimia 500 ml : ….. l.
N r h γ θ ρ g V
O
1
2
3