Sunteți pe pagina 1din 11

© 2010 Universitas Lambung Mangkurat Posted : Januari 2011

Tugas Merancang Eksperimen


Mata Kuliah PENGANTAR LABORATORIUM FISIKA
Kelas 1A
Program Studi PENDIDIKAN FISIKA

JANUARI 2011
Dosen Pembimbing:
Abdul Salam, S.Pd
PENGANTAR
LABORATORIUM FISIKA
AKKC 415

GEJALA
KAPILARITAS
KELOMPOK 6:
1. Uswatunnabila (A1C410006)
2. Isrofil Amar (A1C410011)
3. Rihil Lailah (A1C410026)
4. Syahrijal (A1C410035)
5. Brissanty Galih P. (A1C410042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
Kata Pengantar
Assalammu’alaikum wr. wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas merancang
eksperimen dalam bentuk makalah Mengenai “Gejala Kapilaritas”.

Kami berharap makalah ini nanti dapat bermanfaat bagi banyak pihak,
terutama oleh para mahasiswa-mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat.

Kami pun menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap seluruh mahasiswa atau pembaca dapat
memakluminya. Mengingat bahwa kami masih dangkal akan ilmu. Terutama kami
minta kepahaman dari Bapak Abdul Salam, S.Pd atas tugas makalah kami, jika
terdapat kesalahan baik itu dari materi, pengetikan, ataupun kata-kata yang kurang
tepat. Kami harapkan kemaklumannya. Mengingat kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan.

Kami harapkan Anda bisa memberikan kritik atau saran. Kami ucapkan
banyak terimakasih atas semua bantuan dan kritik atau saran dari semua pihak.

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Banjarmasin, Januari, 2011

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….... ii

A. LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………… 1


B. IDENTIFIKASI MASALAH ………………………………………….. 1
C. PERUMUSAN MASALAH …………………………………………… 1
D. KAJIAN TEORI ……………………………………………………….. 2
E. HIPOTESIS ……………………………………………………………. 8
F.IDENTIFIKASI VERIABEL ………………………………………….. 8
G. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL …………………………….. 8

JUDUL ………….......................................................................................... 9
TUJUAN …………………………………………………………………... 9
ALAT DAN BAHAN ……………………………………………………... 9
PROSEDUR KERJA ……………………………………………………… 9
TABEL PENGAMATAN…………………………………………………. 9
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fenomena yang menarik dapat disaksikan ketika lilin
sedang bernyala. Bagian bawah dari sumbu lilin yang terbakar
biasanya selalu basah oleh leleh lilin (di bagian sumbu). Adanya
leleh lilin pada sumbu membuat lilin bisa bernyala dalam waktu
yang lama. Fenomena yang sama bisa diamati pada lampu
minyak. Lampu minyak merupakan salah satu sumber
penerangan ketika belum ada lampu listrik. Mungkin saat ini
masih digunakan. Lampu minyak terdiri dari wadah yang berisi
bahan bakar (biasanya minyak tanah) dan sumbu. Sebagian
sumbu dicelupkan dalam wadah yang berisi minyak tanah,
sedangkan sebagian lagi dibungkus dalam pipa kecil. Pada ujung
atas pipa tersebut, disisakan sebagian sumbu. Jika kita ingin
menggunakan lampu minyak, maka sumbu yang terletak di
ujung atas pipa kecil tersebut harus dibakar. Sumbu tersebut
bisa menyala dalam waktu yang lama karena minyak tanah yang
berada dalam wadah merembes ke atas, hingga mencapai ujung
sumbu yang terbakar.

Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan:


- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan minyak tanah
dapat merembet ke atas hingga mencapai sumbu yang
terbakar ?
-Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan zat cair
dalam pipa kapiler?

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, faktor yang mempengaruhi
ketinggian zat cair dalam pipa kapiler, adalah : besar-kecilnya
jari-jari pipa kapiler.
Hal ini terlihat pada saat naiknya minyak tanah pada sumbu
hingga mencapai bagian sumbu yang terbakar. Bertambah
tinggi dan cepat jika diameter sumbu kecil dan semakin rendah
ketinggian dan lambat pergerakan minyak tanahnya, jika
diameter sumbu besar.

Permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang lebih luas tadi,


dapat diidentifikasi dan dituliskan sebagai berikut :
Apakah ketinggian zat cair dalam pipa kapiler dipengaruhi oleh
jari-jari?

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tadi, maka masalah dalam
penyelidikan ini dirumuskan sebagai :

Bagaimanakah hubungan antara ketinggian zat cair di dalam


pipa (h) dengan jari-jari pipa (r) yang digunakan, jika massa jenis
(ρ) dan tegangan permukaan (ϒ) tetap ?

D. Kajian Teori
 GAYA KOHESI DAN ADHESI
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara
molekul dalam zat yang sejenis, sedangkan gaya tarik
menarik antara molekul zat yang tidak sejenis dinamakan
Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah
gelas. Kohesi terjadi ketika molekul air saling tarik menarik,
sedangkan adhesi terjadi ketika molekul air dan molekul
gelas saling tarik menarik.
 SUDUT KONTAK
Misalnya kita tinjau cairan yang berada dalam sebuah
gelas (lihat gambar di bawah). Ketika gaya kohesi molekul
cairan lebih kuat daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka
permukaan cairan akan membentuk lengkungan ke
atas(gambar a). Contoh untuk kasus ini adalah ketika air
berada dalam gelas. Biasanya dikatakan bahwa air
membasahi permukaan gelas. Sebaliknya apabila gaya
adhesi lebih kuat maka permukaan cairan akan melengkung
ke bawah(gambar b). Contohnya ketika air raksa berada di
dalam gelas.

Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan


sudut kontak (θ). Ketika gaya kohesi cairan lebih besar
daripada gaya adhesi, maka sudut kontak yang terbentuk
umumnya lebih kecil dari 90o (gambar a). Sebaliknya,
apabila gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan,
maka sudut kontak yang terbentuk lebih besar dari 90o
(gambar b). Gaya adhesi dan gaya kohesi secara teoritis
sulit dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur.
 KONSEP KAPILARITAS
Apabila gaya kohesi cairan lebih besar dari gaya
adhesi, maka permukaan cairan akan melengkung ke atas.
Ketika kita memasukan tabung atau pipa tipis (pipa yang
diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan terbentuk
bagian cairan yang lebih tinggi (Lihat gambar). Dengan kata
lain, cairan yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa
karena adanya gaya tegangan permukaan total sepanjang
dinding tabung bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang
dapat dicapai cairan adalah ketika gaya tegangan
permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang
berada dalam pipa.

Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian di


mana gaya tegangan permukaan seimbang dengan berat
cairan yang ada dalam pipa.
Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya
kohesi cairan, maka permukaan cairan akan melengkung ke
bawah. Ketika kita memasukan tabung atau pipa tipis (pipa
yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan
terbentuk bagian cairan yang lebih rendah (lihat gambar di
bawah).

 PERSAMAAN KAPILARITAS
Pada penjelasan sebelumnya, dikatakan bahwa
ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan ketika
cairan naik melalui pipa kapiler terjadi ketika gaya tegangan
permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam
pipa kapiler. Perhatikan gambar:
Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler
yang memiliki jari-jari (r) hingga ketinggian (h). Gaya yang
berperan dalam menahan cairan pada ketinggian h adalah
komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F
cos teta (bandingkan dengan gambar di bawah).
Bagian atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat
tekanan atmosfir pada permukaan cairan. Panjang
permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2πr
(keliling lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya
tegangan permukaan komponen vertikal yang bekerja
sepanjang permukaan kontak adalah :

Keterangan :

Apabila komponen vertikal dari Gaya Tegangan


Permukaan seimbang dengan berat kolom cairan dalam pipa
kapiler, maka cairan tidak dapat naik lagi. Dengan kata lain,
cairan akan mencapai ketinggian maksimum, apabila
komponen vertikal dari gaya tegangan permukaan seimbang
dengan berat cairan setinggi h. Komponen vertikal dari Gaya
tegangan permukaan adalah :

Sedangkan berat cairan dalam pipa kapiler:


Ketika cairan mencapai ketinggian maksimum (h),
Komponen vertikal dari gaya tegangan permukaan harus
sama dengan berat cairan yang ada dalam pipa kapiler.
Secara matematis, ditulis :

F=w
γ 2πr cos θ = ρ(πr2h)g

E. Hipotesis
Berdasarkan persamaan ketinggian maksimum di atas, maka
hipotesis dalam penyelidikan ini dapat dirumuskan sebagai:

Kenaikan zat cair dalam pipa kapiler (h) berbanding terbalik


dengan jari-jari pada pipa kapiler (r), jika tegangan permukaan
(γ) dan massa jenis zat cair (ρ) tetap.

F. Identifikasi Variabel
Untuk mengetahui hubungan antara h dengan r, maka:
• Variabel manipulasi : jari-jari pipa (r)
• Variabel respon : tinggi zat cair di dalam pipa (h)
• Variabel kontrol : massa jenis zat cair (ρ),
tegangan
permukaan zat cair (ϒ) dan
kemiringan
sudut dalam pipa kapiler (θ).

G. Definisi Operasional Variabel


Variabel manipulasi, respon, dan kontrol dalam penyelidikan ini
didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

• Massa jenis (ρ) adalah nilai perbandingan antara massa


(m) terhadap volume (V), disesuaikan dengan ketetapan
massa jenis air yaitu : 1000, dinyatakan dalam satuan
kilogram per meter kubik (kg/m³).
• Tegangan permukaan (γ) adalah perbandingan
antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang
permukaan (d) dimana gaya itu bekerja, disesuaikan
dengan ketetapan yaitu 0,073, dinyatakan dalam satuan
newton per meter (N/m).
• Jari-jari (r) adalah ½ dari diameter pipa kapiler,
diukur dengan jangka sorong, dinyatakan dalam satuan
meter (m).
• Ketinggian (h) adalah tingginya zat cair yang naik
pada pipa kapiler, diukur dengan mistar ukur, dinyatakan
dalam satuan meter (m).
• Percepatan gravitasi bumi (g) adalah perbandingan
antara jarak (m) dengan kuadrat waktu (t), disesuaikan
dengan ketetapan percepatan gravitasi bumi yaitu : 9,8 ,
dinyatakan dalam satuan meter per sekon kuadrat (m/s²).
• Sudut kontak (θ) adalah sudut yang dibentuk oleh
kelengkungan permukaan zat cair dengan dinding tabung,
diukur dengan busur derajat, dinyatakan dalam satuan
derajat (⁰).
Judul :
Gejala Kapilaritas

Tujuan :
Menyelidiki Hubungan antara Ketinggian Zat Cair dalam
pipa
kapiler dengan jari-jarinya

Alat dan Bahan :


1. Air : 300 mL
2. Gelas Kimia (500 ml) : 1 buah
3. Pipa Transparan : 3 buah
4. Mistar Ukur (30 cm) : 1 buah
5. Jangka Sorong : 1 buah
6. Busur Derajat : 1 buah

Prosedur Kerja :
1. Menyusun alat seperti gambar di bawah.

2. Masukkan air sebanyak 300 ml ke dalam gelas kimia


3. Mengamati dan mencatat ketinggian air pada pipa
yang berdiameter 1cm
tersebut
4. Mengukur besar sudut yang terbentuk pada
permukaan air
5. Mengulangi kegiatan 3-4 dengan diameter pipa sebesar
3cm dan 4cm
6. Mencatat data yang diamati pada tabel pengamatan

Tabel Pengamatan :
Ketelitian Mistar Ukur: ….. m.
Ketelitian Jangka Sorong : ….. m.
Ketelitian Busur Derajat : ..... O.
Gelas kimia 500 ml : ….. l.

N r h γ θ ρ g V
O
1
2
3

S-ar putea să vă placă și